STRUKTUR BUNGA
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN TANAMAN
ACARA I
STRUKTUR BUNGA
OLEH :
NAMA : TANAKA LINGGAWAN A. ARPAN
NPM : E1J012055
PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan
bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan
lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan dan ketersediaan air.
Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari
juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau
inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu
karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan
betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti
dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna
yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan.
Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat
hewan untuk membantu penyerbukan.
Bagian-bagian bunga adalah :
Calix (kelopak), berfungsi untuk melindungi bunga ketika masih kuncup
Corolla (mahkota), berfungsi sebagai hiasan bunga untuk menarik serangga
Stamen (benangsari), terdiri dari filamen (tangkai sari), antera (kepala sari), pollen (serbuk sari)
Pistillum (putik), terdiri dari stigma (kepala putik), stillus (tangkai putik), ovarium (bakal buah), ovullum
(bakal biji)
Macam bunga :
Bunga jantan, yaitu bunga yang hanya memiliki benang sari
Bunga betina, yaitu bunga yang hanya memiliki putik
Bunga lengkap, yaitu bunga yang memiliki bagian-bagian yang lengkap yaitu kelopak bunga, mahkota
bunga, benang sari, putik
Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu bagian diantara keempat bagian bunga
Fungsi bunga :
sebagai alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
sebagai alat perhiasan
Organ reproduktif ditutupi oleh suatu atau lebih kelopak bunga (callix) dan tajuk atau
beberapa mahkota (corolla). Callix terdiri dari beberapa kelopak ( sepal) dan corlloa terdiri dari
beberapa helai tajuk (petal). Marfologi bunga dari suatu spesies akan menentukan apakah
tanaman tersebut self atau crose pollinated.
BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat : Pinset, Kaca pembesar dan cawan petri
Bahan : bunga dari beberapa spesies tanaman
Pengamatan
1. Menggambar atau mendokomentasikan bagian struktur bunga yang diamati dan beri keterangan
bagian bagiannya.
2. Bagian penyusun bunga : Epicalyx (kelopak tambahan) Calyx (kelopak); stamen (benang sari
pistilum(putik)
3. Jumlah bagian bagian penyusun bunga : sepal (daun kelopak dan kelopak tambahan jika ada)
petal (daun mahakota bunga) stamen (benang sari) stigma
4. Kedaan masing masing penyusun bunga : petal (berlektan, lepas, tumpang tindih) sepal
(berlekatan, lepas, tumpang tindih)
5. Bentuk masing masing bagian penyusun bunga : petal, sepal, stamen pistil
6. Letak masing masing penyusun bunga terhadap bagain lainnya : berhadapan, berseling berselang
seling.
7. Membuat deskripsi dari bunga, meliputi :
Letak bunga : diujung batang, diujung cabang, diketiak daun, atau lainnya di sebutkan.
Warna mahkota bunga
Ekspresi bunga : organ janatan dan betina pada satu bunga (perfect flower= bunga sempurna)
Distribusi bunga pada tanaman :
1. Organ jantan dan betina pada satu tanaman (monoecious)
2. Organ janatan dan betina pada tanaman yang terpisah
3. Bunga
Jenis bunga : bunga lengkap (complete flower) bunga tak lengkap (incomplete flower) bunga
telanjang, jika bunga tidak punya kelopak dan tajuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bunga kelapa
Bunga kelapa, sama seperti bunga tanaman jenis palmae yang lain, memiliki karakteristik
berumah dua, alias bunga jantan dan betina terpisah tempat. Penyerbukan dan pembuahan bunga
kelapa dibantu alami, oleh angin, serangga atau manusia. Bunga tanaman monocotyledoneae,
lazimnya bersifat majemuk atau dalam satu malai bunga, jumlahnya lebih dari satu. Sementara
batangnya bukan batang sejati atau semu, dan akarnya serabut. Yang menarik adalah, bunga
Kelapa atau bunga palmae bunga kelapa nampak terlihat jelas, manakala pagi hari saat
embun masih menempel pada kumpulan bunga kelapa, atau setelah hujan membasahi bumi,
bunga kelapa nampak berseri. Bunga kelapa menjadi cikal bakal buah kelapa, setelah melalui
stadia mumbang (anak buah) dan dogan (kelapa muda) Selain sebagai plumulalahirnya
tanaman-tanaman kelapa baru, sumber genotipe hayati cocos nucifera, bunga kelapa dapat
dieksplorasi juga sebagai sumber bahan baku beberapa varian produk olahan. Seperti sebagai
bahan pembuat "tuak kelapa" dan bahan baku "gula kelapa".
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bunga yang memiliki 4 bagian utama yaitu korola, calyx, putik dan benang sari disebut
bunga lengkap, sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satunya atau lebih disebut bunga
tidak lengkap. Bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut bunga sempurna, sedangkan
bunga yang hanya memiliki satu organ kelamin disebut bunga tidak sempurna.
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga maka dibedakan
menjadi 3 yaitu bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), bunga berkelamin tunggal
(unisexualis), dan bunga mandul atau tidak berkelamin.
Menurut letak bunga jantan dan bunga betina, bunga dapat di bagi menjadi 3, yaitu
monoecious atau berumah satu (putik dan benangsari berada dalam 1 tanaman), dioecious atau
berumah dua (putik dan benang sari berada dalam 2 tanaman berbeda), dan polygamus (dalam 1
tanaman mempunyai 3 macam bunga yang berbeda).
Tipe persilangan/penyerbukannya ada 3 yaitu: penyerbukan tertutup dan terbuka. Tipe
penyerbukan terbuka ada 3, yaitu autogamie, allogamie (silang), dan xenogamie (asing).
5.2 Saran
Praktikan dan dosen serta pembimbing praktikum hendaknya memiliki satu kesatuan
informasi, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Darjanto dan S. Satifah. 1982. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang
Buatan. Gramedia, Jakarta.
Elrod, Susan L. dan William D. Stansfield. 2007. Teori dan Soal-soal Genetika. Edisi Keempat.
Erlangga, Jakarta