Anda di halaman 1dari 11

Tugas Pengganti Ujian Akhir Semester

Network Management and Service Support

Oleh
Dianthy Marya (211113030)

1. FCAPS adalah Fungsi utama dari Pengelolaan jaringan (Network


Management)
a) Berikut penjelasan fungsi-fungsi FCAPS dalam Pengelolaan jaringan
(Network Management) :
1) Fungsi Fault Management adalah untuk mendeteksi, mencatat,
memberi tahu user dan jika memungkinkan membetulkan masalah
jaringan secara otomatis. Tujuannya supaya jaringan bisa berjalan
secara efektif.
2) Fungsi Configuration Management adalah untuk memonitor
informasi konfigurasi jaringan dan sistem, sehingga semua versi
perangkat keras, lunak, dan konfigurasi dapat dilacak dan semua
potensi masalah bisa dihilangkan (atau diantisipasi).
3) Fungsi Accounting Management adalah mengatur para pengguna
jaringan untuk keperluan akunting atau penagihan dengan cara
melakukan proses pengukuran utilisasi jaringan.
4) Fungsi Performance Management antara lain untuk monitoring
performansi jaringan yang meliputi kegiatan pengukuran, pelaporan
dan analisa terhadap jaringan.
5) Fungsi Security Management adalah untuk mengatur akses terhadap
sumber jaringan sesuai dengan aturan yang telah disetujui, sehingga
jaringan tidak bisa diserobot secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Sebuah subsistem manajemen security, misalnya, dapat memonitor
semua user yang masuk ke dalam jaringan, dan menolak user yang
tidak memiliki kode akses yang benar. Protokol utama di dalam
security management adalah TACACS (Terminal Access Controller
Access Control System), protokol standard yang digunakan untuk
melakukan fungsi-fungsi AAA (Authentication, Authorization, dan
Accounting).
Jika dilihat fungsi-fungsi di atas, semua komponen FCAPS itu penting dan
tidak dapat ditinggalkan salahsatunya, namun demikian menurut saya
Performance dan Fault Management merupakan komponen yang paling
penting atau kritis diantara fungsi lainnya karena dapat menyebabkan
downtime atau penurunan kualitas jaringan. Hal ini hubungannya
langsung dengan kualitas jaringan yang dinikmati konsumen sebagai
sasaran dari penggelaran jaringan, penurunan jaringan ini dapat
menyebabkan konsumen tidak puas sehingga jumlah pelanggan dapat
berkurang dan meyebabkan profit yang akan diperoleh perusahaan juga
tidak maksimal.
b) Berikut ini tabel perbedaan berbagai jenis network management dalam
kaitan fungsi-fungsi FCAPS
FCAPS Fault Configuration Accounting Performance Security
TMN
Business No No Yes Yes Yes
Management
Service Yes Yes Yes Yes Yes
Management
Network Yes Yes No Yes Yes
Management
Element Yes Yes No Yes Yes
Management
OAM&P
Operation Yes No No Yes No
Administration No No Yes Yes Yes
Maintenance Yes Yes No Yes Yes
Provisioning No Yes No No No
TOM/eTOM
Fulfilment No Yes No No No
Assurance Yes No No Yes Yes
Billing No No Yes No No
Operation No No No No No
Support
IETF SNMP Yes Yes No Yes Yes
(TCP/IP)
ISO Yes Yes No Yes Yes
CMIP/CMIS

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa pada pengelolaan jaringan yang
lainnya seperti TMN, OAM&P, TOM/eTOM, IETF SNMP (TCP/IP), dan ISO
CMIP/CMIS juga terdapat fungsi-fungsi FCAPS.
Untuk perbandingan antara TMN dan FCAPS lebih jelasnya dapat terlihat
pada gambar berikut ini.
2. Evaluasi produk Telkomnet Instant
Perkembangan sektor ICT saat ini semakin menyentuh hampir seluruh
bidang aktivitas di Indonesia, berdampak pada akses infomasi. Salah satu
cara yang mudah dan cepat dalam memperoleh berbagai informasi melalui
penggunaan internet. Secara umum, potensi pasar penggunaan internet di
Indonesia meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Didukung pula dengan
berakhirnya era monopoli sektor telekomunikasi, setiap operator jasa
telekomunikasi dan informasi termasuk PT Telkom Tbk. dengan salah satu
layanan internetnya yaitu TelkomNet Instant, saling bersaing untuk
memberikan Iayanan yang terbaik bagi konsumen. Dengan menggunakan
TelkomNet Instant, pengguna internet dapat melakukan akses secara instant
tanpa harus melakukan proses registrasi terlebih dahulu. Karena adanya
kompetisi yang cukup ketat dalam merebut pangsa pasar, maka PT Telkom
Tbk. perlu melakukan evaluasi pada produk Telkomnet Instan.

Berikut ini Evaluasi kinerja terhadap produk Telkomnet Instan dengan


beberapa tools :
 Evaluasi kinerja Telkomnet Instan menggunakan tool CPV (Customer
Perception Value) dilakukan dengan cara menunjukan kinerja produk
terhadap persepsi pengguna/konsumen.
Telkomnet Instan meraih penghargaan Indonesian Customer Satisfaction
Award (ICSA) pada tahun 2002 tentang Perolehan Terbaik Kepuasan
Konsumen dalam kategori ISP. Namun kondisi saat ini pemakai
TelkomNet Instant mengalami lacking (perlambatan) atau penurunan
drastis kecepatan akses (bandwidth). Sebagian besar pelanggan
mengeluh dan kesal karena jaringan PSTN PT Telkom yang katanya
tercanggih di Indonesia, ternyata menghasilkan produk yang tidak
berkualitas dan memuaskan.
Dari hal ini dapat di analisa bahwa kinerja produk terhadap persepsi
pengguna/konsumen berada pada kuadran ke I (Priority for
Improvement) sehingga kinerja dari produk ini harus ditingkatkan agar
kepuasan dan ekspektasi dari pelanggan memuaskan.

 Evaluasi kinerja Telkomnet Instan menggunakan tool BCG Matrix


dengan cara menganalisisi kinerja produk dari segi pangsa pasar.
PT Telkom yang sudah meraih pangsa 32 persen pasar akses internet
dial up di Indonesia dibandingkan dengan pangsa pasar yang diperoleh
kompetitornya. Namun saat ini pangsa pasar telepon tidak bergerak
tidak mengalami pertumbuhan namun malah mengalami pengurangan.
Jumlah pelanggan telepon kabel tetap terus menurun sejak tahun 2008,
dimana pada tahun 2010 jumlah pelanggan menurun sebanyak 74 ribu
(0.88%) setelah sebelumnya pada tahun 2009 mengalami penurunan
jumlah terbesar sebanyak 2.93% atau 253 ribu pelanggan. Salah satu
produk alternatif layanan internet, yaitu Telkomnet instan pun terus
mengalami penurunan. Kecepatan akses yang minim, kurang dari
56kbps, sementara disisi lain kebutuhan lebar pita yang makin besar
turut meredupkan layanan ini. Sebaliknya layanan broadband, yaitu
Speedy terus meningkat hingga 1.65 juta pada tahun 2010, atau terus
meningkat sebanyak 504ribu pelanggan dibanding tahun sebelumnya.
Sehingga jika digambarkan ke dalam BCG Matrix maka posisi Telkomnet
Instan berada pada kuadran IV seperti pada gambar berikut.

Dilihat dari kondisi ini maka Telkomnet Instan harus segera digantikan
dengan produk lainnya.

 Evaluasi kinerja Telkomnet Instan menggunakan tool GE Business


Screen
Daya Tarik Pasar Telkomnet Instan
Ukuran Pasar : tidak mengalami pertumbuhan sejak 2008
Tingkat pertumbuhan pasar : tidak mengalami pertumbuhan
Margin laba historis : mengalami penurunan
Tabel Laba PT Telkom dari tahun 2006-2010

Intensitas persaingan : bersaing dengan produk telkom sendiri


seperti Speedy dan teknologi selular
Penjualan akses internet Telkomnet Instan belakangan ini kurang
bergairah karena kalah bersaing dengan telkom speedy (dan juga dengan
provider internet lain). Dengan bandwidth yang ditawarkan sangat kecil,
idealnya praktis hanya mampu diakses 1 (satu) komputer saja dan harga
yang ditawarkan lebih mahal (jika dibandingkan dengan sewa internet di
warung internet) menjadi penyebab penjualannya kurang bergairah.
Kekuatan Produk Telkomnet Instan
 Telkomnet Instan praktis, ekonamis, cepat dan dapat diakses oleh
siapa saja dan kapan saja tanpa harus mengisi formulir, registrasi dan
sejenisnya, serta terdapat di lebih dari 1050 kota Kabupaten dan
Kecamatan di Indonesia.
 BEBAS : Tanpa ikatan, perjanjian dan tidak perlu membayar biaya
apapun kecuali biaya pemakaian.
 OPERASIONAL : Telkomnet instan memberikan kemudahan
operasional dengan layanan akses dial up yang tetap kesatu nomor
(20912345) dan dengan username yang berlaku umum bagi semua
pelanggan.

Dari kondisi kekuatan perusahaan dan daya tarik pasar yang ada pada
produk Telkomnet Instan saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar tersebut maka perlu dilakukan hal-hal berikut ini


Sasaran Target
Pangsa Pasar Pelihara
Produk Pangkas yang tidak perlu
Harga Stabilitasi Harga/turunkan
Promosi Batasi
R&D Fokus pada proyek tertentu
Investasi Batasi investasi
Kontrol Biaya Pengurangan biaya

 Evaluasi kinerja Telkomnet Instan menggunakan tool PLC (Product Life


Cycle’s)

2000 2005 2010


Gambar Grafik Product Life Cycle’s Telkomnet Instan
Dilihat dari data revenue atau laba yang dihasilkan PT Telkom untuk
produk Telkomnet Instan setiap tahunnya maka dapat digambarkan
kondisinya saat ini sudah melewati masa maturity stage dan sudah
berada pada decline stage. Jika produk masih mau dipertahankan maka
perlu di kembangkan atau dicari market baru sehingga tercipta kurva S
yang baru.

Tabel Automasi Evaluasi produk Telkomnet Instan


No Parameter Tools Result Analisis Action Plan
Strategi
1 Customer CVP Kinerja produk Kinerja dari Produk tidak di
Satisfaction terhadap persepsi produk ini Phase out
pengguna/konsumen harus namun harus
berada pada kuadran ditingkatkan dijaga kualitas
ke I (Priority for produk agar
Improvement) tetap bagus dan
2 Market BCG Produk berada pada Perlu di phased perlu dilakukan
Share kuadran Dogs out inovasi dalam
3 Tech. GE Teknologi Telkomnet Perlu di phased layanan produk
Competitive instant kalah bersaing out Telkomnet
Strength dengan teknologi Instan
seluler dan produk PT
Telkom sendiri
4 Revenue & PLC Produk berada pada Perlu dikaji
Sales decline stage untuk market
yang baru

Dari keseluruhan evaluasi produk Telkomnet Instan yang dilakukan


terhadap konsumen, pasar, kompetitor, karakteristik produk dan revenue,
maka rekomendasi yang dapat diberikan antara lain :
 Produk tidak di Phase out karena pasar yang menggunakannya masih
ada meskipun jumlahnya terus berkurang seiring dengan meningkatnya
kebutuhan akan internet dengan kecepatan tinggi beserta teknologi yang
mengikutinya, dan dapat menjadi salah satu pilihan bagi pelanggan
pengguna internet dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh
Telkomnet instan.
 Kualitas produk harus dijaga agar tetap bagus dan perlu dilakukan
inovasi dalam layanan produk Telkomnet Instan agar masih dapat
bertahan di tengah persaingan teknologi baik dengan speedy dan
teknologi BWA lainnya
3. Perencanaan Jaringan PT Berca Global Access (BGA)
Tabel Data
No Area Jumlah Usia Cakupan Layanan
Penduduk Produktif
1 Sumatera 12 982 204 5 322 703 Medan, Deli Serdang, Langkat,
Utara Simalungun
2 Sumatera 4 846 909 1 938 764 Kt Padang, Agam, Padang Pariaman,
Barat Pesisir Selatan
3 Riau 5 538 367 2 492 265 Pekanbaru, Kampar, Indragiri Hilir,
Bengkalis, Rokan Hulu, Rokan Hilir
4 Jambi 3 092 265 1 484 287 Kt Jambi, Muaro Jambi, Merangin,
Bungo, Batang Hari
5 Sumatera 7 450 394 3 576 189 Palembang, Ogan Komering, Banyu
Selatan Asin, Muara Enim
6 Bengkulu 1 715 518 823 449 Kota Bengkulu, Bengkulu Utara,
Seluma, Rejang LB
7 Lampung 7 608 405 3 652 034 Lampung Tengah, Timur, Selatan,
Utara
8 Kep. Bangka 1 223 296 611 648 Bangka, Bangka Selatan, Bangka
Belitung Tengah, Bangka Barat
9 Kepulauan 1 679 163 906 784 Kota Batam
Riau
10 Bali 3 890 757 2 023 193 Buleleng, Kota Denpasar, Badung,
Gianyar
11 Nusa 4 500 212 1 980 093 Lombok Timur, Lombok Tengah
Tenggara
Barat
12 Nusa 4 683 827 1 264 634 Timor Tengah Selatan, Belu, Kupang,
Tenggara Sikka
Timur
13 Sulawesi 8 034 776 3 454 956 Makassar, Bone, Gowa, Maros
Selatan
14 Kalimantan 4 395 983 1 978 192 Sambas, Kubu Raya, Sangau, Ketapang,
Barat Pontianak
15 Kalimantan 2 212 089 1 083 924 Kapuas, Kota Waringin, Palangkaraya,
Tengah Kota waringin Barat
16 Kalimantan 3 626 616 1 849 574 Banjar, Tnh Laut, Barito Kuala, Tanah
Selatan Bumbu, Kt Baru, Hulu Sungai Tengah
17 Kalimantan 3 553 143 1 812 103 Samarinda, Kutai Kertanegara,
Timur Balikpapan

Dalam perencanaan penggelaran jaringan BWA oleh PT Berca Global Access


(BGA) ini dipilih kota Palembang dengan luas total 102,47 Km2 dan memiliki
jumlah penduduk 1 455 284 jiwa dengan jumlah usia produktif sebanyak
698 536 jiwa (Diperoleh dari data Sensus BPS) dan terdapat 22 pusat
perbelanjaan, 24 hotel berbintang, 16 sekolah dan 21 universitas.
1) Jaringan BWA direncanakan dibangun di kota Palembang dengan target
pasar usia produktif. Jumlah BTS yang dibutuhkan untuk memenuhi
target pasar usia produktif yaitu sebanyak 882 BTS, 294 Cisco Catalyst®
ME-3750, dan 7 Cisco 7600 sebagai ASN Gateway.
Secara umum penggambaran jaringan BWA untuk kota Palembang ini
sama seperti pada gambar berikut ini.

Gambar Arsitektur Jaringan BWA di Palembang


2) Business Case 10 tahun yang diperoleh seperti pada tabel berikut ini.
Business Plan PT Berca Global Access (BGA)
Revenue
Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Cust 100,000 166,504 233,008 299,512 366,016 432,520 499,024 565,528 632,032 698,536
Palembang 100,000 166,504 233,008 299,512 366,016 432,520 499,024 565,528 632,032 698,536

Basic Revenue (ARPU) 120,000,000,000 199,804,800,000 279,609,600,000 359,414,400,000 439,219,200,000 519,024,000,000 598,828,800,000 678,633,600,000 758,438,400,000 838,243,200,000
Instalasi 7,500,000,000 4,987,800,000 4,987,800,000 4,987,800,000 4,987,800,000 4,987,800,000 4,987,800,000 4,987,800,000 4,987,800,000 4,987,800,000

Total Revenue 127,500,000,000 204,792,600,000 284,597,400,000 364,402,200,000 444,207,000,000 524,011,800,000 603,816,600,000 683,621,400,000 763,426,200,000 843,231,000,000

Cost
CAPEX 276,570,000,000
OPEX:
Promosi 54,000,000,000 6,650,400,000 6,650,400,000 6,650,400,000 6,650,400,000 6,650,400,000 6,650,400,000 6,650,400,000 6,650,400,000 6,650,400,000
SDM 8,000,000 32,000,000,000 53,281,360,000 74,562,640,000 95,843,920,000 117,125,200,000 138,406,480,000 159,687,760,000 180,969,040,000 202,250,320,000 223,531,600,000
BHP 61,157,629,500 1,023,963,000 1,422,987,000 1,822,011,000 2,221,035,000 2,620,059,000 3,019,083,000 3,418,107,000 3,817,131,000 4,216,155,000
USO 1,593,750,000 2,559,907,500 3,557,467,500 4,555,027,500 5,552,587,500 6,550,147,500 7,547,707,500 8,545,267,500 9,542,827,500 10,540,387,500
Lisensi Spectrum 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000 35,315,000,000
Total Cost 460,636,379,500 98,830,630,500 121,508,494,500 144,186,358,500 166,864,222,500 189,542,086,500 212,219,950,500 234,897,814,500 257,575,678,500 280,253,542,500

Jumlah Pegawai 333 555 777 998 1,220 1,442 1,663 1,885 2,107 2,328

EBITDA -333,136,379,500 105,961,969,500 163,088,905,500 220,215,841,500 277,342,777,500 334,469,713,500 391,596,649,500 448,723,585,500 505,850,521,500 562,977,457,500
Depresiasi 49,782,600,000 44,804,340,000 39,826,080,000 34,847,820,000 29,869,560,000 24,891,300,000 19,913,040,000 14,934,780,000 9,956,520,000 4,978,260,000
EBIT -382,918,979,500 61,157,629,500 123,262,825,500 185,368,021,500 247,473,217,500 309,578,413,500 371,683,609,500 433,788,805,500 495,894,001,500 557,999,197,500
Tax 0 0 30,815,706,375 46,342,005,375 61,868,304,375 77,394,603,375 92,920,902,375 108,447,201,375 123,973,500,375 139,499,799,375
Profit -382,918,979,500 61,157,629,500 92,447,119,125 139,026,016,125 185,604,913,125 232,183,810,125 278,762,707,125 325,341,604,125 371,920,501,125 418,499,398,125

Jumlah SDM 333 555 777 998 1,220 1,442 1,663 1,885 2,107 2,328
Penambahan Gaji/ SDM 8080000 8080800 8080808 8080808.08 8080808.081 8080808.081 8080808.081 8080808.081 8080808.081

NPV = 1,722,024,719,000
IRR= 36.88%
Cummulative Cashflow = Cash Balance -382,918,979,500 -321,761,350,000 153,604,748,625 231,473,135,250 324,630,929,250 417,788,723,250 510,946,517,250 604,104,311,250 697,262,105,250 790,419,899,250

Dengan tarif yang disarankan Pemerintah BWA yang akan digelar di kota Palembang layak secara bisnis dilihat dari NVP yang dihasilkan di atas Rp
145.199.250.000 (Jika Capex kota Palembang di depositokan dengan asumsi suku bunga 5,25% pertahun diperoleh Keuntungan Rp 145.199.250.000).
Hal ini juga terlihat dari grafik revenue yang dihasilkan selama 10 tahun berikut ini.
Proyek BWA PT BGA
1,000,000,000,000

800,000,000,000

600,000,000,000

400,000,000,000

Rupiah
200,000,000,000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-200,000,000,000

-400,000,000,000

-600,000,000,000
Tahun
Seri…
3) Jumlah Pelanggan minimum sehingga bisnis BWA ini menguntungkan
(dibandingkan jika Capex kota Palembang di depositokan dengan asumsi
suku bunga 5,25% pertahun diperoleh Keuntungan Rp 145.199.250.000)
yaitu : untuk tahun pertama 100000 dan tahun kedua 150000 dengan
tahun berikutnya flat 200000 pelanggan maka diperoleh NPV
Rp 325.596.031.250

4) Bunga kredit maksimal yang masih memberikan kelayakan yaitu 36,88%

4. Pengembangan produk layanan BWA dengan perbandingan harga yag lebih


murah dan kecepatan yang ditawarkan lebih baik dibandingkan dengan
kompetitor.
Brand Name MoWA (Mobile broadband Wireless Access) dengan paket yang
disediakan antara lain :
Paket Tarif Per Bulan Keterangan
MoWA Hemat Rp 100.000 Download up to 256 kbps, upload up
to 64 kbps, Kuota 1 Gbyte
MoWA Simple Rp 150.000 Download up to 512 kbps, upload up
to 64 kbps, Kuota 1,5 Gbyte
MoWA Turbo Rp 250.000 Download up to 1024 kbps, upload
up to 128 kbps, Kuota 3 Gbyte

Fitur-fitur yang ditawarkan antara lain :


Buy one get one free
Free SMS Unlimited
Bonus Kuota 10 % untuk bulan ke 3 dan seterusnya
Discount 20% Tiket Penerbangan Nasional berlaku 3 bulan promosi

Anda mungkin juga menyukai