Anda di halaman 1dari 20

I.

Pendahuluan
a. Latar Belakang
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Geofisika meneliti sifat
fisis bumi seperti bentuk bumi,reaksi terhadap gaya,serta medan potensial
bumi(medan magnet dan gravitasi). Geofisika juga menyelidiki interior
bumi seperti inti,mantel bumi,dan kulit bumi serta kandungan-kandungan
alaminya. Penelitian geofisika bertujuan untuk mengetahui kondisi di
bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi
dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi.
Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di
bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Secara
umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif
dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang
dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan
alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi,
medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan
elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas bumi sementara medan
buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam
tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya. Metode-metode utama
yang digunakan dalam geofisika adalah sebagai berikut.
 Seismik
Waktu tiba gelombang seismik pantul atau bias, amplitudo dan
frekuensi gelombang seismik
 Gravitasi
Variasi harga percepatan gravitasi bumi pada posisi yang berbeda
 Magnetik
Variasi harga intensitas medan magnetik pada posisi yang berbeda
 Resistivitas
Harga resistansi dari bumi
 Polarisasi terinduksi
Tegangan polarisasi atau resistivitas batuan sebagai fungsi dari
frekuensi
 Elektromagnetik
Respon terhadap radiasi elektromagnetik
 Radar
Waktu tiba perambatan gelombang radar
b. Tujuan
Setelah mempelajari ilmu geofisika beserta perlatan dan cara kerjanya
maka pembaca diharapkan dapat mengerti konsep utama dari ilmu
geofisika serta dapat mempelajari serta memahami prinsip kerja dari alat-
alat geofisika baik peralatan seismik maupun peralatan nonseismik.
II. Isi
a. Peralatan seismik

Metode seismik adalah salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam
tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan
lapisan tanah atau batas-batas batuan. Terdapat dua jenis metode sismik
yaitu metode seismic refleksi dan metode seismic refraksi. Metoda
seismik refraksi adalah mengukur gelombang datang yang dibiaskan
sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah sementara metode
seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi,
dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Peralatan seismic
meliputi:

 Seismograf

Seismograf adalah alat pencatat parameter gempa yang dirangkai


bersama dengan seismometer. Sebuah seismograf dapat mencatat
gempa komponen vertikal dan komponen horizontal. Ketika peristiwa
gempa bumi terjadi, getaran yang pertama direkam seismograf
adalah gelombang tubuh (body wave). Gelombang tubuh terbagi lagi
menjadi dua, yaitu gelombang primer dan sekunder. Ketika terjadi
gempa, getaran gempa yang terekam adalah gelombang primer karena
kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman
gelombang sekunder yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari
gelombang primer. Gelombang permukaan datang paling akhir karena
memiliki kecepatan rambat paling rendah. Seismograf mencatat semua
getaran dan kecepatan rambat gempa bumi dalam bentuk seismogram
dengan kata lain hasil rekaman dari getaran yang dicatat oleh
seismograf dinamakan seismogram.

Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengembangkan kerja dari bandul
sederhana. ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari luar seperti
gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan merekam datanya
seperti grafik. Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang
tali jauh lebih besar dari pada ukuran geometris dari bandul. Pada posisi
setimbang, bandul berada pada titik A. Sedangkan pada titik B adalah
kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (θ). Kalau titik B
adalah kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul
dari B ke A lalu ke B’ dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi
dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
ayunan ini disebut periode (T).
 Geophone

Geophone merupakan sensor yang mampu mendeteksi segala aktifitas


seismik. Prinsip kerja geophone adalah getaran seismik yang mengenai
geophone menyebabkan pegas yang ada di dalamnya berosilasi. Gerak
osilasi pegas tersebut menyebabkan terjadinya fluks karena lilitan yang
berubah posisi terhadap magnet ataupun sebaliknya. Karena adanya
fluks muncul GGL induksi. Output berupa tegangan ini yang bisa di
visualisasikan dalam bentuk sinyal sinusoidal.
 Akselerograf
Akselerograf atau strong motion seismograph adalah instrumen yang
digunakan untuk merekam guncangan permukaan tanah yang sangat
kuat yang mengukur percepatan permukaantanah. Seismograph yang
sensitif yang digunakan secara rutin untuk penentuan lokasi event
gempa bumi akan off scale dan bahkan berhenti beroperasi apabila ada
goncangan yang sangat kuat sehingga tidak memberikan informasi data
yang bermanfaat selama goncangan yang sangat kuat terjadi. Rekaman
strong motion pada event-event gempa yang telah terjadi sangatlah
bermanfaat salah satunya untuk mendesain bangunan tahan gempa.Pada
umumnya peralatan accelerograf di tempatkan pada daerah daerah
perkotaan yang populasinya lebih padat akan penduduk, dimana
diperuntukan untuk investigasi variasi terhadap respons
guncangan/getaran karena struktur geologi setempat. Dengan adanya
informasi dari akselerograf terhadap gempa-gempa kecil dan kuat dapat
dicirikan karakterisitik semua jenis permukaan tanah yang dapat
digunakan untuk konstruksi bangunan.
 Intensitymeter
Intensitymeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat kerusakan dan getaran yang terasa pada lokasi terjadinya
gempa bumi. Skala yang digunakan untuk mengukur intensitas gempa
bumi disebut skala Mercalli atau Modified Mercalli Intensity (MMI)
yang diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli.

b. Peralatan Nonseismik
Metode nonseismik merupakan metode dalam geofisika yang mengukur
besaran geofisika diluar dari aktivitas seismik. Terdapat beberapa metode
dalam pengukuran nonseismik yaitu metode gravitasi, metode magnetik,
metode geolistrik dan lain-lain. Metode geolistrik merupakan salah satu
metode dalam survey geofisika yang memanfaatkan perbedaan sifat
kelistrikan berupa hambatan-jenis dalam batuan. Metode gravitasi adalah
salah satu metode dalam survey geofisika, yang termasuk sebagai metode
pasif. Metode ini memanfaatkan perbedaan nilai medan gravitasi di
permukaan bumi. Perbedaan/variasi nilai medan gravitasi tersebut
kemudian dipetakan distribusinya. Peralatan yang digunakan dalam
pengukuran nonseismik adalah sebagai berikut.
 Gravimeter

Gravimeter merupakan instrumen yang digunakan dalam gravimetri


untuk mengukur medan gravitasi lokal dari bumi. Sebuah gravimeter
adalah jenis accelerometer, khusus untuk mengukur percepatan
penurunan konstan gravitasi, yang bervariasi sekitar 0,5% di atas
permukaan bumi. Terdapat dua bagian utama gravimeter yaitu:

Gravitimeter Stabil
Pada dasarnya, semua gravimeter merupakan keseimbangan mekanik
yang sangat sensitif dimana masa didukung oleh pegas. Perubahan
kecil pada gravitasi dalam memindahkan berat melawan gaya pemulih
pegas.

Gambar diatas menunjukan elemen dasar pada gravimeter jenis


stabil. Pada ilustrasi digambar tersebut berlaku Hukum Hooke.
Perpindahan pegas yang terjadi kecil, yaitu perubahan gaya sebanding
dengan perubahan panjang, maka:

Dimana k adalah konstanta pegas dalam dyne/cm. secara mekanik


dapat diperoleh nilai k/m kecil dengan membesarkan massa dan pegas
lemah, tetapi metode ini untuk meningkatkan sensitivitas yang
terbatasi. Periode osilasi dalam sistem ini adalah:
T=

Jika disubtitusikan dua persamaan diatas, maka:

Demikian untuk sensitivitas yang bagus, periode sangat besar


dan pengukuran δg membutuhkan waktu yang cukup. Gravimeter
stabil sangat sensitive terhadap efek secara fisika, seperti perubahan
tekanan, temperature, dan variasi kecil magnetic dan seismic.
beberapa contoh gravimeter stabil, yaitu:
1. Askania Gravimeter
Sinar diputar pada pegas utama. Seberkas sinar cahaya tercermin dari
massa ke sel aphotoelectric. Defleksi massa menggantikan berkas
cahaya dan perubahan tegangan dalam rangkaian.

Pengulangan tegangan pegas bantu mengembalikan berkas ke posisi


awal, yaitu posisi yang sama untuk semua pengukuran yang
dilakukan. Gravitimeter stabil menggunakan amplifikasi listrik.
2. Boliden Gravimeter
Massa berupa kumparan dengan dua pelat logam yang digantungkan
diantara dua pelat logam lainnya.

Perubahan gravitasi menyebabkan massa bergerak dan perubahan


kapasitansi antara pelat atas dideteksi oleh sirkuit yang sudah di setel.
Massa kembali ke posisi nol dengan menyesuaikan arus DC yang
terhubung dengan dua pelat koneksi rendah, massa didukung oleh
tolakan elektrostatik.
3. Scintrex CG-3
Peralatan ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan yang lainnya,
namun menggunakan rangkaian feedback pelat atas yang
mengembalikan massa ke posisi awal.

Gravitimeter Tidak Stabil

Gravimeter tidak stabil juga dikenal sebagai labilized atau astalized

gravimeters, instrument ini memiliki gaya pemulihan tambahan dalam

melawan gaya pemulihan pegas dalam arti yang sama seperti

gravitasi. Instrument ini pada dasarnya berada dalam keadaan

keseimbangan stabil dan ini akan memberikan sensitivitas lebih besar

dibandingkan gravimeter stabil. Rentang linearnya kurang dari

rentang gravimeter stabil, sehingga instrument ini dioperasikan

sebagai instrument null. Beberapa jenis gravimeter tidak stabil yaitu:

1. LA- Coste Romberg

Peralatan ini menggunakan prinsip jatuh bebas. La- Coste Romberg

meupakan peralatan pertama yang menerapkan pegas yang sangat

panjang (a zero-length spring). A zero-length spring merupakan

tegangan yang sebanding dengan panjang pegas yang sebenarnya,


yaitu jika semua gaya eksternal di pindahkan maka pegas akan rusak

(collapse) ke titik panjang nol (zero length).

2. Worden Gravitimeter

Worden Gravitimeter digunakan untuk pengukuran perbedaan

gravitasi bumi dalam skala 1:100 000 000 dari gravitasi normal

bumi. Peralatan ini dapat mengukur deengan tingkat akurasi dalam

0,01 miligall atau 1 inchi dalam perubahan ketinggian. Alat ini

memiliki speksifikasi tinggi dengan memiliki tiga spring untuk

mendapatkan zero-length.
 Magnetometer

Magnetometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan


suatu medan magnet. Satuan internasional (SI) yang digunakan untuk
mengukur kekuatan medan magnet adalah Tesla. Beberapa negara
menggolongkan magnetometer yang sensitif sebagai teknologi militer.
Salah satu kegunaan magnetometer yang paling umum adalah pada
proses screening di bandara untuk melihat apakah seseorang
membawa senjata berbahaya ke atas pesawat. Secara umum jenis-
jenis magnetometer adalah sebagai berikut:
1. Proton precession magnetometer, juga dikenal sebagai proton
magnetometers, PPM atau mags, mengukur frekuensi resonansi
proton (inti hidrogen) dalam medan magnet oleh karena
resonansi magnetic nuklir (NMR). Karena frekuensi presesi
hanya bergantung pada konstanta atomik dan kekuatan medan
magnet ambien, akurasi magnetometer ini dapat mencapai 1
ppm. Arus DC mengalir dalam solenoida menciptakan medan
magnet kuat disekitar fluida kaya hidrogen (kerosin dan decane
lebih dikenal, bahkan air dapat digunakan), menyebabkan
beberapa proton menyatu dengan medan tersebut. Arus DC
kemudian terganggu, dan saat proton menyatu dengan medan
magnet, mereka mempresesikan frekuensi yang setara dengan
medan magnet. Hal ini menciptakan medan magnet berputar
yang lemah yang diambil oleh induktor dan diperkuat serta
serta diteruskan ke digital frequency counter dimana output
dihitung dan ditunjukkan sebagai kekuatan medan.
2. Overhauser effect magnetometer atau Overhauser
magnetometer menggunakan efek dasar yang sama seperti
proton precession magnetometer. Dengan menambahkan
radikal bebas kepada fluida pengukuran, efek Overhauser dapat
digunakan untuk meningkatkan proton precession
magnetometer. Daripada menyatukan proton menggunakan
solenoida, medan power radio-frequency lemah digunakan
untuk menyejajarkan spin elektron radikal bebas, yang
menggandakan proton melalui efek Overhauser
3. Caesium vapour magnetometer merupakan perangkat yang
terdiri dari emitter foton yang berisi caesium light emitter atau
lamp, ruang penyerapan yang berisi uap caesium, "buffer gas"
yang dimana foton yang telah dipancarkan lewat dan detector
foton.Prinsip dasar perangkat ini adalah bahwa atom caesium
dapat berada pada Sembilan tingkatan energi, dimana dapat
dijabarkan sebagai orbit penempatan elektron disekitar inti
atom. Ketika atom caesium dalam ruangan mendapat sinar
foton dari lampu, atom tersebut berpindah ke tingkat energy
yang lebih tinggi, memancarkan foton dan turun ke tingkatan
energi yang lebih rendah. Atom caesium "sensitif" terhadap
foton dari lampu dalam tiga dari Sembilan tingkatan energinya,
dan jika diasumsikan pada sistem tertutup, semua atom
akhirnya jatuh pada kondisi dimana selmua foton dari lampu
lewat tanpa hambatan dan dapat diukur oleh photon detector.
4. Rotating coil magnetometer merupakan magnetometer dimana
medan magnetik menginduksi gelombang sinus dalam kawat
berputar. Amplitudo sinyal setara dengan kuat medan, dan
terhadap sinus sudut antara poros rotasi kawat dan garis medan.
5. Magnetometer efek Hall merupakan magnetometer yang paling
terkenal yang menggunakan sensor efek Hall. Sensor ini
memproduksi tegangan yang sebanding dengan medan
magnetic yang diberi dan juga polaritas perasa. Sensor ini
digunakan dalam aplikasi dimana kuat medan magnetik besar,
seperti pada sistem ABS.
6. Sebuah magnetometer fluxgate terdiri dari inti, kecil magnetis
rentan, dibungkus oleh dua gulungan kawat. Arus listrik bolak
dilewatkan melalui satu kumparan, inti mengemudi melalui
siklus bolak kejenuhan magnetik; yaitu, magnetised,
unmagnetised, terbalik magnetised, unmagnetised, magnetised,
dll. Hal ini bidang yang selalu berubah menginduksi arus listrik
dalam kumparan kedua, dan ini arus keluaran diukur dengan
detektor. Dalam latar belakang magnetis netral, arus input dan
output akan cocok. Namun, ketika inti adalah terkena medan
latar belakang, maka akan lebih mudah jenuh sejalan dengan
bidang itu dan kurang mudah jenuh dalam oposisi untuk itu.
Oleh karena itu medan magnet bolak, dan arus keluaran
induksi, akan keluar dari langkah dengan arus masukan. Sejauh
mana hal ini terjadi akan tergantung pada kekuatan medan
magnet latar belakang. Seringkali, arus dalam kumparan output
terintegrasi, menghasilkan tegangan keluaran analog, sebanding
dengan medan magnet.

 Resistivitymeter
Pada dasarnya alat ukur resistivitas ini terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian komutator dan potensiometer. Bagian komutator
mengubah isyarat arus searah menjadi arus bolak-balik yang
kemudian diinjeksikan ke dalam bumi. Bagian potensiometer
berfungsi untuk mengukur besar potensial yang terjadi di permukaan
tanah. Arus dari sumber DC dimasukkan ke dalam bagian komutator,
untuk diubah menjadi arus bolak-balik dengan frekuensi yang bisa
diatur. Kemudian arus ini diinjeksikan ke dalam bumi melalui
elektroda-elektroda arus . Tanggapan tegangan sebagai akibat dari
injeksi arus, diukur melalui elektroda potensial oleh bagian
potensiometer.
 Lightning Detector

Lightning detector merupakan perangkat yang mendeteksi petir yang


dihgasilkan oleh guntur. Ada tiga tipe utama dari detector yaitu
ground-based systems menggunakan beberapa antena, mobile systems
menggunakan antenna arah dan perasa dalam lokasi yang sama
(terkadang saat diatas pesawat), dan space-based systems. Ground-
based dan mobile detectors menghitung arah dan dampak kerusakan
petir dari suatu lokasi menggunakan teknik radio pencari arah
bersamaan dengan anlisis frekuensi karakteristik yang dipancarkan
petir. Ground-based systems menggunakan triangulasi dari beberapa
lokasi untuk menentukan jarak, sedangkan mobile systems
memperkirakan jarak menggunakan frekuensi sinyal dan pengurusan.
Detektor space-based pada satelit dapat digunakan untuk menentukan
lokasi rentang petir, bantalan dan intensitas melalui pengamatan
langsung. Cara kerja alat ini yaitu dengan menangkap frekuensi dari
arus petir, dimana pada saat petir menyambar maka frekuensi
gelombang dari petir tersebut yang berada pada lapisan ionosfer di
tangkap oleh sensor dan diubah kedalam bentuk data digital. Setelah
ditampilkan dalam bentuk tampilan real-time, selanjutnya dari
tampilan tersebut dikonversi dalam bentuk data base (xls, xml, kml,
kmz) output data berupa tanggal kejadian petir, jenis atau tipe petir,
Jumlah petir dalam 15 menit ataupun 1 jam dan koordinat petir.

 Global Positioning System (GPS)

GPS merupakan perangkat yang menerima informasi dari satelit GPS


dan menghitung posisi geografis perangkat. GPS dapat
memperlihatkan posisi pada peta, dan juga dapat menunjukkan arah.
Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4
satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai
dengan 12 chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan
bebas dari halangan membuat GPS dapat dengan
mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit. Semakin
banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan
juga akan semakin tinggi. Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah:
1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit.
2. Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak
menggunakan travel time sinyal radio.
3. Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan memerlukan
akurasi waktu yang tinggi.
4. Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit
dan ketinggian pada orbitnya.
5. Terakhir harus mengoreksi delay sinyal waktu perjalanan di
atmosfer sampai diterima receiver.
Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit
yang akurat dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever
mengambil informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan
“triangulation” menghitung lokasi user dengan tepat.
GPS reciever membandingkan waktu sinyal dikirim dengan waktu
sinyal tersebut diterima. Dari informasi itu didapat diketahui berapa
jarak satelit. GPS receiver dapat melakukan perhitungan dan
menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik.
 Teleskop Hilal

Teleskop adalah sebuah alat bantu penglihatan (optik) untuk

mengamati benda-benda yang jauh terutama benda yang berada di

langit seperti bulan dan bintang. Teleskop dapat menjalankan fungsi

tersebut karena kemampuannya memperkuat cahaya dan memperbesar


bayangan, sehingga benda-benda yang jauh dapat terlihat lebih dekat

dan jelas. Teleskop juga disebut dengan teropong. Hal-hal yang perlu

diketahui untuk memahami bagian-bagian lensa adalah sebagai

berikut:

 Lensa cembung adalah lensa yang bersifat mengumpulkan cahaya


atau konvergen
 Lensa cekung adalah lensa yang bersifat menyebarkan cahaya atau
divergen
 Cermin cembung adalah cermin yang menyebarkan cahaya
 Cermin cekung adalah cermin yang dapat mengumpulkan cahaya
 Jarak fokus merupakan jarak yang diperlukan oleh lensa atau cermin
untuk mengarahkan cahaya pada titik fokus
 Bidang pandang merupakan area langit atau daerah yang dapat dilihat
dan diamati melalui teleskop
 Perbesaran merupakan panjang fokus teleskop yang dibagi dengan
panjang fokus lensa pada mata
 Resolusi merupakan jarak terdekat diantara kedua objek yang masih
dapat dilihat sebagai dua objek yang terpisah.

Pada teleskop, bagian yang paling vital atau paling penting adalah

lensanya. Teleskop memiliki dua lensa positif atau cembung, yang

terletak dekat dengan objek disebut dengan lensa objektif, dan yang

terletak dekat dengan mata (tempat pengamat mengintip) disebut

dengan lensa okuler. Pada teleskop bumi juga terdapat lensa

pembalik, yang berfungsi untuk membalikkan bayangan tanpa

melakukan pembesaran sehingga bayangan akhir yang terbentuk dapat


tegak seperti arah benda semula. Dahulu kala, teleskop hanya berupa

lensa dan rangkanya saja, dan mengutamakan pada fungsinya, akan

tetapi seiring berkembangnya zaman, teleskop pun dilengkapi dengan

bagian-bagian berikut ini:

 Tabung teleskop, merupakan tempat cermin utama terletak, tabung ini


memiliki diameter 8 inci, tabung memiliki penutup tabung. Pada
bagian belakang tabung terdapat visual back untuk tempat
pemasangan flip mirror. Panjang fokus dapat di atur dengan memutar
knop yang terletak dibawah visual back
 Finderscope, merupakan teleskop berukuran kecil yang dipasang pada
tabung utama
 Eyepiece, merupakan fungsi lensa okuler. Eyepiece ini memiliki
pengunci untuk keamanannya sehingga tidak terjatuh dan hilang.
 Mounting, lebih dikenal dengan dudukan teleskop, merupakan sistem
penggerak utama pada teleskop, yang dilengkapi dengan knop
pengatur lintang, tutup sumbu polar, skala ketinggian lintang untuk
mengetahui posisi lintang pengamat berada, pemberat sudut jam untuk
penyeimbang pada arah sudut jam. Pada mounting juga terdapat port
koneksi yang terdiri dari tombol-tombol termasuk tombol untuk
menyalakan teleskop
 Tripod, sebagai kaki untuk berpijaknya teleskop diatas suatu
permukaan
 Half Pillar, untuk menaikkan posisi mounting, sehingga dapat
mengatur tripod terbentur pada tiang pemberat ketika teleskop sedang
digunakan
III. Kesimpulan
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Geofisika meneliti sifat
fisis bumi seperti bentuk bumi,reaksi terhadap gaya,serta medan potensial
bumi(medan magnet dan gravitasi). Geofisika juga menyelidiki interior
bumi seperti inti,mantel bumi,dan kulit bumi serta kandungan-kandungan
alaminya. Metode-metode utama yang digunakan dalam geofisika adalah
seismic, gravitasi, magnetik, resistivitas, polarisasi terinduksi,
elektromagnetik dan radar. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam
survey geofisika ad dua macam yaitu perlatan seismic dan non-seismik.
Peralatan seismik meliputi seismograf, akselerograf, intensity meter dan
geophone sementara peralatan non-seismik berupa gravimeter,
magnetometer, GPS, lightning detector, teleskop dan resistivitymeter.
DAFTAR PUSTAKA
https://geohazard009.wordpress.com/tag/metode-geofisika/

https://docs.google.com/document/d/1OZQ2owkImq60Z0YYda03drq55FzYQ7hO
fru7nFSckN8/edit

http://www.softilmu.com/2015/12/pengertian-fungsi-dan-bagian-teleskop.html

http://stametmaumere.blogspot.co.id/2015/06/lightning-detector_22.html

http://tikatgfusk.blogspot.co.id/2014/04/instrumen-metode-gravity_14.html

http://liafitriarahmatillah.blogspot.co.id/2014/04/jenis-jenis-gravity-meter.html

http://geophysicsuinmalang.blogspot.co.id/2014/06/magnetometer-fluxgate.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Magnetometer#Scalar_magnetometers

https://en.wikipedia.org/wiki/Gravimeter

https://id.wikipedia.org/wiki/Geofisika

https://en.wikipedia.org/wiki/Accelerograph

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/2012100641sk2/page25.html

Anda mungkin juga menyukai