CANDIDIASIS ORAL
Identitas Pasien
Anamnesa
Keluhan utama:
Pasien datang dengan keluhan lidah pasien berwarna putih kekuningan, terasa perih, sudah
sejak lama ± 1 tahunan, pasien merasa sulit merasakan rasa makanan dan ingin dirawat.
Keluhan tambahan :
Banyak terdapat sisa akar pada rahang atas dan bawah bagian depan.
Kebiasaan buruk :
Tidak ada.
1
Riwayat sosial :
Pasien seorang petani, tinggal bersama suami dan seorang anaknya.
Wajah : Simetri
Bibir : Sehat
Kelenjar getah bening submandibula
Kanan : teraba kenyal dan tidak sakit
Kiri : teraba kenyal dan tidak sakit
Kelenjar Lainnya :-
Diagnosa Sementara
Kandidiasis Pseudomembran akut
2
Diagnosa banding :
- Coated tongue
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan swab lidah (biakan jamur) secara mikroskopis pada instalasi
mikrobiologi RSMH Palembang.
Hasil mikroskopis : KOH: Yeast cell (+)
Hasil biakan : Candida glabrata
TINJAUAN PUSTAKA
Candida adalah anggota flora normal terutama pada saluran pencernaan, selaput
mukosa saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan jari- jari kuku tangan dan kaki.3 Candida
menjadi patogen ketika pada pasien dengan faktor prediposisi. Faktor predisposisi tersebut
adalah:4
Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik mukosa yang dalam banyak kasus
disebabkan oleh jamur Candida albicans, tetapi dapat pula disebabkan oleh spesies lain
seperti Candida glabrata, Candida tropicalis, dan Candida krusei.1
3
Penyakit ini merupakan suatu infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan
abnormal jamur kandida. Jamur kandida merupakan flora normal di dalam rongga mulut,
namun dengan adanya faktor lokal seperti contohnya penurunan kekebalan tubuh,
penggunaan obat-obatan antibiotik spektrum luas dalam jangka waktu panjang, perawatan
kanker dengan kemoterapi, penggunaan kortikosteroid, penderita dengan penyakit sistemik
tertentu seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan flora normal tersebut menjadi
patogen.2,3,4
Diagnosa kandidiasis dapat dilakukan dengan menegakkan anamnesa, pemeriksaan
klinis, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan histologis dan mikroskopis1,2,3
Candida tampak sebagai ragi lonjong kecil berdinding tipis, bertunas, gram positif, berukuran
2-3 x 4-6 mikrometer, yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). 6
Gejala awal kandidiasis pseudomembran akut yang pertama sekali adalah rasa tidak enak
di mulut dan hilangnya kemampuan untuk membedakan rasa. Rasa terbakar di mulut dan
tenggorokan juga mengawali munculnya lesi.1,7 Kandidiasis terlihat lunak, berwarna
kekuning-kuningan, plak menimbul, dan mudah dilepaskan.1,7 Gambaran klinis dari
kandidiasis pseudomembran akut ini dapat berupa plak putih dalam kelompok-kelompok
yang mempunyai eritem.2 Kandidiasis pseudomembran akut biasanya dijumpai pada mukosa
bibir, pipi dan lidah serta palatum lunak. Gejala-gejala yang mengikuti adanya keadaan ini
seperti xerostomia, sensasi terbakar, dan apabila terdapat pada lidah ada sensasi tidak nyaman
yang dirasakan. 6
Pasien DM lebih rentan terhadap terjadinya infeksi.6 Salah satu infeksi yang khas
dijumpai pada rongga mulut pasien DM yang tidak terkontrol adalah kandidiasis.1,6 Pada
penderita DM prevalensi kolonisasi akan meningkat1,6 Warna mukosa mulut di sekeliling lesi
normal dan kadang-kadang menimbulkan warna merah.1,6 Pembuangan plak dengan hapusan
atau kerokan yang lembut biasanya memperlihatkan suatu daerah kemerahan atau bahkan
ulserasi yang dangkal1,6
Penatalaksanaan kandidiasis berupa menjaga kebersihan rongga mulut, pemberian
obat-obatan antifungal baik secara lokal maupun sistemik dengan mempertimbangkan
penyakit sistemik yang dideritas dan berusaha menghilangkan faktor predisposisi penyebab
kandidiasis oral sehingga infeksi jamur dapat dikurangi. Penanggulangan faktor prediposisi
meliputi pembersihan rongga mulut, penyikatan dan perawatan gigi tiruan yang digunakan
dengan menggunakan cairan pembersih, serta mengurangi rokok (bila pasien merokok) dan
konsumsi karbohidrat. 1,2,5,6
4
DIAGNOSA
Dari pemeriksaan klinis ditemukan lesip plak putih berwarna putih-kekuningan pada
dorsal lidah dari 2/3 anterior lidah, menimbul, tidak beraturan, dapat dikerok dan
meninggalkan lesi kemerahan. Didukung pula dengan pemeriksaan penunjang yaitu dari
bagian mikrobiologi biakan jamur dengan hasil terdapat Candida glabrata, maka
disimpulkan diagnosisnya adalah kandidiasis pseudomebran akut.
RENCANA PERAWATAN
PEMBAHASAN
Diagnosa ditegakan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan mikrobiologi. Gambaran klinis pada lidah ditemukan lesi
berwarna putih-kekuningan pada dorsal lidah dari 2/3 anterior lidah, menimbul, tidak
beraturan, dapat dikerok dan meninggalkan lesi kemerahan. Pada pemeriksaan mikrobiologi
didapatkan bahwa sel yang dijumpai pada epitel superficial merupakan yeast sel.
5
Menurut teori, gambaran klinis dari kandidiasis diantaranya warna mukosa mulut
disekeliling lesi normal dan kadang-kadang merah. Pembuangan plak dengan hapusan atau
kerokan yang lembut biasanya memperlihatkan suatu daerah kemerahan atau dapat terjadi
ulserasi yang dangkal. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan mikrobiologi dan kesesuaian
dengan teori, kondisi ini didiagnosa sebagai kandidiasis pseudomebran akut.
Faktor terjadinya kandidiasis pada pasien ini meliputi faktor lokal dan faktor sistemik.
Faktor lokal pada pasien ini meliputi kebersihan mulut yang buruk dan faktor sistemik
penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan timbulnya kandidiasis oral.
Perawatan yang diberikan pada pasien ini awalnya adalah kontrol plak dengan
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien, pemberian obat antifungal nystatin
tetes empat kali sehari dengan menggunakan pipet tetes 1 ml dalam satu kali pengaplikasian,
serta kontrol gula darah pada bagian penyakit dalam. Pemilihan Nystatin sebagai medikasi
kandidiasis oral karena merupakan infeksi lokal, maka pengobatan secara topikal merupakan
terapi yang pertama kali dilakukan. Pada kontrol pertama setelah pemberian medikasi,
terlihat lidah pasien mengalami perubahan yang cukup memuaskan, lapisan putih pada lidah
pasien telah berkurang.
6
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
1. Nasution, M. 2008. Majalah Kedokteran Nusantara: Kandidiasis Rongga Mulut. 41(3):
200-6.Jakarta
2. Sihotang, P. 2003. Kandidiasis Rongga Mulut pada Pasien Diabetes Melitus. Medan:
FKG USU.
3. Regezi, Joseph A, James J Scubba, Richard C. K Jordan. 2008. Oral Pathology: Clinical
Pathologic Correlation, 5th edition. United States: Elsevier Inc.
4. Laskaris, George. 2006. Pocket Atlas of Oral disease, 2nd edition. New York: Thieme.
5. Mark, Robert E. 2003. Oral and Maxillofacial Pathology, 1st edition. Hongkong:
Quintessence Publishing Co, Inc.
6. Greenberg, MS. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment, 10thed.
Ontario: BC Decker.
7. Nurjannah, sitti. 2006. Kandidiasis mulut akibat pemberian antibiotik dalam jangka
waktu lama (laporan kasus).Medan:FKG USU.