Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Enzim

Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah
senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan sebagai
biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan
organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.

Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan
protein (kofaktor), jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim)
terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein (kofaktor). Apoenzim adalah
bagian enzim yang tersusun atas protein, dan merupakan bagian yang paling utama dari
enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat pada protein (protestik), ada pula yang tidak begitu kuat
ikatannya (koenzim). Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan ferriprotorfirin.
Ada juga enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya askorbat oksidase adalah protein
yang mengikat tembaga.

B. Tata Nama dan Kekhasan Enzim

 Tata Nama

Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di
mana enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang dikatalisis. Substrat adalah senyawa yang
bereaksi dengan bantuan enzim. Sebagai contoh enzim yang menguraikan urea (substrat)
dinamakan urease. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi nama menurut
fungsinya, misalnya hidrolase adalah kelompok enzim yang mempunyai fungsi sebagai katalis
dalam reaksi hidrolisis. Karena itu disamping nama trivial (biasa) maka oleh Commisison on
Enzymes of the International Union of Biochemistry telah ditetapkan pula tata nama yang
sistematik, disesuaikan dengan pembagian atau penggolongan enzim didasarkan pada
fungsinya. Secara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan sebagai berikut:

1) Reaksi dan enzim yang mengkatalisis membentuk 6 kelas, masing-masing mempunyai


4-13 subkelas.

2) Nama enzim terdiri atas 2 bagian, pertama menunjukkan substrat dan kedua ditambah
dengan –ase yang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis. Contoh: heksosa
isomerase (subsrat: heksosa dengan reaksi isomerase).
3) Jika diperlukan, ditambah dengan informasi tambahan tentang reaksi dalam tanda
kurung di bagian akhir nama. Contoh: 1.1.1.37 L-malat:NAD+ oksidoreduktase
(dekarboksilasi).

4) Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) yang terdiri dari 4 nomor yaitu:

- Digit pertama : kelas tipe reaksi

- Digit kedua : subkelas tipe reaksi

- Digit ketiga : subsubkelas tipe reaksi

- Digit keempat : untuk a. Tata nama enzim

 Kekhasan enzim

Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri
suatu enzim. Ini berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap
berbagai macam reaksi. Enzim urease hanya bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Enzim
urease hanya bekerja terhadap urea sebagai substratnya. Ada juga enzim yang bekerja
terhadap lebih dari suatu substrat namun enzim tersebut tetap mempunyai kekhasan tertentu,
misalnya enzim esterase dapat menghidrolisir beberapa ester asam lemak, tetapi tidak dapat
menghidrolisir substrat lain yang bukan ester.

Kekhasan terhadap suatu reaksi disebut kekhasan reaksi. Suatu asam amino tertentu
sebagai substrat dapat mengalami berbagai reaksi dengan berbagai enzim. Jadi, walaupun
reaksi tersebut berjalan namun tiap enzim hanya bekerja pada satu reaksi. Jadi, kekhasan
reaksi bukan disebabkan oleh koenzim tetapi oleh apoenzim.

Daya katalitik enzim sangat besar, yaitu mampu mempercepat reaksi kimia minimal
sejuta kali. Tanpa enzim, kecepatan sebagian besar reaksi kimia di dalam sistem biologi
sangatlah rendah sehingga tak dapat diukur.

Enzim sangat spesifik, baik terhadap terhadap jenis reaksi yang dikatalisisnya maupun
terhadap substrat atau reaktan yang diolahnya. Satu enzim biasanya mengkatalisis satu jenis
reaksi kimia saja, atau seperangkat reaksi yang sejenis. Dalam reaksi enzimatik sangat jarang
terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan terbentuknya hasil sampingan yang tak berguna.

C. Fungsi dan Cara Kerja Enzim

a. Fungsi enzim
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108
sampai 1011 kali lebih cepat daripada suatu reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis.
Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping mempunyai
derajat kekhasan yang tinggi. Oleh karena itu, enzim mempunyai peranan yang sangat
penting dalam reaksi metabolisme. Peranan enzim dalam reaksi metabolisme adalah
sebagai berikut:

1) Biokatalisator yaitu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan menurunkan


energi aktivasinya tetapi tidak ikut bereaksi.

2) Modulator yaitu mengatur reaksi yang bersifat acak menjadi berpola. Misalnya
glukosa yang terbentuk selama proses fotosintesis. Jika konsentrasi glukosa
telah melebihi keseimbangan, maka akan terurai menjadi CO2 dan H2O.
Dengan adanya enzim, glukosa dapat diubah menjadi sukrosa atau amilum.
Dalam bentuk sukrosa dapat diedarkan ke seluruh jaringan melalui floem dan
disimpan dalam bentuk amilum. Dengan mengubah glukosa menjadi molekul
lain, maka proses fotosintesis dapat terus berlangsung tidak terhambat oleh
akumulasi hasilnya.

b. Cara kerja enzim

a) Kompleks enzim substrat

Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada
satu reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada
hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat. Oleh karena itu tidak seluruh
bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan
enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu saja. Tempat atau bagian enzim
yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active
site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang
tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk atau konformasi
lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim
itu tidak dapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim
mempunyai kekhasan terhadap substrat tertentu.

Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya


kompleks enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat
sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi.
 ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:

1) Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)

Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti

kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim

invertase, sebagai berikut:

1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat

2. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi

3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah

4. Enzim + substrat -- Kompleks enzim substrat -- Hasil akhir + Enzim

2) Teori kecocokan induksi (induced fit theory)

· Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim bukan merupakan
bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibel

· Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi
menyesuaikan bentuk substrat, sehingga terbentuk kompleks enzim substrat

· Ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami beberapa

perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara enzim dan substrat


menjadi menjadi lebih kuat.

· Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit.

D. Komponen Enzim

Enzim merupakan protein, berdasarkan senyawa penyusunnya, enzim dibedakan atas:

· Enzim sederhana komponen utama penyusun tubuhnya adalah protein

· Enzim konjugasi / halo enzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein
dan senyawa selain protein.

· Bagian dari enzim konjugasi yang berupa protein disebut Apoenzim, sedangkan bagian
yang bukan protein disebut prostetik.

· Struktur

prostetik yang terbuat dari logam disebut kofaktor, sedangkan yang

terbuat dari bahan organik seperti protein disebut ko enzim

E. Jenis-jenis enzim

Enzim dalam metabolisme dibedakan menjadi 6 golongan yaitu:

1. Oksido-reduktase yaitu enzim yang bekerja pada reaksi oksidasi dan reduksi

2. Transferase bekerja untuk memindahkan gugus kimia


3. Hidrolase bekerja mengubah bentuk kimia tanpa menambah atau mengurangi unsur

4. Hidrolase bekerja pada reaksi yang menggunakan air

5. Ligase bekerja pada reaksi penggabungan dua senyawa atau lebih

6. Liase bekerja pada reaksi pemutusan senyawa

F. Sifat Enzim

1. Sebagai Biokatalisator

Enzim adalah senyawa organik, yaitu senyawa protein yang dihasilkan oleh
sitoplasma sel dan berperan sebagai katalisator, yang disebut biokatalisator

Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi kimia ,
tetapi zat itu sendiri tidak ikut dalam reaksi.

Enzim mempengaruhi kecepatan reaksi, tetapi tidak terpengaruh atau dipengaruhi oleh
reaksi tersebut

Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung
dalam sel,dan bertindak tidak harus selalu dalam sel

2. Enzim menurunkan energi aktivasi

Enzim mengkatalis reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi, dengan cara


menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk memulai suatu reaksi)

3. Enzim merupakan protein

Enzim merupakan protein, sehingga sifat-sifat enzim sama dengan protein, yaitu
dipengaruhi oleh suhu dan pH

 Pada suhu rendah dan tinggi enzim akan mengalami kerusakan koagulasi
(penggumpalan), yang akhirnya akan terdenaturasi enzim akan terdenaturasi

4. Enzim bekerja spesifik

· Enzim bekerja spesifik satu enzim hanya khusus untuk satu substrat. Contoh enzim
maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa
G. Aktifitas Enzim

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim :

1. Suhu

Reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu 0 -
35 derajad celcius. Secara umum kenaikan 10 derajat celcius maka kecepatan reaksi
menjadi dua kali lipatnya dalam batas suhu yang wajar. Suhu ideal kerja enzim adalah
30 – 40 oC, dengan suhu optimum 36 oC. Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja
enzim lemah bahkan mengalami kerusakan. Enzim akan menggumpal (denaturasi) dan
hilang kemampuan katalisisnya jika dipanaskan.

2. Logam berat

Logam berat seperti Ag, Zn, Cu, Pb dan Cd, menyebabkan enzim menjadi tidak aktif.

3. Logam

Aktivitas enzim meningkat jika bereaksi dengan ion logam jenis Mg, Mn Ca, dan Fe.

4. pH

Enzim bekerja pada pH tertentu, enzim hanya dapat bekerja pada pH yang ideal.

Enzim Ptialin hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin bekerja pada pH
asam sedangkan enzim tripsin bekerja pada pH basa.

Bagan kerja enzim dan pengaruhnya terhadap pH

5. Konsentrasi

 Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang dibutuhkan untuk suatu
reaksi semakin cepat, sedangkan kecepatan reaksi dalam keadaan konstan
 Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat kerja enzim, tapi jika kerja enzim
telah mencapai titik maksimal, maka kerja enzim berikutnya akan konstans.
6. Faktor dalam (faktor internal)

· Vitamin dan hormon berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim.

 Hormon tiroksin merupakan hormon yang mempengaruhi proses metabolisme


tubuh. semakin tinggi konsentrasi hormon tiroksi yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid, makan semakin cepat proses metabolisme dalam tubuh, demikian sebaliknya.
 Vitamin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengaturan seluruh proses fisiologi
dalam tubuh.

7. keberadaan Aktivator dan inhibitor

a. Aktivator

· Aktivaor merupakan molekul yang mempermudah ikatan enzim antara enzim dengan
dan substrat.

b.Inhibitor

inhibitor merupakan molekul yang menghambat ikatan antara enzim dengan


substrat.

Ada dua macam inhibitor yaitu:

1. Inhibitor kompetitif

adalah inhibitor yang kerjanya bersaing dengan substrat untuk mendapatkan


sisi aktif enzim.

2. Inhibitor non kompetitif

adalah inhibitor yang melekat pada tempat selain sisi aktif sehingga bentuk
enzim berubah dan substrat tidak dapat melekat pada enzim.

H. Contoh-contoh kerja enzim dalam proses metabolisme sebagai berikut.

1. Enzim katalase

Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen.

2. Enzim oksidase

Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang


pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.
3. Enzim hidrase

Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa
menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase

4. Enzim dehidrogenase

Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hydrogen dari suatu zat ke zat yang
lain.

5. Enzim transphosforilase

Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul


lain dengan bantuan ion Mg2+.

6. Enzim karboksilase

Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organic secara bolak-balik.


Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase
piruvat.

7. Enzim desmolase

Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan


karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan
dehidroksiaseton.

8. Enzim peroksida

Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan


oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.
Kesimpulan

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul
awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk. Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia enzim sama
seperti karakteristik protein, yang disintesis oleh sel memerlukan DNA, bila rusak oleh
lingkungan yang tidak mendukung seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan barier
energi aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel
hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi jauh lebih
lambat.

Anda mungkin juga menyukai