KUPP
Kasubbid Etik dan Mutu Askep Kasubbid Logistik & Kete
Gatot Santoso, AMK
Ns. Nur Ulwiyah, S.Kep Ns. Ida Sukesi, S.Kep.,
Kepala Ruangan
Koor Alat Medis Koor PKMRS Koor Obat ICCU Koor Inventaris Koor A
dan Umum
Dyah Untari, AMK Mochtar Fauzi, AMK Qunik Zulfa, AMK Ns. Tulus
Triningsih
3. Jumlah Tenaga
Kualifikasi tenaga keperawatan diruang Bougenvile RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi dengan rincian sebagai berikut :
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Bougenvile RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi
Masa Jumlah
No Kualifikasi Jumlah Persentase
Kerja Total
1 S1 < 5 Tahun 0 4 28.6 %
Keperawatan > 5 4
Tahun
2 DIII < 5 Tahun 3 10 71.4 %
Keperawatan > 5 Tahun 7
Jumlah 14 14 100%
Sumber Data : Data Sekunder, 2015
Pengalaman Kerja
No Jenis Masa
Nama Pendidikan Status Jabatan
Tenaga Kerja
Tahun Uraian
Suwarno
1 HM, Perawat S1 Kep PNS Kepala 21 1994–2006 Staf
2013- Karu
sekarang Bougenvile
Ag
2 Ns. us Perawat S1 Kep PNS Wakil 18 1997-2003 R. Anak
Triwibawa, Kepala Tahun 2003-2006 R. Dahlia I
2010-2013 R. Dahlia II
2013- R. Bougenvil
sekarang
Un
tari
3 Dyah , Perawat D3 Kep PNS Staf 25 1991–1994 R. Dahlia II
Tabel 3.3 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Bougenvile RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Dari tabel diatas didapatkan bahwa di Ruang Bougenvile RSUD Ngudi Waluyo terdapat 4
tingkat pendidikan S1 Keperawatan, serta 10 tenaga perawat berpendidikan D3
Keperawatan. tinggi diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan secara
profesional kepada kinerja serta mutu rumah sakit. Dilihat dari masa kerja perawat sebagian
besar perawat memiliki ilmu yang dilakukan terbilang up to date.
5. Pasien
a. Skor Ketergantungan Pasien
Berikut adalah skor ketergantungan pasien dalam 3 hari terakhir
mulai dari hari Selasa 1 Desember 2015 sampai dengan hari kamis 3
Desember 2015
Patient safety merupakan salah satu program rumah sakit yang mengacu
pada beberapa sasaran yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan komunikasi
efektif, peningkatan keamanan obat, kepastian tepat pasien, tepat lokasi, tepat
prosedur tindakan, pengurangan resiko infeksi, pengurangan resiko jatuh,
keselamatan dekubitus, kejadian tak terduga, dan flebitis. Berdasarkan sasaran
tersebut kami melakukan survey dengan memberikan 15 pertanyaan berkaitan
tentang sasaran-sasaran patient safety untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan perawat yang berkaitan dengan sasaran-sasaran patient safety
dengan hasil sebagai berikut :
Nilai 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87
B. Material/Machine
1. Penataan Gedung/Lokasi Dan Denah Ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada
Ruang Bougenvile Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi
dengan uraian denah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Dahlia 1
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Musholah dan Gedung Graha
Wiyata Husada
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Ruang Anggrek
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Ruang Pertemuan dan Instalasi Gizi
e. Penataan Ruangan
Ruang Bougenvile berbentuk huruf U. Ruang Stase Perawat (Ners
Station), Ruang petugas jaga, dan dapur terletak ditengah. Ruang
Kepala Ruangan dan Ruang administrasi terletak disebelah Timur Ners
Station.
1) Ruang Perawatan Bougenvile terdiri dari kamar kelas I, kelas II,
kelas III, kamar isolasi dan kamar tititpan dengan penjelasan
sebagai berikut:
a) Kamar Perawatan Kelas I
Kamar perawatan kelas I terletak pada sisi selatan Ruang
Bougenvile. Terdiri dari 2 kamar dengan total tempat tidur 4 (2
TT/kamar), masing-masing kamar berisi :
• 2 tempat tidur/bad pasien,
• 2 almari kecil
• 2 kursi untuk penunggu pasien
• 1 kipas angin di tiap kamar
• 10 buah gorden sebagai pembatas
• 1 kamar mandi
b) Kamar Perawatan Kelas II
Kamar kelas II terletak pada sisi utara dan selatan Ruang
Bougenvile. 3 kamar pada sisi utara dan 3 kamar pada sisi
selatan dengan jumlah tempat tidur 12 (2 TT/kamar), masing-
masing kamar berisi :
Pin
FARMASI
tu
1&2
ura
dar
TT3 TT2
TT1
R.U R.U R.U R.U R.U R.U R.U
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7
Jalu
r
Toilet Petugas R. Jaga R. WC WC WC
evak
uasi
petugas Administrasi pasien pasien pasien KMpasien
Pintu Masuk
R. R. Kepala
Taman
station
Dapur Ruang
.T
pasienpiringC
Nurs
R. R. Tindakan
Teras Perawat
uci
lemariob Spoel KM
R.tas at
Lemari tabung hock Wc. Wc. pasien
mahasis linen O2 pasien pasien
wa
I.4 I.2
2. Sarana/Fasilitas
a. Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan
1) Ruang Kepala Ruangan
2) Nurse Station
Kondisi kurang rapi, karena dijadikan juga sebagai tempat untuk
penempatan dokumen. Nurse station terletak tepat di tengah dari
sisi utara dan selatan kamar perawatan
3) Kamar mandi
Kamar mandi cukup bersih dan lokasi berada di luar (dekat pintu
masuk Ruang Bougenvile)
4) Kipas Angin
Terdapat 1 kipas angin yang berada di depan Nurse Station dan
Ruang kepala ruangan
5) Pendingin ruangan/ AC
Terdapat 1 buah AC di ruang kepala ruangan
6) Televisi
Terdapat 1 televisi di ruang jaga perawat
7) Kamar ganti perawat dan dapur
Berada di belakang ruang perawat (nurse station)
8) Jam dinding
Terdapat di depan nurse station
9) Pesawat telpon
Terdapat 2 buah pesawat telpon masing-masing 1 buah di nurse
station dan kepala ruangan
10) Wastafle
Terdapat 1 buah wastafle untuk cuci tangan bagi petugas
b. Fasilitas Untuk Pasien
1) Tempat Tidur
Tempat tidur berjumlah 39 bed
2) Almari kecil
Almari kecil terdapat di setiap pasien berjumlah 39 almari
3) Kamar mandi
Kamar mandi berjumlah 7 kamar mandi.
4) Dapur
Dapur pasien dan perawat menjadi satu (digunakan bersamaan)
3. Prasarana/Peralatan
a. Peralatan Medis
Tabel 3.7 Peralatan Medis
Ruang Bougenville RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Ketersedian
Standar
No Nama Barang Oktober Presentase
(buah) 2015
4 Branchard 1 1 100%
5 Infusion Pump 1 - 0%
6 Lampu tindakan 1/R 1 100%
11 BVM 1 1 100%
15 Defibrilator 1/R - 0%
19 Nebulizer 1/R - 0%
43 Eskrah 4 4 100%
45 Anascopy 1 - 0%
58 Helm 4 4 100%
Kondisi
No Nama Barang Standart Jumlah Persentase
Baik Rusak
19 Tempat sayur 16 16 -
/mangkuk
Baik Rusak
4 Sketsel 1:2(78) 4 4 - 5%
Sprai hijau
Sprai putih
20 Lembar konsultasi √
28 Resep umum √
29 Resep BPJS √
30 Resep alat √
31 Buku ekspedisi √
33 Buku injeksi √
34 Buku bon √
38 Buku pengamat √
40 Buku TTV √
50 Lembar Askep √
59 Buku inventaris √
62 Spidol boardmaker √
64 Pensil √
65 Staples √
66 Whiteboard √
METHOD
Metode yang diterapkan di Ruang Bougenvil di RSUD Ngudi Waluyo adalah model
Keperawatan TIM. Gambarannya sebagai berikut :
Katim 1 Katim 2
Pasien Pasien
Uraian Tugas 1 2 3 4 5 6
Perawat Pelaksana
D T D T D T D T D T D T
ANGGOTA TIM
a. Memberikan
pelayanan
keperawatan
secara langsung
berdasarkan proses
keperawatan
dengan sentuhan
kasih sayang:
1) Menyusun rencana
perawatan sesuai
dengan masalah
klien.
2) Melaksanakan
tindakan perawatan
sesuai dengan
rencana.
3) Mengevaluasi
tindakan
keperawatan yang
telah diberikan.
4) Mencatat atau
melaporkan semua
tindakan perawatan
dan respon klien
pada catatan
perawatan.
b. Melaksanakan
program medik
dengan penuh x x x
tanggung jawab:
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan
laboratorium.
3) Persiapan klien
yang akan
operasi.
c. Memperhatikan
keseimbangan
kebutuhan fisik,
mental, sosial, dan
spiritual klien: x x
1) Memelihara
kebersihan klien
dan lingkungan.
2) Mengurangi
penderitaan klien
dengan memberi
rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan
komunikasi
terapeutik.
d. Mempersiapkan
klien secara fisik
dan mental untuk x x x
menghadapi
tindakan perawatan
dan pengobatan
atau diagnosis.
h. Mengatur dan
menyiapkan alat-
alat diruangan
menurut fungsinya
supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan
memelihara
kebersihan,
keamanan,
kenyamanan, dan
keindahan ruangan.
j. Melaksanakan
tugas dinas
pagi/sore/malam
atau hari libur
secara bergantian
sesuai dengan
jadwal dinas.
k. Memberikan x x x x
penyuluhan
kesehatan
sehubungan
dengan
penyakitnya.
l. Melaporkan segala x
sesuatu mengenai
keadaan klien baik
secara lisan
maupun tulisan.
m. Membuat laporan
harian klien.
n. Operan dengan
dinas berikutnya.
o. Menerima bantuan
bimbingan katim/ ka
shift dan
melaksanakan
pendelegasian dari
kepala ruangan.
Total 11 4 13 2 13 2 13 2 11 4 11 4
Prosentase (%) 73. 26. 86. 13. 86. 13. 86. 13. 73. 26. 73. 26.
3 6 6 3 6 6 6 6 3 6 3 6
Dilakukan :
Rata-Rata Prosentase 79.95
(%)
Tidak dilakukan : 20.5
P S P S P S
Persiapan :
8 Memberikan kesempatan
anggota shift yang
menerima operan untuk
melakukan klarifikasi /
bertanya tentang hal-hal
atau tindakan yang
kurang jelas.
10 Lakukan prosedur 1 – 7
untuk pasien berikutnya
sampai seluruh pasien di
operkan.
11 Perawat yang
mengoperkan
menyerahkan semua
berkas catatan
perawatan kepada tim
yang akan menjalankan
tugas beriikutnya
Penutup :
1. Kepala Ruang / ketua tim
(yang memimpin )
kembali ke Nurse Station
= Dilakukan
- = Tidakdilakukan
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan
secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang
memerlukan data klien secara teratur. Evaluasi proses operan dan preconference
pada Ruang Bougenvile menunjukkan data bahwa 62,8% proses operan dilakukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa operan yang dilakukan sesuai juknis yang
berlaku. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah
operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah disepakati,
operan diipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah
selesai berdinas dan harus berjalan ke pasien dan bertemu pasien secara langsung.
Pre confrence
Tanggal
D T D T D T
1. Kepala ruang/Ketua Tim
√ √ √
memberi salam
2. Jelaskan tujuan
√ √ √
konferensI awal
3. Berikan Pengarahan
kepada anggota tim
√ √ √
tentang rencana
kegiatan pada shift pagi.
4. Lakukan pembagian
tugas
√ √ √
kepada tim
5. Berikan kesempatan
pada masing – masing
ketua tim untuk
Menjelaskan pasien √ √ √
kelolaannya serta
membagi tugas kepada
anggota Tim
6. Memberikan √ √
Kesempatan kepada
Tim untuk
mempresentasikan
kasus special yang
menjadi prioritas,
meliputi :
Identifikasi Klien
: nama, umur,
no Register
Diagnosa medis
Diagnosa
keperawatan
√
dan data focus
Yang
menunjang
diagnosa.
Tindakan
keperawatan
yang sudah di
lakukan dan
hasilnya.
Rencana tindak
Lanjut
Masalah yang di
hadapi
7 Berikan Kesempatan
kepada Tim yang lain
untuk mendiskusikan/
bertanya/
√ √ √
menanggapi,
Memberikan
masukan.
8 Karu / Katim mencatat
hasil √ √ √
diskusi anggota Tim.
9 Karu memberikan
kesimpulan dari diskusi √ √ √
yang telah di lakukan.
10 Karu memberikan
penekanan pada hal-hal
yang perlu √ √ √
di perhatikan atau
membacakan SOP
untuk pelaksanaan √ √ √
tindakan
11 Tanyakan kesiapan
anggota
tim untuk Melakukan √ √ √
Kegiatan pelayaan
keperawatan
12 Sampaikan kontrak
waktu untuk
√ √ √
pelaksanaan middle
konferens
13
Mengucapkan Salam √ √ √
14 Mengucapkan selamat
√ √ √
bekerja
Total
Prosentase
Rata -rata
Keterangan
D = Dilakukan
T = Tidak dilakukan
POST CONFRENCE
No. Langkah-Langkah
Tanggal
01/12/15 02/12/15 03/12/15
D T D T D T
1. Kepala ruang/Ketua Tim
memberi salam √ √ √
4. Memberikan kesempatan √ √ √
kepada tim untuk
Mempresentasikan kasus
special yang menjadi
prioritas,
meliputi :
Identifikasi Klien
:nama, umur, no
Register
Diagnosa medis.
Diagnosa
keperawatan dan
data focus yang
menunjang diagnosa.
Tindakan
keperawatan yang
sudah di lakukan dan
hasilnya.
Rencana tindak
lanjut
Masalah yang di
Hadapi
5. Berikan kesempatan kepada
Tim yang lain untuk
mendiskusikan/ bertanya/ √ √ √
menanggapi, memberikan
masukan.
6. Karu / Katim mencatat hasil
diskusi anggota tim. √ √ √
7 Karu memberikan
kesimpulan dari diskusi yang √ √ √
telah di lakukan.
8 Karu memberikan
penekanan pada hal-hal √ √ √
yang perlu di perhatikan
9 Tanyakan kesiapan anggota
tim untuk melakukan
√ √ √
kegiatan Pelayanan
keperawatan.
10 Mengucapkan salam
√ √ √
11 Mengucapkan selamat √ √ √
bekerja
Total
Prosentase
Rata –rata
Keterangan :
D: Dilakukan
T: Tidak Dilakukan
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan selama 3hari, dalam melaksanakan postconference didapatkan data
0% perawat melaksanakan postconference sesuai dengan juknis yang telah ditetapkan
sedangkan dalam pelaksanaan postconference sulit dievaluasi disebaban karena
preconference dilakukan bersamaan dengan operan.
Berdasarakan data diatas dapat disimpulkan :
1) Pre conference dilaksanakan setiap pagi sebelum melaksanakan aktivitas
keperawatan, diikuti oleh semua perawat dan mahasiswa yang dinas pagi.
Pelaksanaan preconference terlaksana 52,3% sehingga perlu ditingkatkan lagi.
2) Tidak dilakukan middle conference pada Ruang Bougenvil
3) Post conference tidak terevaluasi disebabkan karena post conference digabung
dengan operan, dan setelah itu perawat pulang.
2. Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi selama 3 hari di ruang Bougenvil, perawat tidak pernah
melakukan ronde keperawatan. Saat melakukan wawancara kepada perawat,
perawat mengatakan bahwa ronde keperawatan hampir tidak pernah dilakukan
karena terbatasnya tenaga perawat dan kesibukan perawat, ronde keperawatan
hanya dilakukan pada saat ada mahasiswa yang sedang praktek di Ruang
Bougenville..
4. Discharge Planning
Dari hasil pengkajian tanggal 1-3 November 2015 didapatkan data sebagai berikut :
Rata – rata Discharge Planning diruang Bugenvil mulai tanggal 1-3 November 2015
No. Daftar Pertanyaan Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3
1. Nomor Register √ √ √
2. Nama Pasien √ √ √
3. Alamat √ √ √
4. Diagnosa Medis √ √ √
5. Tanggal MRS √ √ √
6. Tanggal KRS √ √ √
7. Status Pulang √ √ √
8. Rencana Kontrol √ √ √
9. Rencana Keperawatan √ √ √
selama dirumah
10. Aturan diet/nutrisi × × ×
11. Obat-obatan yang √ - √
diminum dan jumlahnya
12. Aktifitas dan istirahat × × ×
13. Hasil pemeriksaan yang √ √ √
dibawa pulang
14. Lain-Lain × × ×
Jumlah 11 10 11
Prosentase 76%
5. Supervisi
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara terus-
menerus dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan perawat (Kron, 1997) Adapun hal mengenai
supervisi di ruang Bougenvile adalah:
a. Mekanisme supervisi terhadap staf.
Supervisi dilakukan secara langsung oleh kepala ruang kepada perawat anggota,
kepala ruang juga melakukan penilaian kinerja kepada perawat anggota dan hasil penilaian
dimasukkan ke dalam raport yang hasilnya akan diserahkan ke bagian keperawatan
b. Mekanisme supervisi terhadap asuhan keperawatan.
Supervisi dilakukan secara tidak langsung oleh tim keperawatan terkait dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan yang berada diruangan
c. Faktor penghambat supervise
Adanya jumlah supervisor yang terbatas dan beban yang harus dilakukan supervise
banyak. Supervisi yang dilakukan umumnya sudah sesuai dengan prinsip dan pedoman yang
telah ditetapkan. Pada ruang Bougenvil ini sudah dilakukan pengajuan supervise tambahan
sebanyak satu orang. Hal ini telah memberikan kontribusi yang baik terhadap kelancaran
supervise, hanya saja terdapat beberapa hambatan yaitu adanya senioritas ruangan, namun
tidak menghalangi kelancaran supervisi dalam melakukan pengawasan terhadap ruangan.
Hasil 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87
Presentase rata-rata 67%
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat di-interpretasikan perawat sebelum melakukan tindakan yang
sesuai dengan SOP sebanyak 60%. Sehingga kepatuhan perawat terhadap SOP perlu ditingkatkan
lagi terutama dalam hal berikut :
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
- Memvalidasi nama pasien melalui keluarga atau mencocokkan dengan Rekam Medik
2. Lima momen cuci tangan
Hasil 71 86 100 57 71
% % % % %
Berdasarkan tabel diatas dapat di-interpretasikan implementasi perawat terhadap cuci tangan
yang sesuai dengan SOP sebanyak 77%. Dapat disimpulkan perawat cukup sesuai dengan SOP,
namun perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal berikut :
- Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien
- Cuci tangan setelah kontak dengan pasien
- Cuci tangan setelah kontak dengan lingkungan pasien
a. Angka Kejadian Dekubitus
Formula = JumlahPasienBeresikoTerjadiDekubitus
Formula=
Jumlah Pasien Yang Terkena Kejadi n Tidak Diharapkan Dalam Pemberian Obat
x100%
JumlahPasienPadaHariTersebut
0
110 x100%
0
Formula=
JumlahPasienYangTerkenaKejadianNyarisCederaDalamPemberianObat x100%
JumlahPasienPadaHariTersebut
0
110 x100%
0
TANGGAL TOTAL
Variabel
1-12-2015 14-10-2015 15-10-2015
Salah Pasien - - -
Salah waktu - - -
3.4 Lain-lain
Salah dosis - - -
Salah obat - - -
Salah dokumentasi - - -
Jumlah Kesalahan - - -
Jumlah pasien/hari - - -
Total pasien 29 30 30 89
JumlahPasienJatuh x100%
JumlahPasienYangBeresikoJatuh
0
32 x100%
0
Tabel Angka Kejadian Pasien Jatuh pada 1 desember – 3 desember2015
TANGGAL TOTAL
No Variabel
1-11-2015 2-11-2015 3-11-2015
Berdasarkan data diatas tidak didapatkan angka kejadian jatuh (0%), akan tetapi jumlah pasien yang beresiko jatuh yaitu 26 pasien
perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan diruangan, sekalipun terdapat penurunan kondisi yang membuat pasien tersebut beresiko
mengalami jatuh. Ruang selatan terdapat 8 pasien dengan resiko rendah dan 4 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dipasangkan gelang
identifikasi resiko jatuh dan Ruang utara terdapat 9 pasien dengan resiko rendah dan
5 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dilakukan pemasangan gelang identifikasi resiko
jatuh.
Kejadian Phlebitis
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 pasien yang dipilih
secara acak pada 1 Desember – 3 Desember 2015 di ruang Bougenvile sebagian
besar pasien tidak mengalami tanda phlebitis sebanyak 60% (6 pasien), 20% (2
pasien) mengalami awal thrombophlebitis dan 20% (2 pasien) tidak ada tanda
phlebitis
D. MONEY
1. Sistem Gaji dan Remunerasi SDM
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi berasal dari pemerintah daerah, sedangkan sumber dana gaji
pegawai Non-PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri yang diatur sesuai
dengan peraturan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Sistem
remunerisasi diberikan kepada pegawai golongan PNS sesuai dengan
pangkat/golongan, jabatan, pendidikan dan masa kerja. Sedangkan untuk
pegawai honorer pemberian remunerasi berdasarkan pendidikan dan masa
kerja pegawai. Selain itu baik pegawai PNS atau non PNS mendapatkan
bonus saat hari raya Idul Fitri
KELAS II
KELAS III
Bulan
Total
Prosentase
Jenis Jaminan Agustus September Oktober pasien
Kesehatan
Umum 69 73 87 229 42%
BPJS
a. Askes 3 4 9 16 3%
Analisa
Dari data yang didapatkan dalam 3 bulan terakhir, jumlah total pasien adalah 545
pasien, dengan prosentase pasien umum 42% dan sisanya pasien BPJS 58%. hal ini
menunjukkan sebagain besaar pengunjung di rumah sakit Ngudi waluyo telah memiliki
asuransi kesehatan nasional maupun mandiri.
E. MARKET/MUTU
Mutu adalah terbebas dari kerusakan atau cacat guna memuaskan kebutuhan
pelanggan, adapun standar mutu adalah melalui Input, Proses, dan Output.
a. Input
Adapun Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiantan seperti tenaga (man), dana (money), fasililitas (material),
organisasi (method).
b. Proses
Sedangkan proses meliputi interaksi professional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien dan masyarakat). Setiap tindakan korektef dibuat dan
meminimalkan resiko terulangnya keluhan atau ketidakpuasan pada pasien lainnya.
Program keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien
dan mutu pelayanan.
c. Output
Output yaitu hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan yaituberupa
perubahan yang terjadi pada pasien termasuk kepuasan pasien. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa indicator-indikator mutu.
17 Wonodadi 1 0,6% - 0% - 0%
20 Kademangan - 0% - 0% - 0%
Dari data jumlah pengunjung dari bulan Agustus – Oktober 2015 menunjukkan
terdapat penurunan pada bulan Agustus dan terjadi peningkatan kunjungan pada bulan
Oktober yaitu sebanyak 1,7%. Pengunjung yang paling banyak berasal dari daerah
Gandusari, Wlingi dan Talun.
1. Januari 72%
2. Maret 72%
3. April 68%
4. Juni 64%
5. Juli 47%
6. Agustus 67%
7 September 63%
8 Oktober 75%
Rata-rata 66%
Berdsarkan data diatas didapatkan bahwa jumlah total tempat tidur di Ruangan
Bugenvil adalah 39 buah. Rata-rata BOR dalam 8 bulan terakir sejak bulan januari 2015
sampai Oktober 2015 adalah 66% dengan demikian jumlah BOR belum memenuhi standar
yang ada. Jumlah pasien yang berada diruang Bugenvil dari tanggal 1-3 Desember 2015
adalah sebagai berikut :
November 2015
1 36 Pasien
2 37 Pasien
3 37 Pasien
Total/rata/rata 37 Pasien
Keterangan :
TT = Tempat Tidur
BOR
No Kelas Ruang
Tanggal & Shift Kelas 1 Kelas 3 Titipan BOR rata -
. 2 Isolasi
rata
1. Selasa, 1
Desember 2015
2. Rabu, 2
Desember 2015
3. Kamis, 3
Desember 2015
Kelas I 4 4 0
Kelas II 14 12 2
Kelas III 19 17 2
Titipan 5 4 1
Ruang isolasi 4 3 1
1. Januari 4,9
2. Maret 4,9
3. April 5,5
4. Juni 6,2
5. Juli 4,8
6. Agustus 5
7 September 5,5
8 Oktober 5,1
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa rata-rata ALOS yaitu lama pasien yang
dirawat di Ruangan Bougenvil sejak Januari 2015 sampai Oktober 2015 adalah 5 hari. Hasil
tersebut sesuai dengan standar ALOS yang di pakai di RSUD Ngudi Wlingi yaitu 5-7 hari.
Hal tersebut juga dikarenakan Ruangan Bougenvil merupakan Ruangan Bedah yang
diamana terdapat banyak pasien-pasien yang memerlukan bantuan pengobatan lebih dari 3
hari, misalnya Cedera Kepala, BPH dan lain sebagainya.
3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
TOI = (Jumlah tempat tidur x Periode) – Hari Perawatan/ Jumlah Pasien keluar
(hidup + mati )
1. Januari 0,38
2. Maret 0,78
3. April 0,71
4. Juni 0,45
5. Juli 2
6. Agustus 1,5
7 September 1,4
8 Oktober 0,66
Dari data diatas didapatkan bahwa tenggang Perputaran tempat tidur di Ruangan
Bougenvil pada Juli 2015 sampai Oktober 2015 adalah 1 hari. Hal tersebut sesuai dengan
standar yang dimiliki oleh RSUD Ngudi Wlingi yaitu 1-3 hari.
pasien merasa puas dan 1 (4%) pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan
perawatan yang diterima.
Perawat
Hasil 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87
Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien pada 1 Desember – 3 Desember 2015 di Ruang Bougenvil 2015
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ya tdk Ya Tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk Ya tdk ya tdk ya Tdk
1 Ketepatanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemakaian gelang
Identitas
- Biru =laki-laki,
pink=perempuan
- Gelang identitas
berisikan nama
pasien, umur , no
register dan alamat
2 Pemasangan gelang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kuning pada pasien
resiko jatuh
3 Pemasangan gelang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
merah pada pasien
Alergi
4 Pemberian labeling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sampel darah
menggunakan etiket
sesuai gelang identitas
5. Melakukan prosedur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tindakan dengan
mencocokan minimal
menggunakan dua
identitas pasien
TOTAL 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3
PROSENTASE (%) 60 40 40 60 60 40 40 60 60 40 60 40 40 60 60 40 60 40 40 60
Rata-rata prosedur 52 %
Dilakukan
Rata-rata prosedur tidak 48 %
Dilakukan
Sumber: Data Primer, 2015
Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 sampel perawat yang berada di Ruang bougenvil pada 1
Desember – 3 Desember 2015 sebagian besar yaitu 52% dapat melakukan prosedur ketepatan identifikasi pasien dengan
benar.
N Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
o Ya Td ya tdk Ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk Ya Td ya tdk ya tdk ya Td
k k k
1 Komunikasi √ √ √ √ √ √ √ √ √
terapeutik antara √
perawat dan pasien
2 Komunikasi efektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
antara perawat
dengan perawat
3 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Menggunakan
komunikasi yang
jelas dan mudah
dipahami oleh pasien
4 Perintah lengkap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
secara lisan dan
yang melalui telepon
atau hasil
pemeriksaan
dituliskan secara
lengkap oleh
penerima perintah
5. Perintah lengkap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lisan dan telpon atau
hasil pemeriksaan
dibacakan kembali
secara lengkap oleh
penerima perintah.
6 Perintah atau hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemeriksaan
dikonfirmasi oleh
pemberi perintah
atau yang
menyampaikan hasil
pemeriksaan
TOTAL 4 2 5 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2
PROSENTASE (%) 66,7 33,3 83,3 16,6 66.7 33,3 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 66,7 33,3 66,7 33,3
Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Bougenvil pada 1 Desember – 3 Desember 2015
sebagian besar (60.1%) hanya dapat melakukan prosdur komunikasi yang efektif pada saat pelayanan secara benar.
4.3 Sasaran 3 : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
Tabel Observasi Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan
Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk ya tdk Ya tdk ya Tdk
1 Perawat selalu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengecek 7 Benar dalam
memberikan obat –
obatan baik oral maupun
Injeksi
2 Perawat menjelaskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikasi dan jenis obat -
obatan yang diberikan
kepada pasien
TOTAL 2 0 1 1 1 1 1 1 2 0 2 0 2 0 1 1 1 1 1 1
PROSENTASE (%) 100 0 50 50 50 50 50 50 100 0 100 0 100 0 50 50 50 50 50 50
Rata-rata prosedur dilakukan 70
Rata-rata prosedur tidak 30
Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Bougenvil pada 1 Desember – 3
Desember 2015 sebagian besar (70 %) dapat melakukan prosedur Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai dengan benar di ruangan.
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Bougenvil pada 1 Desember – 3
Desember September 2015 sebagian perawat (51.3%) tidak melakukan prosedur untuk Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan.
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ya tdk ya tdk ya Tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya Tdk ya Tdk ya tdk ya Tdk
1 Ruangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √√
menyediakan
handrail untuk
mengurangi
resiko pasien
dari cedera
karena jatuh
2 Terdapat side √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
rail di setiap
tempat tidur
Pasien
3 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
melakukan
perhitungan
resiko jatuh
pada pasien * √ √ √ √ √ √
4 memasangkan
Perawat √ √ √ √
Gelang
identifikasi
resiko jatuh
(gelang
kuning) pada
semua pasien
dengan resiko
jatuh.**
75 75 75 25 7
Prosentase 25% % 25% 75% 25% 75% 25% 75% 25% % 25% % % 75% 25% 75% 25% 75% 25% 575%
Persentase Rata- 25%
di kerjakan dan
rata tidak di kerjakan 75%
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan sekalipun terdapat
penurunan kondisi yang membuat pasien tersebut beresiko mengalami jatuhdan pemberian gelang resiko jatuh tidak pernah di berikan
di ruangan meskipun pasien memiliki kondisi resik jatuh tinggi. Dari perhitungan yang telah kami lakukan, terdapat:
a. Ruang selatan : 8 pasien dengan resiko rendah dan 4 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dipasangkan gelang
identifikasi resiko jatuh
b. Ruang utara : 9 pasien dengan resiko rendah dan 5 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dilakukan pemasangan
gelang identifikasi resiko jatuh.
Keterangan :
Dari rata-rata total pasien yang berjumlah 30 orang yang berada di Ruang Bougenvil yang telah dilakukan pengkajian jatuh menggunakan
skala MORSE didapatkan hasil 9 orang (30%) dengan resiko tinggi jatuh, tetapi sebagian besar belum terpasang gelang identifikasi resiko jatuh.
5 Paramater Pengukuran Keselamatan Pasien
5.1 Kejadian dekubitus
1. Jumlah
Kejadian
Dekubitus
2. Jumlah
Pasien
Beresiko 1 1 3 2 3 - - 2 1 2 - 1 3 - 2 - - 1 3 1 1 2 - 1 5 - - 1 2 - 3 41
Terjadi
Dekubitus
Jumlah kejadian
decubitus
Formula = X100 = 0/41 x 100% = 0 %
%
jumlah pasien terjadi
dekubitus
1. Jumlah
Kejadian 1 1
Dekubitus
2. Jumlah 2
Pasien
Beresiko 2 2 - 3 - 2 - - 3 - 2 - 2 1 1 2 - 2 - 2 3 4 - - 3 - 2 1 2 41
terjadi
Dekubitus
Jumlah kejadian
decubitus
X100
Formula = % = 1 /41 x 100 % = 2,43 %
jumlah pasien terjadi
dekubitus
Keterangan : 1). Angka kejadian Decubitus pada bulan september sebesar 2,43 % yaitu Ny. X dengan Ca Mamae, KU Lemah. Sejal awal MRS
1. Jumlah
Kejadian
Dekubitus
2. Jumlah
Pasien
Beresiko 2 1 1 - 3 1 1 1 - 1 - 2 2 - 1 - 1 1 1 1 1 3 1 2 - 2 2 2 1 - 34
terjadi
Dekubitus
Jumlah kejadian
decubitus
X100
Formula = % = 0 /41 x 100 % = 0%
jumlah pasien terjadi
dekubitus
1. Jumlah
Pasien
Jatuh
2. Jumlah
Pasien
Yang
Beresiko
1 1 3 2 3 - - 2 1 2 - 1 3 - 2 - - 1 3 1 1 2 - 1 5 - - 1 2 - 3 41
Jatuh
Adalah
Pasien
Baru
Keterangan : Tidak ada pasien yang jatuh pada bulan Agustus (0%)
b. Angka Kejadian Jatuh di Bulan September 2015
TANGGAL TOTAL
No Variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Jumlah
Pasien
jatuh
Jumlah
Pasien
Yang
Beresiko
2. 2 2 2 - 3 - 2 - - 3-2-2 1 1 2-2-2 3 4--3-2 1 2- 41
Jatuh
Adalah
Pasien
Baru
1. Jumlah
Pasien
Jatuh
2. Jumlah
Pasien
Yang
Beresiko
Jatuh
2 1 1 - 3 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 - 1 1 1 2 1 3 - 2 - 2 2 2 1 - 1 36
Adalah
Pasien
Baru
Keterangan : Tidak ada pasien yang jatuh pada bulan Oktober (0%)
Tabel Angka Kejadian Pasien Jatuh pada 1 Desember – 3 Desember2015
TANGGAL TOTAL
No Variabel
1-11-2015 2-11-2015 3-11-2015
Berdasarkan data diatas tidak didapatkan angka kejadian jatuh (0%), akan tetapi jumlah pasien yang beresiko jatuh yaitu 26
pasien perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan diruangan, sekalipun terdapat penurunan kondisi yang membuat pasien
tersebut beresiko mengalami jatuh. Ruang selatan terdapat 8 pasien dengan resiko rendah dan 4 pasien dengan resiko tinggi jatuh
tidak dipasangkan geang identifikasi resiko jatuh dan Ruang utara terdapat 9 pasien dengan resiko rendah dan 5 pasien dengan
resiko tinggi jatuh tidak dilakukan pemasangan gelang identifikasi resiko jatuh.