Anda di halaman 1dari 2

cara menentukan awal puasa

1. Metode ru’yat (pengamatan)

Metode ru’yat (pengamatan) dilakukan dengan melihat hilal disaat menjelang maghrib, dengan mata
telanjang maupun menggunakan alat bantu. Metode ini adalah metode yang paling shahih sesuai dengan
al-quraan dan assunnah.

Barang siapa yang melihat bulan itu (hilal) maka hendaknya berpuasa ( qs. Al-baqarah 185)

Berpuasalah jika melihat hilal ( ramadhan) dan berbukalah jika melihat hilal (syawal) lalu jika mendung
maka sempurnakanlah dengan sama seperti bulan sya’ban sampai 30 hari (HR. Bukhari dan muslim)

Menurut imam syafi’i cukup satu orang lali-laki yang melihat hilal, sementara menurut imam hanafi,
maliki, dan hambali minimal dua orang laki-laki.

Macam-macam ru’yat:

a. Ru’yat lokal

Ru’yat lokal adalah hasil ru’yat yang hanya di lihat di daerah matla’ (daerah yang terlihat hilal)

Imam syafi’i berpendapat di mana jika ada kesamaan matla’ (daerah yang terlihat hilal) maka wajib
untuk berpuasa untuk daerah itu saja.

b. Ru’yat global

Ru’yat global adalah ru’yat yang berlaku untuk seluruh dunia. Jika di suatu negeri muslimin melihat
hilal maka untuk memberi tahukan kepada negeri lainnya. Dalam ru’yat global yang menganut adalah
imam maliki, imam hambali, dan hanafi. Sedangkan imam safi’i menganut ru’yat lokal ( matla’)
pendapat ru’yat lokal imam syafi’i tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi informasi saat ini.
Tentang ru’yat globalpun ada hadist yang menjelaskannya:

Berpuasalah kalian (semua kaum muslimin) apabila (salah satu dari kalian) melihat hilal (ramadhan)
dan berbukalah kalian (semua kaum muslimin) apabila (salah satu dari kalian) melihat hilal (syawal)
lalu apabila mendung menghalangi kalian, maka sempurnakanlah hitungan sya’ban sampai 30 hari
(HR. Bukhari dan muslim)

2. Metode menyempurnakan bilangan bulan (istikmal)

Metode ke2 mengetahui masuknya bulan ramdhan ialah dengan menyempurnakan bilangan bulan
sya’ban menjadi 30 hari, baik langit dalam keadaan cerah maupunberawan. Apabila mereka melihat
bulan pada malam hari (maghrib) tanggal 30 bulan sya’ban tidak ada seorang pun melihatnya, maka
mereka hendaklah menyempurnakan hitungan bulan sya’ban menjadi 30 hari. Dalam hal ini imam abu
hanifah dan imam syafi’i melihat sebuah hadist:

Janganlah kamu berpuasa sehingga kamu melihat tanggal (1 ramadhan) dan janganlah kamu
(berlebaran) sebelum kamu melihat tanggal (1 syawal) dan jika penglihatan mu tertutup oleh awan maka
kira-kirakanlah bulan itu.
3. Metode hisab

Imam hambali dan sebagian kecil ulama mengatakan persempitlah bulan itu dan perkirakanlah ia telah
di bawah awan. Sedangkan menurut ulama syafi’iyah serta ulama lainnya berkata, kira-kirakanlah
bulan itu menurut perhitungan manzilah

Anda mungkin juga menyukai