Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PLASENTA PREVIA TOTALIS


DI POLI HAMIL I RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh :
1. Vivi Kusniawati
2. Latifa Ervika Dinar
3. Dessy Suryani
4. Made Ayu C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Plasenta Previa Totalis


Hari / tanggal : November 2018
Tempat :Poli Hamil RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Pukul :08.00 WIB

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, diharapkan sasaran mengetahui dan
memahami tentang Plasenta Previa Totalis.

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan pengunjung dan keluarga
pasienmampu :
1. Menyebutkan pengertian plasenta previa totalis
2. Menyebutkan Faktor penyebab kegagalan HPK
3. Menyebutkan tanda dan gejala plasenta previa totalis
4. Menyebutkan komplikasi plasenta previa totalis
5. Yang harus dilakukan bila ibu hamil mengalami plasenta previa totalis

Metode : Brainstorming, ceramah, tanya jawab


Sasaran : Pengunjung dan keluarga pasien diPoli Hamil RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Media : Leaflet
Materi : 1. Menyebutkan pengertian plasenta previa totalis
2. Menyebutkan Faktor penyebab plasenta previa totalis
3. Menyebutkan tanda dan gejala plasenta previa totalis

Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Media
1. Pembukaan 3 menit  Memberi salam dan o Menjawab salam  Microphone
memperkenalkan diri o Memperhatikan
 Menyebutkan topik
penyuluhan
 Menjelaskan tujuan
kegiatan/penyuluhan
2. Penyuluhan 20 menit Materi : o Memperhatikan  leaflet
1. Menyebutkan  Microphone
pengertian plasenta
previa totalis
2. Menyebutkan Faktor
penyebab plasenta
previa totalis
3. Menyebutkan tanda
dan gejala plasenta
previa totalis
4. Menyebutkan
komplikasi plasenta
previa totalis
5. Yang harus dilakukan
bila ibu hamil
mengalami plasenta
previa totalis
3. Penutup 7 menit  Memberikan kesempatan o Mengajukan
bertanya kepada peserta pertanyaan  Microphone
 Menjawab pertanyaan o Menyimak jawaban  Souvenir
 Mengajukan pertanyaan yang diberikan
lisan untuk evaluasi penyuluh

 Mengucapkan salam o Menjawab


penutup pertanyaan dari
penyuluh secara lisan
o Menjawab salam

Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab Klinik : Sumarti., Str. Keb
2. Penanggung Jawab Akademik : Netti Herlina, S.Pd., M.Kes
3. Pembawa Acara (MC) : Desy Suryani
4. Pembicara : Made Ayu
5. Dokumentasi dan notulensi : Vivi Kusniawati dan Lativa Ervika

Penataan Tempat Penyuluhan

Keterangan :
:pengunjung dan keluarga pasien
: penyaji
: MC

Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kesiapan SAP
SAP dikonsulkan dengan penanggung jawab klinik maupun akademik
 Kesiapan media
Materi ditampilkan dengan jelas melalui leaflet. Jumlah leaflet cukup untuk
diberikan kepada sasaran.
 Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan
Daftar hadir tersedia 2 rangkap. Target sasaran hadir dalam penyuluhan 10 orang.
 Tempat penyuluhan memadai
Tersedia tempat duduk dan jarak pandang yang cukup untuk pengunjung dan
keluarga untuk menyimak penyuluhan
 Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan dilakukan sebelumnya
Job description sesuai dengan pengorganisasian.
2. Evaluasi Proses
 Kegiatan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
Kegitaan dimulai tepat pukul 07.30 WIB diPoli Hamil RSUD Dr.Soetomo Surabaya
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Pengunjung dan keluarga pasien menyimak penyuluhan, bertanya dan tidak ada
yang meninggalkan tempat penyuluhan.
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
Minimal 1 peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan dan menjawab setiap
pertanyaan.
 Tim bekerja sesuai dengan pengorganisasian
 Suasana penyuluhan tertib, peserta aktif dan menanggapi materi dengan baik
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama peyuluhan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Perserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta yang
hadir
2. Menyebutkan Faktor penyebab plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta
yang hadir
3. Menyebutkan tanda dan gejala plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta
yang hadir
4. Menyebutkan komplikasi plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta yang
hadir.
5. Yang harus dilakukan bila ibu hamil mengalami plasenta previa totalis sebanyak
20% dari peserta yang hadir.
Lampiran Materi

MATERI PLASENTA PREVIA

A. PENGERTIAN
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum (Guspika, A 2011). Placenta previa adalah placenta yang berimplatasi
rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Jadi plasenta
previa adalah plasenta yang letaknya pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada
pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostea (Isnaeni, 2014).
Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5% dari seluruh kelahiran. Dari
seluruh kasus perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab terbanyak.
Oleh karena itu, pada kejadian perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus
dipikirkan terlebih dahulu (Sastrawinata, 2004).

B. PENYEBAB
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya
vaskularisasi desidua. Keadaan ini bisa ditemukan pada: (Sastrawinata, 2004).
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek
2. Mioma uteri
3. Kuretase yang berulang
4. Umur lanjut
5. Bekas seksio sesarea
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Hipoksemi yang terjadi akibat karrbon monoksida akan dikompensasi dengan
hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok berat (lebih dari 20 batang
sehari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh
menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan
mendekati atau menutup ostium uteri internum. Endometrium yang kurang baik juga
dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang lebih baik, yaitu ditempat
yang rendah dekat ostium uteri internum (Isnaeni, 2014).
C. KLASIFIKASI
1. Plasenta previa marginalis
Jika implantasi plasenta disekitar ostium uteri internum, dengan ujungnya berada pada
tepi ostium internum pada pembukaan serviks sekitar 2 cm
2. Plasenta previa lateralis
Implantasi plasenta sebagian menutupi ostium uteri internum pada pembukaan serviks
2 cm
3. Plasenta previa totalis
Implantasi plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum pada pembukaan 2 cm.
plasenta previa sentralis merupakan salah satu bentuk plasenta previa totalis, dengan
pusat plasenta identic dengan sumbu kanalis servikalis pada pembukaan 2 cm
4. Plasenta letak rendah
Implantasi plasenta dibagian bawah uterus sehingga dapat ditandai dengan jari pada
pembukaan 2 cm (ujungnya sekitar 4 cm dari ostium uteri internum)
(Manuaba, 2007)

D. TANDA DAN GEJALA


1. Perdarahan tanpa nyeri
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun, baru waktu
ia bangun ia merasa bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan karena plasenta
previa baru timbul setelah bulan ketujuh. Hal ini disebabkan oleh:
 Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari
abortus
 Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara plasenta dan
dinding rahim. Keterangannya sebagai berikut:
Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada dinding rahim karena isi rahim lebih
cepat tumbuhnya dari rahim sendiri, akibatnya istmus uteri tertarik menjadi bagian
dinding korpus uteri yang disebut segmen bawah rahim.
Pada plasenta previa, tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran antara plasenta
dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan insersi plasenta dan
kekuatan tarikan pada istmus uteri. Jadi, dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk
menimbulkan perdarahan, tetapi sudah jelas dalam persalinan his pembukaan
menyebabkan perdarahan karena bagian plasenta diatas atau dekat ostium akan
terlepas dari dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya
plasenta pada dasarnya (Sastrawinata, 2004).
2. Perdarahan berulang
Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang-ulang karena setelah terjadi
pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Oleh karena itu, regangan dinding
rahim dan tarikan pada serviks berkurang, tetapi dengan majunya kehamilan regangan
bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru. Darah terutama berasal dari ibu
ialah dari ruangan intervilosa, tetapi dapat juga berasal dari anak jika jonjot terputus
atau pembuluh darah plasenta yang lebih besar terbuka (Sastrawinata, 2004).
3. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim
sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul (Sastrawinata,
2004).
4. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa
lebih sering disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa
lateral dan marginal serta robekannya marginal, sedangkan plasenta letak rendah,
robekannya beberapa sentimeter dari tepi plasenta (Sastrawinata, 2004).
5. Warna perdarahan merah segar
6. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
7. Timbulnya perlahan-lahan.
8. Waktu terjadinya saat hamil
9. His biasanya tidak ada.
10. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
11. Denyut jantung janin ada
12. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
13. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
14. Presentasi mungkin abnormal
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya (Isnaeni, 2014).

E. KOMPLIKASI
Bahaya untuk ibu pada plasenta previa, yaitu:\
1. Syok hipovolemik
2. Infeksi-sepsis
3. Emboli udara (jarang)
4. Kelainan koagulopati sampai syok
5. Kematian
Bahaya untuk anak, yaitu:
1. Hipoksia
2. Anemia
3. Kematian
(Sastrawinata, 2004).

F. Pemeriksaan
Perdarahan yang terjadi pada seorang wanita hamil trimester ketiga harus dipikirkan
penyebabnya, yaitu plasenta previa atau solusio plasenta. Sebelum tersedia darah dan kamar
operasi siap, tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam, karena pemeriksaan dalam ini dapat
menimbulkan perdarahan yang membahayakan. Secara “double set-up” ini hanya dilakukan
apabila akan dilakukan terapi aktif, yaitu apabila kehamilan akan diterminasi.
Diagnosis plasenta previa (dengan perdaraha sedikit) yang diterapi ekspektati
ditegakkan dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Dengan pemeriksaan USG
transabdominal ketepatan, diagnosisnya mencapai 95-98%. Dengan USG transvaginal atau
transperineal (translabial), ketepatannya akan lebih tinggi lagi.
Dengan bantuan USG, diagnosis plasenta previa / letak rendah sering kali sudah dapat
ditegakkan sejak dini sebelum kehamilan trimester ketiga. Namun, dalam perkembangannya
dapat terjadi migrasi plasenta. Sebenarnya, bukan plasenta yang berpindah, tetapi dengan
semakin berkembangnya segmen bawah rahim, plasenta (yang berimplantasi disitu) akan ikut
naik menjauhi ostium uteri internum (Sastrawinata, 2004).
G. Yang Harus Dilakukan Bila Ibu Hamil Mengalami Plasenta Previa Totalis
1. Bedrest total/ istirahat total
2. Mencegah bayi terlahir premature
3. Memperhatikan kebutuhan gizi ibu hamil
4. Persiapan biaya.
(Isnaeni, 2014).

F. SKRINING PREEKLAMPSI

Usia Kehamilan 12-28 minggu

Pemeriksaan anamnesa dan fisik Riwayat Khusus: Doppler Velocymetry


1. Riwayat keluarga preeklampsi 1. Riwayat Hipertensi 1. Peningkatan
2. Primigravida dalam kehamilan resistensi > 0,58
3. Kehamilan kembar 2. Hipertensi kronis 2. Notching (+)
4. Primitua sekunder (jarak antar 3. Kelainan ginjal
kehamilan > 10 tahun) 4. Diabetes
5. Usia > 35 tahun 5. Penyakit autoimun
6. Body Mass Index > 30 (obesitas)
7. Mean Arterial Pressure (Sistolik+
2 diastole/3)> 90
8. Roll Over Test (perbandingan
diastolic posisi terlentang (supine) Salah satu Salah satu
dengan miring kiri (left) lateral hasil (+) hasil (+)
recumbent) > 15 mmHg

≥ 2 hasil (+)

Screening (+)
 Low dose aspirin1 x 80 mg- 150 mg/hari sampai dengan 7 hari sebelum persalinan
 Kalsium 1g/hari
Keterangan:
 Semua pasien usia kehamilan 12-28 minggu dilakukan skrining preeklampsia. Usia
kehamilan ini dipilih karena terapi preventif menggunakan aspilet secara evidence-
based dibuktikan bermakna jika diberikan sebelum usia 20 minggu
 Jika didapatkan pasien datang setelah usia kehamilan 20 minggu, dapat tetap
dilakukan skrining preeklampsia, namun mohon untuk pendataan dilakukan secara
terpisah antara pasien dibawah 20 minggu dan diatas 20 minggu
 Khusus di Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo meskipun sudah didapatkan pemeriksaan
anamnesis dan fisik serta riwayat khusus yang menunjukkan hasil skrining positif,
pasien tetap dilakukan Doppler Velocimetry arteri uterine untuk tujuan pelayanan
(data objektif pasien), pendidikan dan penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, D. 2014. Plasenta Previa. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah.


Pekalongan.

Manuaba, I.B.G, I.A.C. Manuaba, I.B.G.F. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC.

Sastrawinata, S.,dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai