Anda di halaman 1dari 98

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

I. Hasil Pengkajian 5M (Man, Material/Machine, Method, Money, dan


Market/Mutu)
A. Man (Ketenagaan)
1. Analisis Kebutuhan Perawat di Ruang Rawat Inap
Kajian Teori
Analisis kebutuhan perawat di ruang rawat inap berdasarkan
klasifikasi pasien, perhitungannya berdasarkan :
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b. Rata-rata pasien per hari
c. Jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
d. Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / hari
e. Jam kerja efektif tiap perawat 7 jam per hari
Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan menurut
(Douglas, 1984, dalam Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien
berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar
sebagai berikut :
a. Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2
jam/hari
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
5) Minimal dengan status psikologi stabil
6) Perawatan luka sederhana
b. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu
3-4 jam/hari
1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu
4) Pengobatan dengan injeksi
5) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran intake
output cairan dicatat/dihitung
6) Klien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan
prosedur
7) Penampilan pasien sedang sakit
8) Tindakan keperawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital,
periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran
drainage atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-
60menit/shift dengan mengobservasi efek samping obat atau
reaksi alergi.
c. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/ 24
jam. Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri, semua
dibantu oleh perawat. Penampilan sakit berat, pasien memerlukan
observasi terus menerus.
1) Semua kebutuhan klien dibantu
2) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
4) Makan dan minum melalui selang lambung
5) Pengobatan intravena “perdrip”
6) Dilakukan suction
7) Gelisah / disorientasi
8) Perawatan luka kompleks
2. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap Bougenvile

KA IRNA KABID Perawatan


Ns. Eko Yunaeti, S.Kep., MM.
Dr. Rina Yulimawati, Sp.PD

KUPP
Kasubbid Etik dan Mutu Askep Kasubbid Logistik & Kete
Gatot Santoso, AMK
Ns. Nur Ulwiyah, S.Kep Ns. Ida Sukesi, S.Kep.,

Kepala Ruangan

Suwarno H.M, S.Kep


Wakaru Bougenvile
Ns. Agus Tri Wibawa, S.Kep
Administ
rasi

Vita Rahmawati, AMD

Koor Alat Medis Koor PKMRS Koor Obat ICCU Koor Inventaris Koor A
dan Umum
Dyah Untari, AMK Mochtar Fauzi, AMK Qunik Zulfa, AMK Ns. Tulus
Triningsih

Koor PIN Koordinasi Data dan Koor Alat Kebersihan


Pelapor
Yuyun Yuliastuti, AMK Suprapti
Azizatul Munifah, AMK

Sumber Data : Data Sekunder,


2015

3. Jumlah Tenaga
Kualifikasi tenaga keperawatan diruang Bougenvile RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi dengan rincian sebagai berikut :
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Bougenvile RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi
Masa Jumlah
No Kualifikasi Jumlah Persentase
Kerja Total
1 S1 < 5 Tahun 0 4 28.6 %
Keperawatan > 5 4
Tahun
2 DIII < 5 Tahun 3 10 71.4 %
Keperawatan > 5 Tahun 7
Jumlah 14 14 100%
Sumber Data : Data Sekunder, 2015

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebagian


besar perawat diruang Bougenvile 28.6 % be

rpendidikan S1 keperawatan dan 71.4 % berpendidikan DIII


keperawatan sehingga perlu ditingkatkan lagi kejenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil wawancara, dari ke 10 perawat
yang berpendidikan DIII keperawatan, didapatkan data bahwa semua
perawat DIII tersebut memiliki motivasi/ingin untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi (S1 keperawatan).
b. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Bougenvile RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
Dokter Spesialis Penyakit
1 3 15 %
Dalam
2 Dokter Spesialis Paru 1 5%
3 Dokter Spesialis Syaraf 2 10 %
4 Dokter Spesialis Jantung 1 5%
5 Dokter Spesialis THT 1 5%
6 PPDS 2 10 %
7 Dokter Umum - 0 %
8 Tenaga Farmasi 2 10 %
9 Tenaga Gizi 1 5%
10 Administrasi 1 5%
11 Pekarya 3 15 %
12 Outsourching 3 15 %
Jumlah 20 100 %
Sumber Data : Data Sekunder, 2015

Berdasarkan tabel 3.2 diinterpretasikan bahwa sebagian besar tenaga non


keperawatan diruang Bougenvile adalah tenaga dokter spesialis penyakit dalam
sebesar 15%, dokter spesialis paru 5%, dokter spesialis syaraf 10%, dokter
spesialis jantung 5%, dokter spesialis THT 5%, PPDS 10%, tidak terdapat dokter
umum, tenaga farmasi 10%, tenaga gizi 5%, administrasi 5%, pekarya 15% dan
outsourching 15%.
4. Kualifikasi Tenaga

Berdasarkan hasil data dan wawancara yang didapatkan diruang


Bougenvile didapatkan sebagai berikut :

Pengalaman Kerja
No Jenis Masa
Nama Pendidikan Status Jabatan

Tenaga Kerja

Tahun Uraian

Suwarno
1 HM, Perawat S1 Kep PNS Kepala 21 1994–2006 Staf

S.Kep Ruangan Tahun Bougenvile

2006–2008 Staf R.Dahlia

2008-2009 Staf R. PICU


2009-2013 Staf R. IGD

2013- Karu

sekarang Bougenvile

Ag
2 Ns. us Perawat S1 Kep PNS Wakil 18 1997-2003 R. Anak
Triwibawa, Kepala Tahun 2003-2006 R. Dahlia I

S.Kep Ruang 2006-2010 R. Paviliun

2010-2013 R. Dahlia II

2013- R. Bougenvil

sekarang
Un
tari
3 Dyah , Perawat D3 Kep PNS Staf 25 1991–1994 R. Dahlia II

AMK Tahun 1994–2004 R. Paviliun


5
Azizatul Perawat D3 Kep PNS Staf 23 1992-1999 R. Anak
Munifah, AMK tahun 1999-2007 R. IGD
2007-2010 R. Dahlia 2
2010-2013 R. Paviliun
2013- R. Bougenvil
sekarang
6 Mochtar Fauzi, Perawat D3 Kep PNS Staf 14 2001-2008 R. Bedah
AMK Tahun 2008-2010- R. Anggrek
2010- R. Bougenvil
sekarang
7 Qunin Zulfa, Perawat D3 Kep PNS Staf 11 2004-2009 R. Dahlia 2
AMK Tahun 2009- R. Bougenvil
sekarang

8 Yuyun Perawat D3 Kep PNS Staf 15 2001-2005 Mitra Keluarg


Yuliastuti, tahun 2005-2009 RS. Anisa
AMK 2009- R. Bougenvil
sekarang
9 Solik, AMK Perawat D3 Kep Non Staf 8 2007-2008 PKM Nganju
PNS Tahun 2008-2009 Klinik Blitar
2009-2010 R. Dahlia 2
2010-2011 PKM Blitar
2011- R. Bougenvil
sekarang
10 Ratna Hayati, Perawat D3 Kep Non Staf 3 2010-2011 Klinik BPS
AMK PNS Tahun 2011- R. Bougenvil
sekarang

11 Deny Aditya, Perawat D3 Kep Non Staf 2 2013- R. Bougenvil


AMK PNS Tahun sekarang
12 Nugroho DS, Perawat D3 Kep Non Staf 3 2012- R. Bougenvil

Tabel 3.3 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Bougenvile RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

13 Ari Sodik, Perawat D3 Kep Non Staf 5 2010-Juni R. Anak


Amd.Kep PNS Tahun 2015 Abdul Rifai
Juli 2015– R. Bougenvil
sekarang
14 Fita Administrasi D3 Mars Non Staf 3 2012- R. Bougenvil
Rahmawati, PNS Tahun sekarang
AMD

16 Triningsih Pekarya SMA PNS Staf 23 1992–2004 R. Paviliun


Tahun 2004–2005 Penyaji Gizi
2005–2012 R. Dahlia I
2012– R. Bougenvil
sekarang
17 Suprapti Pekarya SMA PNS Staf 21 1994–2005 R. Dahlia I
Tahun 2005–2012 R. Paviliun
2012– R. Bougenvil
sekarang
18 Suswanti Pekarya SMA PNS Staf 16 1999–2007 R. Paviliun
Tahun 2007-2013 R. Dahlia 1
2013– R. Bougenvil
sekarang
Analisa :

Dari tabel diatas didapatkan bahwa di Ruang Bougenvile RSUD Ngudi Waluyo terdapat 4
tingkat pendidikan S1 Keperawatan, serta 10 tenaga perawat berpendidikan D3
Keperawatan. tinggi diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan secara
profesional kepada kinerja serta mutu rumah sakit. Dilihat dari masa kerja perawat sebagian
besar perawat memiliki ilmu yang dilakukan terbilang up to date.
5. Pasien
a. Skor Ketergantungan Pasien
Berikut adalah skor ketergantungan pasien dalam 3 hari terakhir
mulai dari hari Selasa 1 Desember 2015 sampai dengan hari kamis 3
Desember 2015

Tabel 3.4 Skor Ketergantungan Pasien Hari Selasa 1 Desember 2015 –


3 Desember 2015
Tingkat Ketergantungan Pasien
No Hari Minimal
Total Care Partial Care
Care
1 Selasa 2 32 2
2 Rabu 4 26 7
3 Kamis 6 26 5
Rata – rata dalam 3 Hari 4 28 3
Sumber Data : Data Sekunder, 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian
besar tingkat ketergantungan pasien dalam 3 hari terakhir yaitu tingkat
perawatan partial care dengan jumlah rata–rata perhari yaitu 28 orang.
b. Jumlah Pasien 3 Hari Terakhir Dengan Tingkat Ketergantungan dan
Jumlah Jam Perawatannya
Pada hasil pengkajian diruang Bougenvile dalam 3 hari terakhir mulai
dari hari Selasa 1 Desember 2015 sampai dengan hari kamis 3
Desember 2015 disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Pasien di Ruang Bougenvile RSUD Ngudi


Waluyo Wlingi Pada 3 Hari terakhir
Rata – Rata Tingkat Ketergantungan
Rata – Rata
Pasien
No Hari Jumlah Jam
Total Partial Minimal
Jumlah Perawatan/Hari
Care Care Care
1 Selasa 2 32 2 36 144
2 Rabu 4 26 7 37 142
3 Kamis 6 26 5 37 112
Rata – rata
dalam 3 4 28 3 31.3 132,67
Hari
Sumber Data : Data Sekunder, 2015
6. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Kebutuhan tenaga perawat disuatu unit RS dapat menggunakan pedoman
rumus dari Gilliess (1982) dimana dihitung dengan keadaan rata–rata jumlah
jam perawatan pasien selama 3 hari terakhir, yaitu :
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari dapat dihitung
menggunakan formula sebagai berikut:
Jamkeperawatanyangdibutuhkanklien/hariX klienrata-rata/hariX
hari/tahun
( Hari/tahun – Hari libur masing-masing perawat) X jam kerja tiap perawat
Tanggal, 1 Desember 2015
M=2x2 = 4
P = 32 x 4 = 128
T=2 x6 = 12
Total = 144 jam perawatan
Pendidikan Kesehatan : 15 x 36 = 540 menit = 9 jam
Perawatan Tidak Langsung = 1 jam x 36 = 36 jam
Jumlah Jam Perawatan Per hari = 144 + 9 + 36 = 189 jam = 5.25 jam/klien/hari
Jumlah Kebutuhan Perawat per unit dalam 1 tahun : 5.25x36x365 = 33.75 = 34
perawat 292 x7

Jumlah Kebutuhan Perawat Cadangan : 34 x 20% = 6.8 = 7 perawat


Jumlah Kebutuhan perawat perhari : 34 + 7 = 41 perawat
Perbandingan tenaga professional : vocasional = 55% : 45% = 22 : 19 orang
Jumlah kebutuhan perawat per shift : Pagi : 47 x 41= 19.27 = 19 perawat
100
Sore : 36 x 41 =14.76 = 15 perawat
100
Malam : 17 x 41=6.97= 7perawat
100
Tanggal, 2 Desember 2015
M=7x2 = 14
P = 26 x 4 = 104
T=4 x6 = 24
Total = 142 jam perawatan

Pendidikan Kesehatan : 15 x 37 = 555 menit = 9.25 jam


Perawatan Tidak Langsung = 1 jam x 37 = 37 jam
Jumlah Jam Perawatan per hari = 142 + 37 + 9.25 = 188.25 jam = 5.08 jam/klien/hari
Jumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 5.08x37x365= 33.5 = 33 perawat
292 x7
Jumlah tenaga cadangan : 33 x 20% = 6.6= 7 orang

Jumlah kebutuhan perawat per hari :33 + 7 = 40 orang/hari


Perbandingan tenaga professional : vocasional = 55% : 45% = 22 : 18 orang
Jumlah kebutuhan perawat per shift : Pagi : 47 x 40= 18,8 = 19 perawat
100
Sore : 36 x 40= 14,4 =14 perawat
100
Malam : 17 x 40= 6.8 = 7 perawat
100
Tanggal, 3 desember 2015
M=5x2 = 10
P = 26 x 3 = 78
T=4 x6 = 24
Total = 112 jam perawatan
Pendidikan Kesehatan : 15 x 35 = 525 menit = 8.75 jam
Perawatan Tidak Langsung = 1 jam x 35 = 35 jam
Jumlah Jam perawatan per hari = 112+ 35 + 8,75 = 121,5 jam = 4,45 jam/klien/hari
Jumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 4,45 x 35 x 365 = 27,81 = 28 perawat
292 x7
Jumlah tenaga cadangan : 28 x 20% = 5,6 = 6 orang

Jumlah kebutuhan perawat per hari :28 + 6 = 34 orang/hari


Perbandingan tenaga professional : vocasional = 55%:45% = 19 : 15
orang Jumlah kebutuhan perawat per shift Pagi : 47 x 13 = 15,98 = 16
perawat
100
Sore : 36 x 13 = 12 perawat
100
Malam : 17 x 13 = 6 perawat
100
Keterangan: Prinsip dari rumus Gillies adalah:
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan klien per hari
adalah a. Waktu keperawatan langsung
(self care) = 1/4 x 4 = 2 jam
3
(partial care) = /4 x 4 = 4 jam
(total care) = (1 – 1,5) x 4 = 4 – 6 jam
(intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam
b. Waktu keperawatan tidak langsung
Wolfe & Young = 60 menit/klien/hari
c. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien
d. Jumlah hari per tahun, yaitu 365 hari
Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu 76 hari {hari minggu
= 52 hari, hari hari libur nasional = 12 hari, dan cuti tahunan = 12 hari
e. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (hari kerja
efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 jam per hari).

7. Pengetahuan Perawat Terkait Patient Safety

Patient safety merupakan salah satu program rumah sakit yang mengacu
pada beberapa sasaran yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan komunikasi
efektif, peningkatan keamanan obat, kepastian tepat pasien, tepat lokasi, tepat
prosedur tindakan, pengurangan resiko infeksi, pengurangan resiko jatuh,
keselamatan dekubitus, kejadian tak terduga, dan flebitis. Berdasarkan sasaran
tersebut kami melakukan survey dengan memberikan 15 pertanyaan berkaitan
tentang sasaran-sasaran patient safety untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan perawat yang berkaitan dengan sasaran-sasaran patient safety
dengan hasil sebagai berikut :

No Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 B/S

1. Manakah yang X X √ X √ X X X √ √ 4/6


bukan merupakan
tujuan pemasangan
gelang identitas
pada pasien ?
2. Isi label dari gelang X X √ X √ X √ X √ √ 5/5
dengan identitas
pasien adalah

3. Di bawah ini √ X X X X √ X X √ √ 3/7


merupakan urutan
dari prosedur
pelaksanaan
pemasangan gelang
yang tepat, antara
lain
4. Hal dibawah ini X √ √ √ √ X X √ √ √ 7/3
merupakan tujuan
komunikasi lisan/ via
telepon, antara lain

5. Manakah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0


bukan merupakan
lima momen cuci
tangan

6. Alat yang biasa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0


dipergunakan untuk
penanda luka
operasi, adalah

7. Mengapa kita perlu X X X X X X X x √ x 1/9


untuk memberikan
penandaan luka
operasi pada pasien
8. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
ditanyakan pada
pasien sebelum
memberikan obat,
antara lain

9. Apa yang harus √ √ X √ √ √ √ √ x x 7/3


dilakukan jika pasien
tidak dapat
menyebutkan
identitas sebelum
perawat akan
mengambil sampel
darah

10. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ X X √ X x √ 6/4


diperhatikan pada
pasien dengan
resiko jatuh, antara
lain
11. Apabila di bed √ √ √ √ x √ x √ x √ 7/3
pasien tidak tersedia
side rail, apa yang
harus kita
sampaikan pada
keluarga pasien
agar pasien dengan
resiko jatuh tidak
mengalami kejadian
jatuh

12. Sampah non- √ √ X √ √ X x X √ √ 6/4


infeksius adalah

13. Di bawah ini yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0


termasuk sampah
infeksius adalah

14. Yang termasuk √ √ √ √ √ X √ √ x √ 8/2


sampah tajam dan
harus dimasukkan
dalam tempat
sampah kardus

15. Alasan pentingnya √ √ √ √ √ x x x √ √ 7/3


memilah sampah
infeksius dan non
infeksius adalah

Nilai 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87

Presentase nilai rata-rata 67

Sumber : Data Primer, 2015


Keterangan :
Nilai 40 – 59 = sangat kurang
Nilai 60 – 69 = kurang
Nilai 70 – 75 = sedang
Nilai 76 – 80 = baik
Nilai > 80 = sangat baik
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
perawat ruang Bougenvile tentang patient safety yaitu 2 (dua) perawat memiliki
nilai sangat kurang (46 dan 53), 6 (enam) perawat memiliki tingkat pengetahuan
sedang (73) dan 1 (satu) perawat memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik
tentang patient safety. Rata-rata dari total nilai pengetahuan perawat tentang
patient safety yaitu 67, yang berarti bahwa tingkat pengetahuan perawat masih
kurang.

8. Tingkat Kepuasan Kerja Perawat

Tingkat kepuasan kerja perawat diukur menggunakan kuesioner yang


diadopsi dari teori Herzberg tentang kepuasan dan ketidakpuasan kerja. Teori ini
terdiri dari indikator penilaian meliputi karakteristik pekerjaan, prestasi yang
diraih, peluang untuk maju, pengakuan atau penghargaan, tanggung jawab,
kebijakan teknik supervise, gaji atau upah, hubungan interpersonal, dan kondisi
kerja. Hasil yang didapat dari penilaian kuesioner tersebut adalah sebagai berikut
:

Perawat Sangat Puas Puas Tidak Sangat Tidak


Puas Puas

5 perawat 2 perawat 3 perawat 0% 0%


40% 60%

Sumber : Data Primer, 2015


Berdasarkan 5 perawat yang dinilai kepuasan kerjanya didapatkan hasil 2
perawat (40%) menyatakan sangat puas terhadap kinerja ruangan. Sejumlah 3
perawat (60%) menyatakan puas terhadap kinerja ruangan.

9. Jumlah pasien selama 3 hari


Sumber: Hasil pendataan Mahasiswa Profesi Ners kelompok 2 pada tanggal
1 Desember 2015 – 3 Desember 2015.
Dari grafik diketahui, dari total jumlah pasien selama 3 hari sebanyak 110
orang dengan jumlah total pasien tingkat ketergantungan minimal care 14 orang,
tingkat ketergantungan partial care 84 orang dan tingkat ketergantungan total 12
orang pasien.
Rata-rata kebutuhan tenaga perhari : 41 + 40 +34 = 38 perawat 3
Jadi jumlah tenaga perawat yang di butuhkan perhari adalah 38 orang
(berdasarkan rumus Gillies)
a. Pembagian perawat shift :
Shift pagi : 47% x 23 orang = 17.86 = 18 orang
Shift sore : 35% x 23 orang = 13,3 = 13 orang
Shift malam : 17% x 23 orang = 6,46 = 7 orang
Di Ruang Bougenvile RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada hari selasa 1
Desember 2015 terdapat perawat shift pagi sebanyak 10 orang, shift sore
sebanyak 2 orang dan shift malam 2 orang. Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang Bougenvile pada shift pagi, sore
dan malam kurang memenuhi standar. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
tenaga perawat di Ruang Bougenvile belum terpenuhi.
Masalah yang ada pada Man :
Jumlah tenaga perawat untuk memenuhi kebutuhan tenaga harian masih
belum mencukupi pada shift pagi, sore dan malam.
Dari sejumlah perawat yang bekerja di Ruang Bougenvile RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi sudah pernah mengikuti kegiatan untuk meningkatkan skill dan
kemampuan dalam bidang medis, sehingga hal ini sangat menunjang untuk
peningkatan mutu SDM, namun dari segi kuantitas masih kurang.

B. Material/Machine
1. Penataan Gedung/Lokasi Dan Denah Ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada
Ruang Bougenvile Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi
dengan uraian denah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Dahlia 1
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Musholah dan Gedung Graha
Wiyata Husada
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Ruang Anggrek
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Ruang Pertemuan dan Instalasi Gizi
e. Penataan Ruangan
Ruang Bougenvile berbentuk huruf U. Ruang Stase Perawat (Ners
Station), Ruang petugas jaga, dan dapur terletak ditengah. Ruang
Kepala Ruangan dan Ruang administrasi terletak disebelah Timur Ners
Station.
1) Ruang Perawatan Bougenvile terdiri dari kamar kelas I, kelas II,
kelas III, kamar isolasi dan kamar tititpan dengan penjelasan
sebagai berikut:
a) Kamar Perawatan Kelas I
Kamar perawatan kelas I terletak pada sisi selatan Ruang
Bougenvile. Terdiri dari 2 kamar dengan total tempat tidur 4 (2
TT/kamar), masing-masing kamar berisi :
• 2 tempat tidur/bad pasien,
• 2 almari kecil
• 2 kursi untuk penunggu pasien
• 1 kipas angin di tiap kamar
• 10 buah gorden sebagai pembatas
• 1 kamar mandi
b) Kamar Perawatan Kelas II
Kamar kelas II terletak pada sisi utara dan selatan Ruang
Bougenvile. 3 kamar pada sisi utara dan 3 kamar pada sisi
selatan dengan jumlah tempat tidur 12 (2 TT/kamar), masing-
masing kamar berisi :

• 2 tempat tidur/bad pasien,


• 2 almari kecil
• 12 kursi plastic penunggu pasien
• 4 kipas angin yang digunakan bersama-sama dengan
kelas 3
• 6 buah gorden sebagai pintu ruangan
c) Kamar Perawatan Kelas III
Kamar kelas III terletak pada sisi utara dan selatan Ruang
Bougenvile. 1 kamar pada sisi utara (untuk laki-laki) dan 1
kamar pada sisi selatan (untuk peraempuan) dengan jumlah
tempat tidur 14 (7 TT/kamar) masing-masing kamar berisi :
• 14 tempat tidur/bad pasien
• 14 almari kecil
• 14 kursi plastik
• 4 kipas angin yang digunakan bersama-sama dengan
kelas 2
• 2 buah jam dinding
d) Kamar Isolasi
Kamar Isolasi terletak pada sisi utara dan selatan Ruang
Bougenvile. 1 kamar pada sisi utara dan 1 kamar pada sisi
selatan dengan jumlah tempat tidur 4 (2 TT/kamar), Kamar
isolasi terletak berdekatan dengan ruangan lain kelas 3 dan
kelas 2 dengan keadaan pintu ruang perawatan yang selalu
terbuka. Masing-masing kamar berisi :
• 4 tempat tidur/bad pasien,
• 4 almari kecil
• 4 kursi penunggu pasien
e) Kamar Titipan
Kamar Titipan terletak pada sisi utara Ruang Bougenvile.
Terdiri dari 1 kamar dengan total tempat tidur 5, masing-
masing kamar berisi:
• 5 tempat tidur/bad pasien
• 5 almari kecil
• 1 buah kipas angin
• 1 buah jam dinding
2) Ruang Stase Perawat (Nurse Station)
Terletak di dibagian tengah lajur dari ruang perawatan sisi utara dan
selatan. Dengan posisi meja perawat di bagian tengah. Kapasitas
ruangan kurang luas untuk mobilisasi perawat terutama pada pagi
hari, dengan kondisi kurang rapi namun cukup terstruktur mengenai
penempatan status dan asuhan keperawatan pasien, dan perawat
dapat dengan mudah mengontrol pasien
3) Ruang Perawat Jaga
Berada di belakang nurse station
4) Ruang Kepala Ruangan
Berada di depan/sisi timur nurse station
5) Ruang Administrasi Kantor
Berdampingan dengan Ruang Kepala Ruangan
6) Tempat Linen Bersih
Almari linen
7) Spoolhoek
Ruang Bougenvile memiliki tempat pembuangan kotoran bekas
pelayanan khususnya berupa cairan dan tempat pencucian alat
medis yang berada sederat dengan kamar mandi pasien sebelah
selatan
8) Gudang
Ruang Bougenvile memiliki gudang yang berada sederet dengan
kamar mandi pasien sebelah selatan. Terletak pada sisi Timur
bagian luar namun di fungsikan bagi tempat istirahat CS
9) Kamar Mandi Pasien
Ruang Bougenvile memiliki kamar mandi untuk pasien berjumlah 7
kamar mandi untuk total pasien 39 pasien (Kelas I, II, III, Isolasi
serta Titipan). Terletak pada sisi Timur bagian luar. Di mana pada
kamar mandi terdapat pegangan bagi pasien untuk meminimalkan
resiko jatuh pasien di kamar mandi
10) Kamar mandi Petugas
Ruang Bougenvile memiliki kamar mandi untuk petugas berjumlah 2
kamar mandi. Terletak pada sisi Barat bagian luar
11) Dapur
Berada di belakang nurse station, berdampaingan dengan ruang
perawat jaga yang berisi 1 buah tabung gas, 1 buah kompor gas,
serta dilengkapi alat-alat memasak seperti rice cooker, dispenser,
piring, gelas, sendok, dll.
12) Ruang Tindakan
Berada pada sisi utara Nurse Station tetapi tidak di fungsikan
sebagai ruang tindakan namun sebagai gudang
13) Ruang Dokter/ Ruang KIE (belum tersedia)
14) Ruang Linen Kotor (belum tersedia)
Linen kotor di letakkan pada trolli yang diletakkan pada bagian luar
sisi timur ruangan.
15) Denah Ruangan
Pada ruangan terdapat tanda arah jalur evakuasi yang dapat dilihat
pada ruangan tersebut dan terdapat penjelasan nama ruangan-
ruangan walau terbuat dari kertas. Serta tidak semua bed pasien
terdapat penomoran.
f. Denah Ruangan:
U
DEPO R.U 2.3 & R.U 2.5 &
TT4 TT5
R.U ISOLASI R.U 2.1 & 2.2 2.4 2.6

Pin
FARMASI

tu
1&2

ura
dar
TT3 TT2

TT1
R.U R.U R.U R.U R.U R.U R.U
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7

Jalu
r
Toilet Petugas R. Jaga R. WC WC WC

evak
uasi
petugas Administrasi pasien pasien pasien KMpasien

Pintu Masuk

R. R. Kepala
Taman
station

Dapur Ruang

.T
pasienpiringC
Nurs

R. R. Tindakan
Teras Perawat

uci
lemariob Spoel KM
R.tas at
Lemari tabung hock Wc. Wc. pasien
mahasis linen O2 pasien pasien
wa

KM. R.S R.S R.S R.S R.S R.S R.S


Pasien 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7

I.3 I.1 R. Isolasi R.S kelas 2 R.S kelas 2 R.S kelas 2

I.4 I.2

2. Sarana/Fasilitas
a. Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan
1) Ruang Kepala Ruangan
2) Nurse Station
Kondisi kurang rapi, karena dijadikan juga sebagai tempat untuk
penempatan dokumen. Nurse station terletak tepat di tengah dari
sisi utara dan selatan kamar perawatan
3) Kamar mandi
Kamar mandi cukup bersih dan lokasi berada di luar (dekat pintu
masuk Ruang Bougenvile)
4) Kipas Angin
Terdapat 1 kipas angin yang berada di depan Nurse Station dan
Ruang kepala ruangan
5) Pendingin ruangan/ AC
Terdapat 1 buah AC di ruang kepala ruangan
6) Televisi
Terdapat 1 televisi di ruang jaga perawat
7) Kamar ganti perawat dan dapur
Berada di belakang ruang perawat (nurse station)
8) Jam dinding
Terdapat di depan nurse station
9) Pesawat telpon
Terdapat 2 buah pesawat telpon masing-masing 1 buah di nurse
station dan kepala ruangan
10) Wastafle
Terdapat 1 buah wastafle untuk cuci tangan bagi petugas
b. Fasilitas Untuk Pasien
1) Tempat Tidur
Tempat tidur berjumlah 39 bed
2) Almari kecil
Almari kecil terdapat di setiap pasien berjumlah 39 almari
3) Kamar mandi
Kamar mandi berjumlah 7 kamar mandi.
4) Dapur
Dapur pasien dan perawat menjadi satu (digunakan bersamaan)

3. Prasarana/Peralatan
a. Peralatan Medis
Tabel 3.7 Peralatan Medis
Ruang Bougenville RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Ketersedian
Standar
No Nama Barang Oktober Presentase
(buah) 2015

1 Tempat tidur pasien 1:1 39 100%

2 spygmomanometer manual 3 4 133%

3 Stetoscope 3/R 3 100%

4 Branchard 1 1 100%

5 Infusion Pump 1 - 0%
6 Lampu tindakan 1/R 1 100%

7 Film Viewer 1/R 1 100%

8 Minor Surgery Instrument Set 1 - 0%

9 Rawat luka set 1:1/3 (13) 3 23%

10 Emergency Set 1/R Tidak Lengkap 100%

11 BVM 1 1 100%

12 NeckCollar (rigid) 2 2 100%

13 Oxygen terapi 4/R 4 100%

14 Bed side monitor 1/R - 0%

15 Defibrilator 1/R - 0%

16 ECG 1/R 1 100 %

17 ENT Examination Set 1/R - 0%

18 Matras decubitus 1/R 1 100%

19 Nebulizer 1/R - 0%

20 Pen light 1/R - 0%

21 Pulse oxymetry 1/R - 0%

22 Section pump 1/R 2 200%

23 Syring pump 1/R - 0%

24 Tensimeter Digital 1/R - 0%

25 Termometer Digital 1:1 1 2.5%

26 Timbangan 2/R 1 50%

27 Spygmomanometer digital 1/R - 0%

28 Eskrap 1:1/4 (10) 1 10%

29 Bengkok 3/R 1 33%

30 Bak instrument kaca 1/R 1 100%

31 Korentang 3/R 3 100%

32 Tempat Korentang 3/R 2 67%

33 Reflek hamer 2/R 1 50%

34 Alat Sterilisator 1 1 100%


35 Gunting verband 2/R 1 50%

36 Bak instrument kecil 3/R 3 100%

37 Stic pump 12 12 100%

38 Tromol Kasa Besar 1 1 100%

39 Tromol kasa sedang 2 2 100%

40 Set unit diagnostik 1 1 100%

41 Irigator set 2 4 50%

42 Glass spuit 150/200 cc 2 1 200%

43 Eskrah 4 4 100%

44 Cucing dengan tutup 2 4 200%

45 Anascopy 1 - 0%

46 Meja instrumen kecil 2 2 100%

47 Troly rawat luka 2 2 100%

48 Tong spatel 4 4 100%

49 Almari obat ICU 25 laci 1 1 100%

50 Manset dewasa 2 2 100%

51 Gunting vasia 1 1 100%

52 Standart infuse beroda 5 5 100%

53 Gunting lancip 2 1 200%

54 Pinset anatomi 2 3 150%

55 Sepatu bud 4 4 100%

56 Sarung tangan 4 4 100%

57 Kacamata google 4 4 100%

58 Helm 4 4 100%

59 Pispot 1:1/2 (20) 15 75%

60 Urinal 1:1/2 (20) 9 45%

Sumber : Data Sekunder, 2015


Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa beberapa alat medis
cukup memadai dan ada yang melebihi dari standart namun masih ada
beberapa alat medis yang belum ada yang ternyata telah dijadikan standart
alat medis pada RSUD kelas B dalam Permenkes 56 tahun 2014 seperti
infusion pump, set rawat luka, nebulizer, dll. Untuk alat-alat medis yang
memerlukan kalibrasi, belum di lengkapi kartu kalibrasi.

b. Peralatan Rumah Tangga


Tabel 3.8 Inventaris ART
Ruangan Bougenville RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Kondisi
No Nama Barang Standart Jumlah Persentase
Baik Rusak

1. Kursi roda 2-3/R 4 2 2 100%

2. Lemari emergency 1/R 1 1 - 100%

3 Meja pasien 1:1 39 39 - 100%

4 Over bedtake 1:1 - - - 0%

5 Standart infus 1:1 39 39 - 100%

6 Lampu senter 2/R 1 1 - 50%

7 Baskom mandi 8-12/R 3 3 - 30%

8 Baki/Nampan 2-3/R 17 17 - 566%

9 Troli obat 1/R 1 1 - 100%

10 Troli injeksi 1/R 1 1 - 100%

11 Dorongan O2 1/R 1 1 - 100%

12 Tempat sampah 1:1 2 2 - 5%


pasien

13 Tempat sampah 2/R 6 6 - 100%


medis/non medis

14 Tempat sampah 1/R 1 1 - 100%


benda tajam (sharp
container)

15 Piring 1:1 19 19 - 49%


16 Sendok 1:2 (78) 20 20 - 26%

17 Piring snack 1:1 16 16 - 41%

18 Gelas 1:2 (78) 22 22 - 28%

19 Tempat sayur 16 16 -
/mangkuk

20 Ceret 1:2 (78) 1 1 - 1%

21 Garpu 1:2 (78) 12 12 - 15%

22 Troli verbading 1/R 1 1 - 100%

23 Troli pispot 1/R 1 1 - 100%

Sumber Data: Data Sekunder, 2015


Berdasarkan tabel diatas didapatkan data peralatan rumah tangga
cukup memadai dan melebihi standar hanya beberapa bagian kecil
peralatan seperti over badtake dan alat makan belum mencukupi.
c. Peralatan Tenun
Tabel 3.9 Inventaris Alat Tenun
Ruang Bougenville RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Kondisi
Jumlah yang
No Nama Barang Standart Persentase
ada

Baik Rusak

1. Bantal 1:1 20 20 - 51%

2. Guling 1:1 5 5 - 13%

3 Selimut tebal 1:1 58 57 1 146%

4 Sketsel 1:2(78) 4 4 - 5%

5 Handuk cuci tangan 1:3 (117) 74 74 - 63%

6 Kasur 1:1 40 29 11 74%

Sprai hijau

7 Sprai merah muda 1:5 (195) 95 95 - 49%

Sprai putih

8 Perlak kecil 1:3 (117) 37 37 - 32%

9 Perlak besar 1:3 (117) 37 37 - 32%


10 Sarung O2 1:1/3 (13) 10 10 - 77%

11 Scort petugas 1:1 (21) 8 8 - 38%

12 Serbet makan 1:1/4 (10) 8 8 - 80%

13 Stick laken 1:3 (117) 51 51 - 44%

14 Taplak meja pasien 1:3 (117) 40 40 - 34%

15 Taplak meja petugas 1:1 2 2 - 100%

Baju operasi dewasa


16 1:1 11 11 - 28%
Baju operasi anak

Sumber Data : Data Sekunder, 2015

Berdasarkan tabel di atas didapatkan data peralatan alat tenun


sebagian besar terpenuhi namun ada beberapa alat tenun yang belum
terperpenuhi secara jumlah namun sangat di butuhkan bagi privasi klien
yakni sketsel
d. Peralatan Pencatatan dan Pelaporan
Tabel 3.10 Alat Pencatatan dan Pelaporan
Ruangan Bougenville RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
No Jenis Barang Ada Tidak Ada Jumlah

1 Lembar pengkajian awal √

2 Lembar rencana keperawatan √

3 Lembar catatan perkembangan pasien √

4 Lembar observasi cairan √

5 Lembar resume keperawatan √

6 Lembar catatan pengobatan √

9 Lembar laboraturium lengkap √

11 Lembar pemeriksaan radiologi √

12 Lembar permintaan darah √

13 Lembar keterangan kematian √

15 Lembar masuk dan keluar √

16 Lembar instruksi pelayanan medis √

17 Lembar persetujuan tindakan medis √

18 Lembar persetujuan tindakan √


kedokteran

19 Lembar pelayanan keperawatan √

20 Lembar konsultasi √

21 Lembar instruksi & laporan √


perawat/bidan

22 Lembar penolakan medis √

23 Lembar permintaan pemakaian √


ambulance

25 Lembar discharge planning √

26 Surat keterangan rawat inap √

27 Surat pernyataan pengantar dan √


penanggung biaya

28 Resep umum √
29 Resep BPJS √

30 Resep alat √

31 Buku ekspedisi √

32 Buku register pasien √

33 Buku injeksi √

34 Buku bon √

35 Lembar instruksi dokter √

36 Buku register rawat inap √

38 Buku pengamat √

39 Buku jadwal dinas dan jadawal √


pengawas

40 Buku TTV √

41 Buku laporan perawat √

42 Buku petunjuk teknis Askep, kebinaan, √


anak

43 Buku register rawat inap √

44 Buku resep khusus BPJS √

45 Lembar asuhan keperawatan √

46 Lembar tindakan keperawatan √

47 Lembar rencana pelayanan √

48 Lembar pelayanan medis √

49 Lembar pelaksanaan pemberian obat √


oleh perawatan

50 Lembar Askep √

52 Lembar perumusan diagnosa dan √


intervensi perawatan

53 Lembar keterangan rawat inap √

54 Surat pernyataan pulang √


paksa/menolak dirawat

55 Lembar penjelas kewajiban dokter dan √


kewajiban pasien
56 Lembar pelaksanaan pemberian obat √
oleh perawat

57 Resume keperawatan penderita keluar √


rumah sakit

59 Buku inventaris √

60 Buku SOP tindakan keperawatan √

62 Spidol boardmaker √

63 Pensil merah Biru √

64 Pensil √

65 Staples √

66 Whiteboard √

Sumber Data: Data Sekunder, 2015

Alat-alat kantor serta kelengkapan dokumen, buku, serta formulir-formulir Ruang


Bougenville RSUD Ngudi Waluyo Wlingi-Blitar sudah tersedia dengan lengkap. Alat
tulis kantor seperti spidol boardmaker, pensil merah biru, pulpen, straples, tersedia
dengan lengkap diruangan. Buku-buku seperti buku injeksi, buku laporan perawat serta
formulir rawat inap, resep BPJS, resep umum, tersedia dengan lengkap, namun hanya
kurang tertata rapi sehingga penyimapanan berkas-berkas masih susah dicari. Tempat
penyimpanan yang masih kurang maksimal masih kurang tertata dengan rapi,
sehingga ruang ners station terlihat penuh karena ada sebagian dokumen gabung
dengan alat medis dan obat-obatan pasien.

METHOD
Metode yang diterapkan di Ruang Bougenvil di RSUD Ngudi Waluyo adalah model
Keperawatan TIM. Gambarannya sebagai berikut :

Gambar 3.1 Metode Penugasan


Kepala Ruang

Katim 1 Katim 2

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Pasien Pasien

Berdasarkan gambar diatas motode penugasan yang dipakai Ruang Bougenvil


adalah metode tim dalam memberikan asuhan keperawatan. Yakni membagi menjadi 2
tim, Tim 1 atau Tim Utara terdiri dari 5 bed titipan kelas III, 2 bed kelas isolasi, 6 bed kelas
II serta 7 bed kelas III. Sedangkan Tim 2 atau Tim Selatan terdiri dari 4 bed kelas I, 2 bed
Combustio, 6 bed kelas II dan 7 bed kelas III.

1. Fungsi Manajemen Keperawatan


a. Kepala Ruang
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan, √
bulanan, dan tahunan.
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya √
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan √
klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang √
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan √
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui √
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga √
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi
dengan kepala perawatan/ kepala
instalasi.
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas, √
alat, dan dana keperawatan.
j. Menyusun jadwal dinas. √
k. Menyusun jadwal cuti. √
l. Menyusun rencana pengembangan staf. √
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian √
mutu.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang √
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan. √
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan √
perawat pelaksana secara jelas.
d. Membuat rentang kendali. √
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan.
f. Mengatur dan mengendalikan sistem √
ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen. √
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh √
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga √
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat.
j. Memberikan orientasi kepada √
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
k. Memberi orientasi kepada √
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk √
melaksanakan asuhan keperawatan.
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu- √
waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya.
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf √
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kasi perawatan.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan √
obat-obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah
sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan √
pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur √
penempatannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian √
pasien di ruang rawat.
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat √
penyajian makanan pasien sesuai dengan
program dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam √
masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan berkasi
tersebut ke bagian medical record bila
pasien keluar/pulang dari rumah sakit
tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan √
yang menggunkan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada √
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian √
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan, membuat daftar dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem √
ruangan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa √
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga √
keperawatan yang berada dibawah
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
c. Memberikan pengarahan tentang √
penugasan kepada ketua tim dan perawat
pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang √
mengerjakan tugas dengan baik.
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan √
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap √
penting dan berhubungan dengan askep
klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami √
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi. √
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan √
berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien.
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit √
dokumentasi asuhan keperawatan.
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan √
membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama.
Total 44 5
Prosentase 90% 10%
Tabel 3.1 Kepala Ruang

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan terlaksana dengan baik yaitu 90%.
Diharapkan dalam pelaksanaan lebih disempurnakan dengan adanya
penyelengaraan konferen dengan lengkap, timbang terima yang dilakukan
dengan mempertimbangkan kelengkapan anggota tim atau ketepatan waktu
timbang terima, identifikasi pasien dengan melihat kondisi pasien langsung untuk
menentukan skala ketergantungan sehingga pembagian jumlah tenaga akan riil
sesuai dengan tahap ketergantungan pasien serta melakukan penyuluhan
secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Beberapa contohnya
adalah point supervisi dalam hal :

Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (p2) meliputi:


- Menyelenggarakan konferen : Terdapat beberapa yang masih belum di jalankan
seperti pelaksanaan konferen dilakukan pre conference saja tanpa middle dan
post
- Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas diruang rawatnya : tingkat kedatangan pertemuan
berkala 80%.
- Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan : pengelompokan pasien belum maksimal dikarenakan
keterbatasan tempat, yang memeriksa ulang dilakukan oleh PP
- sudah ditunjuk untuk PJ penyuluhan tetapi masih belum bisa terlaksana secara
konsisten, serah terima dilakukan antar PP.
b. Ketua Tim
1 2
Uraian Tugas D TD D TD
Ketua Tim
a. Bersama penanggung jawab
ruangan/kepala ruangan/perawat √ √
associate/anggota tim mengadakan
serah terima tugas setiap penggantian
dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada
perawat associate dengan √ √
mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan √ √
keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter. √ √
e. Menciptakan suasana harmonis. √ √
f. Membuat laporan pasien. √ √
g. Mengorientasikan pasien baru. √ √
h. Membina hubungan saling percaya √ √
antara perawat, pasien, dan keluarga.
i. Memberikan pertolongan segera pada √ √
pasien dengan kedaruratan.
j. Membuat laporan pasien dan √ √
mencatat kasus dari pasien, kejadian
diluar dugaan yang tidak diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat. √ √
l. Melakukan ronde keperawatan
bersama Kepala Ruang dan √ √
melaporkan tentang kondisi pasien,
asuhan keperawatan yang dilakukan,
kesulitan yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore, dan √ √
malam melaksanakan, mengawasi,
dan mengevaluasi pelayanan
keperawatan pasien yang sudah
diprogramkan dan membuat
pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √ √
keperawatan pada anggota tim.
o. Membuat perincian tugas anggota tim. √ √
p. Menerima konsultasi dari anggota tim √ √
dan memberikan instruksi
keperawatan.
q. Memimpin pertemuan tim √ √
keperawatan untuk menerima
laporan, sistem pengarahan tentang
tugas anggota tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta masalah
yang dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik √ √
secara vertikal maupun horizontal.
s. Melakukan penyuluhan kepada √ √
pasien/keluarga atau kepada anggota
tim.
t. Memberi teguran dan pujian. √ √ √
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat √
oleh anggota tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi √ √
langsung dengan perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan √ √
keperawatan yang dilakukan oleh
anggota tim.
x. Membantu kepala ruangan √ √
membimbing peserta didik.
Total 16 7 18 5
Prosentase 69.5% 30.5% 78.2% 21.3%
Tabel 3.2 Ketua Tim
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan dari kedua ketua TIM sama-sama
tidak menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi, tidak membuat laporan pasien dan mencatat kasus dari pasien, kejadian
diluar dugaan yang tidak diinginkan, tidak mengatur waktu istirahat, dan prosentase
yang didapatkan untuk rincian tugas yang dilakukan dari 2 ketua TIM dalam rentang
terendah sebanyak 69.5% sampai dengan rentang tertinggi yaitu 78.2% dengan
prosentase rata-rata sebanyak 73.85%, hal ini memungkinkan untuk menerapkan
metode penugasan TIM.
c. Perawat Pelaksana

Uraian Tugas 1 2 3 4 5 6
Perawat Pelaksana
D T D T D T D T D T D T

ANGGOTA TIM

a. Memberikan
pelayanan
keperawatan
secara langsung
berdasarkan proses
keperawatan      
dengan sentuhan
kasih sayang:
1) Menyusun rencana
perawatan sesuai
dengan masalah
klien.
2) Melaksanakan
tindakan perawatan
sesuai dengan
rencana.
3) Mengevaluasi
tindakan
keperawatan yang
telah diberikan.
4) Mencatat atau
melaporkan semua
tindakan perawatan
dan respon klien
pada catatan
perawatan.
b. Melaksanakan
program medik
dengan penuh   x  x x
tanggung jawab:
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan
laboratorium.
3) Persiapan klien
yang akan
operasi.

c. Memperhatikan
keseimbangan
kebutuhan fisik,
mental, sosial, dan
spiritual klien: x     x
1) Memelihara
kebersihan klien
dan lingkungan.
2) Mengurangi
penderitaan klien
dengan memberi
rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan
komunikasi
terapeutik.
d. Mempersiapkan
klien secara fisik
dan mental untuk x   x x
menghadapi
tindakan perawatan
dan pengobatan
atau diagnosis.

e. Melatih klien untuk x x x x x 


menolong dirinya
sendiri sesuai
dengan
kemampuannya.
f. Memberikan      
pertolongan segera
pada klien gawat
atau sakarotul
maut.
g. Membantu kepala
ruangan dalam
ketatalaksanaan √ √ √ √ √ √
ruang secara
administratif:
1) Menyiapkan
data klien baru,
pulang, atau
meninggal.
2) Sensus harian
atau formulir.
3) Rujukan dan
penyuluhan
PKMRS

h. Mengatur dan      
menyiapkan alat-
alat diruangan
menurut fungsinya
supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan      
memelihara
kebersihan,
keamanan,
kenyamanan, dan
keindahan ruangan.
j. Melaksanakan      
tugas dinas
pagi/sore/malam
atau hari libur
secara bergantian
sesuai dengan
jadwal dinas.
k. Memberikan x   x x x
penyuluhan
kesehatan
sehubungan
dengan
penyakitnya.
l. Melaporkan segala  x    
sesuatu mengenai
keadaan klien baik
secara lisan
maupun tulisan.
m. Membuat laporan      
harian klien.
n. Operan dengan      
dinas berikutnya.
o. Menerima bantuan      
bimbingan katim/ ka
shift dan
melaksanakan
pendelegasian dari
kepala ruangan.
Total 11 4 13 2 13 2 13 2 11 4 11 4

Prosentase (%) 73. 26. 86. 13. 86. 13. 86. 13. 73. 26. 73. 26.
3 6 6 3 6 6 6 6 3 6 3 6
Dilakukan :
Rata-Rata Prosentase 79.95
(%)
Tidak dilakukan : 20.5

Tabel 3.3 Perawat Pelaksana

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan perawat pelaksana dalam menjalankan


fungsi manajemen keperawatan yang dilakukan, dari rentang terendah 73.3% dan
tertinggi 86.6% menunjukkan bahwa beban kerja antar perawat tidak sama. Setelah
dihitung jumlah rata-rata hal apa saja yang sudah dilakukan oleh perawat pelaksana
didapatkan prosentase rata-rata 79.95% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut
dijalankan dengan baik. Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan sesuai dengan
uraian tugasnya. Tugas mampu tercapai tetapi metode yang ditetapkan tidak berjalan
optimal.

2. Tindakan Timbang Terima Keperawatan di Ruang Bougenvile


a. Operan
Tabel 3. 4 Pelaksanaan Operan
Tanggal

No. Langkah-Langkah 01/12/15 02/12/15 03/12/15

P S P S P S
Persiapan :

1. Buku laporan shift


     
sebelumnya
2. Membaca laporan shift
     
sebelumnya.
3. Shift yang akan
mengoperkan,
     
menyiapkan hal-hal yang
akan di sampaikan.
4. Shift yang akan
menerima membawa
     
buku catatan operan /
catatan harian
5. Kedua kelompok sudah
     
siap.
Prosedur Pelaksanaan

1 Kepala ruang / Ketua Tim


memberi salam (selamat
pagi/ assalamu’alaikum)      
dan menyampaikan akan
segera di lakukan
operan.
2 Perkenalkan diri dan
perawat yang akan      
bertugas selanjutnya.
3 Kegiatan di mulai dengan     
menyebut / 
mengidentifikasi secara
satu persatu (berurutan
tempat tidur / kamar) :
 Identifikasi Klien:
nama,alamat, no
Register
 Jelaskan diagnose
medis.
 Jelaskan diagnose
keperawatan
sesuai data focus
4 Jelaskan kondisi /
     
keadaan umum klien.
5 Jelaskan tindakan
keperawatan yang telah
     
dan belum di lakukan

6 Jelaskan hasil tindakan


.masalah teratasi
sebagian belum atau      
muncul masalah baru.

7 Jelaskan secara singkat


dan jelas rencana kerja
dan tindak lanjut asuhan      
(mandiri atau kolaborasi)

8 Memberikan kesempatan
anggota shift yang
menerima operan untuk
melakukan klarifikasi /      
bertanya tentang hal-hal
atau tindakan yang
kurang jelas.

9 Perawat yang menerima


operan mencatat hal-hal
penting pada buku      
catatan harian

10 Lakukan prosedur 1 – 7
untuk pasien berikutnya
sampai seluruh pasien di      
operkan.

11 Perawat yang
mengoperkan
menyerahkan semua
berkas catatan      
perawatan kepada tim
yang akan menjalankan
tugas beriikutnya

Penutup :
1. Kepala Ruang / ketua tim
(yang memimpin )      
kembali ke Nurse Station 

2. Berdoa bersama yang di


pimpin oleh kepala ruang      
/ ketua Tim.
3. Mengucap salam.
     
4. Mengucapkan selamat
istirahat bagi anggota tim      
/ shift sebelumnya.
5. Mengucapkan selamat
bekerja untuk tim / shift      
berikutnya
Total
     
persentase
     
Rata-Rata

Keterangan :

= Dilakukan

- = Tidakdilakukan

P = Operan Malam ke pagi

S = Operan Pagi ke sore

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan
secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang
memerlukan data klien secara teratur. Evaluasi proses operan dan preconference
pada Ruang Bougenvile menunjukkan data bahwa 62,8% proses operan dilakukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa operan yang dilakukan sesuai juknis yang
berlaku. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah
operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah disepakati,
operan diipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah
selesai berdinas dan harus berjalan ke pasien dan bertemu pasien secara langsung.
Pre confrence
Tanggal

No. Langkah-Langkah 01/12/15 02/12/15 03/12/15

D T D T D T
1. Kepala ruang/Ketua Tim
√ √ √
memberi salam
2. Jelaskan tujuan
√ √ √
konferensI awal
3. Berikan Pengarahan
kepada anggota tim
√ √ √
tentang rencana
kegiatan pada shift pagi.
4. Lakukan pembagian
tugas
√ √ √
kepada tim

5. Berikan kesempatan
pada masing – masing
ketua tim untuk
Menjelaskan pasien √ √ √
kelolaannya serta
membagi tugas kepada
anggota Tim
6. Memberikan √ √
Kesempatan kepada
Tim untuk
mempresentasikan
kasus special yang
menjadi prioritas,
meliputi :
 Identifikasi Klien
: nama, umur,
no Register
 Diagnosa medis
 Diagnosa
keperawatan

dan data focus
Yang
menunjang
diagnosa.
 Tindakan
keperawatan
yang sudah di
lakukan dan
hasilnya.
 Rencana tindak
Lanjut
 Masalah yang di
hadapi
7 Berikan Kesempatan
kepada Tim yang lain
untuk mendiskusikan/
bertanya/
√ √ √
menanggapi,
Memberikan
masukan.
8 Karu / Katim mencatat
hasil √ √ √
diskusi anggota Tim.
9 Karu memberikan
kesimpulan dari diskusi √ √ √
yang telah di lakukan.
10 Karu memberikan
penekanan pada hal-hal
yang perlu √ √ √
di perhatikan atau

membacakan SOP
untuk pelaksanaan √ √ √
tindakan
11 Tanyakan kesiapan
anggota
tim untuk Melakukan √ √ √
Kegiatan pelayaan
keperawatan
12 Sampaikan kontrak
waktu untuk
√ √ √
pelaksanaan middle
konferens
13
Mengucapkan Salam √ √ √
14 Mengucapkan selamat
√ √ √
bekerja
Total
     
Prosentase
     
Rata -rata
 

Keterangan

D = Dilakukan

T = Tidak dilakukan

POST CONFRENCE
No. Langkah-Langkah
Tanggal
01/12/15 02/12/15 03/12/15
D T D T D T
1. Kepala ruang/Ketua Tim
memberi salam √ √ √

2. Jelaskan tujuan konferens


akhir √ √ √
3. Berikan kesempatan pada
masing – masing ketua tim
untuk menjelaskan pasien √ √ √
kelolaannya.

4. Memberikan kesempatan √ √ √
kepada tim untuk
Mempresentasikan kasus
special yang menjadi
prioritas,
meliputi :
 Identifikasi Klien
:nama, umur, no
Register
 Diagnosa medis.
 Diagnosa
keperawatan dan
data focus yang
menunjang diagnosa.
 Tindakan
keperawatan yang
sudah di lakukan dan
hasilnya.
 Rencana tindak
lanjut
 Masalah yang di
Hadapi
5. Berikan kesempatan kepada
Tim yang lain untuk
mendiskusikan/ bertanya/ √ √ √
menanggapi, memberikan
masukan.
6. Karu / Katim mencatat hasil
diskusi anggota tim. √ √ √
7 Karu memberikan
kesimpulan dari diskusi yang √ √ √
telah di lakukan.
8 Karu memberikan
penekanan pada hal-hal √ √ √
yang perlu di perhatikan
9 Tanyakan kesiapan anggota
tim untuk melakukan
√ √ √
kegiatan Pelayanan
keperawatan.
10 Mengucapkan salam
√ √ √
11 Mengucapkan selamat √ √ √
bekerja

Total
     
Prosentase
     
Rata –rata


Keterangan :
D: Dilakukan

T: Tidak Dilakukan

Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan selama 3hari, dalam melaksanakan postconference didapatkan data
0% perawat melaksanakan postconference sesuai dengan juknis yang telah ditetapkan
sedangkan dalam pelaksanaan postconference sulit dievaluasi disebaban karena
preconference dilakukan bersamaan dengan operan.
Berdasarakan data diatas dapat disimpulkan :
1) Pre conference dilaksanakan setiap pagi sebelum melaksanakan aktivitas
keperawatan, diikuti oleh semua perawat dan mahasiswa yang dinas pagi.
Pelaksanaan preconference terlaksana 52,3% sehingga perlu ditingkatkan lagi.
2) Tidak dilakukan middle conference pada Ruang Bougenvil
3) Post conference tidak terevaluasi disebabkan karena post conference digabung
dengan operan, dan setelah itu perawat pulang.
2. Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi selama 3 hari di ruang Bougenvil, perawat tidak pernah
melakukan ronde keperawatan. Saat melakukan wawancara kepada perawat,
perawat mengatakan bahwa ronde keperawatan hampir tidak pernah dilakukan
karena terbatasnya tenaga perawat dan kesibukan perawat, ronde keperawatan
hanya dilakukan pada saat ada mahasiswa yang sedang praktek di Ruang
Bougenville..

3. Orientasi Pasien baru


Pada tanggal 1 – 3 ovember 2015, jumlah pasien baru ada 5 orang. Berdasarkan observasi
yang dilakukan, capaian SOP Orientasi Pada Pasien Baru sebagai berikut :
No Tahapan Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
Pelaksanaan
1. Berikan salam pada √ √ √ √ √
pasien dan keluarga
2. Perkenalkan perawat × × × × √
yang bertanggung jawab
selama perawatan
3. Perkenalkan dokter yang × × × × ×
bertanggung jawb selama
perawatan
4. Jelaskan tentang aturan / √ × √ √ ×
aturan tata tertib rumah
sakit
5. Jelaskan tentang ruangan √ × × √ √
/ lingkungan
(kamar mandi, ruang
perawat, ruang sholat,
depo obat dan
laboratorium).
6. Perkenalkan pasien baru × × × × ×
dengan pasien yang
sekamar lainnya (bila
ada)
7. Tanyakan kembali √ × √ √ √
kejelasan akan informasi
yang telah disampaikan
8. Catat pada × × × × ×
checklist/lembar
penerimaaan pasien
baru, dan lengkapi tanda
tangan oleh kedua belah
pihak
Persentase 50% 12,5% 37,5% 50% 50%
Prasentase rata rata 42,5%

4. Discharge Planning
Dari hasil pengkajian tanggal 1-3 November 2015 didapatkan data sebagai berikut :

Rata – rata Discharge Planning diruang Bugenvil mulai tanggal 1-3 November 2015
No. Daftar Pertanyaan Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3
1. Nomor Register √ √ √
2. Nama Pasien √ √ √
3. Alamat √ √ √
4. Diagnosa Medis √ √ √
5. Tanggal MRS √ √ √
6. Tanggal KRS √ √ √
7. Status Pulang √ √ √
8. Rencana Kontrol √ √ √
9. Rencana Keperawatan √ √ √
selama dirumah
10. Aturan diet/nutrisi × × ×
11. Obat-obatan yang √ - √
diminum dan jumlahnya
12. Aktifitas dan istirahat × × ×
13. Hasil pemeriksaan yang √ √ √
dibawa pulang
14. Lain-Lain × × ×
Jumlah 11 10 11
Prosentase 76%

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, didapatkan data 76% pelaksaan


discharge planning sesuai dengan juknis, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan discharge planning sudah maksimal dan perlu ditingkatkan lagi untuk
mencapai pelayanan keperawatan yang berkualitas. Poin yang banyak tidak
tercapai, terutama untuk aturan diet/nutrisi selama dirumah.
kebutuhan catatan riwayat pasien dari awal masuk Rumah Sakit hingga
menjelang pulang, Sedangkan untuk penyuuhan pada klien, merupakan peran serta
dari nutritionist, yakni memberikan anjuran makanan-makanan apa saja yang boleh
dimakan dan harus dihindari oleh klien, serta petugas farmasi untuk memberikan
penjelasan erkait obat-obat yang dikonsumsi oleh klien selanjutnya, saat klien sudah
pulang.

5. Supervisi
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara terus-
menerus dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan perawat (Kron, 1997) Adapun hal mengenai
supervisi di ruang Bougenvile adalah:
a. Mekanisme supervisi terhadap staf.
Supervisi dilakukan secara langsung oleh kepala ruang kepada perawat anggota,
kepala ruang juga melakukan penilaian kinerja kepada perawat anggota dan hasil penilaian
dimasukkan ke dalam raport yang hasilnya akan diserahkan ke bagian keperawatan
b. Mekanisme supervisi terhadap asuhan keperawatan.
Supervisi dilakukan secara tidak langsung oleh tim keperawatan terkait dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan yang berada diruangan
c. Faktor penghambat supervise
Adanya jumlah supervisor yang terbatas dan beban yang harus dilakukan supervise
banyak. Supervisi yang dilakukan umumnya sudah sesuai dengan prinsip dan pedoman yang
telah ditetapkan. Pada ruang Bougenvil ini sudah dilakukan pengajuan supervise tambahan
sebanyak satu orang. Hal ini telah memberikan kontribusi yang baik terhadap kelancaran
supervise, hanya saja terdapat beberapa hambatan yaitu adanya senioritas ruangan, namun
tidak menghalangi kelancaran supervisi dalam melakukan pengawasan terhadap ruangan.

6. Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan


P P P P P P P P P P
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ √ √ √ √ √ - √ √ -
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara - - √ √ √ √ - - - -
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang - - √ √ √ √ - √ √ √
telah dirumuskan
2 Merumuskan diagnosa keperawatan actual/potensial √ - √ √ √ √ - √ √ √
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √ - √ √ √
2 Disusun menurut urutan prioritas √ √ √ √ √ √ - √ √ √
3 Rumusan tujuan mengandung komponen - √ √ √ √ √ - √ √ √
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi pasien dan
atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan - - √ √ √ √ - √ - -
kalimat perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan - - - - - - - √ - -
pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kesehatan lain
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana - √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap - √ √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - √ √ √ √ √ - - √ √
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat - √ √ √ √ √ √ √ √ √
ringkas dan jelas
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan - √ √ √ √ √ √ √ √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa - √ √ √ √ √ √ - √ √
masalah keperawatan dan rencana tindak lanjut.
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat mancantumkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ketentuan yang berlaku.
TOTAL 4 7 5 9 9 9 5 9 8 85
8 6 2 5 5 5 2 1 5 %
% % % % % % % % %
RATA-RATA 77,4%

7. Pengetahuan Perawat Terkait Patient Safety


Patient safety merupakan salah satu program rumah sakit yang mengacu pada
beberapa sasaran yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan
keamanan obat, kepastian tepat pasien, tepat lokasi, tepat prosedur tindakan, pengurangan
resiko infeksi, pengurangan resiko jatuh, keselamatan dekubitus, kejadian tak terduga, dan
flebitis. Berdasarkan sasaran tersebut kami melakukan survey dengan memberikan 15
pertanyaan berkaitan tentang sasaran-sasaran patient safety untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan perawat yang berkaitan dengan sasaran-sasaran patient safety dengan
hasil sebagai berikut :

No Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 B/S


1. Manakah yang X X √ X √ X X X √ √ 4/6
bukan merupakan
tujuan pemasangan
gelang identitas
pada pasien ?
2. Isi label dari gelang X X √ X √ X √ X √ √ 5/5
dengan identitas
pasien adalah
3. Di bawah ini √ X X X X √ X X √ √ 3/7
merupakan urutan
dari prosedur
pelaksanaan
pemasangan gelang
yang tepat, antara
lain
4. Hal dibawah ini X √ √ √ √ X X √ √ √ 7/3
merupakan tujuan
komunikasi lisan/ via
telepon, antara lain
5. Manakah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
bukan merupakan
lima momen cuci
tangan
6. Alat yang biasa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
dipergunakan untuk
penanda luka
operasi, adalah
7. Mengapa kita perlu X X X X X X X x √ x 1/9
untuk memberikan
penandaan luka
operasi pada pasien
8. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
ditanyakan pada
pasien sebelum
memberikan obat,
antara lain
9. Apa yang harus √ √ X √ √ √ √ √ x x 7/3
dilakukan jika pasien
tidak dapat
menyebutkan
identitas sebelum
perawat akan
mengambil sampel
darah
10. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ X X √ X x √ 6/4
diperhatikan pada
pasien dengan
resiko jatuh, antara
lain
11. Apabila di bed √ √ √ √ x √ x √ x √ 7/3
pasien tidak tersedia
side rail, apa yang
harus kita
sampaikan pada
keluarga pasien
agar pasien dengan
resiko jatuh tidak
mengalami kejadian
jatuh
12. Sampah non- √ √ X √ √ X x X √ √ 6/4
infeksius adalah
13. Di bawah ini yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
termasuk sampah
infeksius adalah
14. Yang termasuk √ √ √ √ √ X √ √ x √ 8/2
sampah tajam dan
harus dimasukkan
dalam tempat
sampah kardus
15. Alasan pentingnya √ √ √ √ √ x x x √ √ 7/3
memilah sampah
infeksius dan non
infeksius adalah

Hasil 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87
Presentase rata-rata 67%
Sumber : Data Primer, 2015

Kepatuhan standar operasional prosedur :

Standar Operasional Prosedur


1. Identifikasi Pasien Sebelum Tindakan, transfusi, dan pengobatan

N Tahapan prosedur pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5


o.

1 Siapkan identitas pasien dengan melihat - √ - √ √

rekam medik pasien

2 Ucapkan salam ” Selamat pagi/ siang/ sore/ √ - - √ √


malam, Bapak/Ibu / saudara/ anak”

3 Sebut nama dan departemen /unit kerja - - - √ -


anda.

”Saya....(nama), perawat , dokter,


fisioterapis di ruang .....(Sebutkan)”

4 Jelaskan maksud dan tujuan identifikasi - √ √ √ √


kepada pasien.

” Bapak/Ibu sesuai peraturan keselamatan


pasien, saya akan menanyakan identitas
Bapak/Ibu / saudara/ anak dengan meminta
pasien / keluarga untuk menyebutkan nama
dan tanggal lahir (umur). Tujuanya adalah
untuk memastikan identitas Bapak/Ibu/
saudara /anak dengan benar sebelum
dilaksanakan tindakan /prosedur .......
( sebutkan ) selama di rawat di ruang
rawat ............ ( sebutkan ) ini

5 Jika pasien telah memakai gelang √ √ √ √ √


identitas, tetap dikonfirmasi sebelum
mendapat pengobatan

6 Bila pasien tidak dapat menyebutkan - - - √ √


nama, identitas pasien dapat ditanyakan
kepada penunggu pasien

7 Bila pasien tidak dapat menyebutkan √ - - - -


nama, gelang identitas harus diperiksa
kecocokannya dengan rekam medik oleh
dua orang staf

8 Ucapkan terimakasih dan sampaikan √ √ √ √ √


”Terima kasih atas pengertian dan
kerjasamanya”

Hasil 50 50 37,5 87,5 75


% % % % %
Persentase rata-rata 60%

Berdasarkan tabel diatas dapat di-interpretasikan perawat sebelum melakukan tindakan yang
sesuai dengan SOP sebanyak 60%. Sehingga kepatuhan perawat terhadap SOP perlu ditingkatkan
lagi terutama dalam hal berikut :
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
- Memvalidasi nama pasien melalui keluarga atau mencocokkan dengan Rekam Medik
2. Lima momen cuci tangan

N Tahapan prosedur pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5


o.
1. Antiseptik berbasis alkohol / sabun cair, √ √ √ √ √
tuangkan kedalam tangan

2. Gosokkan tangan seperti SPO Cuci Tangan √ √ √ √ √


3. Lakukan cuci tangan ini dengan
menggunakan antiseptik berbasis alkohol
atau sabun cair pada saat :

a. Sebelum kontak dengan pasien. - - √ - -

b. Setelah kontak dengan pasien. √ √ √ √ √

c. Sebelum tindakan asepsis. √ √ √ - -

d. Setelah terkena cairan tubuh pasien. √ √ √ √ √

e. Setelah kontak dengan lingkungan - √ √ - √


sekitar pasien.

Hasil 71 86 100 57 71
% % % % %

Persentase rata-rata 77%

Berdasarkan tabel diatas dapat di-interpretasikan implementasi perawat terhadap cuci tangan
yang sesuai dengan SOP sebanyak 77%. Dapat disimpulkan perawat cukup sesuai dengan SOP,
namun perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal berikut :
- Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien
- Cuci tangan setelah kontak dengan pasien
- Cuci tangan setelah kontak dengan lingkungan pasien
a. Angka Kejadian Dekubitus

JumlahKejadianDekubitus x100% = 0/7x100% = 0

Formula = JumlahPasienBeresikoTerjadiDekubitus

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 pasien


yang dipilih secara acak pada 1 Desember – 3 Desember 2015 sebagian
besar pasien berisiko decubitus sebanyak 70% (7 pasien) dan sisanya 30%
(3 pasien) tidak berisiko untuk terjadinya decubitus.
b. Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Angka KTD dalam pemberian Obat

Formula=

 Jumlah Pasien Yang Terkena Kejadi n Tidak Diharapkan Dalam Pemberian Obat

x100%
JumlahPasienPadaHariTersebut
0
110 x100%
0

Angka KNC dalam pemberian Obat

Formula=

 JumlahPasienYangTerkenaKejadianNyarisCederaDalamPemberianObat x100%
JumlahPasienPadaHariTersebut
0
110 x100%
0
TANGGAL TOTAL
Variabel
1-12-2015 14-10-2015 15-10-2015

Salah Pasien - - -

Salah nama dan tidak sesuai dengan - - -


identitas

Salah waktu - - -

1.1 Terlambat pemberian obat - - -


1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan
3.1 Cara oral - - -

3.2 Intra vena

3.3 Intra muskuler

3.4 Lain-lain

Salah dosis - - -

4.1 Dosis kurang - - -

4.2 Dosis berlebih - - -

Salah obat - - -

Salah dokumentasi - - -
Jumlah Kesalahan - - -

Jumlah pasien/hari - - -

Total pasien 29 30 30 89

c. Angka Kejadian Pasien Jatuh


Formula

JumlahPasienJatuh x100%
JumlahPasienYangBeresikoJatuh
0
32 x100%
0
Tabel Angka Kejadian Pasien Jatuh pada 1 desember – 3 desember2015

TANGGAL TOTAL
No Variabel
1-11-2015 2-11-2015 3-11-2015

1. Jumlah Pasien Jatuh - - - 0

2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 10 9 7 32


Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan data diatas tidak didapatkan angka kejadian jatuh (0%), akan tetapi jumlah pasien yang beresiko jatuh yaitu 26 pasien
perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan diruangan, sekalipun terdapat penurunan kondisi yang membuat pasien tersebut beresiko
mengalami jatuh. Ruang selatan terdapat 8 pasien dengan resiko rendah dan 4 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dipasangkan gelang
identifikasi resiko jatuh dan Ruang utara terdapat 9 pasien dengan resiko rendah dan
5 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dilakukan pemasangan gelang identifikasi resiko
jatuh.

d. Kejadian infeksi karena jarum infus

Kejadian Phlebitis

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 pasien yang dipilih
secara acak pada 1 Desember – 3 Desember 2015 di ruang Bougenvile sebagian
besar pasien tidak mengalami tanda phlebitis sebanyak 60% (6 pasien), 20% (2
pasien) mengalami awal thrombophlebitis dan 20% (2 pasien) tidak ada tanda
phlebitis
D. MONEY
1. Sistem Gaji dan Remunerasi SDM
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi berasal dari pemerintah daerah, sedangkan sumber dana gaji
pegawai Non-PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri yang diatur sesuai
dengan peraturan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Sistem
remunerisasi diberikan kepada pegawai golongan PNS sesuai dengan
pangkat/golongan, jabatan, pendidikan dan masa kerja. Sedangkan untuk
pegawai honorer pemberian remunerasi berdasarkan pendidikan dan masa
kerja pegawai. Selain itu baik pegawai PNS atau non PNS mendapatkan
bonus saat hari raya Idul Fitri

2. Sumber Pendapatan Ruang Bougenvile


Sumber pendapatan Ruang Bougenvile berasal dari pembayaran
pasien umum dan pasien peserta jaminan kesehatan nasional (JKN):
1) Pasien Umum
Pembayaran yang dilakukan sepenuhnya oleh pasien
2) Pasien Peserta JKN
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi :
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir
miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI),
terdiri dari
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pegawai Negeri Sipil;
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
e) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima upah.
Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima
Upah.Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat
6 (enam) bulan.
Bukan pekerja dan anggota keluarganya
a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun, terdiri dari :
- Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
- Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun;
- Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
- Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
yang mendapat hak pensiun;
- Penerima pensiun lain; dan
- Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
lain yang mendapat hak pensiun.
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau
Perintis Kemerdekaan; dan
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang
mampu membayar iuran.
3. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan
Pembayaran biaya pelayanan diselesaikan pada saat pasien
akan
meninggalkan rumah sakit di loket pembayaran rumah sakit. Bagi pasien
umum yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat waktu maka
dilakukan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan pembayaran.
Sedangkan untuk pasien BPJS pembayaran dilakukan dengan melengkapi
persyaratan BPJS dan apabila sampai pasien pulang keluarga belum dapat
melengkapinya maka terpaksa pasien harus membayar seperti pasien
umum. Biasanya hal itu terjadi pada pasien BPJS yang mengalami
kecelakaan, karena harus melengkapi dengan Surat Keterangan Polisi dan
Jasa Raharja. Selama bulan Agustus s.d
Oktober 2015 tidak ada masalah dalam proses pembayaran atau klaim
BPJS sehingga pemasukkan keuangan ruang Bougenvile lancar.

4. Tarif Rawat Inap

Rawat Jenis Pelayanan Paket Perawatan Biaya


Inap
(Rp)

KELAS I Kamar Orang/hari 75.000

Visite Dokter Spesialis Orang /visite 25.000

Visite Dokter Umum Orang /visite 15.000

Konsultasi Dokter Orang/konsultasi 25.000


Spesialis

Perawatan Orang /hari 20.000

Asuhan Gizi Orang /hari 10.000

KELAS II

Kamar Orang/hari 55.000

Visite Dokter Spesialis Orang /visite 25.000

Visite Dokter Umum Orang /visite 15.000

Konsultasi Dokter Orang/konsultasi 25.000


Spesialis

Perawatan Orang /hari 20.000

Asuhan Gizi Orang /hari 10.000

KELAS III

Kamar Orang/hari 40.000

Visite Dokter Spesialis Orang /visite 25.000

Visite Dokter Umum Orang /visite 15.000

Konsultasi Dokter Orang/konsultasi 25.000


Spesialis

Perawatan Orang /hari 20.000

Asuhan Gizi Orang /hari 10.000


c. Tarif JKN

Rawat Inap Paket Perawatan


Kelas I Sesuai Ina CBGs
Kelas II Sesuai Ina CBGs
Kelas III Sesuai Ina CBGs

d. Rancangan Anggaran Belanja Rumah Sakit yang Meliputi ;


1. Operasional (kegiatan pelayanan)
2. Manajemen (pembayaran pegawai, listrik, air, telepon dll)
3. Pengembangan
RSUD Ngudi Waluyo merupakan RS rujukan untuk daerah Kabupaten Blitar yang
pendanaan RS berasal dari APBD pemerintah Kabupaten Blitar dan RS sendiri. Untuk
pendanaan bahan habis (bahan untuk kebutuhan sehari-hari memakai dana yang
diambilkan dari pemasukan RS, melalu bagian pengadaan barang RS.

e. Daftar Jumlah Dan Persentase Pembayaran Pasien Ruang Bougenvile

Bulan
Total
Prosentase
Jenis Jaminan Agustus September Oktober pasien
Kesehatan
Umum 69 73 87 229 42%

BPJS

a. Askes 3 4 9 16 3%

b. Jamkesmas 55 57 69 181 33,2%

c. Jamkesda SPM 13 6 7 26 4,8%

d. Jamkesda Kartu - 1 - 1 0,2%

e. BPJS mandiri 27 26 39 92 16,8%

TotaI 167 167 207 545 100%

Analisa

Dari data yang didapatkan dalam 3 bulan terakhir, jumlah total pasien adalah 545
pasien, dengan prosentase pasien umum 42% dan sisanya pasien BPJS 58%. hal ini
menunjukkan sebagain besaar pengunjung di rumah sakit Ngudi waluyo telah memiliki
asuransi kesehatan nasional maupun mandiri.
E. MARKET/MUTU

Mutu adalah terbebas dari kerusakan atau cacat guna memuaskan kebutuhan
pelanggan, adapun standar mutu adalah melalui Input, Proses, dan Output.

a. Input
Adapun Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiantan seperti tenaga (man), dana (money), fasililitas (material),
organisasi (method).
b. Proses
Sedangkan proses meliputi interaksi professional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien dan masyarakat). Setiap tindakan korektef dibuat dan
meminimalkan resiko terulangnya keluhan atau ketidakpuasan pada pasien lainnya.
Program keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien
dan mutu pelayanan.
c. Output
Output yaitu hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan yaituberupa
perubahan yang terjadi pada pasien termasuk kepuasan pasien. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa indicator-indikator mutu.

1. KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN


Tabel Data Pengunjung – Asal Darah Pasien

No. Nama Kecamatan Agustus % September % Oktober %

1 Wlingi 21 12.6% 19 11,4% 22 10,6%

2 Talun 11 6.6% 21 12,6% 23 11%

3 Gandusari 21 12,6% 20 12% 29 14%

4 Kesamben 16 8,6% 20 12% 24 11,6%

5 Selopuro 29 9,5% 18 11% 27 13%

6 Binangun 10 6% 13 7,8% 17 8,2%

7 Doko 10 6% 16 9,6% 12 5,8%

8 Garum 10 6% 8 4,8% 11 5,3%

9 Selorejo 14 8,4% 7 4,2% 13 6,3%

10 Wates 9 5,4% 3 1,8% 7 3,4%

11 Sutojayan 4 2,4% 4 2,4% 5 2,4%

12 Kanigoro 2 1,2% 4 2,4% 4 1,9%

13 Ngelegok 2 1,2% 1 0,6% 1 0,5%

14 Sanan Kulon 2 1,2% - 0% 1 0,5%


15 Srengat 1 0,6% 1 0,6% - 0%

16 Ponggok 3 1,8% 5 3% 2 0,9%

17 Wonodadi 1 0,6% - 0% - 0%

18 Panggung Rejo 2 1,2% - 0% 3 1,4%

19 Wonotirto 1 0,6% 1 0,6% - 0%

20 Kademangan - 0% - 0% - 0%

21 Bakung - 0% 1 0,6% 1 0,5%

22 Udan Awu - 0% 0,6% 1 0,5%

23 Lain - Lain luar 7 4,2% 5 3% 4 1,9%


Kabupaten

Total Penderita 167 98% 167 98% 207 99,7%

Total Bulan Lalu 175 167 167

Naik/Turun Turun 4,57% Tetap 0% Naik 1,7%

Sumber : Data Sekunder, 2015

Dari data jumlah pengunjung dari bulan Agustus – Oktober 2015 menunjukkan
terdapat penurunan pada bulan Agustus dan terjadi peningkatan kunjungan pada bulan
Oktober yaitu sebanyak 1,7%. Pengunjung yang paling banyak berasal dari daerah
Gandusari, Wlingi dan Talun.

2. INDIKATOR MUTU PELAYANAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI RUMAH


SAKIT
Tabel Indikator Efisisensi Ruang
No Indikator Standar

1. BOR 75% - 85%

2. ALOS 5-7 Hari

3. TOI 1-3 Hari

Sumber : Data Sekunder 2015


1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit (Depkes RI, 2005).
Tabel BOR Periode Bulan Januari - Oktober 2015 di ruang Bugenvil RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi
No Bulan BOR

1. Januari 72%

2. Maret 72%

3. April 68%

4. Juni 64%

5. Juli 47%

6. Agustus 67%

7 September 63%

8 Oktober 75%

Rata-rata 66%

Sumber : Data Sekunder,2015

Berdsarkan data diatas didapatkan bahwa jumlah total tempat tidur di Ruangan
Bugenvil adalah 39 buah. Rata-rata BOR dalam 8 bulan terakir sejak bulan januari 2015
sampai Oktober 2015 adalah 66% dengan demikian jumlah BOR belum memenuhi standar
yang ada. Jumlah pasien yang berada diruang Bugenvil dari tanggal 1-3 Desember 2015
adalah sebagai berikut :

November 2015

Tanggal Jumlah pasien

1 36 Pasien

2 37 Pasien

3 37 Pasien

Total/rata/rata 37 Pasien

Sumber : Data Primer, 2015


Diketahui:
Jumlah tempat tidur adalah 39 buah.

Keterangan :
TT = Tempat Tidur
BOR
No Kelas Ruang
Tanggal & Shift Kelas 1 Kelas 3 Titipan BOR rata -
. 2 Isolasi
rata

1. Selasa, 1
Desember 2015

Pagi 4/4 9/12 12/14 5/5 4/4 87,1 % 89,6 %

Sore 4/4 9/12 13/14 4/5 4/4 87,1 %

Malam 4/4 10/12 14/14 5/5 4/4 94,8 %

2. Rabu, 2
Desember 2015

Pagi 4/4 10/12 14/14 5/5 4/4 94,8 % 93,6 %

Sore 3/4 10/12 14/14 4/5 4/4 89,7 %

Malam 3/4 10/12 14/14 5/5 4/4 92,3 %

3. Kamis, 3
Desember 2015

Pagi 3/4 10/12 14/14 5/5 4/4 92,3 % 85,4%

Sore 0/4 10/12 14/14 2/5 4/4 76,9 %

Malam 1/4 10/12 14/14 5/5 4/4 87,1 %

Prosentase Rata rata BOR 89,5 %

Sumber : Data Primer, 2015

a. Prosentase BOR 1 Desember 2015 = 89,6 %


b. Prosentase BOR 2 Desember 2015 = 93,6 %
c. Prosentase BOR 3 Desember 2015 = 85,4 %

Ruangan Jumlah Bed Kondisi Baik Kondisi Rusak

Kelas I 4 4 0

Kelas II 14 12 2

Kelas III 19 17 2

Titipan 5 4 1

Ruang isolasi 4 3 1

2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut Data ALOS Juli – September 2015 di Ruang Bougenvil RSUD Ngudi Waluyo.
Rumus

ALOS = Jumlah Lama Rawat / Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati )


Ttabel ALOS Ruang Bugenvil Bulan Januari – Oktober
No Bulan BOR

1. Januari 4,9

2. Maret 4,9

3. April 5,5

4. Juni 6,2

5. Juli 4,8

6. Agustus 5

7 September 5,5

8 Oktober 5,1

Rata-rata 5,2 Hari

Sumber : Data Sekunder,2015

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa rata-rata ALOS yaitu lama pasien yang
dirawat di Ruangan Bougenvil sejak Januari 2015 sampai Oktober 2015 adalah 5 hari. Hasil
tersebut sesuai dengan standar ALOS yang di pakai di RSUD Ngudi Wlingi yaitu 5-7 hari.
Hal tersebut juga dikarenakan Ruangan Bougenvil merupakan Ruangan Bedah yang
diamana terdapat banyak pasien-pasien yang memerlukan bantuan pengobatan lebih dari 3
hari, misalnya Cedera Kepala, BPH dan lain sebagainya.
3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
TOI = (Jumlah tempat tidur x Periode) – Hari Perawatan/ Jumlah Pasien keluar
(hidup + mati )

Tabel TOI bulan Januari – Oktober 2015 di ruang Bugenvile


No Bulan BOR

1. Januari 0,38
2. Maret 0,78

3. April 0,71

4. Juni 0,45

5. Juli 2

6. Agustus 1,5

7 September 1,4

8 Oktober 0,66

Rata-rata 0,985 Hari

Sumber: Data Primer, 2015

Dari data diatas didapatkan bahwa tenggang Perputaran tempat tidur di Ruangan
Bougenvil pada Juli 2015 sampai Oktober 2015 adalah 1 hari. Hal tersebut sesuai dengan
standar yang dimiliki oleh RSUD Ngudi Wlingi yaitu 1-3 hari.

3. INDIKATOR MUTU BERKAITAN DENGAN KEPUASAN PASIEN


a. Kepuasan Pasien Dengan Pelayanan Yang Diberikan.
Pasien
a. Tingkat Kepuasan Pasien
1) Tingkat kepuasan dilakukan dengan metode kuesioner yang sudah ada di Ruang
Bougenvil.
2) Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat dimasukkan dalam
penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 3 hari, tidak pulang
paksa, dan pulang hidup. Data jumlah pasien didapatkan dari rekam medis.
3) Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien yang masuk kriteria
penilaian. Kemudian klien mengisi kuesioner yang berisi 3 pertanyaan data umum dan
22 pertanyaaan data pelayanan perawatan. Dengan skor jawaban 1 sampai 5. Scoring
dimulai dari tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu.
4) Langkah ketiga melakukan perhitungan dan scoring
Berikut ini dipaparkan mengenai kepuasan pasien di Ruang Bougenvil.

Berdasarkan hasil survey di Ruang Bougenvil, dari 22 pasien yang mengisi

kuesioner didapatkan hasil bahwa 14 (64%) pasien sangat puas, 7 (32%)

pasien merasa puas dan 1 (4%) pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan
perawatan yang diterima.
Perawat

Pengetahuan Perawat Terkait Patient Safety


Patient safety merupakan salah satu program rumah sakit yang mengacu pada
beberapa sasaran yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan
keamanan obat, kepastian tepat pasien, tepat lokasi, tepat prosedur tindakan, pengurangan
resiko infeksi, pengurangan resiko jatuh, keselamatan dekubitus, kejadian tak terduga, dan
flebitis. Berdasarkan sasaran tersebut kami melakukan survey dengan memberikan 15
pertanyaan berkaitan tentang sasaran-sasaran patient safety untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan perawat yang berkaitan dengan sasaran-sasaran patient safety dengan
hasil sebagai berikut :
No Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 B/S

1. Manakah yang X X √ X √ X X X √ √ 4/6


bukan merupakan
tujuan pemasangan
gelang identitas
pada pasien ?
2. Isi label dari gelang X X √ X √ X √ X √ √ 5/5
dengan identitas
pasien adalah

3. Di bawah ini √ X X X X √ X X √ √ 3/7


merupakan urutan
dari prosedur
pelaksanaan
pemasangan gelang
yang tepat, antara
lain

4. Hal dibawah ini X √ √ √ √ X X √ √ √ 7/3


merupakan tujuan
komunikasi lisan/ via
telepon, antara lain

5. Manakah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0


bukan merupakan
lima momen cuci
tangan
6. Alat yang biasa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
dipergunakan untuk
penanda luka
operasi, adalah

7. Mengapa kita perlu X X X X X X X x √ x 1/9


untuk memberikan
penandaan luka
operasi pada pasien

8. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0


ditanyakan pada
pasien sebelum
memberikan obat,
antara lain

9. Apa yang harus √ √ X √ √ √ √ √ x x 7/3


dilakukan jika pasien
tidak dapat
menyebutkan
identitas sebelum
perawat akan
mengambil sampel
darah

10. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ X X √ X x √ 6/4


diperhatikan pada
pasien dengan
resiko jatuh, antara
lain

11. Apabila di bed √ √ √ √ x √ x √ x √ 7/3


pasien tidak tersedia
side rail, apa yang
harus kita
sampaikan pada
keluarga pasien
agar pasien dengan
resiko jatuh tidak
mengalami kejadian
jatuh
12. Sampah non- √ √ X √ √ X x X √ √ 6/4
infeksius adalah

13. Di bawah ini yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0


termasuk sampah
infeksius adalah

14. Yang termasuk √ √ √ √ √ X √ √ x √ 8/2


sampah tajam dan
harus dimasukkan
dalam tempat
sampah kardus

15. Alasan pentingnya √ √ √ √ √ x X x √ √ 7/3


memilah sampah
infeksius dan non
infeksius adalah

Hasil 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87

Presentase rata-rata 67%

Sumber : Data Primer, 2015


4. INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN
SASARAN PATIENT SAFETY
4.1 Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien

Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien pada 1 Desember – 3 Desember 2015 di Ruang Bougenvil 2015

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ya tdk Ya Tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk Ya tdk ya tdk ya Tdk
1 Ketepatanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemakaian gelang
Identitas
- Biru =laki-laki,
pink=perempuan
- Gelang identitas
berisikan nama
pasien, umur , no
register dan alamat
2 Pemasangan gelang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kuning pada pasien
resiko jatuh
3 Pemasangan gelang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
merah pada pasien
Alergi
4 Pemberian labeling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sampel darah
menggunakan etiket
sesuai gelang identitas
5. Melakukan prosedur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tindakan dengan
mencocokan minimal
menggunakan dua
identitas pasien

TOTAL 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3
PROSENTASE (%) 60 40 40 60 60 40 40 60 60 40 60 40 40 60 60 40 60 40 40 60
Rata-rata prosedur 52 %
Dilakukan
Rata-rata prosedur tidak 48 %
Dilakukan
Sumber: Data Primer, 2015

Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 sampel perawat yang berada di Ruang bougenvil pada 1
Desember – 3 Desember 2015 sebagian besar yaitu 52% dapat melakukan prosedur ketepatan identifikasi pasien dengan
benar.

4.2 Sasaran 2 : Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien pada 1 Desember – 3 Desember 2015 di Ruang Bougenvil 2015

N Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
o Ya Td ya tdk Ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk Ya Td ya tdk ya tdk ya Td
k k k
1 Komunikasi √ √ √ √ √ √ √ √ √
terapeutik antara √
perawat dan pasien
2 Komunikasi efektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
antara perawat
dengan perawat
3 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Menggunakan
komunikasi yang
jelas dan mudah
dipahami oleh pasien
4 Perintah lengkap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
secara lisan dan
yang melalui telepon
atau hasil
pemeriksaan
dituliskan secara
lengkap oleh
penerima perintah
5. Perintah lengkap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lisan dan telpon atau
hasil pemeriksaan
dibacakan kembali
secara lengkap oleh
penerima perintah.
6 Perintah atau hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemeriksaan
dikonfirmasi oleh
pemberi perintah
atau yang
menyampaikan hasil
pemeriksaan
TOTAL 4 2 5 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2
PROSENTASE (%) 66,7 33,3 83,3 16,6 66.7 33,3 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 66,7 33,3 66,7 33,3

Rata-rata prosedur 60,01


dilakukan
Rata-rata prosedur tidak 39,99
dilakukan
Sumber : Data Primer, 2015

Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Bougenvil pada 1 Desember – 3 Desember 2015
sebagian besar (60.1%) hanya dapat melakukan prosdur komunikasi yang efektif pada saat pelayanan secara benar.

4.3 Sasaran 3 : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
Tabel Observasi Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan
Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk ya tdk Ya tdk ya Tdk
1 Perawat selalu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengecek 7 Benar dalam
memberikan obat –
obatan baik oral maupun
Injeksi
2 Perawat menjelaskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikasi dan jenis obat -
obatan yang diberikan
kepada pasien
TOTAL 2 0 1 1 1 1 1 1 2 0 2 0 2 0 1 1 1 1 1 1
PROSENTASE (%) 100 0 50 50 50 50 50 50 100 0 100 0 100 0 50 50 50 50 50 50
Rata-rata prosedur dilakukan 70
Rata-rata prosedur tidak 30
Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Bougenvil pada 1 Desember – 3
Desember 2015 sebagian besar (70 %) dapat melakukan prosedur Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai dengan benar di ruangan.

4.4 Sasaran 4 : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi


Tabel ObservasiKepastianTepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-PasienOperasi
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk Ya tdk ya tdk Ya tdk ya tdk
1 Mengembangkan suatu √
pendekatan untuk √ √ √ √ √ √ √ √
memastikan tepat-lokasi, √
tepat-prosedur, dantepat-
Pasien
2 Mencocokan lokasi, √ √ √ √
prosedur, danpasien yang √ √ √ √ √ √
Benar
3 Memastikanbahwasemua
dokumen, foto (imaging), √ √ √ √
hasil pemeriksaan yang √ √ √ √ √ √
Relevan tersedia, diberi
label Dengan baik, dan
dipampang
4 Melakukan verifikasi √ √ √
Ketersediaan peralatan √ √ √ √ √ √ √
Khusus dan/atau implant
yang dibutuhkan
5 Perawat menggunakan √ √
suatutanda yang jelasdan √ √ √ √ √ √
dimengerti untuk √ √
identifikasi lokasi operasi
Dan Melibatkan pasien di
dalam proses penandaan
6 Perawat Selalu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
memberikan inform consent
untuk persetujuan tindakan
medis

Total tidak di lakukan : 66,67


Di lakukan : 33,33
Sumber: Data Primer, 2015

4.5 Sasaran 5 : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


Tabel Observasi Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk
1 Perawat memberikan KIE √ √ √ √ √ √ √ √ √ v
untuk mengurangi resiko
infeksi Yang terkait
pelayanan kesehatan
2 Perawat menerapkan cuci
tangan 6 langkah saat :
a. Sebelum kontak√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan pasien
b. Sesudah kontak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan pasien
c. Sebelum tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Aseptic
d. Setelah terkena √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cairan tubuh
Pasien
e. Setelah kontak √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan liingkungan √
sekitar pasien
3 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan Atau kontak √
dengan Pasien selalu
memakai APD
4 Perawat dalam melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan dari pasien satu
ke pasien lainnya selalu
mengganti handscoen
atau menggunakan
handsrub
5 Kepatuhan membuang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sampah infeksius-non
infeksius Dan sampah
tajam degan tepat
Jumlah 4 5 6 3 5 4 2 7 3 6 4 5 5 4 6 3 5 4 5 4
Prosentase 44 56 66 44 56 44 22 88 33 77 44 56 56 44 66 44 56 44 44 56
Prosentase dilakukan 48.7% Prosentase tdk dilakukan 51.3%
Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Bougenvil pada 1 Desember – 3
Desember September 2015 sebagian perawat (51.3%) tidak melakukan prosedur untuk Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan.

4.6 Sasaran 6 : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Tabel Pengurangan Resiko Pasien Jatuh

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ya tdk ya tdk ya Tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya Tdk ya Tdk ya tdk ya Tdk
1 Ruangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √√
menyediakan
handrail untuk
mengurangi
resiko pasien
dari cedera
karena jatuh
2 Terdapat side √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
rail di setiap
tempat tidur
Pasien
3 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
melakukan
perhitungan
resiko jatuh
pada pasien * √ √ √ √ √ √
4 memasangkan
Perawat √ √ √ √
Gelang
identifikasi
resiko jatuh
(gelang
kuning) pada
semua pasien
dengan resiko
jatuh.**
75 75 75 25 7
Prosentase 25% % 25% 75% 25% 75% 25% 75% 25% % 25% % % 75% 25% 75% 25% 75% 25% 575%
Persentase Rata- 25%
di kerjakan dan
rata tidak di kerjakan 75%

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan sekalipun terdapat
penurunan kondisi yang membuat pasien tersebut beresiko mengalami jatuhdan pemberian gelang resiko jatuh tidak pernah di berikan
di ruangan meskipun pasien memiliki kondisi resik jatuh tinggi. Dari perhitungan yang telah kami lakukan, terdapat:
a. Ruang selatan : 8 pasien dengan resiko rendah dan 4 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dipasangkan gelang
identifikasi resiko jatuh
b. Ruang utara : 9 pasien dengan resiko rendah dan 5 pasien dengan resiko tinggi jatuh tidak dilakukan pemasangan
gelang identifikasi resiko jatuh.

Keterangan :
Dari rata-rata total pasien yang berjumlah 30 orang yang berada di Ruang Bougenvil yang telah dilakukan pengkajian jatuh menggunakan
skala MORSE didapatkan hasil 9 orang (30%) dengan resiko tinggi jatuh, tetapi sebagian besar belum terpasang gelang identifikasi resiko jatuh.
5 Paramater Pengukuran Keselamatan Pasien
5.1 Kejadian dekubitus

a) Kejadian dekubitus bulan Agustus 2015


TANGGAL TOTAL
No Variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1. Jumlah
Kejadian
Dekubitus

2. Jumlah
Pasien
Beresiko 1 1 3 2 3 - - 2 1 2 - 1 3 - 2 - - 1 3 1 1 2 - 1 5 - - 1 2 - 3 41
Terjadi
Dekubitus

Jumlah kejadian
decubitus
Formula = X100 = 0/41 x 100% = 0 %
%
jumlah pasien terjadi
dekubitus

Keterangan Agustus 2015 : tidak ada Kejadian dekubitus yaitu 0%


b) Kejadian decubitus September 2015
TANGGAL TOTAL
No Variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1. Jumlah
Kejadian 1 1
Dekubitus
2. Jumlah 2
Pasien
Beresiko 2 2 - 3 - 2 - - 3 - 2 - 2 1 1 2 - 2 - 2 3 4 - - 3 - 2 1 2 41
terjadi
Dekubitus
Jumlah kejadian
decubitus
X100
Formula = % = 1 /41 x 100 % = 2,43 %
jumlah pasien terjadi
dekubitus

Keterangan : 1). Angka kejadian Decubitus pada bulan september sebesar 2,43 % yaitu Ny. X dengan Ca Mamae, KU Lemah. Sejal awal MRS

sudah ada tanda-tanda decubitus.

c) Kejadian decubitus Oktober 2015


TANGGAL TOTAL
No Variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1. Jumlah
Kejadian
Dekubitus
2. Jumlah
Pasien
Beresiko 2 1 1 - 3 1 1 1 - 1 - 2 2 - 1 - 1 1 1 1 1 3 1 2 - 2 2 2 1 - 34
terjadi
Dekubitus
Jumlah kejadian
decubitus
X100
Formula = % = 0 /41 x 100 % = 0%
jumlah pasien terjadi
dekubitus

Keterangan Oktober 2015 : tidak ada Kejadian dekubitus yaitu 0%

Tabel Pengkajian Dekubitus tanggal 1 Desember – 3 Desember 2015 diruang Bugenvil


Skor Hari Pasien ke
NO PARAMETER SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
….. …. …. … ….. …. …. … … ...
1 Jalur IV tampak sehat 0 √ √ √ √ √ √ √
2 Salah satu tanda-tanda berikut jelas √
 Nyeri pada jalur IV 1
 Sedikit kemerahan dekat jalur IV
3 Dua dari tanda berikut:
 Nyeri pada jalur IV
2
 Kemerahan
 Pembengkakan
4 Semua tanda-tanda berikut jelas: √
 Nyeri sepanjang kanul
3
 Kemerahan
 Pembengkakan
5 Semua tanda berikut jelas: √
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan 4
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
6 Semua tanda berikut jelas:
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
5
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
 Pireksia
TOTAL SKOR 3 4 1 0 0 0 0 0 0 0
Nama dan paraf penilai
Keterangan :
Skala nyeri Intervensi
1. Tidak ada tanda phlebitis = 0 1. Observasi kanul
2. Tahap awak phlebitis = 1-2 2. Resite kanul
3. Awal thrombophlebitis = 3-4 3. Resite kanul dan pertimbangkan
4. Stadium lanjut thrombophlebitis = 5
perawatan
4. Memulai perawatan
Kejadian Phlebitis
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 pasien yang dipilih secara acak pada 1 Desember – 3 Desember 2015 di ruang
Bougenvile sebagian besar pasien tidak mengalami tanda phlebitis sebanyak 60% (6 pasien), 20% (2 pasien) mengalami awal thrombophlebitis
dan 20% (2 pasien) tidak ada tanda phlebitis
5.2 Angka Kejadian Jatuh
a. Angka Kejadian Jatuh di Bulan Agustus
TANGGAL TOTAL
No Variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1. Jumlah
Pasien
Jatuh
2. Jumlah
Pasien
Yang
Beresiko
1 1 3 2 3 - - 2 1 2 - 1 3 - 2 - - 1 3 1 1 2 - 1 5 - - 1 2 - 3 41
Jatuh
Adalah
Pasien
Baru

FORMULA = JUMLAH PASIEN JATUH X 100 % = 0/41 X 100 % = 0 %

JUMLAH PASIEN YANG BERISIKO JATUH

Keterangan : Tidak ada pasien yang jatuh pada bulan Agustus (0%)
b. Angka Kejadian Jatuh di Bulan September 2015
TANGGAL TOTAL
No Variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1. Jumlah
Pasien
jatuh
Jumlah
Pasien
Yang
Beresiko
2. 2 2 2 - 3 - 2 - - 3-2-2 1 1 2-2-2 3 4--3-2 1 2- 41
Jatuh
Adalah
Pasien
Baru

FORMULA = JUMLAH PASIEN JATUH X 100 % = 0/41 X 100 % = 0 %

JUMLAH PASIEN YANG BERISIKO JATUH


Keterangan : Tidak ada pasien yang jatuh pada bulan September (0%)
c. Angka Kejadian Jatuh Bulan Oktober
TANGGAL TOTAL
No Variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1. Jumlah
Pasien
Jatuh
2. Jumlah
Pasien
Yang
Beresiko
Jatuh
2 1 1 - 3 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 - 1 1 1 2 1 3 - 2 - 2 2 2 1 - 1 36
Adalah
Pasien
Baru

FORMULA = JUMLAH PASIEN JATUH X 100 % = 0/41 X 100 % = 0 %

JUMLAH PASIEN YANG BERISIKO JATUH

Keterangan : Tidak ada pasien yang jatuh pada bulan Oktober (0%)
Tabel Angka Kejadian Pasien Jatuh pada 1 Desember – 3 Desember2015

TANGGAL TOTAL
No Variabel
1-11-2015 2-11-2015 3-11-2015

1. Jumlah Pasien Jatuh - - - 0

2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 10 9 7 32


Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan data diatas tidak didapatkan angka kejadian jatuh (0%), akan tetapi jumlah pasien yang beresiko jatuh yaitu 26
pasien perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan diruangan, sekalipun terdapat penurunan kondisi yang membuat pasien
tersebut beresiko mengalami jatuh. Ruang selatan terdapat 8 pasien dengan resiko rendah dan 4 pasien dengan resiko tinggi jatuh
tidak dipasangkan geang identifikasi resiko jatuh dan Ruang utara terdapat 9 pasien dengan resiko rendah dan 5 pasien dengan
resiko tinggi jatuh tidak dilakukan pemasangan gelang identifikasi resiko jatuh.

Anda mungkin juga menyukai