PENDAHULUAN
1
apa lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna,
dan masih banyak prasangka-prasangka negative seorang individu kepada
dirinya sendiri. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak agar rasa percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali.
Termasuk bantuan dari seorang perawat. Perawat harus dapat menangani
pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik
menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana laporan pendahuluan untuk pasien dengan harga diri rendah ?
2. Bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan pasien
harga diri rendah ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mempelajari laporan pendahuluan untuk pasien dengan harga diri rendah ?
2. Mengetahui strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan pasien
harga diri rendah ?
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Harga diri rendah adailah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri
(Stuart dan Sundeen, 2007)
Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai keinginan (Dalami
dkk., 2009)
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (Wilkinson, 2007)
dan bila tidak diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.
Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma terjadi
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk., 2009).
Menurut Townsend (1998:189) Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun
tidak langsung.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah
suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal
mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung,
penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
3
2.1.2 Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, BA (1994 : 200; perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:
d. Rasa bersalah.
Data Obyektif :
a. Produktivitas menurun.
d. Penyalahgunaan zat
4
h. Tampak mudah tersinggung/mudah marah
2.1.3 Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sistem pendukung
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi
sistem keluarga
Data Obyektif:
b. Peningkatan ketergantungan
5
c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan
sendiri
e. Perilaku distruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain.
2.1.4 Akibat
Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial menarik diri, isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah
laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial
(DepKes RI, 1998 : 336). Isolasi sosial menarik diri sering ditujukan dengan
perilaku antara lain:
Data Subyektif
Data Obyektif
b. Apatis.
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara
6
2.1.5 Pohon Masalah
Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial menarik diri dengan harga diri rendah.
1) Tujuan umum
1) Kriteria evaluasi:
a) Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal.
7
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
Rasional:
b. TUK ll: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
1) Kriteria evaluasi:
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien:
2) Intervensi
Rasional:
Mendiskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau
integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
Rasional:
8
c) Usahakan memberi pujian yang realistik
Rasional:
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena
ingin mendapatkan pujian.
1) Kriteria evaluasi
2) Intervensi
a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan dalam sakit.
Rasional:
Rasional:
Pengertian tentang kemampuan yang masih dimiliki klien memotivasi untuk tetap
mempertahankan penggunaannya.
1) Kriteria evaluasi
2) Intervensi
9
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian,
kegiatan yang membutuhkan bantuan total
Rasional:
Rasional:
Rasional:
Contoh perilaku yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan
kegiatan
1) Kriteria evaluasi
2) Intervensi
Rasional:
Rasional:
10
Rasional:
Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan
1) Kriteria evaluasi
2) Intervensi
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah.
Rasional:
Rasional:
Rasional:
11
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Selamat pagi Bu, saya Indah Suryani, saya mahasiswa Akper Dep Kes
Magelang yang sedang praktik di Rumah Sakit ini", lbu bisa panggil saya
Suster Indah atau Suster Ani".
"Nama ibu siapa ?"..... o o begitu, "lbu lebih senang dipanggil siapa ?". "o o
o ibu Siti".
"saya akan menemani ibu kurang lebih 2 minggu, jadi kalau ada yang
mengganggu pikiran Ibu, bisa bilang saya, siapa tahu saya bisa bantu".
b. Evaluasi/Validasi
12
"Coba ceritakan pada saya, apa yang dirasakan di rumah, hingga dibawa ke
RSJ?
c. Kontrak
1) Topik
2) Tempat
3) Waktu
2. Kerja
"Kegiatan apa saja yang sering ibu Siti lakukan di rumah?" memasak, mencuci
pakaian, bagus itu". Terus kegiatan apalagi yang bisa ibu lakukan?".
"Kalau tidak salah ibu juga senang menyulam ya ?", wah bagus sekali!
"Bagaimana dengan keluarga ibu Siti, apakah mereka menyenangi apa yang
ibu lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja ibu ?"
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
b. Evaluasi Obyektif
13
“Tolong ibu Siti ceritakan lagi kemampuan dan kegiatan yang sering ibu
lakukan? Bagus",
"Baiklah Bu Siti, nanti ibu ingat-ingat lagi ya, kemampuan ibu yang lain dan
belum sempat ibu ceritakan kepada saya ?", besok bisa kita bicara lagi".
d. Kontrak
1) Topik
2) Tempat
3) Waktu
"Berapa lama kita akan bercakap-cakap ?". Bagaimana kalau 15 menit ?"
"Setuju !"
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
2. Diagnosa Keperawatan
14
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
bagus!"
b. Evaluasi/Validasi
“..... o ..... ya bagaimana, apakah ada kemampuan lain yang beluzm ibu Siti
ceritakan kemarin ?
c. Kontrak
1) Topik
Apakah bu Siti masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang ?”.
“ya.....bagus”.
2) Tempat
3) Waktu
15
2. Kerja
"Kegiatan apa saja yang sering ibu Siti lakukan di rumah ? " ......
memasak, mencuci pakaian, bagus itu". Terus kegiatan apalagi yang bisa ibu
lakukan?".
"Kalau tidak salah ibu juga senang menyulam ya ?", wah bagus sekali!
"Bagaimana dengan keluarga ibu Siti, apakah mereka menyenangi apa yang ibu
lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja ibu ?"
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
"Bagaimana perasaan ibu Siti setelah berhasil membuat jadwal kegiatan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ?"
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat tadi !”.
“Bagus".
"Ibu Siti mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu buat tadi!"
d. Kontrak
1) Topik
16
"Baiklah besok kita bertemu lagi, bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang kegiatan yang dapat ibu lakukan di rumah". "Bagaimana menurut ibu Siti
?". "Setuju".
2) Tempat
"Ibu ingin kita bercakap-cakap dimana besok ?", "........ oooo di taman,
baiklah”.
3) Waktu
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
a. Klien telah mampu mengenal dan menyusun jadwal kegiatan yang dapat
dilakukan di rumah sakit.
b. Klien telah berhasil melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan
kemampuan di rumah.
1. Orientasi
17
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi/Validasi
"Apakah ibu sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal telah dibuat
kemarin ?".
"Coba saya lihat jadwal kegiatannya, wah hebat sekali, sudah diberi tanda
semua !",
c. Kontrak
1) Topik
2) Tempat
3) Waktu
2. Kerja
"Kemarin ibu telah membuat jadwal kegiatan di rumah sakit, sekarang kita buat
jadwal kegiatan di rumah ya !. Ini kertas dan bolpointnya, jangan khawatir nanti
saya bantu, kalau kesulitan. Bagaimana kalau kita mulai ?"
"Ibu mulai dari jam 05.00 WIB ? . .....ya, tidak apa-apa, bangun tidur terus ya
sholat shubuh, terus masak (sampai jam 20.00 WIB), bagus tapi jangan lupa
minum obatnya, ya bu !"
18
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
b. Evaluasi Obyektif
"Coba ibu sebutkan lagi susunan kegiatan dalam sehari yang dapat dilakukan
di rumah ?"
"Besok kalau sudah dijemput oleh keluarga dalam sehari yang dapat
dilakukan di rumah?"
d. Kontrak
1) Topik
2) Tempat
3) Waktu
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
19
Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
1. Orientasi
a. Salam Terapeutilk
b. Evaluasi/Validasi
"Bagaimana perasaan lbu Siti hari ini, baik-baik saja ?" Syukurlah".
c. Kontrak
1) Topik
"Hari ini akan kita bercakap-cakap tentang sistem pendukung yang dapat
membantu ibu Siti di rumah?"
2) Tempat
3) Waktu
"Kita bercakap-cakap mau berapa lama ?". "10 menit saja ya boleh!"
20
2. Kerja
"Apakah ibu tahu artinya sistem pendukung?", "Baiklah akan saya jelaskan
sistem pendukung adalah hal-hal yang dapat membantu di rumah dalam mencapai
kesembuhan nantinya misalnya : dana, keluarga, teman/tetangga yang mau
menerima, kegiatan bersama, dan tempat yang dapat ibu kunjungi saat obat habis"
"Siapa selama ini yang mengingatkan ibu selama ini minum obat dan
mengantarkan control/periksa dokter?". "Wah bagus ! terus selama ini yang
mencari Cobaa nafkah dan mencari biaya pengobatan untuk ibu siapa ?"
"Apakah punya teman atau tetangga yang dekat dengan ibu Siti?”.
"Kegiatan apa saja yang ada di lingkungan bu Siti ?". "Ooo pengajian.... Bagus
itu, kalau kelompok ibu-ibu arisan ada tidak bu, oo begitu !". "Selama ini bu Siti
sudah berobat kemana saja, apakah ada RS/RS yang paling dekat dengan rumah
ibu ?"
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
b. Evaluasi Obyektif
21
“Coba sebutkan kembali sistem pendukung yang ibu miliki di rumah, satu
persatu ya !"
d. Kontrak
1) Topik
2) Tempat
3) Waktu
"Mau berapa lama Bu?. "Lima belas menit, boleh sampai ketemu lagi bu!"
22
Strategi Pelaksanaan menurut Budi Anna Keliat (2009)
2. Tindakan keperawatan
a) Identifikasi kemampuan dan aspek postuf yang mash dimiliki pasien. Untuk
membantu pasien dan aspek positif yang masih dimilkinya, perawat dapat
melakukan hal-hal berikut ini.
1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan di rumah, adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif
b) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara-cara
berikut.
1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang masih dapat
digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan pasien
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang
baik
c) Membantu pasien untuk memilth/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dibkulan adalah sebagai berikut.
1) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih sebagai kegiatan
yang akan pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan dengan
mandiri atau dengan bantuan minimal
d) Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut
23
1) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan.
2) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan.
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
e) Bantu pasien mengusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.
1) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
2) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
Orientasi
"Selamat pagi! Bagaimana keadaan T hari ini? T terlihat segar." "Bagaimana kalau
kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah T lakukan?
Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T dilakukan di rumah
sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih."
"Di mana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 20 menit?"
Kerja
"T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan
merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring dan seterusnya. Wah, bagus sekali
ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki!"
"T, dari kelima kegiatan/kemampuan ini, yang nasih dapat dikerjakan di rumah
sakit? (mis. ada tiga yang masih dapat dilakukan) Bagus sekali ada tiga kegiatan
yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini!".
"Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana
24
kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T. Mari kita lihat tempat tidur
T! Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?"
"Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya; dan kasurnya kita balik;
Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus!
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukan.
Sekarang ambil bantal rapikan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita
lipat selimut! Bagus!"
"T sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakan dengan sebelum dirapikan! Bagus!"
"Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda di kertas daftar kegiatan, tulis
M (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) kalau T melakukan
dengan dibantu, dan tulisT (tidak) kalau T tidak melakukan (perawat memberi
kertas berisi daftar kegiatan harian)."
Terminasi
"Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur? Ya, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah T
praktikkan dengan baik sekali. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga di
rumah setelah pulang. Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. T mau
berapa kali sehari merapikan tempat tidur. Bagus, dua kali, yaitu pagi jam
berapa? Lalu sehabis istirahat, jam 4 sore.
"Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus, cuci piring. kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi. Sampai jumpa ya!"
Orientasi
"Selamat pagi, bagaimana perasaan T pagi ini? Wah, T tampak cerah/Bagaimana
T, sudah mencoba merapikan tempat tidur tadi pagi? Bagus kalau sudah
25
dilakukan (jika pasien belum mampu melakukannya, ulang dan bantu kembali)
sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu?"
"Ya benar, sekarang kita akan latihan mencuci piring di dapur
"Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!"
Kerja
"T, sebelum mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/spons untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring,
dan air untuk membilas, T dapat menggunakan air yang mengalir dari keran ini.
Oh ya, jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan."
"Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah semuanya perlengkapan
tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring
tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan
menggunakan sabut/spons yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah
selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikit pun
di piring tersebut. Setelah itu, T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi
di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai."
"Sekarang coba T yang melakukan..."
"Bagus sekali, T dapat mempraktikkan cuci pring dengan baik! Sekarang dilap
tangannya."
Terminasi
"Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring?"
"Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-
hari."
"T Mau bcrapa kali T mencuci piring? Bagus sekali, T mencuci piring tiga kali
setelah makan,"
"Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat
tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan
mengepel."
"Mau jam berapa? Sama seperti sekarang? Sampai jumpa!"
26
B. Tindakan Keperawatan pada Keluarga
1. Tujuan keperawatan
a) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan
yang dimiliki pasien
b) Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang
masih dimiliki pasien
c) Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan
yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan
pasien
d) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemam-
puan pasien.
2. Tindakan Keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien
c) Diskusi dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki pasien dan
puji pasien atas kemampuannya
d) Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
e) Demontrasikan cara merawat pasien harga diri rendah
f) Beri kescmpatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat
pasien harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
g) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah
Orientasi
"Selamat pagi! Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini?"
27
"Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa
lama? Bagaimana kalau tiga puluh menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!"
Kerja
"Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang masalah T?"
"Ya memang, benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. T sering mengatakan dirinya adalah orang
paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga
diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif
terhadap diri sendiri. Jika keadaannya terus-menerus seperti itu, T dapat
mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan
orang lain dan memilih mengurung diri."
"Sampai di sini, Bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?
Bagus sekali Bapak/Ibu sudah mengerti!"
"Setelah kita mengertí bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T"
"Bapak Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama." (Jika sama dengan kemampuan yang dikatakan T.)
"T telah berlatih dua kegiatan, yaitu merapikan tempat tidur dan cuci piring. T
juga telah dibuatkan jadwal untuk kegiatan tersebut. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda contreng pada jadwal kegiatannya.
Selain itu, jika T sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, Bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan
tidak tertangani lagi, Bapak/lbu dapat membawa T ke puskesmas."
"Nah, bagaimana kalau sekarang kita praktikkan cara memberikan pujian kepada
T. TemuiT dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
seperti, "Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring!"
"Coba Bapak/lbu praktikkan sekarang. Bagús!"
Terminasi
"Bagaimana perasaan Bapak/lbu setelah percakapan kita ini?
28
"Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana
cara merawatnya?"
"Bagus sekali Bapak/lbu dapat menjelaskan dengan baik. Nah, setiap kali
Bapak/lbu mengunjungi T lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian."
"Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk łatihan cara
memberi pujian langsung kepada T?"
"Pukul berapa Bapak/Ibu datang? Baik akan saya tunggu. Sampai jumpa!"
Orientasi
"Selamat pagi Pak/Bu! Bagaimana perasaan Bapak/lbu hari ini?"
"Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat anak Bapak/Ibu seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?"
"Baik, hari ini kita akan mempraktikkannya langsung pada T."
"Bagaimana kalau 20 menit? Sekarang mari kita temui T!"
Kerja
"Selamat pagi T. Bagaimana perasaan T hari ini? Hari ini saya datang bersama
orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang tua T juga ingin
merawat T agar T cepat pulih." (Kemudian Anda berbicara kepada keluarga
sebagai berikut.)
"Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/ību bisa mempraktikkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
anak Bapak/Ibu." (Perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.)
"Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T?"
"Baiklah, sekarang suster dan orang tua T ke ruang perawat dulu" (Perawat dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga.)
29
Terminasi
"Bagaímana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?"
"Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah dapat melakukan cara perawatan tadi pada T"
"Tiga hari lagi kita akan bertemü untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Tbu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari
"Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ya?"
Orientasi
"Selamat pagi Pak/Bu! Karena hari ini T sudah boleh pulang, kita akan
membicarakan jadwal T selama di rumah."
"Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor!"
Kerja
"Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah? Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama T
dirawat di rumah sakit tolong dilanjutkan di rumah, baik jadwal kegiatan maupun
jadwal minum obatnya."
"Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh T selama di rumah. Contohnya kalau T terus-menerus menyalahkan diri
sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi, segera
hubungi perawat K di Puskemas Indara Puri, puskesmas terdekat dari rumah
Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx."
"Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama
di rumah."
Terminasi
"Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas?"
30
"Ini jadwal keguatan harian T untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk
perawat K di Puskesmas Indera puri. Jangan lupa kontrol ke puskesmas sebelum
obat habis atau ada gejala yang terlihat. Silahkan selesaikan administrasinya!"
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan
harga diri rendah yang tampak kurang memerhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.
3.2 Saran
31
kepercayaan masyarakat dalam Asuhan Keperawatan yang diberikan. Agar
kinerja dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka seorang perawat
juga perlu memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain
dapat memberikan hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan Asuhan
Keperawatan juga dapat dilakukan dengan lancar
32
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta: EGC
33