Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

AKADEMI FARMASI TORAJA


YAYASAN NAFIRI INDONESIA

LAPORAN FARMAKOGNOSI
Laporan III

KARAKTEISASI DAN IDENTIFIKASI SIMPLISIA


“Herba dan Cortex”

Oleh :
Kelompok4 (Empat)

Anggi Sombolayuk (17 04 005)


Germianus Trianto (17 04 010)
Rispa Mina (17 04 022)
Silma (17 04 027)
Yizliani Hagong (17 04 033)

YAYASAN NAFIRI INDONESIA


PROGRAM STUDI DIII FARMASI
AKADEMI FARMASI TORAJA
TANA TORAJA
2018
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami cara identifikasi simplisia secara mikroskopik dan
mengetahui ciri khas dari masing-masing simplisia herba dan cotex
2. Mengetahui fragmen-fragmen spesifik dari serbuk simplisia herba
dan cortex

II. Prinsip Percobaan


Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.
Pengamatan simplisia herba dan cortex dilakukan dengan
Uji mikroskopis yang digunakan untuk mengetahui fragmen atau
mengetahui jaringan-jaringan yang spesifik yang terdapat dari masing-
masing simplisia herba dan kulit kayu manis (Cinnamoni cortex).

III. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Cover glass,
gelas kimia, kaca preparat, mikroskop, pipet tetes dan sendok
tanduk.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Larutan kloral
hidrat, larutan HCl, Andrographidis herba (sambiloto), Apii
graveolens herba (seledri), Centellae herba (pegagan), Cinnamoni
cortex (batang kulit kayu manis), Ipomea aquaticae herba
(kangkung), Phyllanthi herba (meniran).
IV. Metodologi
Disiapkan alat dan bahan. Disiapkan serbuk simplisia yang telah
dibuat terlebih dahulu, kemudian disiapkan dalam kaca preparat,
diteteskan masing-masing larutan kloral hidrat dan HCl pada perangkat
prepart yang telah dibuat, lalu diamati preparat dibawah mikroskop.
Diperhatikan bagian khas pada level mikroskopik setiap simplisia.

V. Hasil Percobaan dan Pembahasan


1. Hasil Percobaan

Nama Penampakan Fragmen Fragmen Khas


Simplisia Mikroskopik Diamati (Menurut pustaka)
HCl

Andrographid
is herba
Kloral Hidrat
(sambiloto)

Keterangan : Diamat dibawah mikroskop dengan hasil fragmen epidermis,


dan fragmen kulit buah.

Nama Penampakan Fragmen


Fragmen Khas
Simplisia Mikroskopik Diamati
HCl
Phyllanthi
herba
(meniran)
Kloral Hidrat

Keterangan : Diamati dibawah mikroskop dengan hasil fragmen epidemis


pada daun : Epidermis atas dan Epidermis bawah. Fragmen
kulit biji.
Nama Penampakan Fragmen
Fragmen Khas
Simplisia Mikroskopik Diamati
HCl

Ipomea
aquaticae
herba Kloral Hidrat

(kangkung)

Keterangan : Diamati dan didapatkan adanya fragmen berbentuk


batang/tangkai

Nama Penampakan Fragmen


Fragmen Khas
Simplisia Mikroskopik Diamati
HCl

Centellae
herba
(pegagan)
Kloral Hidrat

Keterangan : Diamati dibawah mikroskop dengan hasil yaitu sel epidermis,


epidemis bawah dan fragmen batang.
Nama Penampakan Fragmen Fragmen
Simplisia Mikroskopik Diamati Khas
HCl

Cinnamoni
cortex (batang
kulit kayu
Kloral Hidrat
manis)

Keterangan : Diamati dibawah mikroskop dengan hasil yaitu sel batu, serabut
sklerenkim dan sel hablur kalsium oksalat.

2. Pembahasan
Berdasarkan percobaan kali ini pada pengamatan secara
mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang
derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia
yang diuji dapat berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur
– unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan
diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang
spesifik bagi masing – masing simplisia.
Hasil percobaan simplisia secara mikroskopik yang terdiri
dari 6 jenis tumbuhan obat didapat hasil yang berbeda-beda setiap
penampangnya. Ada yang memiliki berkas pembuluh, Parenkim
dengan sel ekskresi, serabut, hablur kalsium, Serabut sklerenkim,
Pembuluh kayu parenkim yang hablur dan epidermis bawah,
stoma, epidermis atas, endokarp, rambut penutup.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada simplisia
yang diamati diketahui adanya:
a. Andrographis paniculata Herba (Herba Sambiloto)
1) Organolepis : Warna coklat kehijauan, bau agak menyengat,
rasa sangat pahit.
2) Makroskopik : Daun kecil berwarna hijau tua berserat.
3) Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu sistolit,
fragmen epidermis, fragmen epidermis bawah, fragmen
kulit buah.
b. Phylantii Herba (Herba Meniran)
1) Organolepis :
Warna coklat kehijauan, tidak berbau, rasa tidak berasa.
2) Makroskopik: Batang kecil coklat muda dengan daun kecil
coklat kehijauan.
3) Mikroskopik: Anatomi jaringan ini mempunyai ciri fragmen
mesofil dan fragmen kulit biji. Anatomi yang dapat diamati
oleh praktikan yaitu hablur kalsium oksalat, fragmen kulit
buah, fragmen kulit biji
c. Ipomea aquaticae herba (kangkung)
Mikroskopik : Pada simplisia tanaman kangkung yang diamati
didapatkan adanya epidermis atas
d. Centellae herba (pegagan)
Mikroskopik : Diamati dibawah mikroskop dengan hasil yaitu
sel epidermis, epidemis bawah dan fragmen
batang.
e. Cinnamomi Cortex (Kulit Kayu Manis)
1) Organolepis : Warna coklat kemerahan, bau khas aromatik,
rasa agak manis, rasa tidak berasa
2) Makroskopik : Kulit kayu berwarna coklat kemerahan dan
biasanya menggulung.
3) Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu sel
batu, serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium oksalat.

Kesalah-kesalahan yang sering ditemui pada saat pengamatan


simplisia sacara mikroskopi disebabkan karena kesalahan praktikan
saat mengerjakan penyiapan preparat simplisia. Namun manfaat uji
simplisia secara mikroskopik yaitu untuk mengetahui fragmen-
fragmen yang terdapat dalam masing-masing simplisia yang diamati.

VI. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa bentuk sel dan jaringan masing-
masing simplisia yang dilakukan dibawah mikroskopi berbeda-beda
antara herba (bunga, buah, biji, daun, batang, akar) dan batang kulit
kayu (cortex).

VII. Daftar Pustaka


Linda Apriant.2016. https://www.scribd.com/ doc/312759986/_
PEMERIKSAAN-SECARA-MIKROSKOPIK. (Diakses pada
14 November 2018)

Depkes RI, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Tim penyusun.2017. Penuntun Praktikum Farmakognosi. Akademi


Farmasi Toraja: Tana Toraja

Anda mungkin juga menyukai