Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No.

2 November 2017: 169-178_____________ISSN 2087-4871

MODIFIKASI KONSTRUKSI TRAMMEL NET:


UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN

CONSTRUCTION MODIFICATION OF TRAMMEL NET:


AN EFFORT TO INCREASE THE CATCH

Mihrobi Khalwatu Rihmi1, Gondo Puspito2, Ronny Irawan Wahju2


1
Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana
2
Departemen Pemanfaatan Sumberdsya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Korespondensi: mihrobiiifpik@gmail.com, gondopuspito@gmail.com, rwahyu06@gmail.com

ABSTRACT

The research of trammel net construction modification was conducted by doing trial of fishing operation at Lontar,
Serang. Three constructions of trammel net which was tested namely trammel net as control (TK), trammel net with
treatment 1 (TP1), and trammel net with treatment 2 (TP2). TK is trammel net which has two layers of outer net and
all its slackness is only distributed at the bottom of net body. Then TP1 is trammel net which has one layer of outer
net and creat 1 pocket. Meanwhile, TP2 is trammel net which has one layer of outer net and creates two pockets.
The result of trial showed that three constructions of trammel net caught 10 species of same organisms, there are
Penaeus merguiensis, Harpiosquilla raphidea, Portunus pelagicus, Argyrosomus amoyensis, Pseudorhombus arsius, Platycephalus indicus,
Pomadasys maculatus, Himantura uarnak, Leiognathus equulus and Thryssa hamiltonii. TP2 caught 1.168 individuals, or 1.29
times more than TP1 (899 indivisuals) and 2.36 times more than TK (499 individuals). The result of statistic test of
using ANOVA an LSD proved that modification of trammel net construction was proven able to increase the number
of catches (F39.99: α0.05).

Keyword: construction, slackness, trammel net, Serang

ABSTRAK

Penelitian modifikasi konstruksi trammel net dilakukan dengan melakukan uji coba penangkapan di perairan Lontar,
Serang. Tiga konstruksi trammel net yang diujicoba, yaitu trammel net kontrol (TK), trammel net perlakuan 1 (TP1)
dan trammel net perlakuan (TP2). TK adalah trammel net yang memiliki 2 lembar jaring lapis luar dan kekendurannya
menumpuk di bagian bawah. Selanjutnya TP1 adalah trammel net yang memiliki 1 lembar jaring lapis luar dan
membentuk 1 kantong di bagian bawah, sedangkan TP2 memiliki 1 lembar jaring lapis luar dan membentuk 2 kantong.
Hasil uji coba menunjukkan ketiga konstruksi trammel net menghasilkan 10 jenis organisme yang sama, yaitu Penaeus
merguiensis, Harpiosquilla raphidea, Portunus pelagicus, Argyrosomus amoyensis, Pseudorhombus arsius, Platycephalus indicus,
Pomadasys maculatus, Himantura uarnak, Leiognathus equulus, Thryssa hamiltonii. TP2 menangkap 1.165 individu, atau lebih
banyak 1.29 kali dibandingkan dengan TP1 (897 individu) dan 2.36 kali dibandingkan dengan TK (493 individu). Hasil
uji statistik menggunakan ANOVA dan uji BNT juga menunjukkan bahwa modifikasi konstruksi trammel net terbukti
dapat meningkatkan jumlah hasil tangkapan (F39.99: α0.05).

Kata kunci: kekenduran, konstruksi, trammel net, Serang

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, IPB__________________________ E-mail: jurnalfpik.ipb@gmail.com


PENDAHULUAN Konstruksi trammel net dengan 3 kekenduran
ternyata menghasilkan jumlah tangkapan
Latar Belakang yang dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan trammel net standar. Hampir seluruh
Trammel net merupakan jaring hasil tangkapan terdistribusi pada bagian
insang yang dioperasikan di dasar perairan. bawah dan tengah jaring. Kelemahannya
Sasaran tangkapan utamanya berbagai jenis adalah proses pelepasan hasil tangkapan dari
organisme demersal, seperti udang, ikan jaring relatif masih sulit. Penelitian lainnya
demersal, kepiting dan rajungan. Prinsip hanya menganalisis tentang pembentukan
pengoperasiannya adalah penyapuan dasar kantong pada trammel net (Irhamsyah 2002)
perairan, baik dengan cara diseret atau dan pengaruh arus terhadap tegangan dan
dihanyutkan mengikuti arus. Cara operasi bentuk lengkungan trammel net (Puspito
pertama dianggap oleh nelayan lebih efektif, 2009).
karena memiliki areal sapuan yang lebih Perbaikan terhadap penelitian
luas dan jumlah tangkapannya lebih banyak Mardiah (2016) dilakukan pada penelitian ini.
dibandingkan dengan cara operasi kedua. Kekenduran jaring lapis dalam bagian atas
Hasil pengamatan terhadap proses dihilangkan karena jumlah tangkapannya
penangkapan trammel net menunjukkan sangat sedikit. Selanjutnya satu lapis jaring
bahwa hampir seluruh organisme demersal luar yang berada di belakang jaring lapis
tertangkap pada jaring bagian bawah. dalam ditiadakan. Ini dimaksudkan agar
Sebagian lainnya tertangkap pada jaring kantong besar terbentuk secara horizontal
bagian tengah dan hanya sedikit di bagian di sepanjang trammel net bagian bawah dan
atas (Purbayanto et al. 2010). Proses operasi tengah. Jumlah hasil tangkapan diharapkan
trammel net menjadi tidak efektif, karena dapat meningkat dan proses pelepasannya
hanya sebagian kecil jaring saja yang menjadi lebih mudah. Penelitian bertujuan
memiliki kemampuan untuk menangkap untuk membuktikan apakah perbaikan
organisme demersal. konstruksi trammel net akan mempengaruhi
Trammel net memiliki konstruksi komposisi jenis dan jumlah hasil tangkapan.
yang berbeda dengan jaring insang, karena
tersusun atas 3 lapis jaring. Dua lembar METODE PENELITIAN
jaring lapis luar mengapit satu lembar jaring
lapis dalam. Jaring lapis luar memiliki Tahapan penelitian terbagi atas 3
ukuran mata jaring yang jauh lebih besar bagian, yaitu survei lapang, prapenelitian
dibandingkan dengan jaring lapis dalam. dan uji coba penangkapan. Survei lapang
Ukuran panjang dan tinggi jaring lapis luar berlangsung pada bulan Januari 2017 untuk
juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan menentukan kelayakan lokasi penelitian.
jaring lapis dalam. Selanjutnya bagian atas Sementara tahap pra penelitian dan uji coba
ketiga jaring disatukan dengan tali ris atas, penangkapan dilaksanakan antara Februari-
sedangkan bagian bawahnya dengan tali April 2017. Seluruh kegiatan berlangsung di
ris bawah. Bahan ketiga jaring terbuat dari perairan Lontar, Kabupaten Serang (Gambar
polyamide (PA) yang memiliki berat jenis 1).
1.14 kg/m3, atau lebih tinggi dari berat jenis Penelitian menggunakan metode
air laut 1.03 kg/m3 (Prado & Dremiere percobaan dengan menguji coba trammel
1991) mengakibatkan jaring lapis dalam net secara langsung di laut sebanyak 30
akan bertumpuk dan kendur pada bagian kali ulangan. Rangkaian trammel net yang
bawahnya. Ini menjadi penyebab utama dioperasikan terdiri atas 3 konstruksi.
kenapa hanya bagian bawah trammel net Masing-masing adalah trammel net kontrol
yang efektif menangkap organisme demersal. milik nelayan (TK) yang memiliki 3 lapis
Perbaikan konstruksi trammel net perlu jaring, trammel net perlakuan 1 (TP1) yang
dilakukan agar setiap bagian jaring memiliki tersusun atas 2 lapis jaring dengan 1
kemampuan yang sama untuk menangkap kekenduran di bagian bawah, dan trammel
organisme demersal. Caranya adalah net perlakuan 2 (TP2) yang terdiri atas 2
memperbanyak kekenduran pada beberapa lapis jaring dengan 2 kekenduran di bagian
bagian jaring. Penelitian yang mengkaji tengah dan bawah jaring. Desain konstruksi
masalah tersebut baru dilakukan oleh dan spesifikasi trammel net disajikan pada
Mardiah (2016) dengan menguji trammel Gambar 2.
net yang memiliki 3 kekenduran, yaitu Trammel net dioperasikan secara
bagian bawah, tengah dan atas. Hasilnya aktif menyapu dasar perairan dengan
dibandingkan dengan trammel net standar. diseret menggunakan 1 perahu berukuran

170 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 169-178
ISSN 2087-4871

10 GT. Penarikan jaring membentuk 1/4 - perbandingan hasil tangkapan masing-


<1/2 lingkaran dengan pergerakan perahu masing perlakuan. Adapun analisis statistik
memotong dan melawan arus (Gambar 4). dilakukan dengan metodeRancangan Acak
Satu rangkaian trammel net terdiri atas 3 Kelompok (RAK) Faktorial.
lembar TK, 3 lembar TP1 dan 3 lembar TP2. Tahapan analisis data hasil tangkapan
Kesembilan lembar jaring disusun secara dimulai dengan menguji normalitas data
berselang-seling (Gambar 3). Kegiatan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.
penangkapan dimulai pada pukul 05.00 Uji ANOVA dilakukan jika data menyebar
WIB dan berakhir sekitar pukul 16.00 WIB. normal, sedangkan non parametrik
Seluruh hasil tangkapan dilepaskan diterapkan seandainya data tidak menyebar
dari jaring dan disortir berdasarkan normal. Uji anova akan menghasilkan nilai
jenis dan posisi tertangkapnya selama Fhitung. Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka analisis
proses pengangkatan jaring berlangsung. data dilanjutkan memakai uji beda nyata
Selanjutnya, setiap ikan tangkapan diukur terkecil (BNT). Penarikan kesimpulan uji
panjang total (cm) dan beratnya (g). BNT adalah dengan membandingkan antara
Sementara udang, kepiting dan rajungan nilai BNT dengan beda rata-rata antara dua
diukur panjang karapasnya (cm). Seluruh perlakuan trammel net. Jika selisih rata-
data dicatat untuk dianalisis. rata perlakuan lebih besar dari BNT berarti
Dua jenis analisis data yang perlakuan perbaikan konstruksi trammel net
digunakan, yaitu secara deskriptif dan secara nyata mampu meningkatkan hasil
statistik. Analisis deskriptif dilakukan tangkapan.
dengan membuat diagram untuk melihat

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Modifikasi Konstruksi Trammel Net........................................................................................................(RIHMI et al.) 171


Gambar 2. Desain dan bagian-bagian trammel net

Gambar 3. Susunan trammel net

Gambar 4. Posisi trammel net ketika dioperasikan

172 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 169-178
ISSN 2087-4871

HASIL DAN PEMBAHASAN individu, diikuti oleh udang mantis (362


individu) dan gulamah (239 individu).
Hasil tangkapan trammel net Adapun jenis organisme demersal lainnya
tertangkap dalam jumlah sedikit. Rajungan
Hasil tangkapan trammel net hanya tertangkap 27 individu, sebelah (31
dikelompokkan atas dua jenis hasil individu), baji-baji (32 individu), gerot-gerot
tangkapan utama, yaitu berupa krustase (94 individu) pari (16 individu) dan petek (51
dan ikan demersal, serta satu jenis ikan individu). Menurut Rosyid (2015) informasi
pelagis. Kelompok krustase meliputi udang ini sangat bersesuaian dengan lokasi dan
putih (Penaeus merguiensis), udang mantis waktu penelitian.
(Harpiosquilla raphidea) dan rajungan Waktu pelaksanaan penelitian
(Portunus pelagicus). Sebanyak 6 jenis ikan ternyata tidak bertepatan dengan musim
demersal yang tertangkap trammel net penangkapan rajungan yang berlangsung
adalah gulamah (Argyrosomus amoyensis), antara Juni-September (Ihsan 2015), baji-
sebelah (Pseudorhombus arsius), baji- baji pada Juni (Simanjuntak & Zahid 2009),
baji (Platycephalus indicus), gerot–gerot pari dan petek antara Juli-September
(Pomadasys maculatus), pari (Himantura (Ernawati & Sumiono 2009). Sementara
uarnak) dan petek (Leiognathus equulus). populasi ikan gerot-gerot dan sebelah
Adapun jenis ikan pelagis yang tertangkap semakin berkurang, sehingga jumlah
hanya satu jenis yaitu bilis (Thryssa tangkapan keduanya semakin menurun
hamiltonii). setiap tahunnya (Badrudin et al. 2011; dan
Jumlah total hasil tangkapan trammel Arfiati et al. 2015).
net mencapai 2.566 individu. Sebanyak 1.892 Ikan bilis merupakan satu-satunya
individu atau 74% diantaranya merupakan jenis ikan pelagis yang tertangkap oleh
organisme demersal yang terdiri atas 1.429 trammel net. Peluang ikan bilis tertangkap
krustase (56%) dan 463 ikan demersal (18%). oleh trammel net sangat besar, karena
Adapun jumlah hasil tangkapan kelompok keberadaannya sangat banyak di perairan
ikan pelagis hanya berjumlah 674 individu Indonesia (Carpenter & Niem 1999). Jumlah
(26 %). Data komposisi hasil tangkapan tangkapannya mencapai 674 individu.
disajikan pada Gambar 5. Arah penarikan trammel net
Pengoperasian trammel net yang yang memotong dan melawan arus akan
dilakukan menyapu dasar perairan menghadang pergerakan renangnya dan
menyebabkan peluang tertangkapnya selanjutnya memerangkapnya. Baloch et
organisme demersal menjadi sangat tinggi. al. (2012) menegaskan bawah ikan bilis
Jenis organisme yang mendominasi umumnya tertangkap oleh trammel net dan
hasil tangkapan trammel net adalah trawl.
udang putih. Jumlahnya sebanyak 1.040

Gambar 5. Komposisi jumlah berdasarkan jenis organisme hasil tangkapan


trammel net

Modifikasi Konstruksi Trammel Net........................................................................................................(RIHMI et al.) 173


Hasil tangkapan berdasarkan konstruksi bawah. Komposisi jenisnya adalah sama.
trammel net Perbedaannya hanya terletak pada
jumlah individunya. Oleh karenanya
Tiga jenis konstruksi trammel net pembahasan sebaran hasil tangkapan
memberikan jumlah hasil tangkapan yang hanya dikelompokkan atas bagian bawah
berbeda selama uji coba penangkapan. dan atas jaring. TK dan TP1 memiliki jaring
Jaring TP2 menghasilkan jumlah tangkapan bagian atas yang tegang dan bagian bawah
terbanyak, yaitu 1.168 individu, atau yang kendur. Adapun jaring bagian atas TP2
45.51% dari jumlah total tangkapan. terdiri atas bagian yang tegang dan kendur.
Urutan selanjutnya adalah TP1 899 individu Posisi jaring bagian atas berada di atas
(35.03%) dan TK 499 individu (19.44%). jaring bagian bawah yang kendur. Sebaran
Hasil uji statistik juga membuktikan bahwa jumlah organisme tangkapan per konstruksi
perbaikan konstruksi trammel net dapat trammel net disajikan pada Gambar 7.
meningkatkan jumlah hasil tangkapan Setiap bagian trammel net memiliki
secara signifikan. Data hasil tangkapan kemampuan menangkap organisme yang
yang didapatkan selama penelitan diketahui berbeda. Trammel net bagian bawah
menyebar secara normal sesuai dengan menghasilkan jumlah hasil tangkapan
metode Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan terbanyak, yaitu 1.560 individu atau 60.79%
analisis ragam data (ANOVA), perlakuan dari jumlah total hasil tangkapan. Adapun
perbaikan konstruksi trammel net terbukti trammel net bagian atas hanya mampu
mempengaruhi jumlah hasil tangkapan menangkap 1.006 individu (39.21%).
dengan nilai Fhitung = 39.99 > Ftabel = 3.04 pada Berdasarkan Gambar 7, sebaran
taraf kepercayaan α=95%. Pada uji lanjut hasil tangkapan pada jaring bagian atas
BNT juga diketahui bahwa nilai rata- rata dan bawah berbeda. Trammel net kontrol
hasil tangkapan ketiga konstruksi trammel TK memperoleh jumlah hasil tangkapan
net berbeda nyata. Gambar 6 menjelaskan mencapai 499 individu. Sebanyak 306
komposisi jumlah hasil tangkapan per individu atau 61.33% dari hasil tangkapan
kelompok organisme untuk setiap konstruksi terperangkap pada jaring bagian bawah.
trammel net. Sementara jaring bagian atas hanya
Setiap konstruksi trammel net menangkap 193 individu (38.67%).
menghasilkan jumlah total dan jumlah per Kekenduran TP1 terdiri atas 2 bagian, yaitu
jenis tangkapan yang berbeda. Jaring TP2 bagian atas yang tegang setinggi 100 cm
menangkap 673 krustase, 195 ikan demersal dan bagian bawah yang sangat kendur 50
dan 297 ikan pelagis. TP1 mendapatkan cm. Ukuran kantong yang terbentuk sangat
488 krustase, 170 ikan demersal, 239 ikan dalam, karena tinggi jaring bagian dalamnya
pelagis. Adapun TK hanya memperoleh 269 100 cm. Hasil tangkapan TP1 berjumlah
krustase, 86 ikan demersal dan 138 ikan 899 individu. Jumlah tangkapan terbanyak
pelagis. berada pada jaring bagian bawah sebanyak
Jaring TP2 menghasilkan organisme 561 individu, atau 62.40% dari seluruh
tangkapan lebih banyak dibandingkan hasil tangkapan TP1. Sisanya tertangkap
dengan TP1 ataupun TK. Penyebabnya pada bagian atas 338 individu (37,60%).
adalah TP2 membentuk 2 kantong besar, TP2 juga terdiri atas jaring bagian atas dan
sedangkan TP1 hanya memiliki satu bawah. Jaring bagian atas TP2 tersusun
kantong besar. Sementara TK yang tidak atas 1 bagian yang tegang dan 1 bagian
dikoreksi kekendurannya hanya memiliki yang kendur. Masing-masing setinggi 50
kantong yang sangat kecil. Menurut Thomas cm. Jaring bagian atas yang kendur akan
et al. (2002), organime yang terperangkap membentuk kantong yang sama ukurannya
oleh trammel net akan mendorong jaring dengan jaring bagian bawah. Jumlah total
lapis dalam. Selanjutnya, trammel net hasil tangkapan TP2 adalah 1.168 individu.
akan menjeratnya sehingga sulit untuk Sebanyak 693 individu (59.34%) hasil
meloloskan diri, karena jaring lapis dalam tangkapan tertangkap pada bagian bawah
memiliki kekenduran yang sangat tinggi jaring. Sementara sisanya tertangkap pada
(Safitri et al. 2006). bagian atas 475 individu (40.66%).
Hasil tangkapan kelompok krustase
Sebaran hasil tangkapan selama penelitian berjumlah 1.429 individu.
Sebanyak 891 individu (62.36%) diantaranya
Organisme hasil tangkapan trammel tertangkap pada bagian bawah dan hanya
net tidak menyebar secara merata, karena 538 individu (37.64%) pada bagian atas.
sebagian besar terkumpul pada bagian Menurut Penn (1884) jenis udang putih

174 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 169-178
ISSN 2087-4871

merupakan organisme yang aktif mencari terbatas di dasar perairan pada siang hari.
makan di siang hari, tidak meliang dan Jenis ikan demersal juga banyak tertangkap
hidup pada dasar perairan yang keruh. pada jaring bagian bawah sebanyak 282
Pengoperasian trammel net dengan cara individu (60.90%) dan sisanya 181 individu
menyapu dasar perairan akan mengejutkan (39.1%) pada bagian atas. Suman et al.
udang. Selanjutnya udang akan merespon (2014) menjelaskan bahwa pergerakan ikan
sapuan jaring dengan menghentakkan demersal terbatas di sekitar permukaan
tubuhnya ke atas. Tinggi lompatan dasar perairan. Cara pengoperasian trammel
udang, menurut Jayanto et al. (2013) dan net yang menyapu permukaan dasar
Suharyanto (2003), berkisar antara 10 perairan akan mengakibatkan rajungan
cm hingga 100 cm. Adapun posisi badan dan ikan demersal cenderung lebih banyak
jaring akan cenderung merebah selama tertangkap pada jaring bagian bawah.
proses penarikan yang arahnya membentuk Satu jenis ikan pelagis yang
setengah lingkaran. Mulut kantong bagian tertangkap trammel net adalah ikan bilis.
bawah akan mengarah ke bawah, sehingga Jumlahnya mencapai 674 individu yang
peluang udang untuk menghindar dari tersebar pada jaring bagian bawah sebanyak
kantong sangat kecil. Sebagian kecil udang 358 individu (53.11%) dan bawah 316
yang lolos dari kantong bagian bawah individu (46.89%). Trammel net cukup banyak
akan tertangkap oleh jaring bagian atas. menangkap ikan bilis karena dioperasikan
Sementara itu, menurut Indriyani (2006), pada kedalaman 4 – 7 m. Menurut Froese
rajungan termasuk organisme yang aktif & Pauly (2015) ikan bilis hidup di kolom
pada malam hari dan pergerakannya sangat perairan pada kedalaman rata-rata 0 - 50 m.

Gambar 6. Komposisi hasil tangkapan berdasarkan konstruksi


trammel net

Gambar 7. Sebaran jumlah tangkapan per konstruksi trammel net


berdasarkan bagian jaring

Modifikasi Konstruksi Trammel Net........................................................................................................(RIHMI et al.) 175


Strategi untuk meningkatkan hasil net posisi 3 (757 individu; 29.62%). Luas
tangkapan sapuan terbukti sangat mempengaruhi
jumlah tangkapan trammel net. Hasil
Strategi yang dapat dilakukan analisa ragam data (anova) RAK faktorial
untuk meningkatkan hasil tangkapan juga menunjukkan bahwa posisi trammel
trammel net adalah dengan menggunakan net berpengaruh terhadap hasil tangkapan
konstruksi trammel net yang memiliki dengan nilai Fhitung = 4.54 > Ftabel = 0.05 pada
dua kekenduran (TP2). Hasil penelitian taraf kepercayaan α=95%.
menunjukkan bahwa TP2 lebih unggul Strategi pengoperasian trammel net
dibandingkan dengan konstruksi lainnya. adalah dengan memperpanjang lintasan
TP2 menghasilkan jumlah tangkapan yang penarikan jaring hingga mencapai 180O,
lebih banyak. Kelebihan lainnya adalah TP2 memperbesar sudut penarikan jaring α dan
hanya menggunakan satu jaring lapis luar kombinasi keduanya (Gambar 9). Sudut α
sehingga bahan yang dibutuhkan untuk adalah sudut yang terbentuk antara posisi
membuat jaring lebih sedikit, pembuatan awal jaring yang sejajar dengan arah arus
jaring lebih mudah dan proses pengambilan dan arah awal penarikan perahu. Ketiga cara
hasil tangkapan yang lebih mudah. pengoperasian trammel net akan memperluas
Selanjutnya pengoperasian trammel net areal sapuan jaring, sehingga peluang
harus dilakukan secara aktif menyapu dasar organisme air tertangkap menjadi lebih
perairan agar luas sapuan jaring semakin besar. Keuntungan lain penarikan trammel
besar. Ilustrasi luasan sapuan trammel net net hingga 180O adalah proses hauling
disajikan pada Gambar 9. Wilayah sapuan menjadi lebih mudah. Perahu bergerak
terluas dilewati oleh trammel net kelompok searah arus dan jaring juga dalam posisi
1, selanjutnya kelompok 2 dan 3. Gambar 8 sejajar αarus, sehingga pengangkatannya
menginformasikan jumlah tangkapan setiap menjadi lebih mudah. Penarikan jaring
kelompok trammel net. Setiap kelompok yang lintasannya melebihi 180O akan
trammel net terdiri atas satu lembar TK, TP1 merugikan operasi penangkapan trammel
dan TP2. net. Penyebabnya adalah posisi jaring akan
Berdasarkan Gambar 8, trammel net membelakangi arah arus, sehingga proses
kelompok 1 memperoleh hasil tangkapan hauling menjadi sulit dan organisme yang
sejumlah 968 individu (37.89%), atau lebih terkantongi berpeluang meloloskan diri
banyak dibandingkan dengan trammel net karena kantong yang terdorong arus.
posisi 2 (830 individu; 32.48%) dan trammel

Gambar 8. Jumlah tangkapan berdasarkan kelompok posisi jaring

176 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 169-178
ISSN 2087-4871

Gambar 9. Ilustrasi luasan sapuan trammel net

KESIMPULAN 21.
Baloch Ar, Ahmed Q, Ali QM, Bat l, Bilgin S.
Perbaikan konstruksi trammel 2012. Seasonal variation of condition
net tidak mempengaruhi komposisi factor and weight-length relationship
jenis hasil tangkapan. Masing-masing in Thrysa hamiltonii gray, 1835
konstruksi trammel net menangkap 10 jenis (Clupeiformes; Engraulidae) collected
organisme, yaitu udang putih (Penaeus from the Balochstan Coast of The
merguiensis), udang mantis (Harpiosquilla Arabian Sea Pakistan. Pakistan Journal
raphidea), rajungan (Portunus pelagicus), of Marine Sciences. 21(1&2) 29-35.
gulamah (Argyrosomus amoyensis), Budiman. 2006. Analisis sebaran ikan
sebelah (Pseudorhombus arsius), baji- demeral sebagai basis pengelolaan
baji (Platycephalus indicus), gerot–gerot sumberdaya pesisir di Kabupaten
(Pomadasys maculatus), pari (Himantura Kendal [Tesis]. Semarang: Universitas
uarnak), petek (Leiognathus equulus) dan Diponegoro.
bilis (Thryssa hamiltonii). Carpenter KE dan Niem VH. 1999. FAO
Kontruksi trammel net dengan 2 Species identification guide for fishery
kekenduran menangkap 1.165 individu, purposes. The living marine resources
atau lebih banyak 1.29 kali dibanding of the Western Central Pacific.
trammel net perlakuan 1 (897 individu) dan Volume 3. Batoid Fishes, Chimaeras,
2.36 kali dibanding trammel net kontrol (493 and Bony Fishes Part 1 (Elopidae to
individu). Linophrynidae). Rome, Italy: FAO.
Ernawati T dan Sumiono B. 2009. Fluktuasi
DAFTAR PUSTAKA hasil tangkapan cantrang yang
berbasis di Pelabuhan Perikanan
Arfiati D, Harlyan LI, Nuriyani. 2015. Pantai Tegal Sari, Kota Tegal. J Lit.
Pengelolaan sumberdaya ikan di Perikan Indo.
perairan umum. 1st edition. Malang, Froese R dan Pauly D. Editors. 2015.
Indonesia: Gunung Samudra. Fishbase. world wide web electronic
Badrudin, Aisah, Ernawati T. 2011. publication [internet]. [diacu 2016
Kelimpahan stok sumberdaya ikan Februari 1]. Tersedia dari: www.
demersal di perairan sub area Laut fishbase.org
Jawa. J Lit Perikanan Indo. 17(1):11- Gunaisah, E. 2008. Sumberdaya udang

Modifikasi Konstruksi Trammel Net........................................................................................................(RIHMI et al.) 177


penaeid dan prospek pengembangannya a sweeping trammel net for japanese
di Kabupaten Sorong Selatan propinsi whiting sillago japonica. Fisheries
Irian Jaya Barat [Tesis]. Bogor: Institut science 66: 97-103
Pertanian Bogor. Puspito G. 2009. Pengaruh arus terhadap
Ihsan. 2015. Pemanfaatan sumberdaya tegangan dan bentuk kelengkungan
rajungan (Portunus pelagicus) secara model trammel net. J Mangrove dan
berkelanjutan di perairan Kabupaten Pesisir 9(1): 38-47.
Pangakajene Kepulauan Provinsi Rosyid. 2015. Penangkapan udang ramah
Sulawesi Selatan [Tesis]. Bogor: lingkungan dengan alat tangkap jaring
Institut Pertanian Bogor. tiga lapis (trammel net). Indonesia:
Irhamsyah. 2002. Studi pembentukan WWF.
kantong pada trammel net [Tesis]. Safitri, SR, Yuspardianto, ML, Suardi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2006. Pengaruh konsentrasi UBA
Indriyani A. 2006. Mengkaji pengaruh (Adindra acuminata KORTH) yang
penyimpanan rajungan (Portunus berbeda terhadap kekuatan putus dan
pelagicus linn) mentah dan matang di kemuluran benang tetoron pada alat
mini plant terhadap mutu daging di tangkap payang di Ulak Karang, Kota
plant [Tesis]. Semarang: Universitas Padang. J Mangrove dan Pesisir 6: 36
Diponegoro. Saputra SW. 2008. Dinamika populasi
Jayanto BB, Bambang AN, Boesono H. udang dogol (Penaeus indicus H.Milne.
2013. Analisis Produksi dan Keragaan Edwards 1837) di Laguna Segara
Usaha Garuk Udang di Perairan Kota Anakan Cilacap Jawa Tengah. J
Semarang. J Saintek Perikanan 8(2): Perikanan UGM 10(2): 213-214.
57-65. Simanjuntak C dan Zahid A. 2009. Kebiasaan
Laevastu T dan Hayes ML. 1982. Fisheries makanan dan perubahan ontogenik
Oceanography and Ecology. Fishing makanan ikan baji-baji (Grammoplites
News Books Ltd. scaber) di Pantai Mayangan, Jawa
Mardiah RS. 2016. Perbaikan posisi Barat. J Ikhtiologi Ind. 9 : 63-73
kekenduran jaring: Upaya Suharyanto. 2003. Kajian respon udang
meningkatkan jumlah hasil tangkapan galah terhadap kejutan listrik arus
trammel net [Tesis]. Bogor: Institut bolak balik dalam tangki percobaan
Pertanian Bogor. skala laboratorium [Tesis]. Bogor:
Mashar A dan Wardianto Y. 2011. Distribusi Fakultas Pascasarjana, Institut
spasial udang mantis Harpiosquilla Pertanian Bogor.
raphidea dan Oratosquillina gravieri Suman A, Wudianto Sumiono B, Irianto
di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung HE, Badrudin, Amri K. 2014. Potensi
Jabung Barat, Provinsi Jambi. J dan tingkat pemanfaatan sumberdaya
Pertanian UMM 1: 41-46. ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Nelly E. 2005. Rancang bangun sistem Republik Indonesia. Jakarta, Indonesia
informasi perikanan udang penaeid : Ref Grafika.
di Perairan Arafura yang berbasis di Thomas SN, Edwin L, dan George VC. 2002.
Sorong dan Bintuni [Tesis]. Bogor: Catching efficiency of gill nets and
Sekolah Pascasarjana, Institut trammel nets for penaeid prawns. Fish
Pertanian Bogor. Res. 60: 141-150.
Purbayanto A, Akiyama S, Tokai T dan
Arimoto T. 2000. Mesh selectivity of

178 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 169-178

Anda mungkin juga menyukai