Disusun Oleh :
1. Vivi Kusniawati
2. Latifa Ervika Dinar
3. Dessy Suryani
4. Made Ayu C
Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Media
1. Pembukaan 3 menit Memberi salam dan o Menjawab salam Microphone
memperkenalkan diri o Memperhatikan
Menyebutkan topik
penyuluhan
Menjelaskan tujuan
kegiatan/penyuluhan
2. Penyuluhan 20 menit Materi : o Memperhatikan leaflet
1. Menyebutkan Microphone
pengertian plasenta
previa totalis
2. Menyebutkan Faktor
penyebab plasenta
previa totalis
3. Menyebutkan tanda
dan gejala plasenta
previa totalis
4. Menyebutkan
komplikasi plasenta
previa totalis
5. Yang harus dilakukan
bila ibu hamil
mengalami plasenta
previa totalis
3. Penutup 7 menit Memberikan kesempatan o Mengajukan
bertanya kepada peserta pertanyaan Microphone
Menjawab pertanyaan o Menyimak jawaban Souvenir
Mengajukan pertanyaan yang diberikan
lisan untuk evaluasi penyuluh
Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab Klinik : Sumarti., Str. Keb
2. Penanggung Jawab Akademik : Netti Herlina, S.Pd., M.Kes
3. Pembawa Acara (MC) : Desy Suryani
4. Pembicara : Made Ayu
5. Dokumentasi dan notulensi : Vivi Kusniawati dan Lativa Ervika
Keterangan :
:pengunjung dan keluarga pasien
: penyaji
: MC
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan SAP
SAP dikonsulkan dengan penanggung jawab klinik maupun akademik
Kesiapan media
Materi ditampilkan dengan jelas melalui leaflet. Jumlah leaflet cukup untuk
diberikan kepada sasaran.
Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan
Daftar hadir tersedia 2 rangkap. Target sasaran hadir dalam penyuluhan 10 orang.
Tempat penyuluhan memadai
Tersedia tempat duduk dan jarak pandang yang cukup untuk pengunjung dan
keluarga untuk menyimak penyuluhan
Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan dilakukan sebelumnya
Job description sesuai dengan pengorganisasian.
2. Evaluasi Proses
Kegiatan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
Kegitaan dimulai tepat pukul 07.30 WIB diPoli Hamil RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Pengunjung dan keluarga pasien menyimak penyuluhan, bertanya dan tidak ada
yang meninggalkan tempat penyuluhan.
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
Minimal 1 peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan dan menjawab setiap
pertanyaan.
Tim bekerja sesuai dengan pengorganisasian
Suasana penyuluhan tertib, peserta aktif dan menanggapi materi dengan baik
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama peyuluhan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Perserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta yang
hadir
2. Menyebutkan Faktor penyebab plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta
yang hadir
3. Menyebutkan tanda dan gejala plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta
yang hadir
4. Menyebutkan komplikasi plasenta previa totalis sebanyak 20% dari peserta yang
hadir.
5. Yang harus dilakukan bila ibu hamil mengalami plasenta previa totalis sebanyak
20% dari peserta yang hadir.
Lampiran Materi
A. PENGERTIAN
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum (Guspika, A 2011). Placenta previa adalah placenta yang berimplatasi
rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Jadi plasenta
previa adalah plasenta yang letaknya pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada
pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostea (Isnaeni, 2014).
Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5% dari seluruh kelahiran. Dari
seluruh kasus perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab terbanyak.
Oleh karena itu, pada kejadian perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus
dipikirkan terlebih dahulu (Sastrawinata, 2004).
B. PENYEBAB
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya
vaskularisasi desidua. Keadaan ini bisa ditemukan pada: (Sastrawinata, 2004).
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek
2. Mioma uteri
3. Kuretase yang berulang
4. Umur lanjut
5. Bekas seksio sesarea
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Hipoksemi yang terjadi akibat karrbon monoksida akan dikompensasi dengan
hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok berat (lebih dari 20 batang
sehari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh
menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan
mendekati atau menutup ostium uteri internum. Endometrium yang kurang baik juga
dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang lebih baik, yaitu ditempat
yang rendah dekat ostium uteri internum (Isnaeni, 2014).
C. KLASIFIKASI
1. Plasenta previa marginalis
Jika implantasi plasenta disekitar ostium uteri internum, dengan ujungnya berada pada
tepi ostium internum pada pembukaan serviks sekitar 2 cm
2. Plasenta previa lateralis
Implantasi plasenta sebagian menutupi ostium uteri internum pada pembukaan serviks
2 cm
3. Plasenta previa totalis
Implantasi plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum pada pembukaan 2 cm.
plasenta previa sentralis merupakan salah satu bentuk plasenta previa totalis, dengan
pusat plasenta identic dengan sumbu kanalis servikalis pada pembukaan 2 cm
4. Plasenta letak rendah
Implantasi plasenta dibagian bawah uterus sehingga dapat ditandai dengan jari pada
pembukaan 2 cm (ujungnya sekitar 4 cm dari ostium uteri internum)
(Manuaba, 2007)
E. KOMPLIKASI
Bahaya untuk ibu pada plasenta previa, yaitu:\
1. Syok hipovolemik
2. Infeksi-sepsis
3. Emboli udara (jarang)
4. Kelainan koagulopati sampai syok
5. Kematian
Bahaya untuk anak, yaitu:
1. Hipoksia
2. Anemia
3. Kematian
(Sastrawinata, 2004).
F. Pemeriksaan
Perdarahan yang terjadi pada seorang wanita hamil trimester ketiga harus dipikirkan
penyebabnya, yaitu plasenta previa atau solusio plasenta. Sebelum tersedia darah dan kamar
operasi siap, tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam, karena pemeriksaan dalam ini dapat
menimbulkan perdarahan yang membahayakan. Secara “double set-up” ini hanya dilakukan
apabila akan dilakukan terapi aktif, yaitu apabila kehamilan akan diterminasi.
Diagnosis plasenta previa (dengan perdaraha sedikit) yang diterapi ekspektati
ditegakkan dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Dengan pemeriksaan USG
transabdominal ketepatan, diagnosisnya mencapai 95-98%. Dengan USG transvaginal atau
transperineal (translabial), ketepatannya akan lebih tinggi lagi.
Dengan bantuan USG, diagnosis plasenta previa / letak rendah sering kali sudah dapat
ditegakkan sejak dini sebelum kehamilan trimester ketiga. Namun, dalam perkembangannya
dapat terjadi migrasi plasenta. Sebenarnya, bukan plasenta yang berpindah, tetapi dengan
semakin berkembangnya segmen bawah rahim, plasenta (yang berimplantasi disitu) akan ikut
naik menjauhi ostium uteri internum (Sastrawinata, 2004).
G. Yang Harus Dilakukan Bila Ibu Hamil Mengalami Plasenta Previa Totalis
1. Bedrest total/ istirahat total
2. Mencegah bayi terlahir premature
3. Memperhatikan kebutuhan gizi ibu hamil
4. Persiapan biaya.
(Isnaeni, 2014).
F. SKRINING PREEKLAMPSI
≥ 2 hasil (+)
Screening (+)
Low dose aspirin1 x 80 mg- 150 mg/hari sampai dengan 7 hari sebelum persalinan
Kalsium 1g/hari
Keterangan:
Semua pasien usia kehamilan 12-28 minggu dilakukan skrining preeklampsia. Usia
kehamilan ini dipilih karena terapi preventif menggunakan aspilet secara evidence-
based dibuktikan bermakna jika diberikan sebelum usia 20 minggu
Jika didapatkan pasien datang setelah usia kehamilan 20 minggu, dapat tetap
dilakukan skrining preeklampsia, namun mohon untuk pendataan dilakukan secara
terpisah antara pasien dibawah 20 minggu dan diatas 20 minggu
Khusus di Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo meskipun sudah didapatkan pemeriksaan
anamnesis dan fisik serta riwayat khusus yang menunjukkan hasil skrining positif,
pasien tetap dilakukan Doppler Velocimetry arteri uterine untuk tujuan pelayanan
(data objektif pasien), pendidikan dan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G, I.A.C. Manuaba, I.B.G.F. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC.
Sastrawinata, S.,dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta:
EGC.