TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Berbagai macam definisi pemberdayaan
(empowerment) dikemukakan oleh para ahli, sebagaimana
yang dikutip oleh Rokhman (2003) berikut ini. Menurut
Noe (1994), pemberdayaan adalah merupakan pemberian
tanggung jawab dan wewenang terhadap pekerja untuk
mengambil keputusan menyangkut semua pengembangan
produk dan pengambilan keputusan. Khan (1997)
mendefinisikan pemberdayaan sebagai hubungan personal
yang berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antara
karyawan dan manajemen. Lebih lanjut Mowen (dalam
Suryono, 1999) mengatakan bahwa pemberdayaan adalah
pemberian wewenang kepada karyawan untuk
merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan
tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya,
tanpa harus mendapat otorisasi secara eksplisit dari
manajer diatasnya.
Spreitzer (1995) mendefinisikan pemberdayaan
suatu proses motivasi intrinsik dimana individu memunyai
kekuasaan untuk berpartisipasi secara langsung untuk
mengendalikan dan memengaruhi suatu kejadian yang
14
15
2. Dimensi Pemberdayaan
Spreitzer (1995) mendefinisikan pemberdayaan
sebagai suatu proses motivasi intrinsik dimana individu
16
B. Budaya Organisasi
1. Pengertian Budaya Organisasi
Lingkungan organisasi pasti memiliki nilai-nilai
yang diterapkan kepada seluruh anggota organisasinya.
21
a. Teamwork (kerjasama)
Karyawan memandang kelompok kerja mereka
beroperasi sebagai sebuah tim di mana kepercayaan
tinggi dan orang-orang diperlakukan secara adil dan
konsisten. Manajemen dan karyawan dianggap
memiliki hubungan kerja yang produktif.
Mendengarkan satu sama lain, konstruktif menghadapi
masalah bersama-sama.
b. Morale (moral)
Karyawan merasa termotivasi untuk menjadi efisien
dan produktif, dan mengeluarkan upaya terbaik
mereka. Karyawan merasa dihormati oleh orang-orang
dalam kelompok kerja mereka dan seluruh organisasi
c. Information Flow (arus informasi)
Karyawan mendapatkan cukup informasi agar menjadi
efisien dan produktif, jika mereka tahu mengapa
perubahan dibuat, dan sejauh mana mereka tahu apa
yang terjadi di luar bagian pekerjaan mereka.
d. Employe Involvement (keterlibatan karyawan)
Karyawan merasa bahwa mereka memiliki suara
dalam keputusan yang memengaruhi pekerjaan
mereka, mereka menganggap bahwa ide-ide mereka
meminta dan dihargai. Karyawan merasa bahwa
masukan mereka penting dan ditindaklanjuti.
24
e. Supervision (Atasan)
Supervision mengacu pada persyaratan dalam
pekerjaan yang dibuat jelas, Seberapa baik atasan
mendengarkan karyawan, atasan membiarkan
karyawan tahu kapan mereka telah melakukan
pekerjaan yang baik dan memberikan kritik dengan
cara yang positif. Seberapa baik pengawas
mendelegasikan tanggung jawab.
f. Meetings (pertemuan)
Mengacu pada efektivitas dan efisiensi pertemuan.
Keputusan yang dibuat pada pertemuan bisa
dimasukkan ke dalam tindakan, setiap orang
mengambil bagian dalam diskusi pada pertemuan dan
melakukan diskusi-diskusi sesuai jalur. Pertemuan
dipandang sebagai waktu yang dihabiskan dengan
baik.
Dalam penelitiannya, Denison (1995)
mengemukakan empat dimensi budaya organisasi.
Keempat dimensi tersebut yaitu :
a. Involvement (keterlibatan) yaitu menyangkut
keterlibatan pribadi individu, pemberdayaan dalam
organisasi dan mencerminkan fokus pada dinamika
internal organisasi dan fleksibilitas. Keterlibatan
dalam organisasi adalah dimana organisasi
membangun tim dalam organisasi, dan
25
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian
ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara budaya organisasi dengan pemberdayaan pegawai.
Hο = Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara
Budaya Organisasi Dengan Pemberdayaan Karyawan
Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga