PENDAHULUAN
Partai politik awalnya berasal dari negara-negara Eropa Barat. Dengan meluasnya gagasan
bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses
politik. Maka dari itu, partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi
penghubung antara rakyat dengan pemerintah. Jadi, lahirnya partai politik dikarenakan adanya
kebutuhan pemerintah dalam mendapatkan dukungan dari masyarakat dalam membuat suatu
kebijakan. Apabila parlemen harus terjun langsung kemasyarakat dalam menjaring aspirasi,
maka efektivitas kerja parlemen kurang terjamin. Untuk itu dibutuhkanlah suatu organisasi
politik yang nantinya akan membantu pemerintah dalam memenuhi keinginan masyarakat.Partai
politik sesungguhnya merupakan sebuah kendaraan, yang fungsinya untuk menyatukan orang-
orang yang memiliki visi dan misi yang sama dalam penyelenggaraan negara.
Menurut UU Nomor 2 Tahun 2011 Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional
dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan Negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Modal dasar untuk menciptakan pemerintahan yang solid dan berwibawa dengan dengan
pengawasan efektif dari lembaga legislatif, adalah dengan mewujudkan demokrasi yang
berkredibilitas. Demokrasi berkredibilitas dibangun dengan cara menciptakan partai politik yang
sehat dan kredibel serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan secara demokratis, jujur,
1
dan adil. Demokratis berkredibilitas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya transparansi dan
mekanisme pertanggungjawaban yang jelas atas kegiatan pembiayaan politik, keuangan partai
politik, sebagai suatu entitas yang menggunakan dana publik yang besar, harus transparan
sehingga pertanggungjawaban yang keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.
keuangan bagi partai politik, pedoman audit partai politik, dan adanya pedoman peraturan, dan
prosedur pelaporan dana kampanye pada kegiatan pemilihan umum bagi partai politik.
kepatuhan terhadap undang-undang partai politik dan undang-undang pemilu.Partai politik harus
mampu dan melaksanakan pertanggungjawaban terhadap seluruh sumber daya keuangan yang
politik serta pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye (semua peserta pemilu) serta
laporan keuangan (khusus untuk partai politik), yang harus diaudit Kantor Akuntan Publik, ke
keuangan partai politik juga bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan pilihan secara
cerdas dan rasional. Di luar kepentingan untuk menjalankan fungsi kontrol atas partai politik
yang ada, warga Negara yang menggunakan hak pilihnya dapat mencermati derajat sehat-
tidaknya sebuah partai politik dari Laporan . Keuangan Tahunan yang disampaikannya secara
terbuka kepada public. Informasi menyangkut keuangan bias menjadi dasar penilaian
2
1.2 Rumusuan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana dasar pemikiran dan tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi partai
Dari uraian rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut :
kampanye.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Partai Politik disebutkan secara khusus dalam UU Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Partai Politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita
untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan
Negara serta memelihara kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila
1. Partai Politik berfungsi untuk mengembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban
politik rakyat. Partai Politik berperan sebagai sarana sosialisasi politik masyarakat
kebijakan Negara. Berperan sebagai sarana komunikasi yang mana partai politik
4
menyalurkan aneka ragam pendapat, aspirasi, dan kepentingan masyarakat dalam
Politik merupakan juga sebagai sarana untuk melakukan rekruitmen politik dengan
mencari dan mengajak orang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik dalam
Aktivitas politik adalah aktivitas untuk memperoleh , mengelola, dan mengatur kekuasaan
sebagai amanat dan mandate dari konstituennya dengan cara-cara yang demokratis. Partai politik
memiliki Karakteristik utama yaitu factor kekuasaan yang dimilikinya dan perannya dalam
mewakili rakyat
3. Dewan Pengurus Cabang (DPC) dibentuk untuk tingkat kabupaten atau kota.
1. Sekretariat, Biaya-biaya yang keluar untuk menjalankan secretariat ini dapat digolongkan
3. Kegiatan Pencarian Dana. Karena partai politik tidak boleh memiliki badan usaha atau
5
4. Kegiatan Kampanye. Kegiatan-kegiatan kampanye antara lain perjalanan kampanye oleh
calon legislatif atau calon presiden, rapat akbar, iklan di media massa, pembuatan poster ,
6. Kegiatan-kegiatan partai politik di luar kampanye baik oleh calon legislative dan atau
calon presiden.
maupun pengaruhnya.
8. Kekayaan Partai. Kekayaan bias berbentuk gedung, kantor, kendaraan, alat-alat kantor,
dll.
Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan cara memperoleh dan menggunakan
1. Iuran anggota
1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apapun, yang bertentangan dengan
2. Menerima sumbangan, berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa
3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan atau perusahaan/ badan usaha melebihi batas
yang ditetapkan.
6
4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau dengan sebutan
5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya mendirikan badan usaha yang dapat
menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada suatu badan usaha.
Peran dan fungsi akuntansi dalam lingkungan partai politik dibagi menjadi dua kelompok
yaitu peranan dan fungsi akuntansi bagi pihak internal maupun pihak eksternal partai politik.
a. Pihak Internal
dicapai dalam usaha memenuhi tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang
diperlukan.
3. Anggota adalah orang yang menjadi bagian dan pendukung partai politik, tetapi belum
b. Pihak Eksternal
3. Konstituen/Basi Massa adanya laporan keuangan partai politik yang transparan dan
7
4. Badan pemeriksan keuangan (BPK) berkepentingan untuk memeriksa (mengaudit)
laporan pertanggungjawaban partai politik atas penggunaan dana bantuan keuangan dari
pemerintah (Pusat dan Daerah) sebagaimana amanat dari PP Nomor 05 Tahun 2009 Pasal
14 ayat (2).
pertanggungjawaban partai politik yang telah diaudit oleh BPK atas penggunaan dana
2.3 Tinjauan terhadap PSAK Nomor 45 dan Kebutuhan Standar Akuntansi untuk Partai
Politik
Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tidak bermotif untuk mencari laba dan
berbangsa dan bernegara yang diwujudkan secara konstitusional, maka partai politik termasuk
dalam kategori organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba menggunakan beberapa parameter tunggal
sebagai ukuran keberhasilan seperti jumlah dana sumbangan yang diperoleh, pertumbuhan
jumlah anggota jumlah pengunjung, jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh PSAK Nomor 45 antara lain sebagai berikut :
8
1. PSAK Nomor 45 masih bias dipakai sebagai standar Akuntansi Keuangan Partai politik
Karena Karakter partai politik mirip dengan karakter organisasi nirlaba.
2. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik tidak perlu dibuat tetapi dapat
melakukan modifikasi PSAK Nomor 45.
3. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik perlu dibuat. Karena karakter partai
politik yang tidak sama dengan karakter organisasi nirlaba.
Tabel Perbedaan Karakteristik antara Organisasi Nirlaba dan Partai Politik.
Organisasi Nirlaba Partai Politik
Undang-undang yayasan Undang-undang partai politik
dan undang-undang pemilu
Tidak ada batasan penyumbang Ada batasan penyumbang
Tidak ada batasan maksimal jumlah Ada batasan maksimum
sumbangan jumlah sumbangan
Tidak ada kewajiban melaporkan daftar Daftar penyumbang wajib
penyumbang (terutama individu) dilaporkan
Hasil kegiatan berupa jasa pelayanan untuk Hasil kegiatan berupa
kepentingan umum kekuasaan politik
Akuntabilitas berupa kegiatan sesuai Akuntabilitas berupa bersih
dengan tujuan organisasi dana manajemen dari politik uang, kepatuhan
yang baik pada hokum dan posisi politik
sesuai dengan janji kepada
rakyat
Tujuan utama pembuatan laporan adalah menginformasikan laporan keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan partai politik. Pedoman akuntansi khusus untuk partai politik
akan diperlukan, terutama untuk mencatat pos-pos yaitu :
1. Dana bantuan pemerintah
2. Laporan parpol
Bantuan ini mengandung dua aspek sebagai berikut :
1. Uang dalam laporan keuangan tergambar jumlah uang yang diterima dan penggunaannya.
2 Barang atau jasa dalam laporan neraca tergambar sesuai dengan nilai uang barang dan
jasa tersebut.
9
2.4 Akuntabilitas Dana Kampanye
Kampanye partai politik untuk promosi dan pembentukan opini publik sudah pasti
memerlukan dana yang besar. Karena itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan
dana yang besar pasti akan menimbulkan kerawanan. Mulai dari rawan kolusi, korupsi, konflik.
governance dirasakan sangat mendesak, terutama bagi para partai politik peserta pemilu.
Penerapan kewajiban tata administrasi keuangan dan sistem pelaporan dana kampanye
secara transparan, akuntabel, dan independen akan sangat menunjang perwujudan pelaksanaan
pemilu yang bersih dalma rangka membangun kepercayaan publik kepada pemerintah dan
1. Tentukan metode pencatatan yang digunakan (sistem pencatatn tunggal atau sistem
3. Semua transaksi yang dilakukan harus memiliki bukti tertulis seperti surat
Dalam pasal 79 UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu disebutkan bahwa seluruh laporan
dana kampanye peserta Pemilu, baik penerimaan maupun pengeluaran, wajib diserahkan ke
10
akuntan publik terdaftar selambat-lambatnya 60 hari sesudah hari pemungutan suara. Sementara
itu, akuntan publik wajib menyelesaikan audit selambat-lambatnya 30 hari kemudian dan
Kampanye Pemilu sehingga dapat menepis tuduhan akan adanya praktik-praktik politik uang
(money politics). Tapi pada kenyataannya, berdasarkan data dan catatan di KPU hingga batas
waktu yang ditetapkan 12 Juli 2004, baru tujuh Partai Politik yang menyerahkan hasil audit dana
kampanye Pemilu legistalif. Ini artinya masih ada tujuh belas Partai Politik yang belum
memperpanjang batas waktu penyerahan hasil audit dana kampanye Partai Politik hingga tanggal
27 Juli 2004. Untuk itu KPU mengirimkan surat peringatan lagi kepada Partai Politik yang
Partai Politik enggan untuk menyerahkan laporan dana kampanye terutama Partai Politik
yang tidak memperoleh kursi legislatif. Di samping itu, keengganan Partai Politik melaporkan
audit dana kampanye adalah karena tidak adanya sanksi bagi legislatif. Meskipun tidak ada
sanksi hukum, sebenarnya Partai Politik yang tidak menyerahkan bisa dikenai sanksi moral yang
akan menurunkan kredibilitas Partai Politik kepada publik. KPU juga akan memberikan
rekomendasi kepada pemerintah, Partai Politik mana saja yang tidak memenuhi ketentuan UU
Peraturan mengenai partai politik telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun
2011, sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik.
11
Keuangan partai politik bersumber dari iuran anggota, sumbangan, maupun bantuan keuangan
dari APBN/APBD. Dalam pasal 34A ayat 1 menyebutkan bahwa partai politik wajib
dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) secara berkala 1 (satu) tahun
sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Tujuan audit
oleh BPK tersebut adalah untuk menilai kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
terkait dengan bantuan pemerintah dan efektivitas dan operasi penggunaan dana bantuan
diketahui masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa seharusnya masyarakat dapat mengetahui
dan mengakses atas pelaporan keuangan partai. Namun kenyataannya masih sangat sulit untuk
menerapkan transaparansi atas keuangan partai politik. Pasal 39 dari undang-undang ini
menyatakan bahwa:
2. Pengelolaan keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh
3. Partai Politik wajib membuat laporan keuangan untuk keperluan audit dana yang
meliputi:
12
laporan arus kas.
Dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik, pasal 9 sebagai dasar
penyumbang dan jumlah sumbangan yang diterima, serta terbuka untuk diketahui
c. Partai politik diwajibkan membuat laporan keuangan secara berkala 1 (satu) tahun
sekali dan memiliki rekening khusus dana kampanye pemilihan umum serta
menyerahkan laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik kepada Komisi
pemilihan Umum paling lambat 6 (enam) bulan setelah hari pemungutan suara.
Dalam setiap proses audit yang dilaksanakan baik oleh KAP maupun oleh BPK maka
5. Memfasilitasi kebutuhan konfirmasi kepada pihak ketiga sesuai kebutuhan dari audito
13
ketenagakerjaan, rekening Koran, akta pendirian partai dan pengesahan oleh
7. Memastikan keamanan dan kerahasiaan dokumen pada saat proses audit yaitu dengan
kode etik KAP dan BPK rnengatur mengenai kerahasiaan namun lebih baik jika partai
Audit atas laporan keuangan tahunan partai politik dilakukan oleh auditor independen yaitu
Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam hal ini partai politik melakukan seleksi dan penetapan
KAP sesuai dengan prosedur internal Partai. Dalam menentukan KAP, partai politik harus
memperhatikan validitas KAP mengingat banyak terjadi praktik pemalsuan terhadap KAP.
Karena itu sebelum menunjuk KAP, partai dapat melakukan konsultasi kepada asosiasi profesi
akuntan publik yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengenai tata cara dan validitas
KAP. Dalam setiap audit, KAP harus melakukan audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan lAPI. Dalam setiap audit KAP dengan partai politik harus dilengkapi dengan
perikatan/kontrak yang mengatur tentang audit tersebut. KAP akan menyediakan proposal
Dalam melaksanakan audit KAP akan menjalankan serangkaian prosedur yang diperlukan
seperti melakukan wawancara, inspeksi dokumen dan catatan, pengujian fisik, dan konfirmasi
kepada pihak ketiga serta surat representasi dari partai politik. Pekerjaan KAP dituangkan dalam
kertas pemeriksaan dimana kertas kerja tersebut akan disimpan KAP. Produk dari audit oleh
KAP adalah laporan auditor independen yang memuat pendapat auditor atas laporan keuangan
14
yang disajikan oleh partai politik. Partai politik dapat meminta KAP untuk melakukan jenis audit
lain yang relevan yang diperlukan oleh partai politik terkait dengan pelaporan keuangan.
2.6.4 Audit atas laporan pertanggungjawaban dana bantuan keuangan partai politik dari
pemerintah
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehubungan dengan bantuan yang diterima merupakan
lingkup keuangan Negara. Tujuan audit tersebut adalah untuk menilai kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan terkait dengan bantuan pemerintah dan efektivitas dan operasi
penggunaan dana bantuan. Audit oleh BPK dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) yaitu suatu standar pemeriksaan yang diterbitkan oleh BPK yang
harus dijalankan dan ditaati oleh setiap pemeriksa keuangan Negara. Karena itu termasuk audit
Dua hal utama yang selalu menjadi temuan BPK atas audit laporan pertanggungjawaban
dana bantuan partai politik adalah penggunaan dana bantuan yang tidak sesuai ketentuan dan
Sebagaimana diatur dalam Pasal 9 huruf (j) UU No. 31 tahun 2002, setiap Partai Politik
wajib memiliki rekening khusus dana kampanye, yang secara khusus menampung dana
kampanye Pemilu yang dipisahkan dari rekening untuk keperluan lain. Menurut SK KPU No.
676 tahun 2003, setiap Partai Politik peserta pemilu wajib melaporkan rekening khusus, seperti
nomor rekening khusus dana kampanye Pemilu, nama, serta alamat bank. Kemudian laporan
besarnya saldo awal serta sumber penerimaan saldo awal tersebut yang berasal dari partai,
15
sumbangan perorangan, dan swasta dan masih banyak lagi. Untuk donasi, wajib disebutkan
Dalam pasal 78 ayat (4) UU No. 12 tahun 2003 dijelaskan bahwa jumlah sumbangan
lebih dari Rp 5 juta wajib dilaporkan kepada KPU, termasuk identitas lengkap pemberi
sumbangan juga pada penjabaran pasal 9 UU No.31 tahun 2002, bahwa semua Partai Politik
wajib menyampaikan laporan keuangan tahun anggaran per 31 Desember 2003 kepada Kantor
Akuntan Publik paling lambat 31 Maret 2003. Setelah itu, akuntan publik memiliki waktu dua
bulan untuk mengaudit laporan partai dan menyerahkan ke KPU paling lambat awal Juli 2004.
3. Penerapan Prosedur atas Sumbang dari dana pasangan Calon Presiden dan Wakil
presiden.
4. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan partai politik dan Gabungan Partai
politik.
partai.
9. Penerapan prosedur atas penerimaan Nonkas dari pasangan calon presiden dan wakil
presiden.
16
10. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan partai politik dan Gabungan partai
politik.
11. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan non kas dari perorangan
12. Penerapan Prosedur atas sumbangan non kas dari perusahaan/badan usaha.
2.7 Tinjauan Terhadap Psak 45 dan Kebutuhan Standar Akuntansi Untuk Partai Politik
Dengan adanya standar pelaporan diharapkan laporan keuangan organisasi Partai Politik
dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevensi, dapat diandalkan, dan memiliki daya banding
yang tinggi. Pertanyaan utamanya adalah: Apakah PSAK 45 dapat dipakai sebagai standar
pelaporan keuangan partai politik? Untuk menjawabnya, harus dibedakan dahulu apa itu PSAK
45 dan kemudian dikonfrontasikan dengan karakter Partai Politik. PSAK adalah Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 45 yang dikeluarkan oleh IAI untuk organisasi nirlaba. Dalam
audit yang dikoordinir oleh IAI untuk dana kampanye pada tahun 1999 dan laporan keuangan,
Ada tiga pendapat dalam hal ini untuk pemakaian PSAK, yaitu
1. Pendapat pertama mengatakan PSAK 45 masih bisa dipakai sebagai standar akuntansi
keuangan Partai Politik, karena karakter Partai Politik mirip dengan karakter
17
organisasi nirlaba. Yang perlu dibuat adalah pedoman pembuatan laporan
2. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak perlu membuat standar akuntansi keuangan
3. Pendapat ketiga menyatakan perlu dibuat suatu standar laporan keuangan khusus
untuk Partai Politik. Karena karakter Partai Politik tidak sama dengan karakter
organsiasi nirlaba.
1. Jika pada organisasi nirlaba pada umumnya terdapat kejelasan jenis barang dan/atau
jasa yang dihasilkannya, maka tujuan utama Partai Politik adalah dalam rangka
Di samping itu, beberapa peraturan yang secara khusus mengatur Partai Politik
Karena faktor kekuasaan yang dimiliki Partai Politik, maka aturan- aturan keuangan
Partai Politik harus lebih ketat untuk mencegah korupsi politik dan dominasi
posisi mendukung pendapat ketiga, yaitu bahwa Partai Politik memerlukan suatu
18
Standar Akuntansi Khusus Partai Politik. Perbedaan karakteristik ini mengakibatkan
PP No. 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan kepada Parpol. Juga dijelaskan
Permendagri No. 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran
Parpol.
digunakan perhitungan, jumlah anggota DPR dikali bantuan keuangan, kemudian dibagi jumlah
perolehan suara pemilu. Lalu untuk jumlah bantuan keuangan, dihitung dengan mengalikan
Secara rinci perbandingan mengenai aturan-aturan keuangan partai politik dapat dilihat di
bawah ini:
1. Iuran Anggota
2. Sumbangan Perusahaan
4. Fasilitas Publik
5. Sumbangan Individual
19
2.9 Peran KPU Dalam Keuangan Partai Politik
Sebagai imbas Reformasi 1998, kebebasan bersuara dan berpendapat menjadi suatu
fenomena yang tidak asing ditemui di Indonesia, bahkan bermunculan beraneka ragam PARPOL
dan LSM seperti PSASP (Pusat Studi Akuntansi Sektor Publik) yang berfokus pada program
perbaikan sistem manajemen administrasi publik untuk institusi publik.Komisi Pemilihan Umum
(KPU) harus bisa membuat regulasi mengenai laporan keuangan konsolidasi partai politik saat
Laporan keuangan ini bukan hanya menyangkut penerimaan dan pengeluaran dana
kampanye parpol, melainkan dana yang dikelola pengurus parpol dan calon legislatif. Jika tidak
diatur, publik tidak pernah tahu dari mana parpol maupun mendapatkan dana kampanye.
Regulasi ini sekaligus bisa mengurangi peran uang berbicara dalam Pemilu. Sistem proporsional
yang tercantum dalam UU Pemilu, pertarungan saat kampanye tidak hanya melibatkan caleg
antar parpol. Sesama caleg di dalam parpol pun juga harus bertarung untuk meraih suara maupun
nomor urut. “Dan kecenderungannya, dalam hal ini uang lah yang berbicara. Ini sudah terbukti di
kampanye belum diatur dalam UU. Akibatnya pengurus parpol dan caleg bisa seenaknya
menggelontorkan dana besar tak terbatas untuk kepentingan kampanye, baik dirinya maupun
parpolny.
Terkait dengan sanksi bagi pelaku politik uang dalam kampanye pemilu ini, sebenarnya
UU Pemilu sudah menyatakan dengan tegas apabila yang dikenai hukuman bukan hanya pemberi
dana kampanye, melainkan juga penerimanya. “Namun yang dibatasi di sini dana perseorangan
20
Laporan keuangan parpol sesuai Undang-undang (UU) Parpol No. 2/2008, bahwa parpol
wajib membuat laporan keuangan untuk diserahkan ke Negara. Sebagaimana dijelaskan, setiap
partai politik wajib membuat pembukuan, memelihara daftar penyumbang dan jumlah
sumbangan yang diterima, serta terbuka untuk diketahui oleh masyarakat dan pemerintah.
Disamping itu partai politik harus membuat laporan keuangan secara berkala satu tahun sekali
kepada KPU setelah diaudit oleh akuntan public. Dalam hal dana kampanye, maka setiap partai
politik harus memiliki rekening khusus dana kampanye pemilihan umum dan menyerahkan
laporan neraca keuangan hasil audit akuntan publik kepada Komisi Pemilihan Umum paling
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses politik demokratis tidak akan dapat berlangsung tanpa sumber keuangan. Tanpa
dana yang memadai, partai politik tidak akan dapat mengorganisasi dirinya, para politikus tidak
akan dapat berkomunikasi dengan publik, dan kampanye pemilu tidak akan dapat dilaksanakan.
Singkat kata, partai politik memerlukan dana yang cukup besar untuk dapat melaksanakan
fungsinya, baik sebagai jembatan antara masyarakat dengan negara maupun sebagai peserta
pemilu.
Sifat dasar partai politik adalah perolehan kekuasaan atas nama rakyat yang dilakukan
melalui Pemilu. Bila menang dalam Pemilu, partai politik akan memegang kekuasaan melalui
jalur pengambil keputusan (eksekutif) dan jalur pembuat kebijakan (legislatif). Setiap keputusan
yang dibuat oleh partai politik melalui kedua jalur tersebut selalu mengatasnamakan rakyat, dan
berdampak luas terhadap kehidupan rakyat. Oleh karena itu partai polifik seharusnya
memastikan bahwa setiap tindakannya dilakukan demi rakyat yang diwakilinya, bebas dari
Pada kenyataannya, sulit sekali melepaskan partai politik dari pengaruh kelompok
kepentingan karena kehidupan partai politik justru tergantung pada sumbangan yang
diterimanya. Sangat mudah bagi kelompok kepentingan untuk mempengaruhi partai politik
melalui sumbangan yang diberikannya. Bila ini terjadi, orientasi partai politik bukan lagi kepada
rakyat melainkan kepada kepentingan para donaturnya. Oleh karena itu, pembatasan sumbangan
kepada parpol mutlak diperlukan. Selain itu, laporan keuangan yang transparan dan
bertanggungjawab dapat menghindari terjadinya politik uang karena setiap pemasukan dan
22
pengeluaran keuangan akan tercatat dan diinformasikan dengan jelas. Akibatnya, para pelaku
politik tidak akan bisa mengalokasikan uang partai politik untuk tujuantujuan yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan atau yang melawan peraturan dan perundangan yang berlaku. Kejadian
di mana para pelaku politik membagi-bagikan uang untuk mempengaruhi para pemilih tidak
mungkin lagi terjadi. Laporan keuangan yang transparan dan bertanggungjawab juga akan
menghindari pemakaian fasilitas publik untuk kepentingan partai politik tertentu karena laporan
keuangan seperti ini seharusnya memisahkan dan merinci setiap dana/fasilitas yang diperoleh.
23
DAFTAR PUSTAKA
4. http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/pengertian-tujuan-dan-fungsi-partai.html
24