Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

DIABETES DALAM
KEHAMILAN
Disusun oleh : Hesti Devita Sari
BAB I
• Diabetes Mellitus Gestasional merupakan keadaan
intoleransi karbohidrat yang pertama kali ditemukan pada
saaat kehamilan

• . Diabetes Mellitus terdapat dua macam yakni perempuan


hamil dengan diabetes, yaitu perempuan hamil dengan
diabetes yang sudah diketahui sejak sebelum perempuan
tersebut hamil (diabetes pragestasional/ overt
diabetes/ preexiting) dan perempuan hamil dengan
diabetes yang baru diketahui setelah perempuan
tersebut hamil (diabetes gestasional)
• Faktor resiko :
- obesitas,
- adanya riwayat diabetus Mellitus gestasional sebelumnya,
- glukosuria,
- adanya riwayat keluarga dengan diabetes, riwayat
melahirkan bayi besar (BB>4000gram).

• Angka kejadian 3-5% dari semua kehamilan. Peningkatan


angka kematian dan angka kesakitan perinatal pada
kehamilan dengan DM berkolerasi langsung dengan
kondisi hiperglikema pada ibu.
• Pada ibu akan meningkatkan risiko terjadinya
preeklampsia, seksio sesarea dan terjadinya diabetes
mellitus di kemudian hari.

• Pada janin akan meningkatkan risiko terjadinya


makrosomia, trauma persalinan, hiperbilirubinemia,
hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia, hiperbilirubinemia
neonatal, Sindroma Distres Respirasi (RDS), serta
meningkatkan mortalitas janin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Diabetes Mellitus Gestasional merupakan keadaan
intoleransi karbohidrat yang pertama kali ditemukan pada
saaat kehamilan. Diabetes Mellitus gestasional selama
kehamilan merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat
perempuan hamil dengan riwayat Diabetes Miellitus
sebelum kehamilan.
Klasifikasi
• Berdasarkan ada atau tidaknya riwayat diabetes perempuan
hamil dengan diabetes mellitus dibagi menjadi dua, yakni:
• Diabetes pragestasional/ overt diabetes/ preexiting(DMpG)
• Diabetes gestasional (DMG)

Terdapat dua subtipe gestational diabetes:


• Type A1: Tes toleransi glukosa oral (TTGO) abnormal tetapi
kadar glukosa darah normal selama puasa dan 2 jam setelah
makan; diet modifikasi sudah cukup untuk mengontrol tingkat
glukosa
• Jenis A2: TTGO abnormal diperparah dengan kadar glukosa
normal selama puasa dan / atau sesudah makan; tambahan
insulin atau terapi dengan obat lain diperlukan.
EPIDEMIOLOGI
• Pada tahun 2015, indonsesia menempati peringkat ke
tujuh dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertingi
didunia bersama dengan China, India, Amerika Serikat,
Brazil, Rusia dan Meksiko dengan jumlah orang sebesar
+ 10juta orang.

• Diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab


kematian tertinggi ketiga di Indonesia
• Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga menderita
diabetes mellitus, prevalensinya menjadi 5,1%.

• Diabetes mellitus perlu untuk diperhatikan karena risiko


morbiditas dan mortalitas pada maternal dan perinatal
tinggi. Akan tetapi, dengan pengelolaan dan
penatalaksanaan yang baik maka hasilnya dapat menjadi
baik
FAKTOR RESIKO, SKRINING, DAN
DIAGNOSIS
FAKTOR RESIKO
• Risiko rendah : Uji glukosa darah tidak secara rutin
dilakukan jika ditemukan semua dari berikut
- Usia < 25 tahun
- Berat badan normal sebelum hamil
- Tidak ada riwayat keluarga/orang tua DM
- Tidak ada riwayat kelainan toleransi glukosa
- Tidak ada riwayat obstetri yang jelek
- Bukan dari kelompok etnis dengan prevalensi tinggi untuk
DM
• Risiko sedang : Lakukan pemeriksaan glukosa darah
pada 24 sampai 28 minggu dengan menggunakan
- Prosedur dua tahap: percobaan pemeberian glukosa 50 g
(glucose challange test, GCT), diikuti dengan uji diagnostik
toleransi glukosa oral 100 g bagi mereka yang hasilnya
memenuhi nilai ambang pada GCT.
- Prosedur satu tahap: uji toleransi glukosa 100 g dilakukan
pada semua subjek.
• Risiko tinggi : Lakukan pemeriksaan glukosa darah sesegera
mungkin dengan menggunakan prosedur-prosedur yang dijelaskan
diatas jika terdapat salahsatu atau lebih dari hal-hal dibawah ini
- Usia > 30 tahun
- Obesitas berat
- Polycystic ovary sindrome
- Kehamilan yang lalu ada intoleransi glucosa/ riwayat DMG, atau
glukosuria. Jika DMG tidak terdiagnosis maka pemeriksaan glukosa
darah perlu diulang pada 24 -28 minggu atau setiap saat jika timbul
gejala dan tanda yang mengisyaratkan hiperglikemia.
- Kehamilan yang lalu dengan bayi besar (> 4000g)
- Riwayat kematian janin dalam rahim yang tidak diketahui sebabnya
- Keluarga dengan DM tipe 2 (first-degree relatives)
- Dari kelompok etnis dengan prevalensi tinggi untuk DM antara lain :
Hispanic, African, Native American & South East Asian.
SKRINING
• Skrining dilakukan hanya pada wanita hamil dengan risiko
tinggi untuk DM

• skrining universal (ACOG) yakni dilakukan untuk setiap


ibu hamil dimulai sejak kunjungan pertama (trimester 1)
untuk menapis DM Pragestasi (DMpG), bila negatip
diulangi pada kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DM
Gestasi (DMG
SKRINNING DAN DIAGNOSIS
Skrining dan diagnosis yang direkomendasikan adalah
satu tahap (One Step Approach menurut WHO) yakni
dengan TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral), dengan
memberikan beban 75 gram glukosa anhidrus setelah
berpuasa selama 8 – 14 jam.
POSITIF bila hasil glukosa puasa = 126 mg/dL dan 2 jam =
200 mgh/dL.
Bila hasil negatif diulangi dengan cara pemeriksaan yang
sama pada usia hamil 24-28 minggu
Diagnosis Diabetes Gestasional
berdasarkan uji toleransi glukosa oral

Waktu Glukosa 100g Glukosa 75 g

Puasa 95 mg/dl 5,3 mmol/L 95 mg/dl 5,3 mmol/L

1 jam 180 mg/dl 10,0 mmol/L 180 mg/dl 10,0 mmol/L

2 jam 155 mg/dl 8,6 mmol/L 155 mg/dl 8,6 mmol/L

3 jam 140 mg/dl 7,8 mmol/L - -


Pemeriksaaan harus dilakukan pada pagi hari setelah
puasa semalam paling kurang 8 jam tapi tidak lebih
daripada 14 jam setelah paling sedikit 3 hari tanpa
pembatasan diet. ( ≥150 g karbohidrat perhari) dan
aktivitas fisik. Pasien peru tetap duduk dan jangan merokok
selama pemeriksaan.
PATOFISIOLOGI
EFEK PADA IBU DAN JANIN
Efek pada ibu
Penatalaksanaan
Perawatan Sebelum Kehamilan
a. Kadar gula
Kadar gula darah rata-rata : 100 mg/dl
sebelum makan pagi : < 95 mg/dL ,
sebelum makan siang, makan malam, sebelum tidur : <
100 mg/dL.
Sedangkan berdasarkan waktu setelah makan
1 jam setelah makan < 140 mg/dL
2 jam setelah makan < 120 mg/dL
b. Terapi insulin
c. Diet yang dianjurkan
- Rencana : 3 kali makan dan 3 kali snack
- Kalori : 30-35 kcal/kg normal body weight
Total 2000-2400 kcal/day
- Komposisi :Karbohidrat 40-50%, kompleks dan tinggi serat
Protein 20%, Lemak 30-40% (asam lemak jenuih/saturated <
10%).
- Pertambahan berat badan ibu 22-25 lb (10-11 kg)
d. Pedoman penggunaan insulin dan asupan karbohidrat.
- 1 unit rapid-acting insulin akan menurunkan glukosa darah 30
mg/dL
- 10 g karbohidrat akan meningkatkan glukosa darah 30mg/dl (
1 unit insulin rapis acting diberikan pada intake karbohidrat 10
g)
Rencana persalinan berdasarkan faktor
resiko
• Risiko rendah • Risiko tinggi
- regulasi baik - regulasi jelek
- tidak ada vaskulopati - ada komplikasi vaskulopati
- pertumbuhan janin normal - pertumbuhan janin
- pemantauan abnormal (makrosomia/pjt)
kesejahteraan janin - polihidramnion
antepartum baik - pernah lahir mati (stillbirth)
- tidak pernah melahirkan Pertimbangkan untuk
mati (stillbirth) persalinan pada usia
Persalinan diperbolehkan hamil sejak 38 minggu
sampai usia hamil 40 (bila test maturasi paru
minggu. janin positif).
Cara persalinan
1. Pada kasus-kasus risiko rendah diperbolehkan
melahirkan ekspektatif spontan pervaginam sampai dengan
usia hamil aterm
2. Pada kasus-kasus risiko tinggi direncanakan terminasi
pada usia hamil 38 minggu dengan pemberian
kortikosteroid untuk pematangan paru janin.
Cara persalinan tergantung indikasi obstetrik.
3. Pada kasus-kasus dengan makrosomia dengan
perkiraan berat janin ≥ 4500 g dipertimbangkan untuk SC
elektif.
Penatalaksanaan Pada Diabetes
Gestasional
Perawatan Antenatal
1. Program perawatan kasus DMG dilaksanakan secara
multi disiplin yang terdiri dari Bagian Kebidanan, Penyakit
Dalam, Gizi, Neonatus dan Anesthesia.
2. Perawatan antenatal, kunjungan setiap 2 minggu sampai
dengan usia hamil 36 minggu kemudian 1 minggu sekali
sampai dengan aterm (bila kadar glukosa darah terkendali
dengan baik).
3. Target glukosa darah senormal mungkin dengan kadar
glukosa puasa = 100 mg/dL dan 2 jam pp = 140 mg/dL
yang dicapai dengan diet, olahraga dan insulin.
4. OAD tidak dianjurkan oleh karena dapat menembus
barier plasenta, dikhawatirkan efek teratogenik dan lebih
merangsang sel beta Langerhans pada janin.
Perawatan selama kehamilan
1. Untuk pasien yang kadar glukosa terkendali dengan diet saja
diperbolehkan melahirkan sampai dengan aterm. Bila sampai dengan
40 minggu belum terjadi persalinan maka mulai dilakukan pemantauan
kesejahteraan janin 2 kali seminggu.
2. Pasien dengan HDK dan pernah stillbirth sebelumnya harus dilakukan
pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu mulai usia hamil 32
minggu
3. Perkiraan berat lahir secara klinis dan pemeriksaan USG dilakukan untuk
mendeteksi adanya tanda-tanda makrosomia. Untuk mengurangi
kelainan janin akibat trauma kelahiran dianjurkan untuk
mempertimbangkan SC efektif pada EFW=4500 g.
4. Pasien dengan DMG yang dalam terapi insulin disertai diet untuk
mengendalikan kadar glukosa direncanakan program
pemantauan/evaluasi janin antennal\tal (anterpartum fetal surveillance)
seperti pada DMpG.
5. Perawatan insentive untuk mendeteksi dan mengatasi kejadian
hipoglikemia, hipokalsemia dan hiperbilirubinemia pada neonatus.
Perawatan pasca persalinan
1. Evaluasi untuk mengantisipasi intoleransi karbohidrat yang
menetap.
- Self monitoring untuk mengevaluasi profil glucose darah
- Pada 6 minggu pasca persalinan, dilakukan TTGO dengan
loading 75 g glucose (lihat persyaratan diagnosis DMG)
kemudian diukur kadar glucose darah (plasma) saat puasa dan 2
jam.
- Bila TTGO diatas menunjukkan kadar yang normal, evaluasi
lagi setelah 3 tahun dengan kadar glucose puasa, olah raga
teratur dan menurunkan berat badan pada yang obesitas.
2. Kontrasepsi oral dosis rendah ( Low-dose oils) dikatakan tidak
pernah dilaporkan berpengaruh terhadap kejadian intoleransi
karbohidrat.
3. Reccurrence risk untuk DMG sekitar 60 %.
BAB III
Kesimpulan
• Diabetes Melitus merupakan komplikasi medis yang sering
terjadi pada kehamilan. Kehamilan dengan diabetes
dibedakan menjadi kelompok yang sudah diketahui
sebelum hamil (diabetes pragestasional) dan kelompok
yang baru diketahui menderita diabetes setelah hamil
(diabetes gestasional).
• Pada tahun 2015, indonsesia menempati peringkat ke
tujuh dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertingi
didunia. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga
menderita diabetes mellitus, prevalensinya menjadi 5,1%.
• Diabetes mellitus perlu untuk diperhatikan karena risiko
morbiditas dan mortalitas pada maternal dan perinatal
tinggi.
• Akan tetapi, dengan pengelolaan dan penatalaksanaan
yang baik maka hasilnya dapat menjadi baik.
• Diabetes gestasional dan pragestasional memiliki efek
yang buruk bagi ibu dan bayi pada saat kehamilan atau
sebelum, selama dan sesudah persalinan.
• Pentingnya untuk mengetahui kadar gula darah
pada ibu hamil yang menderita diabetes selama
dan memiliki riwayat sebelum kehamilan. Selain
itu diet dan terapi insulin yang tepat perlu di
sesuaikan.
• Oleh karena itu, penanganan DMG sebaiknya
dilakukan secara terpadu antara seorang ahli
penyakit dalam, ahli obstetri ahli gizi dan dokter
anak dengan tujuan untuk menurunkan angka
kesakitan ibu dan kematian perinatal.
• Keadaan ini hanya dapat tercapai apabila
keadaan normoglikemia dicapai dan
dipertahankan selama kehamilan sampai
persalinan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai