Anda di halaman 1dari 12

Agustus 2018

Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang


Rawat Inap Laika Waraka Kelas III RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Susiyanti Husman1, Dina Mariana Larira2, Osrin Wahyuni3


1
Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya
Kesehatan Kendari
2,3
Dosen Program Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya
Kesehatan Kendari
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRAK

Discharge planning merupakan suatu proses keperawatan yang diberikan kepada


pasien dan keluarga sebelum pulang ke rumah. Perawat memiliki peran penting dalam
pelaksanaan discharge planning karena memerlukan pengetahuan dan motivasi yang baik
sehingga apa yang disampaikan dapat dipahami dan berguna dalam proses perawatan
dirumah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan
pelaksanaan discharge planning di Ruang Rawat Inap Laika Waraka Kelas III RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dengan metode kuantitatif cross sectional study
menggunakan kuesioner dan lembar observasi.
Hasil penelitian dari 46 perawat yang diteliti, 30 perawat (65,2%) memiliki
pengetahuan baik dan pelaksanaan discharge planning baik, 2 perawat (4,3%) memiliki
pengetahuan baik dan pelaksanaan discharge planning kurang, perawat dengan pengetahuan
cukup dan pelaksanaan discharge planning baik sebanyak 5 orang (10,9%), sedangkan
perawat yang memiliki pengetahuan cukup dan pelaksanaan discharge planning kurang
berjumlah 9 orang (19,6%).
Berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p value >α (0,001 < 0,05)
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan
discharge planning. Perawat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan baik secara formal
atau non formal serta pengambil kebijakan di rumah sakit agar menjadi pertimbangan untuk
menyediakan pelatihan dan leaflet sehingga dapat menfasilitasi perawat dalam melakukan
discharge planning secara optimal.

Kata kunci:, Pelaksanaan discharge planning, Pengetahuan, Perawat


Daftar Pustaka : 37 (2007-2018)

1
Agustus 2018

Relationship between Nurse Knowledge and Discharge Planning in Waraka Laika


Classroom In Class III Bahteramas General Hospital in Southeast Sulawesi in 2018
Susiyanti Husman1, Dina Mariana Larira2, Osrin Wahyuni3
1
Nursing Undergraduate Program in Health Sciences College of Health
Kendari Health
2,3
Lecturers of the Nursing Undergraduate Program in Occupational
Health Science Kendari Health
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRACT
Discharge planning is a nursing process that is given to patients and families before
returning home. Nurses have an important role in carrying out discharge planning because
they require good knowledge and motivation so that what is conveyed can be understood and
useful in the home care process.
This study aims to determine the relationship of nurses' knowledge with the
implementation of discharge planning in the Waraka Laika Inpatient Room Class III
Bahteramas Hospital in Southeast Sulawesi Province with cross sectional quantitative method
using questionnaires and observation sheets.
The results of 46 nurses studied, 30 nurses (65.2%) had good knowledge and good
discharge planning, 2 nurses (4.3%) had good knowledge and lack of discharge planning,
nurses with sufficient knowledge and implementation of discharge planning good as many as
5 people (10.9%), while nurses who have sufficient knowledge and implementation of
discharge planning lacked 9 people (19.6%).
Based on Fisher’s Exact Test statistic test, the p value> α (0.001 <0.05) means that
there is a significant relationship between nurses' knowledge and discharge planning. Nurses
are expected to increase knowledge both formally and non-formally as well as policy makers
in hospitals so that they become a consideration for providing training and leaflets so that
they can facilitate nurses in performing optimal discharge planning.

Keywords : Discharge planning, Knowledge, Nurses


Bibliography : 37 (2007-2018)

2
Agustus 2018

1. Pendahuluan Rumah Sakit Umum Daerah Noongan


Pelayanan keperawatan kepada pasien menyatakan bahwa pengetahuan perawat
membutuhkan pelayanan yang profesional tentang discharge planning sebagian besar
sehingga peran perawat di rumah sakit cukup sebanyak 26 orang (65%) dan
sangat penting sebagai tolak ukur yang sebanyak 14 orang (35%) memiliki
menentukan kualitas pelayanan kesehatan pengetahuan yang kurang sedangkan pada
di rumah sakit (Manuho, Warouw, & pelaksanaan discharge planning pada
Hamel, 2015). pasien sebagian besar cukup sebanyak 27
Salah satu pelayanan keperawatan orang (67%) dan sebanyak 13 orang (33%)
dalam bidang manajemen praktik dikategorikan masih kurang. (Tololiu,
keperawatan adalah discharge planning. Girsang, & Akay, 2017).
Discharge Planning merupakan suatu Studi pendahuluan yang telah peneliti
proses keperawatan yang sangat penting lakukan di ruang rawat inap kelas III yang
dalam mempersiapkan pasien untuk terdiri atas 2 (dua) ruangan yaitu ruang
mendapatkan perawatan yang kontinuitas rawat inap laika waraka bedah dan ruang
baik dalam proses penyembuhan maupun rawat inap laika waraka non bedah dengan
dalam mempertahankan derajat kesehatan mewawancarai 7 (tujuh) orang perawat di
sampai pasien merasa siap untuk kembali ruang rawat inap bedah, saat ditanya
ke lingkungan (Hardivianty, 2017). tentang pelaksanaan discharge planning 5
Discharge planning bertujuan untuk (lima) orang perawat menyatakan bahwa
mengurangi jumlah hari rawat, mencegah discharge planning tersebut sudah
resiko kekambuhan, meningkatkan memiliki SOP tetapi tidak mempunyai
perkembangan kondisi kesehatan pasien buku panduan pada saat pasien pulang
dan menurunkan beban perawatan pada dirumah yang ditetapkan oleh RSU
keluarga. Oleh karena itu, diharapkan Bahtermas tetapi pada umumnya
kepada perawat untuk melaksanakan menggunakan format resume keperawatan
semua proses pelaksanaan discharge discharge planning untuk kelengkapan
planning secara komprehensif mulai dari administratif dan dilakukan pada hari
seleksi pasien, pengkajian, intervensi, kepulangan pasien serta diberikan health
hingga implementasi dan evaluasi untuk education pada pasien satu hari sebelum
menjamin terjadinya kontinuitas perawatan pasien pulang ke rumah sedangkan 2 (dua)
pasien di rumah (Darliana, 2012). orang perawat menyatakan tidak
Pelaksanaan discharge planning yang mengetahui secara pasti tentang
belum optimal bukan hanya terjadi di pelaksanaan discharge planning di
Indonesia tetapi juga di dunia yaitu ruangan tersebut.
diantaranya negara Australia melaporkan Hasil observasi pada 5 (lima) format
bahwa data dunia sebanyak 23% discharge planning yang terdiri dari
perawat tidak melaksanakan discharge resume keperawatan berisi hal- hal yang
planning, di Inggris bagian barat daya juga perlu diperhatikan pasien setelah pulang
menunjukan bahwa 34% perawat tidak tetapi sebagian format tersebut tidak diisi
melaksanakan discharge planning lengkap dan juga sebagian tidak ada tanda
(Tennier, 2017). tangan perawat, pasien atau keluarga
Rumah sakit di Indonesia, diperoleh pasien. Peneliti juga mewawancarai 2
data berdasarkan penelitian yang sama (dua) orang pasien yang akan pulang
mengenai hubungan pengetahuan perawat tentang pelaksanaan discharge planning di
dengan pelaksanaan discharge planning di ruangan tersebut menyatakan bahwa

3
Agustus 2018

informasi yang telah didapatkannya dari 2. Jenis Kelamin


perawat adalah cara minum obat, informasi Laki-laki 18 39.13
untuk kontrol ulang ke poli, aktivitas Perempuan 28 60.86
sehari-hari, dan diet. 3. Pendidikan
Perawatan penyakit dan SPK 2 4.34
D3 3 6.52
komplikasinya, pelayanan kesehatan di
S1 2 4.34
komunitas (keluarga) tidak dijelaskan Ners 39 84.78
secara detail sehingga perencanaan 4. Masa Kerja (Tahun)
pemulangan (discharge planning) yang <1 3 6.52
buruk dan kegagalan untuk menyediakan 1-5 36 78.2
pelayanan yang diperlukan pasien dapat 6-10 4 8.69
berdampak pada kegagalan pasien untuk >10 3 6.52
mencapai kesehatan yang optimal dan 5. Status Kepegawaian
status fungsional, peningkatan biaya ke PNS 10 21.73
rumah sakit serta penurunan sumber daya Kontrak 36 78.26
ketersediaan untuk orang lain karena 6. Ruangan
Laika Waraka
peningkatan lama tinggal dan pendaftaran
Bedah 21 45.65
kembali, atau kemungkinan kondisi Laika Waraka
kesehatan pasien yang buruk (Beth, Non Bedah 25 54.34
Christina, Therapy & Vol, W. 2010). 7. Pengetahuan Perawat
2. Metode Penelitian Baik 32 69.6
Penelitian ini merupakan penelitian Cukup 14 30.4
bentuk observation analitik dengan Kurang 0 0
menggunakan pendekatan cross sectional 8. Pelaksanaan Discharge Planning
study, penelitian ini telah dilaksanakan di Baik 35 76.08
ruang rawat inap Laika Waraka Kelas III Kurang 11 23.91
RSU Bahtermas Provinsi Sulawesi Sumber : Data Primer 2018
Tenggara pada tanggal 3 Mei – 30 Mei
2018, sampel penelitian ini merupakan Berdasarkan tabel di atas
perawat yang bertugas diruang rawat inap menunjukkan bahwa dari 46
tersebut sebanyak 46 responden dengan responden, responden terbanyak
teknik pengampilan sampel yang berada pada umur 25-29 tahun yaitu
digunakan yaitu total sampling. berjumlah 25 responden (54,34%),
3. Hasil sedangkan jumlah responden terendah
a. Analisis Univariat berada pada umur 35-39 tahun yaitu
Distribusi Frekuensi Karakterisktik sebanyak 1 responden (2,17%).
Responden Perawat di Ruang Rawat
Inap Laika Waraka Kelas III RSU Berdasarkan tabel diatas
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa dari 46
Tahun 2018 responden, jenis kelamin perempuan
Variabel n % lebih banyak yaitu 28 responden
1. Umur (60.86) dibandingkan jenis kelamin
20-24 10 21.73 laki-laki yang berjumlah 18
25-29 25 54.34 responden (39.13%).
30-34 8 17.39
35-39 1 2.17 Berdasarkan tabel
40-44 2 4.34 menunjukkan bahwa dari 46

4
Agustus 2018

responden, responden yang b. Analisis Bivariat


berpendidikan terakhir lebih banyak Distribusi Responden Berdasarkan
Profesi Ners yaitu 39 responden Pengetahuan Perawat dengan
(84,8%), responden dengan Pelaksanaan Discharge Planning di
pendidikan D3 berjumlah 3 responden Ruang Rawat Inap Laika Waraka
(6,52%) sedangkan responden dengan Kelas III RSU Bahteramas Prov. Sultra
pendidikan yang berjumlah sama Tahun 2018
yaitu pada jenjang pendidikan S1 dan
SPK yaitu masing-masing berjumlah Penget Pelaksanaan Discharge
2 responden (4,34%). a Planning
huan Total
Berdasarkan tabel diatas Perawa Baik Kurang
menunjukkan bahwa dari 46 t
responden, responden yang berstatus n % n % n %
sebagai tenaga kontrak yaitu Baik 30 65,2 2 4,3 32 69,6
berjumlah 36 responden (78.26%), Cukup 5 10,9 9 19,6 14 30,4
sedangkan responden yang berstatus Kurang 0 0 0 0 0 0
Total 35 76,1 11 23,9 46 100
sebagai PNS berjumlah 10
p value = 0,001
responden (21,73%). Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan tabel 5.8 diatas
menunjukkan bahwa dari 46 menunjukkan bahwa dari 46 responden,
responden, responden yang bekerja perawat yang memiliki pengetahuan baik
diruangan Laika Waraka Non Bedah dengan pelaksanakan discharge planning
berjumlah 25 responden (54,34%), yang baik berjumlah 30 orang (65,2%),
sedangkan responden yang bekerja di perawat yang memiliki pengetahuan baik
ruangan Laika Waraka Bedah dan melaksanakan discharge planning
berjumlah 21 responden (45,65 %). dengan kategori kurang sebanyak 2 orang
Berdasarkan tabel diatas (4,3%), perawat dengan pengetahuan yang
menunjukkan bahwa dari 46 cukup dengan pelaksanakan discharge
responden, perawat yang memiliki planning baik sebanyak 5 orang (10,9%),
pengetahuan baik tentang discharge perawat yang memiliki pengetahuan cukup
planning yaitu berjumlah 32 orang dan pelaksanakan discharge planning
(69,6%), sedangkan perawat dengan kurang berjumlah 9 orang (19,6%).
pengetahuan cukup tentang discharge
4. Pembahasan
planning sejumlah 14 orang (30,4%).
1. Pengetahuan Perawat
Berdasarkan tabel diatas, Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa dari 46 menunjukkan bahwa dari 46
responden, perawat yang responden, sebanyak 32 perawat
melaksanakan discharge planning memiliki pengetahuan baik tentang
kategori baik berjumlah 35 orang discharge planning dan 14 perawat
(76,08%), sedangkan perawat yang memiliki pengetahuan cukup,
melaksanakan discharge planning sedangkan pengetahuan perawat yang
kategori kurang berjumlah 11 orang kurang tidak ada.
(23,91%). Hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya

5
Agustus 2018

tingkat pendidikan, dimana dalam melaksanakan sesuai SOP discharge


penelitian tersebut mayoritas perawat planning dirumah sakit diantaranya
berpendidikan terakhir profesi Ners perawat mampu menjelaskan tentang
yakni sebanyak 39 orang perawat, kesulitan yang bisa saja timbul saat
sehingga tingkat pendidikan dapat pasien pulang, perawat mampu
mempengaruhi pengetahuan menjelaskan penyakit yang diderita
seseorang. Hal ini didukung oleh teori pasien (kronis/sulit sembuh), perawat
Notoadmodjo, (2012) yang mampu menjelaskan kepada pasien
menyatakan bahwa semakin tinggi dalam penggunaan alat bantu (jika
tingkat pendidikan seseorang maka diperlukan), perawat mampu
akan semakin cenderung untuk menjelaskan dengan baik cara
mendapatkan informasi, jika semakin penggunaan obat, dan perawat mampu
banyak informasi yang didapatkan menjelaskan kepada pasien/keluarga
maka semakin banyak pula pasien tentang cara melengkapi
pengetahuan yang didapatkannya, administrasi sebelum pulang ke rumah.
misalnya pengetahuan tentang Sedangkan pelaksanaan discharge
discharge planning. planning yang kurang sebanyak 11
Hal ini juga sesuai dengan orang dikarenakan perawat tidak
penelitian Rahmawati, Nurlina & menjelaskan tentang transportasi yang
Anna, (2014) tentang hubungan dapat digunakan pasien ke tempat
pengetahuan dan sikap perawat dalam pelayanan kesehatan jika terjadi
pelaksanaan discharge planning yang kegawatadaruratan saat berada
menyatakan bahwa tingkat pendidikan dirumah, masih ada perawat yang
terakhir perawat paling banyak adalah belum mengisi lengkap lembar
profesi Ners sehingga pengetahuan checklist discharge planning.
perawat dalam melaksanakan Berdasarkan penelitian
discharge planning paling banyak Hardivianty, (2017) menyatakan
dalam kategori baik. Hal tersebut juga bahwa kelengkapan formulir discharge
sependapat dengan Junaidi (2017) planning didapatkan tidak terisi
yang menyatakan bahwa pendidikan dengan lengkap. Kelengkapan lembar
perawat mempunyai pengaruh paling formulir discharge planning sangat
tinggi untuk pelaksanaan discharge penting karena dapat menilai
planning. Sedangkan penelitian yang pelaksanaan apa saja yang telah
dilakukan Tololiu, Girsang & Akay, dilakukan melalui hasil dokumentasi
(2017) yang menyatakan bahwa (Nadya, Famela T, 2014 dalam
pengetahuan perawat tentang Hardivianty, 2017).
discharge planning dalam kategori Discharge planning
kurang disebabkan karena masih merupakan suatu proses yang dinamis
banyak perawat yang berpendidikan dan sistematis dari penilaian,
terakhir D3 Keperawatan. persiapan, serta koordinasi yang
2. Pelaksanaan Discharge Planning dilakukan untuk memberikan
Berdasarkan penelitian dari kemudahan pengawasan pelayanan
46 responden, pelaksanaan discharge kesehatan dan pelayanan sosial
planning yang baik sebanyak 35 orang sebelum maupun sesudah pasien
perawat (76,08%). Hal tersebut pulang ke rumah (Nursalam, 2014).
dikarenakan sebagian besar perawat Tujuan diberikannya discharge

6
Agustus 2018

planning adalah membantu pasien dan bahwa pengalaman perawat di Rumah


keluarga untuk dapat memahami Sakit Islam Bandung dalam
permasalahan, pencegahan yang harus melaksanakan discharge planning
ditempuh sehingga dapat mengurangi menggunakan media komunikasi
angka kambuh dan penerimaan berupa resume pemulangan pasien dan
kembali dirumah sakit (Roden dan leaflet, dimana leaflet digunakan
Nursalam, 2011 dalam Nursalam, sebagai pengingat dari pesan apa yang
2014). telah disampaikan perawat sebelum
Berdasarkan hasil observasi, pasien pulang ke rumah. Sehingga
pelaksanaan discharge planning yang dalam pelaksanaan discharge planning
kurang juga disebabkan karena faktor khususnya pemberian health education
komunikasi perawat yang masih dibutuhkan media komunikasi yang
kurang, diantaranya masih ada perawat baik dalam menyampaikan informasi
yang tidak menjelaskan dengan baik penting kepada pasien dan kelurga
tentang aktivitas mandiri pasien saat pasien sebelum pulang ke rumah.
pulang ke rumah, hal tersebut Faktor lain yang bisa
didukung oleh teori Potter & Perry, mempengaruhi pelaksanaan discharge
(2009) dalam Marliany, Permana, dan planning yaitu motivasi yang baik
Permatasari, (2017) yang menyatakan karena motivasi turut berperan dalam
bahwa aktivitas dan istrahat pelaksanaan discharge planning
merupakan salah satu kebutuhan dasar sehingga dengan adanya motivasi yang
manusia yang harus dipenuhi dan baik maka pengetahuan yang dimiliki
diperhatikan sehingga perawat harus perawat akan diaplikasikan untuk
memberikan kontribusi bagi pasien keperluan pasien atau keluarga pasien
dalam meningkatkan status saat pulang ke rumah. Hal ini sesuai
kesehatannya melalui komunikasi dengan teori Riyadi dan Kusnanto,
yang baik tentang aktivitas dan (2007) dalam Tololiu, Girsang dan
istirahat pasien sebelum dan sesudah Akay, (2017) yang menyatakan bahwa
perencanaan pulang. setiap perawat harus mempunyai
Berdasarkan hasil pengamatan motivasi yang tinggi agar dapat
peneliti dan wawancara, tidak terlihat meningkatkan kinerja sehingga mutu
adanya leaflet atau media lain yang pelayanan semakin memuaskan.
digunakan perawat pada saat Sehingga semakin tinggi motivasi
melakukan health education kepada kerja seorang perawat maka semakin
pasien ataupun keluarga pasien tinggi pula kinerja perawat dalam
sebelum pulang ke rumah. memberikan pelayanan kesehatan
Hal tersebut dikarenakan kepada pasien dan keluarga pasien
pengambil kebijakan dirumah sakit termasuk pelaksanaan discharge
belum mengadakan pelatihan dan planning. Sedangkan penelitian
memfasilitasi perawat dalam Marliany, Permana & Permatasari,
melakukan discharge palnning (2017) menyatakan bahwa masih ada
misalnya mengadakan leaflet atau pelaksanaan discharge planning yang
media lain. Hal ini sesuai dengan belum sesuai dengan SOP dikarenakan
penelitian Agustina, (2013) dalam motivasi yang diberikan kepada
Puteri, Susilaningsih dan perawat oleh pihak rumah sakit belum
Lumbantobing, (2017) menyatakan baik dalam melakukan discharge

7
Agustus 2018

planning secara optimal. Sehingga dikatakan pengetahuan perawat yang


motivasi juga turut berperan dalam tinggi akan sangat mendukung
pelaksanaan discharge planning terciptanya motivasi dalam diri
karena dengan adanya motivasi yang perawat untuk melakukan tindakan
baik, maka pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan pengetahuan yang
perawat akan diaplikasikan untuk dimilikinya. Hal ini sesuai dengan
keperluan perencanaan pulang pasien teori yang dikatakan oleh
(Tololiu, Girsang, Akay, 2017). Notoadmodjo, (2007) dalam Rahayu,
3. Hubungan Pengetahuan Perawat (2017) menyatakan bahwa
dengan Pelaksanaan Dischrge pengetahuan yang tinggi akan
Planning menimbulkan motivasi dan akhirnya
Berdasarkan hasil uji bivariat akan menyebabkan individu tersebut
pada tabel 5.9 dengan mengunakan melakukan sesuatu sesuai dengan
statistik uji Fisher’s Exact Test penelitian yang dimilikinya. Hal ini
diperoleh nilai probabilitas (p value) juga sesuai dengan penelitian yang
0,001 yang artinya p value < α (0,001 dilakukan oleh Susanto, (2014) yang
< 0,05) yang berarti ada hubungan menyatakan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan perawat dengan antara pengetahuan tentang discharge
pelaksanaan discharge planning. planning dengan motivasi perawat
Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan discharge planning
dalam pelaksanaan discharge planning dengan hasi uji korelasi spearman rank
sangat membutuhkan pengetahuan menunjukkan nilai signifikansi sebesar
yang baik dari perawat sehingga 0,024.
pengaplikasian discharge planning Keberhasilan melaksanakan
tersebut dapat terlaksana dengan baik discharge planning dapat
kepada pasien. Hal ini sesuai dengan meningkatkan pula kesiapan pasien
penelitian Nurjihadiddin (2016) yang dalam mengahadapi pemulangan dan
menyatakan bahwa pengetahuan memberikan hal yang dibutuhkan
tentang discharge planning akan pasien serta memiliki keterampilan
membuat seorang perawat sadar bahwa dalam pembelajaran kepada pasien
pentingnya pelaksanaan discharge untuk menangani penyakit yang
planning sehingga akan sedang diderita pasien tersebut
melaksanakannya dengan baik dan (Suprapti, 2013).
dilaksanakan secara kontinu. Berdasarkan hasil penelitian,
Pengetahuan merupakan peneliti berasumsi bahwa pengetahuan
domain yang sangat penting untuk yang baik seorang perawat akan
terbentuknya tindakan seseorang. mendorong motivasi yang baik pula
Pengetahun diperlukan sebagai dalam diri perawat tersebut untuk
dukungan dalam menumbuhkan rasa bertindak sesuai dengan pengetahuan
percaya diri maupun sikap dalam yang dimilikinya, dan motivasi yang
perilaku setiap hari, sehingga dapat baik akan mempengaruhi kinerja
dikatakan bahwa pengetahuan perawat terutama dalam melaksanakan
merupakan fakta yang mendukung discharge planning.
tindakan seseorang (Notoadmodjo, 5. Kesimpulan
2007 dalam Ramadhan dan Berdasarkan data dan hasil
Sudaryanto, 2010). Sehingga dapat analisa yang telah dilakukan maka

8
Agustus 2018

dapat diambil kesimpulan sebagai 2. Agus, Riyanto dan Budiman, 2013,


berikut: Kapita Selekta Kuesioner
1. Pengetahuan perawat tentang Pengetahuan dan Sikap dalam
discharge planning di Ruang Rawat Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Inap Laika Waraka Kelas III RSU Salemba Medika.
Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara dari 46 responden yang
diteliti, sebanyak 32 orang perawat 3. Beth, A., Christina, J., Therapy, N.P.,
(69,6%) memiliki pengetahuan yang & Vol, W. (2010). Physical Therapist
baik dan 14 orang perawat (30,4%) Make Accurate and Appropriate
perawat memiliki pengetahuan yang Discahrge Recommendationts for
cukup. Patients Who Are Acutely III,
2. Pelaksanaan discharge planning di 90(May), 693-703.
Ruang Rawat Inap Laika Waraka
Kelas III RSU Bahteramas Provinsi 4. Darliana, D. (2012). Discharge
Sulawesi Tenggara dari 46 responden Planning in Nursing; A Literatur
yang melaksanakan discharge Review. 3 (32-
planning dengan kategori baik 41).diakses tanggal 24 Desember 201
sebanyak 35 orang perawat (76,08%), 7 melalui Website:http://mmr.umy.ac.
dan perawat yang melaksanakan id/artikel/proceeding/.
discharge planning dalam kategori
kurang berjumlah 11 orang (23,91%).
3. Hasil analisis komputer dengan 5. Ginting, Ginpera Ivan Inanda. (2014).
menggunakan aplikasi SPSS 16.0 Hubungan pengetahuan perawat
menunjukkan nilai fisher exact test p tentang discharge planning dengan
value <α (0,001 < 0,05 berarti H0 kesiapan perawat memberikan
ditolak dan Ha diterima maka ada discharge planning kepada pasien
hubungan antara pengetahuan perawat dan keluarga di Rumah Sakit Umum
dengan pelaksanaan discharge Sari Mutiara Medan. Medan:
planning. Universitas Sari Mutiara Indonesia.
6. Ucapan Terima Kasih
Terima kasih disampaikan
kepada Direktur RSU Bahteramas 6. Hardivianty, C. (2017). Evaluasi
Provinsi Sulawesi Tenggara beserta Pelaksanaan Discharge Planning di
jajarannya atas terlaksananya Muhammadiyah Gamping
penelitian ini, kepada Balitbang Yogyakarta. Proceeding Health
Provinsi Sulawesi Tenggara dan Stikes Architecture, 1(Mei), 21–34. Diambil
Karya Kesehatan Kendari atas dari
bantuannya selama ini sehingga http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceedi
penelitian ini dapat terlaksana dengan ng/
baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S.(2015). Prosedur Peneliti 7. Hendra, (2012). Lembar Observasi
an: Suatu Pendekatan Praktek. Jakart Penerapan MAKP Discharge
a: Rieneka Cipta. Planning di Ruang Dahlia RSD
Mardi Waluyo Blitar. Praktik Profesi

9
Agustus 2018

Manajemen ejournal Keperawatan, 3 (2), https://e


Keperawatan. Di unduh melalui https: journal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/arti
//www.scribd.com/document/3317644 cle/view/8136
96/Lembar-Observasi-DP-7-doc pada
tanggal 5 April 2018
13. Moreno-Monsiváis, M.G., Moreno-
Rodríguez, C., & Interial-Guzmán,
8. Husman, Susiyanti, 2018. Wawancara M.G. (2015). Missed Nursing Care
Profil RSU Bahteramas Provinsi Hospitalized Patients. Aquichan,
Sulawesi Tenggara dan Lembar 15(3), 318-338.
discharge planning Ruang Rawat https://doi.org/10.5294/aqui.2015.15.
Inap Laika Waraka Kelas III, 3.2
Kendari, 3 Januari.

14. McHugh, M. D., Berez, J., & Small,


9. Junaidi, Rhadiatul Aulia Sari (2017). D. S. (2013). Hospitals with higher
Analisis Pelaksanaan Discharge nurse staffing had lower odds of
Planning dan Faktor Determinannya readmissions penalties than hospitals
pada Perawat di Ruang Rawat Inap with lower staffing. Health Affairs,
RSUD Jambak Kabupaten Pasaman 32(10), 1740-7.
Barat.(Skripsi,Universitas Andalas). Retrieved from https://search.proquest
.com/docview/1443711786?accountid
=25704
10. Liliana Devi. (2012). Evaluasi
Pelaksanaan Discharge Planning
dalam 15. Notoadmodjo. (2012). Promosi
Keperawatan. Diunduh melalui http:// Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
ejournalsl.undip.ac.id/index.php/jnurs Jakarta: Rineka Cipta.
ing pada tanggal 7 Januari 2018.

16. Notoadmodjo. (2012). Metodologi


11. Marliany H, Permana Y, Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Permatasari I, (2017). Jurnal Ilmiah Cipta.
Kesehatan
Keperawatan, Volume 13, No.1 Febr
uary 2017, diunduh 5 February 2018 17. Nurhidayani, (2017). Gambaran
melalui https://scholar.google.co.id/sc Persepsi Perawat dalam
holar?as_ylo=2017&q=pelaksanaan+ Pelaksanaan Discharge Planning di
discharge+planning&as_sdt=0,5 Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran
(Skripsi, Universitas Diponegoro,
Semarang, Indonesia).
12. Manuho, E., Warouw, H., & Hamel
R. (2015). Hubungan beban kerja
dengan kinerja perawat dalam 18. Nurjihaduddin, A., & Darliana, D.
pemberian asuhan keperawatan di (2016). Discharge planning di RSUD
Instalasi Rawat Inap CI RSUP Prof. Meuraxa Banda Aceh. Banda Aceh.
DR. R. D. Kandou Manado. Universitas Syiah.

10
Agustus 2018

19. Nursalam. (2014). Manajemen Keper


awatan: Aplikasi dalam Praktik Profe
sional.5th ed. Jakarta; Salemba 25. Rahayu., A, Hasyim., K, (2017).
Medika. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi
Perawat Tentang Terapi Intravena
dengan Pencegahan Plebitis Di
20. Nursalam. (2015). Manajemen Ruang Rawat Inap RSUD Raden
Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Mattaher Kota Jambi.Jurnal
Keperawatan Profesional. 5th ed. Akademika Baiturrahim Vol.6 No.1
Jakarta: Salemba Medika. Maret 2017.STIKBA Jambi.

21. Parjiyana, P., & Pratiwi, A. (2008). 26. Ramadhan., A., F dan Sudaryanto., A.
Kepuasan Perawat yang (2010). Hubungan Antara Tingkat
berhubungan dengan peran kasi Pengetahuan dengan Motivasi
keperawatan dalam pengambilan Melakukan Latihan Jasmani pada
keputusan terkait dengan kebijakan di Klien Diabetes Melitus Didesa
bidang keperawatan di RSJD Delanggu Kabupaten Klaten.FIK
Dr.Rm.Soedjarwadi Klaten.Berita UMS.
Ilmu Keperawatan, I(3),134-
142.Diambil dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/BI 27. Riyadi, S dan Kusnanto, H. (2007).
K/article/view/3750/2419. Motivasi Kerja dan karakteristik
Individu perawat di RSD Dr. H.
Moh. Anwar Sumenep Madura.
22. Pusat data dan informasi. 2016. Working Paper Series No. 18.
Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Yogyakarta: UGM
Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin. Kemenkes RI: Jakarta.
28. Rofi'i, M., Haryati., S., & Pujasari,
H. (2013). Faktor Personil dalam
23. Puteri, D. E., Susilaningsih, F. S., & Pelaksanaan Discharge Planning
Marlianti, V. B. (2017).Journal of pada Perawat di Rumah Sakit di
Nurshing Care Biomolecular, 2(2), Semarang. Depok. Kampus FIK UI.
84–91. Persepsi Pasien terhadap
Pelaksanaan Discharge Planning
dengan Potensi Rawat Lanjut di 29. Srikandi, R., M., Anwar., N &
Ruang Darusalam 5 RS Al Islam Sutantio., A. (2015). Analisis Faktor
Bandung. Bandung.Indonesia. yang mempengaruhi Terlambatnya
Penyelesaian Perumahan Golden
Royal Karang Pule Oleh PT.Lombok
24. Rahmawati, Nurlina, A. Nur Anna Royal Property (Aplikasi Model
AS. (2014). 40. Hubungan Regresi).Surabaya: Institus Teknologi
Pengetahuan dan Sikap Perawat Sepuluh Nopember.
dalam Pelaksanaan Discharge
Planning di RSUD Labuang Baji
Makassar. Makassar, A. M, 40–45.

11
Agustus 2018

30. Sopiyudin, M. (2009). Statistik untuk 36. Tenier, L.D. (2017). Discharge
Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Planning. Social Work Health Care,
Uji Fisher's Exact Test di SPSS 26(1), 41-60.
hal.126. Salemba Medika. Jakarta. https://doi.org/10.1300/3010v26n01_
03.

31. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D. 37. Tololiu, M., Girsang, O., & Akay , T.
Bandung: Alfabeta (2017). Hubungan pengetahuan
perawat dengan pelaksanaan
discharge planning pasien di Rumah
32. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Sakit Umum Daerah Noongan. Vol. 7
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (1) 82-88.
Bandung: Alfabeta

38. Yulina, Lina. (2013). Gambaran


33. Sumah, D. F., Instansi, A., Kristen, pengetahuan perawat tentang
U., & Maluku, I. (2015). Hubungan discharge planning pasien di Rumah
pengetahuan perawat dengan Sakit Santo Borromeus Bandung
pelaksanaan discharge planning di (KTI, STIKES Borromeus,
RSUD Dr. M. Haulusyyi Ambon. Padalarang, Indonesia).

34. Suprapti, E., Kristina, T. N., &


Sulisno, M. (2012). Pengaruh
Discharge Planning Terstruktur untuk
meningkatkan Kesiapan pasien TB
Paru menghadapi pemulangan (Studi
eksperimental di RSUD Tugorejo dan
RSUD Kota
Semarang. Fakultas Kedokteran Undi
p, Semarang. Reterievedfromdownloa
d.portalgaruda.org/article.php?...PEN
GARUH%DISCH

35. Susanto., H, R Ruhyana, (2014).


Hubungan Pengetahuan dan Motivasi
Perawat dengan Pelaksanaan
Discharge Planning di Bangsal
Amarta RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta. Stikes Asyiy
ah, Yogyakarta.https//scholar.google.
com/digilib.unisayogya.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai