Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DENGAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI

KECAMATAN KARANGMONCOL

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto

Oleh :

Laras Dwi Anggraeni

NIM P1337420215004

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK

KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DENGAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI

KECAMATAN KARANGMONCOL

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan oleh :

Nama Mahasiswa : Laras Dwi Anggraeni

NIM : P133720215004

Tanggal Pengkajian : Selasa, 17 April 2018

Tempat Praktik : Karangmoncol, Purbalingga

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. T

Jenis Kelamin : Laki – laki

Umur : 33 tahun

Alamat : Pekiringan dukuh, Karangmoncol

Agama : Islam

Status : Menikah

Pendidikan : MTS

Pekerjann : Pengangguran

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia


2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.R

Umur : 58 tahun

Alamat :Pekiringan dukuh, Karangmoncol

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dengan Pasien : Ibu kandung

3. Alasan masuk

Pasien masuk ke Puskesmas Karangmoncolsekitar 4 tahun yang lalu

dengan perubahan tingkah laku marah-marah dan mengamuk, lebih suka

diam, sering berbicara lalu senyum-senyum sendiri.Lalu Pasien di bawa

ke bungkanel purbalingga selama 1 bulan dan tidak ada peruabahan. Lalu

di bawa ke Rumah sakit Banyumas selama 1 bulan juga tidak ada

perubahan , dan yang terakhir di bawa ke Rumah sakit Jiwa Magelang.

4. Faktor Predisposisi

Pasien sudah pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, pasien di

bawa ke puskesmas karangmoncol. Tetapi pengobatannya kurang berhasil

danpasien dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Magelang 4 tahun lalu.Pasien

mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami

gangguan jiwa.
5. Faktor Presipitasi

Pasien mengatakan sebelum dirinya sakit, pasien pernah terjatuh dari

pohon cengkeh yang tinggi dan mengakibatkan sarafnya terganggu.

Semenjak kejadian itu, pasien lebih suka diam dan sering berbicara lalu

senyum-senyum sendiri. Pasien juga suka menggoda perempuan yang

mengakibatkan istrinya cemburu dan meninggalkannya.Kecemburuan

istrinya membuat pasien sering marah-marah, mengamuk dan memukul

kaca sampai tangannya terluka.

6. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Sedang, tampak gangguan jiwa

b. Tanda-tanda vital :

TD: 110/80 mmHg N: 82 x/menit

S: 36,5o C RR : 20 x/menit

TB: 160 cm BB: 52 kg

Keluhan fisik : Pasien mengatakan kakinya gatal-gatal


7. Psikososial

a. Genogram

Keterangan :

:Laki-laki

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan

: Perempuan sudah meninggal

: Garis menikah

: Pasien

: Garis keturunan

: Tinggal satu rumah


Penjelasan :

Pasienmerupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara, pasienberusia 33 tahun,

pasientinggal bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya. Sedangkan kakanya

yang ke 1 dan adiknya yang ke 5 sudah menikah dan sudah tidak tinggal

bersama.Kakak ke 2 dan adik terakhirnya meninggal.Di dalam anggota

keluargaPasien, tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

b. Konsep diri:

1) Citra diri

Pasien mengatakan ada bagian tubuh yang paling istimewa atau yang

paling disukainya adalah bagian wajah, pasien merasa wajahnya tampan.

2) Identitas diri

Pasien mengetahui bahwa Pasien bernama Tn.T, pasien tinggal bersama

ayah,ibu dan adik perempuannya. Sebelum sakit pasien berperilaku ramah

terhadap tetangganya murah senyum.Pasien berlatarbelakang pendidikan

MTS. Pasien pernah dirawat sebelumnya di Rumah Sakit Jiwa pada tahun

2014 selama 1 bulan.

3) Peran diri

Pasien adalah seorang kepala keluarga dan ayah untuk

anaknya.Pasienmerasa tidak mampu menjadi suami dan ayah yang baik,

pasien merasa sedih dan kesepian.


4) Ideal diri

Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan beraktivitas normal lagi seperti

biasanya.Pasien merasa minder dan malu sama tetangga-tetangganya

karena pasien sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Magelang.

5) Harga diri

Pasien mengatakan istrinya sering cemburu dan kini meninggalkan Tn.T

karena merasa malu bahwa Tn. T mempunyai gangguan kejiwaan dan Tn.T

mengatakan bahwa dirinya sudah tidak berguna dan pasrah saat ditinggal

istrinya.

6) Hubungan sosial:

a) Orang Terdekat

Pasien mengatakan bahwa orang yang paling dekat adalah ibunya,

tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan dan dukungan.

b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Pasien mengatakan bahwa pasien mengikuti kegiatan karang taruna di

lingkungannya tetapi hanya sebagai anggota.

c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan tidak ada hambatan utuk berhubungan dengan

orang lain, pasien sering berinteraksi dengan tetangganya.


7) Spiritual:

a) Nilai dan keyakinan

Pasienmengatakan beragama islam dan percaya kepada Allah SWT.

Sebelum sakit pasien rajin beribadah, dan selama sakit ibadahnya

terganggu.

b) Kegiatan ibadah:

Pasien mengatakan selama dirumah pasien jarang sholat karena malas.

8) Status Mental

a) Penampilan

Penampilan pasiencukup rapi, rambut terlihat bersih, gigi kuning, mulut

sedikit berbau, kuku pendek dan bersih, kulit sawo matang, kusam dan

kering.

b) Pembicaraan

Pembicaraan pasien tampak keras, dalam berbicara datar, intonasi jelas,

suara pasien cukup pelan dan terdengar keras, tetapi kadang menunduk,

pasien terkadang mau memulai pembicaraan dengan orang lain.

c) Aktivitas Motorik

Pasien tampak tenang tetapi pandangan kosong, tatapan mata tajam

kearah lawan bicara, posisi duduk pasien bergeser-geser, dan sering

menunduk.

d) Alam Perasaan
Pasien mengatakan merasa putus asa, khawatir, dan ketakutan karena

mau bercerai dengan istrinya.

e) Afek

Afek datar, dibuktikan saat diajak bercerita tentang hal-hal yang

menyenangkan tidak terdapat ekspresi perasaan dan ekspresi muka

tampak biasa saja, kontak mata kurang, dan sering menunduk.

f) Interaksi selama wawancara

Pasienkooperatif saat diajak bicara, pasien hanya mau menjawab

pertanyaan seperlunya saja, tetapi kadang juga bertanya, kontak mata

kurang, dan sedikit mudah tersinggung,

g) Persepsi

Pasientidak mendengar bisikan-bisikan dan tidak melihat bayangan

yang aneh-aneh.

h) Proses Pikir

Pada saat diajak berbicara pasien menjawab pertanyaan dengan nada

suara lirih dan terkadang cukup keras. Pembicaraan pasien sedikit sulit

untuk dimengerti namun sampai pada tujuan

i) Isi Pikir

Berdasarkan proses pengkajian, pasien tidak mengalami gangguan

dalam isi pikirannya.

j) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasiencomposmentis, pasienmampu menyebutkan

anggota keluarga,hari, serta tanggal tetapi orientasi tempat saat ini dia

berada buruk.

k) Memori

(1) Jangka panjang

Pasien mampu mengingat kejadian dimasa atau kurang lebih 10

tahun yang lalu

(2) Jangka pendek

Pasien mampu mengingat nama anggota keluarganya,tetapi mudah

lupa untuk mengingat pembicaraan yang telah dilakukan

(3) Saat ini

Pasien mengingat kegiatan apa saja pada hari itu

l) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Konsentrasi pasien mudah terganggu, tetapi pasien mampu menghitung

penjumlahan sederhana seperti penambahan dan pengurangan.

m) Kemampuan penilaian

Pasien mampu melakukan penilaian secara ringan seperti mampu

meminum obat agar cepat sembuh dengan bantuan motivasi orang lain.

n) Daya tilik diri

Pasienmerasa menyesal dengan perbuatannya, pasien ingin segera

sembuh

9) Kebutuhan Sehari-hari
a) Makan

Pasien makan 3xsehari dengan menu yang telah disediakan oleh

ibunya, namun air putih 3-5 gelas/hari.

b) BAB/BAK

Pasien mampu BAB / BAK secara mandiri tanpa bantuan, pasien BAB

1x perhari dan BAK kurang lebih 5-6x perhari

c) Mandi

Pasien mau mandi 2xsehari pada pagi dan sore hari menggunakan

sabun dan gosok gigi setiap pagi.

d) Berpakaian/berhias

Pasien mampu mengenakan pakaian sendiri, menggunakan dan

pakaian yan sesuai.

e) Istirahat dan tidur

Pasien tampak lebih sering tidur, baik pada siang maupun malam hari

Pasien tidur 9-10 jam perhari.Kegiatan pasien sebelum maupun sesudah

tidur hanya duduk diatas tempat tidur memandangi dinding dan langit-

langit kamar.

f) Penggunaan obat

Selama di rumah pasienselalu patuh minum obat setelah makan dan

tidak dibuang sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter.

g) Pemeliharaan kesehatan
Pasienselalu kontrol secara lanjut, dan kontrol ditemani ibunya.

Perawatan lanjut.

h) Kegiatan didalam rumah

Pasien mampu membantu menyiapkan makanan, menjaga kerapian

rumah bersama keluarganya.

i) Kegiatan diluar rumah

Pasien mengatakan jika sudah sembuh akan berusaha mencoba

mengikuti kegiatan dimasyarakat dan mau berkumpul dengan tetangga

yang ada disekitar rumahnya.

10) Mekanisme Koping

Pasien mengatakan jika sedang ada masalah pasien memilih untuk cerita

kepada ibunya.Pasien melampiaskan kemarahan dengan memukul kaca.

11) Masalah Psikososial Dan Lingkungan

a) Masalah dengan dukungan kelompok

Pasien sesekali berpergian kerumah tetangganya dan paling suka

menghabiskan waktu dengan tidur.

b) Masalah berhubungan dengan lingkungan

Pasien jarang berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan

rumahnya dikarenakan Pasien lebih senang dirumah dan merasa

malu berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan.

c) Masalah dengan pendidikan

Pasienmengatakan puas dengan pendidikannya yang tamatan MTS.


d) Masalah dengan perumahan

Pasien mengatakn ingin membuka pom mini sendiri tapi Pasien dan

keluarga tidak mempunyai uang yang banyak.Pasien tidak bekerja.

e) Masalah ekonomi

Pasien mengatakan selalu mensyukuri keadaan ekonominya

walaupun tak seberapa tapi bisa untuk mecukupi kebutuhan

hidupnya.

12) Aspek Pengetahuan

Pasienmengetahui tentang penyakitnya, tanda dan gejala kekambuhan,

obat yang diminum dan cara menghindari kekambuhan, pemahaman

tentang sumber koping yang adaptif dan manajemen hidup yang sehat

masih kurang.

13) Aspek Medik

a) Diagnosa medik : skizofrenia

b) Terapi medik

Nama obat Dosis Aturan Waktu pemberian


Pakai
Haloperidol 5 mg 3x1 06.00 WIB
14.00 WIB
22.00 WIB
Chlorpromazine 100 mg 1x1 19.00 WIB
B. Analisa Data

No Data Fokus Problem Paraf

1. DS : Resiko Perilaku Laras


Pasien mengatakan sering Kekerasan
marah-marah dan kesal
karena istrinya selalu
cemburu jika Pasien
menggoda perempuan,
Pasien memukul kaca
rumah sampai tanganya
terluka.
DO :
- Pasien tampak terluka
dibagian tangan
- Pasien tampak gelisah
lebih suka menunduk
kebawah
- Pandangan kosong dan
tajam
2. DS : Gangguan Konsep
- Pasien merasa malu Diri : Harga Diri
karena Pasien pernah Rendah
dirawat di Rumah Sakit
Jiwa Magelang 4 tahun
yang lalu dan sekarang
- Pasien merasa malu
karena bertemu dengan
orang yang baru kenal

DO :
- Pasien berbicara dengan
nada suara lirih, lambat
- Pasien lebih sering
menunduk dan tidak
menatap lawan
bicaranya
- Pasien tidak mau
memulai pembicaraan.
C. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri sendiri, oranglain, dan


Akibat lingkungan

Masalah Utama
Perilaku Kekerasan

Sebab Gangguan konsep diri : harga diri rendah

D. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Perilaku Kekerasan

2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

3. Gangguan Kosep Diri : Harga Diri Rendah

E. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Rencana Keperawatan

Keperawatan Tujuan Intervensi

Resiko Perilaku Setelah di lakukan SP 1 Pasien :


Kekerasan tindakan asuhan 1. Menanyakan penyebab
keperawatan selam perilaku kekerasan, tanda
4x 8 jam dan gejala perilaku
diharapkan pasien kekerasan
dapat : 2. Menyebutkan cara
1. Pasien dapat mengontrol perilaku
membina kekerasan (fisik, verbal,
hubungan obat, spiritual)
saling percaya 3. Melatih cara mengontrol
2. Pasien perilaku kekerasan secara
dapatmengena fisik (tarik nafas dalam dan
l pukul kasur dan bantal)
resikoperilaku 4. Masukan pada jadwal
kekerasan kegiaan untuk latihan fisik
3. Pasien SP 2 Pasien :
dapatmengontro 1. Mengucapkan salam
l perilaku terapeutik dan
kekerasan mendiskusikan perasaan
pasien
2. Mengevaluasikegiatan
latihan fisik
3. Melatih cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan
obat
4. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik
dan minum obat
SP 1 Keluarga :

1. Memberikan penyuluhan
kepada keluarga tentang
cara merawat Pasien di
rumah.
2. Diskusikan msalah yang
dihadapi keluarga dalam
mrawat pasien
3. Diskusikan bersama
keluarga tentang perilaku
kekerasan (penyebab,tanda
dan gejala, perilaku yang
muncul dan akibat dari
perilaku tersebut).
4. Diskusikan bersama
keluarga kondisi-kondisi
pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat,
seperti melempar atau
memukul benda/orang lain.

SP 2 keluarga :

1. Melatih keluarga melakukan


cara-cara mengontrol
kemarahan
2. Evaluasi pengetahuan
keluarga tentang masalah
3. Anjurkan keluarga untuk
untuk memotivasi pasien
melakukan tindakan yang
telah diajarkan oleh
perawat.
4. Ajarkan keluarga untuk
memberikan pujian kepada
pasien bila dapat melakukan
kegiatan tersebut secara
tepat.
5. Diskusikan bersama
keluarga tindakan yang
harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala-gejala
perilaku kekerasan.

Setelah di lakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif


tindakan asuhan 1. Persiapan pasien
keperawatan selam Berikan posisi nyaman,
3x 8 jam bantu pasien untuk
diharapkan Pasien mendapatkan posisi nyaman
dapat : tersebut, anjurkan pasien
1. Pasien dapat untuk berbaring atau duduk
membina bersandar (ada sandaran
hubungan saling untuk kaki dan bahu)
percaya berikan penjelasan tentang
2. Pasien relaksasi otot progrsif dan
berelaksasi inform
untuk consent.
mengendurkan 2. Persiapan alat dan ruangan
ketegangan jiwa Ciptakan atau
3. Pasien tidak modifikasikan agar ruangan
malas sejuk dan tidak gaduh,
beraktivitas sediakan tempat tidur atau
4. Pasien mampu kursi dengan sandaran rileks
berkonsentrasi yaitu ada penopang untuk
kaki dan bahu.
3. Prosedur
Pelaksanaan terapi relaksasi
otot progresif dilakukan
dalam 3 sesi dengan 13
gerakan. 13 gerakan yang
dilakukan dalam 3 sesi akan
memudahkan pasien untuk
mengingat gerakan-gerakan.
F. Implementasi Keperawatan

Tanggal/

Jam Implementasi Respon Pasien Paraf

17 April - Membina hubungan saling - Pasien mengatakan Laras


percaya bernama Tn. T dan
2018 - Menyebutkan nama alamat dan senang dipanggil T
nama panggilan - Pasien mampu
11.05 - Menjabat tangan Pasien menjawab pertanyaan
dengan baik,
- Pasien mau berjabat
tangan namun tidak
menatap lawan
bicaranya

SP 1 Pasien :
11.07 - Identifikasi penyebab - Pasien mengatakan Laras
perasaan marah, tanda dan penyebab Pasien
gejala yang dirasakan, melakukan perilaku
perikau kekerasan yang kekerasan karena
dilakukan, akibatnya serta merasa kesal dan
cara mengontrol secara jengkel sehingga
fisik 1 memukul kaca sampai
tanganya terluka jika
istrinya selalu cemburu
kepada Pasien yang
sering menggoda
perempuan
- Pasien tampak tegang,
sesekali senyum
senyum sendiri dan
tatapan kosong
- Pasien tampak gelisah
- saat interaksi kontak
mata kurang
- Pasien memukul bantal
SP 1 Keluarga :

- Memberikan penyuluhan - Keluarga Pasien paham


11.10 kepada keluarga tentang dan mengerti Laras
cara merawat Pasien di - Keluarga kooperatif
rumah.
- Mendiskusikan masalah
11.30 yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien

SP 2 keluarga :

- Melatih keluarga - Keluarga pasien


11.35 melakukan cara-cara mengerti Laras
mengontrol kemarahan
- Menganjurkan keluarga - Keluarga pasien
11.40 untuk untuk memotivasi mengerti
pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh
perawat.
11.45 - Menjelaskan pengertian - Pasien mengatakan “
terapi relaksasi otot Apa itu terapi relaksasi Laras
progresif otot ?” Untuk apa
12.00 - Mengajari terapi relaksasi terapinya ?”
otot progresif sesi 1 - Pasien tampak bingung
- Pasien tampak mulai
paham dan kooperatif
- Pasien
memperkenalkan diri
- Pasien mengidentifikasi
ketegangan otot yang
dirasakan
- Pasien menyebutkan
pengertian dan tujuan
dari terapi
18 April SP 2 Pasien
- Mengevaluasi perasaan dan - Pasien mengatakan saat
2018 latihan nafas dalam ini perasaannya sedikit Laras
gelisah, bingung dan
08.00 sedikit tenang

08.05 - Melatih mengontrol - Pasien memukul bantal


perilaku kekerasan secara dengan sekuat tenaga Laras
fisik ke-2 yaitu pukul
bantal - Pasien kooperatif
08.10 - Melatih terapi relaksasi otot
progresif sesi 2 - Pasien tampak diam dan Laras
08.15 - Menjelaskan tujuan mengangguk
pertemuan kedua yaitu
Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dengan
mengencangkan dan
mengendorkan otot
mata,mulut,tengkuk,bahu,ta
ngan,punggung,perut,boko
ng,dan kaki
08.20 - Meminta Pasien untuk - Pasien melonggarkan Laras
melonggarkan ikat ikat pinggang
pinggang - Pasien mengambil 2
08.25 - Mengatur posisi Pasien kursi dan duduk
pada tempat duduk berhadapan Laras

08.30 - Menganjurkan Pasien - Pasien tarik nafas dalam


menarik nafas dalam dan mengatakan “rileks” Laras
hembuskan secara perlahan
3-5kali dan katakan rileks

- Mendemosntrasikan - Pasien mengerutkan alis


08.35 gerakan 1 : Mengerutkan dan memejamkan mata
dahi dan alis sekeras- sekuat-kuatnya selama
kerasnya,memejamkan 10 detik
mata sekuat-kuatnya Laras
hingga kulit terasa
mengerut
- Mendemonstrasikan - Pasien
08.40 gerakan 2 : mengembangkan pipi
mengembungkan pipi
sehingga terasa ketegangan
yang dialami oleh otot pipi
- Mendemonstrasikan Laras
gerakan 3 : Moncongkan - Pasien memoncongkan
08.45 bibir sekuat- kuatnya ke bibir sekuat-kuatnya
depan hingga terasa
ketegangan di otot–otot
daerah bibir.
08.50 - Mendemonstrasikan - Pasien mengatupkan Laras
gerakan 4 :mengatupan mulut sambil menggigit
mulut sambil menggigit gigi
gigi sekuat kuatnya
08.55 - Mendemosntrasikan Laras
gerakan 5 :menekankan - Pasien menekankan
kepala ke arah punggung kepala ke arah
punggung
09.00 - Mendemosntrasikan - Pasien menekukkan Laras
gerakan 6 : menekukkan dagu hingga menyentuh
dagu hingga menyentuh dada
dada hingga merasakan
ketegangan otot di daerah
leher bagian depan
09.05 - Meminta Pasien untuk - Pasien Laras
mendemonstrasikan mendemonstrasikan dan
kembali gerakan 1 sampai sedikit lupa pada
6 gerakan ke 3 dan ke 4

- Pasien mengatakan
09.10 - Mengevaluasi sesi 1 dalam tubuh saya sedikit rileks
terapi relaksasi otot dan agak tenang
progresif Laras

- Pasien tersipu malu saat


09.15 - Memberikan pujian dan dipuji dan menyetujui
mengontrak waktu untuk kontrak waktu
pertemuan selanjutnya
yaitu untuk sesi ke 2 dan
sesi ke 3
19 April - Memberi salam dan - Pasien menjawab salam Laras
menanyakan kabar dan menjawab kabar
2018
- Mengevaluasi SP1 dan 2 - Pasien mempraktikan
09.00 cara menontrol marah yang tarik nafas dalam dan Laras
benar pukul bantal

09.05 - Melanjutkan sesi ke 2 dan - Pasien tampak antusias


ke 3 terapi relaksasi otot
progresif
09.10 - Mendemonstrasikan
gerakan ke 7 : mengangkat - Pasien mengangangkat
kedua bahu kearah telinga kedua bahu kearah Laras
setinggi. Lemaskan atau telinga
turunkan kedua bahu secara
perlahan hingga 10 detik
- Mendemonstrasikan - Pasien menggenggam Laras
09.15 gerakan ke 8 : tangan sambil membuat
menggenggam kedua kepalan
tangan sambil membuat
suatu kepalan.
09.20 - Mendemosntrasikan - Pasien menekuk kedua
gerakan ke 9 : menekuk pergelangan tangan ke Laras
kedua pergelangan tangan belakang secara
ke belakang secara perlahan
perlahan hingga otot‐otot
tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang,
jari‐jari menghadap ke
langit‐langit
09.25 - Mendemosntrasikan Laras
gerakan ke 10 : - Pasien Menggenggam
Menggenggam kedua kedua tangan sehingga
tangan sehingga menjadi menjadi kepalan
kepalan kemudian kemudian membawa
membawa kedua kepalan kedua kepalan ke
ke pundak sehingga otot- pundak
otot lengan bagian dalam
menegang
09.30 - Mendemosntrasikan - Pasien mengangkat
gerakan ke 11: mengangkat tubuh dari sandaran Laras
tubuh dari sandaran kursi, kursi, lalu
lalu busungkan dada dan membusungkan dada
lengkungkan punggung ke dan melengkungkan
belakang punggung ke belakang

09.35 - Mendemosntrasikan - Pasien menarik perit ke Laras


gerakan ke 12: menarik arah dalam dan
perut kearah dalam atau mengempiskan sekuat-
mengempiskan sekuat- kuatnya
kuatnya Laras
09.40 - Mendemonstrasikan - Pasien menarik telapak
gerakan ke 13 : menarik kaki kearah dalam
telapak kaki kearah dalam
sekuat-kuatnya - Pasien lupa gerakan 8-
09.45 - Meminta Pasien 10
mendemonstrasikan Laras
gerakan ke 7-13
- Memberikan pujian - Pasien tampak
09.50 tersenyum
- Mengidentifikasi langkah- - Pasien lupa-lupa ingat
langkah dan gerakan-
gerakan yang telah dilatih Laras
09.55 - Menyampaikan manfaat - Pasien cukup mengerti
latihan relaksasi otot
progresif - Pasien mengatakan
10.00 - Menanyakan hambatan apa “gerakannya banyak Laras
yang dirasakan selama jadi agak susah
terapi menghafal”

10.05 - Memberikan motivasi - Pasien mengangguk dan


untuk tetap latihan relaksasi mengatakan “insyalloh
otot progresif untuk mba”
menurunkan gejala perilaku Laras
kekeraan dan
meningkatkan kemampuan
perilaku asertif
- Menanyakan perasaan - Pasien mengatakan Laras
10.10 setelah dilakukan terapi senang dan rileks tapi
relaksasi otot progresif agak capek sedikit

Laras
- Menganjurkan Pasien - Pasien mengangguk
10.15 untuk memasukkan
kegiatan ini pada buku
harian - Pasien dan keluarga
- Mengakhiri pertemuan dan senang dan juga
10.20 mengucapkan terimakasih berterimakasih karena
karena selama 3 hari sudah sudah di bantu
mau menerima dan
bekerjasama dalam
kegiatan ini
G. EVALUASI

Tanggal/ jam No. DX Paraf


Evaluasi
19 April 2018 1 S:
11.00 - Pasien mengatakan sering marah-marah dan
kesal karena istrinya selalu cemburu jika Pasien Laras
menggoda perempuan, Pasien memukul kaca
rumah sampai tanganya terluka

O:
- Pasiensudah kooperatif dan Pasienmau
mempraktikkan cara mengontrol perilaku
kekerasan dan mendemonstrasikan gerakan-
gerakan terapi relaksasi otot progresif
- Pasien sudah mulai tidak bicara kasar, mampu
meminta dan menolak dengan baik.
- Emosi Pasiensudah sedikitstabil
- Pasien tampak rileks
A:
Masalah resiko perilaku kekerasanteratasi sebagian,
dibuktikan Pasiensudah mampu untuk mengontrol
perilaku kekerasan baik secara fisik dan verbal
P:
Pertahankan SP resiko perilaku kekerasan dan Terapi
Relaksasi Otot Progresif

Anda mungkin juga menyukai