Hari : Senin
Tanggal : 7 Oktober 2013
Waktu/ durasi : 30 menit
Tempat : Rumah Keluarga Tn. D di Banjar Ambengan Kelurahan Pedungan
Topik Kegiatan : Hipertensi
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini tekanan darah tinggi begitu umum dibicarakan, sehingga kebanyakan
orang sekurang-kurangnya pernah mendengarnya dan terlalu banyak orang yang
mengalaminya sendiri. Penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi) semakin
merebak dan dikenal dengan sebutan “penyakit trend abad globalisasi”.
Berdasarkan penelitian, penduduk yang terserang hipertensi cenderung meningkat
sejalan dengan perubahan gaya hidup (Way of Life) masyarakat yang cenderung
mengarah ke pola hidup negara industri.
Hipertensi sering tidak dapat dikenali dan lansia juga jarang memeriksakan
kesehatannya ke pelayanan kesehatan. Dengan pertambahan usia, jantung dan
pembuluh darah mengalami perubahan struktural dan fungsional.
B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan dalam waktu 30 menit, diharapkan
peserta penyuluhan dapat lebih memahami tentang hipertensi
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Acara
Setting Tempat
Audien Audien
Audien
Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
Media
Leaflet
E. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Penyaji : Putu Yunita Octaviani
Peserta : Keluarga Tn. D
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2001).
Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas
(JNC VI).
Sedangkan JNC VII mengklasifikasikan hipertensi pada orang berusia 18 tahun ke atas
sebagai berikut (tabel 2).
BP Classification Systolic BP (mmHg ) Diastolic BP (mmHg)
Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas
(JNC VII).
B. PENYEBAB HIPERTENSI
Menurut Lany Gunawan (2001) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
D. PENANGANAN HIPERTENSI
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat ditempuh dengan cara sebagai
berikut.
e. Berhenti merokok
Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan
karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam
aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan
mengakibatkan proses artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada
studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan
adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga
meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke
otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin
meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri. Tidak ada
cara yang benar-benar efektif untuk memberhentikan kebiasaan merokok.
2. Terapi Farmakologis
Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang
sekali sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditarnbahkan
selama beberapa bulan pertama perjalanan terapi. Pemilihan obat atau
kombinasi yang cocok bergantung pada keparahan penyakit dan respon
penderita terhadap obat anti hipertensi.
1. Diuretik
2. Penghambat Simpatis
3. Betabloker
4. Vasodilatator
Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah
prazosin dan hidralazin. Efek samping yang sering terjadi pada
pemberian obat ini adalah pusing dan sakit kepala.
6. Antagonis kalsium
Menurut Anie kurniawan (2002) diet pada pasien Hipertensi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
1.1 Mengatur menu makanan
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi
untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan
kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga
penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah :
a Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, minyak
kelapa, gajih.)
b Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biksuit,
craker, keripik, dan makanan kering yang asin)
c Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink)
d Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)
e Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam.
f Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
g Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan
tape.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah memperbaiki rasa
tawar dengan menambahkan gula merah/putih, bawang (merah/putih),
jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit
garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk
menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu
menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari
1 sendok the per hari.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120-175 mEq/hari)
dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu,
pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium
akibat dan rendahnya natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran
sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), kentang panggang (503 mg
kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).
Kecukupan kalsium penting untuk memcegah dan mengobati hipertensi :
2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat
memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan
kalsium perhari rata-rata 808 mg.
1. Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat dianjurkan untuk tidak
menambahkan garam dapur dalam makanan.
2. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi sedang (100-114
mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok the garam dapur.
3. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole
kurang dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½ sendok teh.
Susu low fat 200gr/hari Ikan air tawar 100gr/hari Labu siam
Kacang-kacangan rendah
garam
Semangka 1 slices