Anda di halaman 1dari 9

Nama : Anisa Millatul Lathifa

NIM : 181710301023
Kelas : TIP A

Ikatan Kimia
Pengertian Ikatan Kimia
Sebagian besar unsur-unsur yang ada di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas (kecuali
golongan gas mulia) melainkan berikatan dengan unsur lain membentuk senyawa diatomik
maupun poliatomik. Misalnya logam Natrium tidak ditemukan di alam bebas kecuali dalam
bentuk persenyawaan seperti NaCl dalam air laut, Lithium dalam mineral Spodumen
LiAl(SiO3)2, Magnesium dalam mineral Dolomit MgCa(CO3)2 dan masih banyak lagi yang
lain.
Atom-atom unsur cenderung untuk saling berikatan membentuk konfigurasi stabil seperti
halnya konfigurasi gas mulia yaitu 2 elektron (Helium) dan 8 elektron pada kulit terluar.
Kecenderungan atom-atom unsur menyerupai konfigurasi gas mulia menjadi salah satu alasan
atom unsur untuk berikatan dengan atom unsur lain/sejenis sehingga menyebabkan terjadinya
gaya tarik antar atom yang saling berikatan. Gaya tarik yang mengikat atom-atom inilah yang
kita sebut sebaga ikatan kimia.

Baca juga, Ikatan kimia dan kestabilan atom


Gilbert Newton Lewis (1875 – 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman (1853 – 1972)
menerangkan tentang konsep ikatan kimia yaitu sebagai berikut:

 Unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA/18) sukar membentuk senyawa karena


konfigurasi elektronnya memiliki susunan elektron yang stabil
 Setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti yang dimiliki oleh unsur
gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan elektron atau menangkap elektron
 Kecenderungan atom-atom unsur untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar
disebut kaidah oktet.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia antar atom unsur tergantung dari jumlah elektron valensi dari atom-atom yang
berikatan membentuk molekul unsur maupun senyawa. Jika atom unsur yang berikatan
adalah sama, maka disebut molekul unsur, sebaliknya jika atom unsur yang berikatan
berbeda, maka disebut molekul senyawa.
Pembentukan molekul unsur dan senyawa dapat terjadi dengan cara transfer elektron maupun
pemakaian bersama pasangan elektron pada kulit terluar. Jenis dan kekuatan ikatan yang
terjadi antar atom tersebut menentukan karakteristik dan sifat molekul yang terbentuk.

Ikatan Ion (Elektrovalen)


Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah terima (transfer) elektron antar
atom-antom yang berikatan. Atom yang memberikan / menyerahkan elektron membentuk ion
positif, sedangkan atom yang menerima elektron membentuk ion negatif. Muatan yang saling
berlawanan menyebabkan terjadinya daya tarik-menarik antar ion-ion tersebut sehingga
terbentuklah ikatan yang disebut dengan ikatan ion.

Baca juga, Memahami pembentukan ikatan ion


Contoh ikatan ion adalah Natrium Klorida NaCl atau disebut juga garam dapur. NaCl
tersusun atas ion Natrium Na+dan ion klor Cl- yang saling tarik-menarik secara elektrostatik.
Ikatan ion pada NaCl terbentuk dengan cara atom Na menyerahkan 1 elektron terluar ke atom
Cl sehingga membentuk ion Na+ dan Cl- dengan konfigurasi stabil seperti halnya gas mulia.
11Na = 2 8 1, melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga menjadi Na+ = 2 8
17Cl = 2 8 7, menerima 1 elektron pada kulit terluar dari Na sehingga menjadi Cl- = 2 8 8
Muatan elektron yang saling berlawan menyebabkan daya tarik antar ion Na+ dan Cl-
sehingga membentuk senyawa NaCl
Pembentukan ikatan ion pada NaCl
Adapun susunan ion dalam kristal NaCl dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sifat-Sifat Senyawa Ion


Ikatan ion hanya dapat terbentuk apabila unsur-unsur yang berikatan mempunyai perbedaan
daya tarik elektron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan keelektronegatifan yang
besar ini memungkinkan terjadinya serahterima elektron. Sifat-Sifat senyawa ion adalah:

 Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar


 Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
 Penghantar listrik yang baik dalam larutan, lelehan, dan leburannya
 Umumnya mudah larut dalam air
Contoh Senyawa Ion
Senyawa ion dapat terbentuk dari ikatan antara unsur-unsur logam dengan non logam.
Beberapa contoh senyawa hasil dari pembentukan ikatan ion adalah sebagai berikut:

 NaCl : Natrium Klorida / garam dapur


 Na2S : Natrium Sulfida
 KCl : Kalium Klorida / silvit
 CaBr2 : Kalsium Bromida
 MgBr2 : Magnesium Bromida
 AlCl3 : Aluminium Klorida
 Al2O3 : Aluminium Oksida / Alumina / Korundum

Ikatan Kovalen
Gas-gas yang kita temukan di alam, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, berada dalam bentuk
molekulnya: H2, N2, dan O2. Mengapa demikian? Sebagai atom tunggal, unsur-unsur ini
sangat reaktif, sehingga membentuk molekul untuk mencapai konfigurasi elektron yang
stabil. Contohnya adalah molekul hidrogen (H2). Atom H hanya mempunyai 1 e-, perlu
tambahan 1 e- agar menjadi seperti He. Jika 2 atom H berdekatan, keduanya dapat
menggunakan 2 e- yang ada secara bersama, sehingga masing-masing atom H menjadi seperti
He. 2 e- tersebut menarik kedua atom H untuk berikatan menjadi molekul H2. Ikatan yang
terbentuk adalah ikatan kovalen. Pada ikatan kovalen terjadi pemakaian bersama pasangan
elektron dari atom-atom yang berikatan. Pada ikatan kovalen, atom-atom yang berikatan
memungkinkan untuk mencapai konfigurasi stabil (aturan duplet maupun oktet) seperti
halnya konfigurasi gas mulia. Ikatan kovalen biasa disebut juga ikatan molekuler.
Pembentukan ikatan kovalen dapat dijelaskan dengan struktur lewis seperti contoh berikut
ini.

Ikatan kovalen pada senyawa Cl2


Ikatan kovalen pada senyawa O2

Ikatan kovalen pada senyawa N2

Ikatan kovalen pada senyawa HCl

Ikatan Kovalen Koordinasi


Sebelumnya telah dijelaskan bahwa masing-masing atom yang berikatan menyubangkan
elektron valensinya untuk digunakan secara bersama-sama membentuk konfigurasi stabil.
Jika pasangan elektron yang digunakan bersama hanya berasal dari salah satu atom saja,
maka ikatan yang terbentuk disebut dengan ikatan kovalen koordinasi. Pasangan elektron
ikatan kovalen koordinasi ditunjukkan dengan tanda panah --->. Berikut contoh ikatan
kovalen koordinasi (http://www.chemguide.co.uk)
Konfigurasi atom N pada NH3 sudah stabil yaitu mengikuti aturan oktet, dan mempunyai
sepasang elektron bebas. Sedangkan atom B dalam senyawa BF3 sudah memasangkan semua
elektron valensinya, namun belum mengikuti konfigurasi oktet (kurang 2 elektron), sehingga
pasangan elektron bebas dari atom N dapat digunakan secara bersama dengan atom B dari
BF3.

Seperti halnya atom N pada NH3, atom Cl pada senyawa Al2Cl6 memberikan sepasang
elektron ke atom Al untuk mencapai konfigurasi stabil (oktet), seperti ditunjukkan pada
gambar berikut ini.

Pembentukan ikatan kovalen koordinasi dapat juga dipelajari pada video berikut ini

Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar


Suatu senyawa terbentuk melalui berbagai jenis ikatan yaitu ikatan ion, ikatan kovalen polar,
atau kovalen nonpolar. Hal ini ditentukan oleh selisih harga keelektronegatifan antar atom
unsur yang berikatan. Atom dengan keelektronegatifan yang sama atau hampir sama
membentuk ikatan kovalen nonpolar. Molekul-molekul organik, seperti ikatan antar atom C -
C dan ikatan antar atom C - H adalah jenis ikatan nonpolar. Contoh lainnya adalah senyawa
diatomik seperti pada molekul Cl2, Br2, I2, F2, H2. Senyawa kovalen seperti HCl, CO, H2O,
CH3OH, salah satu atomnya mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar daripada yang
lainnya. Akibatnya, ikatan yang terbentuk memiliki distribusi rapat elektron yang tidak
merata. Ikatan ini disebut dengan ikatan kovalen polar.

Sifat-Sifat Senyawa Kovalen


Senyawa kovalen mempunyai struktur molekul yang beragam mulai dari molekul sederhana
seperti metana CH4, air H2O, maupun struktur molekul raksasa seperti karbon dalam intan.
Struktur molekul yang beragam membuat senyawa kovalen mempunyai titik didih yang
bervariasi tergantung struktur molekul senyawa tersebut. Misalnya molekul kovalen
sederhana seperti metana CH4 yang memiliki titik didih pada suhu -161oC, gas klor Cl2 pada
suhu -35oC, air H2O pada suhu 100oC. Titik didih molekul kovalen raksasa seperti karbon
pada intan 4830oC, silika SiO22230oC. Senyawa dengan struktur molekul raksasa tidak larut
dalam air dan tidak menghantarkan listrik kecuali grafit, yaitu karbon pada batu baterai dan
isi pensil.

Contoh senyawa kovalen


Senyawa kovalen dapat terbentuk dari ikatan antara logam dan logam, maupun non logam
dan non logam, seperti contoh berikut ini:

 CH4 : Metana
 CO2 : Karbon Dioksida
 CO : Karbon Monoksida
 HCl : Asam Klorida
 H2O : Air
 Senyawa asam dan basa
 Senyawa karbon
Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen
Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen:

Senyawa ion
 Titik didih tinggi
 Dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
 Umumnya larut dalam pelarut polar misalnya air
 Umumnya tidak larut dalam pelarut nonpolar
Senyawa kovalen
 Titik didih rendah
 Tidak dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
 Umumnya tidak larut dalam pelarut polar misalnya air
 Umumnya larut dalam pelarut nonpolar

Ikatan Logam
Ikatan logam adalah salah satu ikatan kimia yang terjadi akibat gaya tarik elektrostatik antara
elektron (awan elektron) dan ion logam bermuatan positif (kation) pada masing-masing atom.
Logam membentuk struktur raksasa di mana elektron di kulit terluar atom bebas bergerak.
Ikatan logam sangat kuat, sehingga logam dapat mempertahankan struktur yang teratur dan
biasanya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.

Ikatan logam (www.bbc.co.uk)


Logam adalah konduktor listrik dan panas yang baik, karena elektron valensi pada logam
bebas membawa muatan atau energi panas. Sifat lain dari logam adalah mudah ditempa dan
lentur.

Anda mungkin juga menyukai