Baru 2
Baru 2
0708112061
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Retinopathy of prematurity (ROP) adalah suatu keadaan dimana terjadinya
perkembangan abnormal pada pembuluh darah retina pada bayi prematur.1
Sinonimnya adalah retrolental fibroplasia.1
9. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju kearah saraf
optik.
10. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan
kecil.
Mata berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks dan
sebagai suatu transduser yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan
fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang
dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke
korteks penglihatan. Makula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan yang
terbaik dan untuk penglihatan warna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Di
fovea sentralis, terdapat hubungan hampir 1:1 antara fotoreseptor kerucut, sel
ganglionnya, dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin penglihatan yang
paling tajam. Di retina perifer, banyak fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang
sama, dan diperlukan sistem pemancar yang lebih kompleks. Akibat dari susunan
seperti itu adalah bahwa makula terutama digunakan untuk penglihatan sentral dan
warna ( penglihatan fototopik) sedangkan bagian retina lainnya, yang sebagian besar
terdiri dari fotoreseptor batang, digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan
malam (skotopik).5
Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler pada
retina sensorik dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
3
SUCI FIRMAN
0708112061
2.3 Etiopatogenesis
Retina merupakan jaringan yang unik. Pembuluh darah retina mulai terbentuk
pada 3 bulan setelah konsepsi dan menjadi lengkap pada waktu kelahiran normal. Jika
bayi lahir sebelum waktunya, hal ini dapat mengganggu perkembangan mata.
Pertumbuhan pembuluh darah mungkin saja terhenti atau tumbuh abnormal misalnya
rapuh dan bocor, yang dapat menimbulkan perdarahan pada mata.1
Jaringan parut dapat terbentuk dan menarik retina terlepas dari permukaan
dalam mata. Pada keadaan yang berat akan mengakibatkan hilangnya penglihatan.
Dahulu, pemberian oksigen secara rutin pada bayi prematur menstimulasi
pertumbuhan pembuluh abnormal. Dewasa ini, risiko terjadinya ROP adalah
tergantung derajat prematuritasnya.1 Khususnya, semua bayi kurang dari 30 minggu
masa gestasi atau dengan berat badan lahir kurang dari 3 pon perlu pemeriksaan lebih
lanjut.1
Penjelasan lainnya yang lebih spesifik menjelaskan bahwa retina merupakan
jaringan yang unik dimana tidak memiliki pembuluh darah hingga bulan keempat
4
SUCI FIRMAN
0708112061
kehamilan. Pembuluh darah tersebut akan terbentuk mulai dari diskus optikus sampai
ke perifer, dan akan mencapai perifer nasal setelah bulan kedelapan kehamilan, serta
akan mencapai daerah perifer dari temporal saat berusia 1 bulan setelah kelahiran.
Retina yang tidak memiliki pembuluh darah memproduksi VEGF (vascular
endothelial growth factor) yang pada saat dikandungan berfungsi menstimulasi
perkembangan pembuluh darah di retina. Dengan kelahiran premature, produksi dari
VEGF menurun dan akhirnya proses pertumbuhan ini terhenti. Pada saat kebutuhan
metabolik pertumbuhan mata meningkat maka tubuh akan memproduksi VEGF dalam
jumlah yang berlebihan sehingga memicu terjadinya komplikasi neovaskuler dari
ROP.KANSKI 7TH EDITION
Faktor risiko terjadinya ROP antara lain; bayi lahir < 32 minggu masa gestasi,
penyakit jantung, asupan oksigen yang tinggi, berat badan lahir < 1500 gram, anemia,
kadar karbon dioksida yang tinggi, apnea, bradikardia, transfusi darah, perdarahan
intraventrikuler, dan faktor maternal pada masa prenatal seperti kebiasaan merokok,
diabetes, preeklamsia.1,2
Menurut Aston, bahwa jaringan mesenkim, prekusor dari pembuluh retina,
mengalami perpindahan secara sentrifugal sepanjang retina dimulai dari optik disk
pada umur 16 minggu gestasi sampai berumur 2-3 bulan. Vaskularisasi retina kearah
nasal terbentuk pada umur 35 minggu masa gestasi dan kearah temporal terbentuk
pada umur 2-3 minggu seteleh bayi lahir.7
5
SUCI FIRMAN
0708112061
2.4 Klasifikasi
Retinopathy of prematurity dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi, luas,
derajat dan disertai ”plus” disease. Berdasarkan lokasinya, dibagi menjadi 3 zona
yang berpusat pada optik disk, antara lain:8
1. Zona I: dibatasi oleh lingkaran imajiner yang memiliki radius 2x jarak optik disk
ke makula.
2. Zona II: meluas dari pinggir zona I ke titik tangensial sampai nasal ora serata dan
area temporal.
3. Zona III: daerah sisa temporal anterior yang berbentuk sabit ke zona II.
7
SUCI FIRMAN
0708112061
2.5 Diagnosis
Semua bayi prematur dengan berat badan lahir dibawah dari 1500 gram dan
masa gestasi dibawah 30 minggu perlu dipikirkan kemungkinan terjadinya ROP. Bayi
prematur tersebut seharusnya diperiksa pertama kali pada saat berumur 4 sampai 6
minggu setelah lahir. Seorang spesialis mata dapat menggunakan obat midriatika
supaya dapat melihat bagian dalam mata dengan baik. Perkembangan pembuluh darah
retina yang abnormal tergantung derajat penyakit dan pemeriksaan lanjutan dilakukan
setiap 1 sampai 2 minggu. Sebagian besar kasus dapat menimbulkan penurunan
ketajaman penglihatan secara spontan.9
Gejala dari ROP berat antara lain:9
8
SUCI FIRMAN
0708112061
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari ROP dapat dijabarkan sebagai berikut:10
1. Krioterapi
Krioterapi dilakukan dengan anestesi lokal, subkonjungtiva atau anestesi
umum. Untuk anestesi topikal seperti proparakain hidroklorida atau tetrakain
hidroklorida diolesi ke kornea setiap 20 menit selama penatalaksanaan.
Anestesi infiltrat diberikan injeksi 0,5 ml lidokain hidroklorida 1% kedalam
subkonjungtiva. Untuk menghindari komplikasi kardiopulmonal tidak lebih dari 0,5
ml. Sebelum krioterapi, pupil didilatasikan dengan ditetesi penilefrin hidroklorida
2,5% dan homotropin hidrobromide 2%. Semua pasien yang diobati dengan krioterapi
bisa mengalami edem periorbital, injeksi konjuktiva, kemosis. Udem periorbital bisa
9
SUCI FIRMAN
0708112061
terlihat pada hari pertama, sedangkan injeksi konjungtiva dan kemosis dalam 1 – 2
minggu.
2. Fotokoagulasi laser.
Media jernih merupakan hal yang perlu dalam kesuksesan fotokoagulasi laser
mata. Perubahan segmen anterior seperti katarak, kekeruhan kornea, perdarahan
vitreus mungkin menghalangi pengobatan laser. Komplikasi dari fotokoagulasi laser
yaitu lesi didalam retina atau segment anterior, katarak, perdarahan vitreus.
Komplikasi ini dikurangi dengan membatasi pergerakan infant, caranya dengan
pemberian sedasi.
3. Sclera buckle
Indikasi dari sclera buckle untuk derajat 4B atau derajat 5 yaitu robeknya
retina. Sedangkan kontraindikasi dari sclera buckle yaitu adanya perdarahan vitreus.
4. Vitrektomi
Pembedahan vitreus digunakan pada derajat 4B dan derajat 5. dalam
pembedahan harus dipertimbangkan kondisi bayi, dimana pembedahan ini dilakukan
dengan anestesi umum dan banyak kontraindikasinya.
2.8 Prognosis
Sebagian bayi premature ROP sembuh dan tidak ada masalah dengan
ketajaman penglihatan serta pertumbuhan pembuluh darah retina kembali normal
tanpa penangganan. Tetapi 1 dari 10 bayi dengan perubahan dini akan mengalami
penyakit retina yang berat dan mungkin akan menjadi kebutaan atau masalah dengan
ketajaman penglihatan. Faktor yang penting dari semua ini adalah deteksi awal dan
penangganan yang tepat.9
10
SUCI FIRMAN
0708112061
BAB III
PENUTUP
1. Retinopathy of prematurity (ROP) adalah suatu keadaan dimana terjadinya
perkembangan abnormal pada pembuluh darah retina pada bayi prematur.
2. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko terjadinya ROP antara lain: Bayi lahir
< 31 minggu masa gestasi,penyakit jantung, asupan oksigen yang tinggi,berat
badan lahir < 1500 gram, penyakit lain yang menyertai, anemia, kadar karbon
dioksida yang tinggi, apnea,bradikardia, transfusi darah, perdarahan
intraventrikuler dan faktor maternal pada masa prenatal antara lain kebiasaan
merokok, diabetes dan preeklamsia
3. Retinopathy of prematurity dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi, luas,
derajat dan disertai ”plus” disease
4. Diagnosis banding dari Retinopathy of prematurity sebagai berikut
Incontinentia pigmenti, Familial exudatif vitreoretinopathy (FEVR) dan
White pupillary reflek
5. Prognosis Retinopathy of prematurity tergantung deteksi awal dan
penangganan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
11