Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap media dalam satu hari lebih dari satu kali menginformasikan tentang
adanya kriminalitas. Tidak dapat dipungkiri itulah yang terjadi dalam negara kita
ini. Di sana-sini banyak terjadi pembunuhan, perampokan, pemerkosaan,
pencurian, dan banyak lagi kriminalitas yang lain. Banyak sudah para pembuat
onar itu yang ditangkap oleh aparat penegak hukum, tetapi masih banyak pula
para pembuat onar yang masih berkeliaran. Sehingga membuat hati masyarakat
tidak tenang, selalu resah diselimuti rasa ketakutan.
Kriminalitas atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan
norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Masyarakat modern
yang sangat kompleks menumbuhkan keinginan-keinginan materiil tinggi, dan
sering disertai ambisi-ambisi sosial yang tidak sehat. Dambaan pemenuhan
kebutuhan yang berlebihan tanpa didukung oleh kemampuan untuk mencapainya
secara wajar akan mendorong individu untuk melakukan tindak criminal seperti
tindak pembegalan yang sekarang sedang marak terjadi dimana-mana. Maka dari
itu diperlukan lebih lanjut kajian tentang pengertian, teori, kriminalitas sehingga
pada akhirnya kita dapat mengetahui dampak dan solusi terhadap kriminalitas
khususnya tindak kejahatan pembegalan, agar norma sosial dan kepentingan
masyarakat dapat tetap terjaga dengan baik.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah yang di maksud dengan kriminalitas dan pembegalan?
b. Bagaimanakah dampak dan penanganan terhadap adanya
tindak kejahatan pembegalan?
3. Tujuan
a. Mengetahui apa yang di maksud dengan tindakan kriminal
pembegalan.
b. Mengetahui bagaimanakah dampak dan penanganan terhadap
adanya tindak kejahatan pembegalan.

BAB II

1
PEMBAHASAN

1. Tinjauan Teoritis
a. Pengertian Kriminalitas/Kejahatan dan Pembegalan
Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan
melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Lalu
krimonologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan, Kartono (1999: 122).
Definisi kejahatan secara yuridis adalah bentuk tingkah laku yang
bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, a-
sosial sifatnya dan melanggar hokum serta undang-undang pidana. Di
dalam KUHP jelas tercantum bahwa “kejahatan adalah semua bentuk perbuatan
yang memenuhi perumusan ketentuan-ketentuan KUHP”. Missal pembunuhan
pasal memenuhi 338 KUHP, mencuri memenuhi pasal 362 KUHP, penganiayaan
memenuhi pasal 351 KUHP.
Secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan
tingkah laku yang secara ekonomis, politis, dan sosial-psikologis sangat
merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan menyerang
keselamatan warga masyarakat (baik yang tercantum maupun yang belum
tercantum pada undang-undang pidana).
Sedangkan pembegalan sendiri termasuk ke dalam jenis
kriminalitas/kejahatan. Karena pembegalan sudah melanggar hukum dan
melanggar norma-norma sosial yang ada. Orang yang melalukan pembegalan
disebut Begal. Begal ialah penjahat yang merampas barang-barang di tengah jalan
sepi.

b. Teori mengenai Kejahatan


Teori mengenai kejahatan adalah sebagai berikut, Kartono (1999: 136-150):
a) Teori Teologis, menurut teori ini kriminalitas sebagai perbuatan dosa
yang jahat sifatnya, setiap orang dapat melakukan kejahatan kerena
didorong oleh roh-roh jahat, godaan setan/iblis, nafsu, sehingga ia
melanggar kehendak Tuhan.
b) Teori filsafat tentang Manusia (Antropologi Transedental).

2
Teori ini menyebutkan adanya dialektika antara jasmani dan rohani. Rohani
atau jiwa mendorong masnusia kepada perbuatan-perbuatan baik dan susila,
mengarahkan manusia pada usaha transedensi dan konstruksi diri. Selanjutnya
jiwa diwujudkan dalam perbuatan jasmani. Jasmani manusia merupakan prinsip
ketidakselesaian atau perubahan, sifatnya tidak sempurna. Prinsip ini
mengarahkan manusia kepada destruksi, kerusakan, kejahatan, dll.
Jadi karena sifat-sifat jasmaninya, seseorang mempunyai kecenderungan
mengarah ke kejahatan jika kecenderungan tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
jiwa. Kecenderungan mengarah kepada kejahatan berlangsung dengan
mudah/otomatis, sedangkan kecenderungan usaha transedensi atau konstruksi diri
adalah usaha yang sulit.
a) Teori kemauan bebas (freewill), menyatakan bahwa manusia itu bebas
berbuat menurut kemauannya, berhak menentukan pilihan dan sikapnya.
Teori ini menyebutkan sebab kejahatan adalah kemauan manusia itu
sendiri.
b) Teori penyakit jiwa, teori ini menyebutkan adanya kelainan-kelainan
jiwa yang bersifat psikis sehingga individu sering melakukan kejahatan.
Penyakit jiwa ini berupa psikopat dan defect moral.

c. Dampak Tindak Kriminalitas Pembegalan


Dampak negative tindak kriminalitas pembegalan antara lain, Kartono (1999:
151):
a) Menimbulkan rasa tidak aman, kecemasan, ketakutan dan kepanikan di
tengah masyarakat.
b) Banyak materi dan energi terbuang dengan sia-sia oleh gangguan-
gangguan kriminalitas.
c) Menambah beban ekonomis yang semakin besar kepada sebagian besar
warga masyarakatnya.
Sementara itu dampak positif munculnya tindak kriminalitas pembegalan
antara lain:
a) Menumbuhkan rasa solidaritas dalam masyarakat yang tengah diteror
pembegal.

3
b) Orang berusaha memperbesar kekuatan hukum, dan menambah
kekuatan fisik lainnya untuk memberantas kejahatan pembegalan.
c) Pemberitaan criminal memberi ganjaran kepada penjahat pembegalan,
membantu pihak pengusut kejahatan pembegalan, membekuk si pembegal
(pemuatan foto penjahat yang akhirnya berhasil membekuk penjahat),
penjara yang mujarab untuk mencegah orang-orang berjiwa kecil/jahat
melaksanakan niat jahatnya, dan pemberitaan proses peradilan dan
penangkapan si pembegal, juga membantu si pembegal dari perbuatan
sewenang-wenang pihak penegak hukum.

d. Penanganan Terhadap Tindak Kriminalitas Pembegalan


Tahap-tahap penanganan tindak kriminalitas pembegalan, Soetomo (2008: 33 63):
a) Tahap identifikasi, indikator sederhana untuk tahap identifikasi
adalah memanfaatkan angka-angka statistik yang tersedia bagi daerah
tertentu. Pada data tersebut kita dapat mengetahui insidensi (jumlah
kejadian dalam kurun waktu tertentu dalam suatu daerah), dan prevalensi
(jumlah pelaku kejahatan).
b) Tahap diagnosis, yaitu mencari sifat, eskalasi dan latar belakang
kriminalitas terjadi untuk membantu menentukan tindakan sebagai upaya
pemecahan masalah.
c) Tahap treatment, adalah upaya pemecahan masalah yang ideal pada
suatu kondis tertentu, terdiri dari:
1) Usaha rehabilitative, focus utamanya pada kondisi pelaku
kejahatan pembegalan, terutama upaya untuk melakukan
perubahan atau perbaikan perilakunya agar sesuai dengan standar
atau norma sosial yang ada.
2) Usaha preventif, fokus pada pencegahan agar tindak kejahatan
pembegalan tidak terjadi. Dapat dilakuakan pada level individu,
kelompok, maupun masyarakat.

4
2. Analisis Penyebab Serta Motif Pelaku Pembegalan
Terlepas darimana begal berasal, orang yang berada dalam kondisi
ekonomi lemah dan terdesak kebutuhan hidup, ditambah kurangnya iman,
cenderung berpikir pendek. Boleh dibilang, akan menghalalkan segala cara agar
kebutuhan hidupnya ini bisa terpenuhi, termasuk dengan membegal.
Mayoritas pelaku begal merupakan anak-anak muda yang belum atau tidak
memiliki pekerjaan tetap. Sepertinya tuntutan pergaulan juga ambil bagian di sini.
Para remaja yang seharusnya sekolah atau masuk usia kerja malah kumpul tidak
jelas. Tak jarang diantara mereka banyak yang terjerumus perjudian/narkoba.
Orang tua jelas tidak akan memberi anak-anaknya uang untuk digunakan hal-hal
seperti itu. Akhirnya mereka terpaksa membegal.
Dari hasil penelusuran media, ternyata para pelaku begal yang tertangkap
(dan juga dianiaya massa) memang tidak memiliki pekerjaan tetap. Di jaman
seperti sekarang ini, mencari sebuah pekerjaan memang tidak mudah. Begitu juga
dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Dibutuhkan keberanian yang lebih besar
untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Berdasarkan data dari BPS, sepanjang bulan Februari hingga Agustus
2014, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0,09 juta orang dari 7,15 juta
orang meningkat 7,24 juta orang. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah
karena pertumbuhan ekonomi yang melambat di 5,01%.
Berdasarkan data di atas, wajar saja akhir-akhir ini sering terjadi tindak
kejahatan pembegalan. Belakangan ini pun hampir setiap hari media massa
dipenuhi berita mengenai begal motor. Sudah tak terhitung jumlah korban yang
mengalami pembegalan. Bukan sekedar kehilangan motor, tapi mereka juga harus
mengalami luka berat. Bahkan di Depok, Abdul Rahman meninggal dunia dengan
3 luka tusukan di punggung dan di pinggang kanannya. Sementara motor milik
Abdul Rahman, Suzuki Satria berhasil digasak pelaku.
Sejauh ini belum ada tindakan yang memuaskan dari aparat selain
himbauan agar berhati-hati saat mengemudi kendaraan roda dua di malam hari.
Padahal tanpa dihimbau pun sebaiknya selalu berhati-hati. Bukan hanya
pengendara roda dua, tapi pejalan kaki, pengendara roda empat, atau sekedar
penumpang bis pun harus tetap berhati-hati. Rupanya menghadapi para begal ini,

5
nyali kita harus lebih besar dibanding nyali pelaku pembegalan. Seperti yang
dialami Sri, korban pembegalan di Pondok Aren. Nyalinya tidak serta merta ciut
menghadapi begal berpedang. Alih-alih berhasil merampas motor yang
ditumpangi Sri, begal di Pondok Aren malah ikut terjatuh. Satu dari empat pelaku
begal yang di Pondok Aren, Tangerang Selatan tersebut, tewas diamuk massa dan
dibakar warga.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Martinus Sitompul, menjelaskan
awal mula pembegalan itu terjadi. Sekitar pukul 1 dini hari tadi malam, pelaku
begal berjumlah empat orang dengan dua motor hendak melakukan pembegalan.
“Mereka melukai korban Wahyu Hidayat (22) dan Sri (20) menggunakan samurai
dan mengenai Sri yang dibonceng,” jelas Martinus di Mapolda Metro Jaya,
Jakarta, Selasa (24/2).
Sadar dirinya menjadi sasaran kejahatan, Sri coba melakukan perlawanan.
Salah satu pelaku terjatuh. Melihat temannya terjatuh, pelaku begal lain ikut
membantu tapi warga mengetahui aksi mereka. “Satu tertangkap, tiga melarikan
diri,” tambahnya.
Geram dengan ulah begal, warga emosi. Seorang pelaku yang jatuh
langsung diamuk massa. Dia dibuat babak belur, hingga akhirnya dibakar hingga
tewas. “Pihak kepolisian mengimbau masyarakat apabila ada peristiwa semacam
ini, terhadap upaya Ibu Sri melakukan perlawanan, pihak kepolisian menyatakan
apresiasi dan salut, karena sikap seperti ini perlu ada untuk bisa melakukan
antisipasi terhadap timbul kejahatan,” jelasnya. “Namun, kami juga mengimbau
masyarakat supaya tidak main hakim sendiri, yang mengakibatkan meninggalnya
seseorang. Kita negara hukum, harus menghormati hukum dan HAM, harus
menyerahkan ke yang berwenang, jangan main hakim,” sambung Martinus.
Saat ini, pelaku begal yang terbakar masih berada di RS Tangerang.
Identitasnya belum diketahui karena kondisi korban terbakar tanpa sisa. “Identitas
pelaku yang tewas belum didapatkan, karena semua habis gosong terbakar. Wajah
korban tidak bisa dikenali,” katanya.
Terkait kasus ini, semua bukti yang tertinggal di lokasi sudah diamankan
polisi. “Kita sudah melakukan autopsi dan mencari keterangan lain tentang

6
identitas korban dan jaringan korban, agar bisa dilakukan tindak lanjut. Bukti
samurai pelaku dan motor beat korban sudah ada di kepolisian,” paparnya.
Kepada warga, Martinus berpesan, mengingat aksi begal semakin marak dia
mengimbau agar tak bepergian ke luar rumah di atas jam 10 malam. “Semua
daerah rawan.
Dengan ini perlu adanya kewaspadaan masyarakat dan kesiagaan pihak
polisi, kalau tidak perlu atau penting, tidak usah bepergian sendiri dan sepi misal
di atas jam 10 malam tidak usah. Lokasi rawan bisanya pernah kejadian, sepi,
tanpa penerangan, mobilitas terbatas,” jelas mantan kabid Humas Polda Jabar
ini.[1]

7
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan
tingkah laku yang secara ekonomis, politis, dan sosial-psikologis sangat
merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan menyerang
keselamatan warga masyarakat. Sedangkan pembegalan sendiri termasuk ke
dalam jenis kriminalitas/kejahatan. Karena pembegalan sudah melanggar hukum
dan melanggar norma-norma sosial yang ada. Orang yang melalukan pembegalan
disebut Begal. Begal ialah penjahat yang merampas barang-barang di tengah jalan
sepi.
Seperti kasus yang dialami Abdul Rahman meninggal dunia dengan 3 luka
tusukan di punggung dan di pinggang kanannya. Sementara motor milik Abdul
Rahman, Suzuki Satria berhasil digasak pelaku.
Oleh sebab itu, perlu adanya kewaspadaan masyarakat dan kesiagaan
pihak polisi, kalau tidak perlu atau penting, tidak usah bepergian sendiri misal di
atas jam 10 malam. Lokasi yang rawan terjadi pembegalan biasanya di tempat
sepi, dan tanpa penerangan.

2. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah agar selalu waspada
dan berhati – hati terhadap lingkungan di sekitar anda. Jangan mudah percaya
terhadap orang baru dikenal. Karena di zaman yang serba modern ini banyak
orang yang merasa kekurangan terhadap kebutuhan materil sehingga
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
Apalagi pada saat ini pabrik motor sedang gencar-gencarnya berinovasi
terhadap produknya yang membuat kuota kendaraan terus bertambah. Persaingan
terus berlanjut, produk demi produk mereka kembangkan agar mengikat minat
dari banyak konsumen.
Oleh karena itu kita mesti sadar betul akan keselamatan diri kita dan orang
lain, berhati-hatilah dalam berkendara saling mengingatkan dan keepsafety riding.
Agar kita dapat meminimalisir tindak kriminal di negeri indonesia kita ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembegalan
http://m.liputan6.com/news/read/3062389/polisi-tangkap-begal-motor-sadis-
pengincar-wanita-di-surabaya
http://m.liputan6.com/news/read/3030062/pensiunan-polisi-di-depok-ditembak-
kawanan-pencuri-sepeda-motor
https://www.kompasiana.com/hudahpi/analisis-teori-kriminologi-terhadap-
maraknya-begal-akhir-akhir-ini_58cf88a54b7a61aa1815946e
https://www.google.co.id/amp/s/bagilmuindonesia.wordpress.com/2015/02/28/ana
lisa-media-aksi-pembegalan-dan-main-hakim-sendiri/amp/
http://poskotanews.com/2015/03/12/fenomena-begal-masalah-sosial/
http://www.academia.edu/33787996/BEGAL_KASUS_PEMBEGALAN_DALA
M_PERSPEKTIF_KRIMNOLOGI_PENDAHULUAN

9
LAMPIRAN 1
Polisi Tangkap Begal Motor Sadis Pengincar Wanita di Surabaya
Oleh Raden Trimutia Hatta pada 18 Agu 2017, 14:54 WIB
Patroli, Surabaya - Tim Reskrim Polresta Palembang menangkap
kawanan begal motor sadis, yang kerap mengincar pengendara motor wanita.
Sementara, di Surabaya, Jawa Timur, dua begal yang telah buron selama empat
bulan, dibekuk SatreskrimPolrestabes Surabaya.
Seperti ditayangkan Patroli Indosiar, Jumat (18/8/2017), tersangka Leo
Candra dan Tobing Wijaya, Kamis 17 Agustus, digelandang polisi ke Mapolresta
Palembang. Keduanya adalah kawanan begal motor sadis, yang Kerap beraksi di
sejumlah tempat di Palembang
Saat akan ditangkap, kedua tersangka melawan. Akhirnya, polisi terpaksa
menembak kaki keduanya.
Terakhir, korbannya adalah seorang ibu rumah tangga. Saat melintas di
kawasan Ario Dilla, Ilir Timur I, Palembang, motor korban dirampas. Akibatnya,
korban terluka parah setelah ditendang oleh kedua tersangka.
Sementara, di Surabaya, Jawa Timur, dua begal yang telah buron selama empat
bulan, dibekuk SatreskrimPolrestabes Surabaya. Widyo dan Yasin, kawanan begal
motor sadis ini ditangkap terpisah di rumah persembunyiannya di wilayah Kota
Surabaya.
Aksi terakhirnya, kedua tersangka merampas motor seorang wanita di
kawasan Mers, Surabaya. Korban dibacok oleh kedua tersangka hingga mendapat
perawatan di rumah sakit.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua tersangka dijerat
dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, yang ancaman
hukumannya adalah 7 tahun penjara.

Pensiunan
Polisi di Depok Ditembak Kawanan
PencuriPencuri Sepeda Motor
Oleh Ady Anugrahadi pada 21 Jul 2017, 03:04 WIB

10
LAMPIRAN 2
Pensiunan
Polisi di Depok Ditembak Kawanan
Pencuri Sepeda Motor
Oleh Ady Anugrahadi pada 21 Jul 2017, 03:04 WIB

Liputan6.com, Depok - Percobaan pencurian sepeda motor bersenjata api


terjadi di Jalan Tiang II, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Bojong Gede, Depok,
Jawa Barat. Korbannya Suharyanto, pensiunan polisi berpangkat Ajun Komisaris.
Dia ditembak kawanan pencuri sepeda motor saat berupaya menyelamatkan
motornya.
Peristiwa itu terjadi Rabu malam, 20 Juli 2017, sekitar pukul 19.00 WIB.
Mertuanya memergoki dua pencuri yang hendak menggasak sepeda motor sport
milik anaknya.
Posisinya terpakir di lapangan depan rumah. Mertua lagi di teras melihat
motor kakak ipar saya di otak-atik," ucap Mardiyanto, menantu korban saat
disambangi di kediamannya, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017).
Salah seorang pencuri menembakkan senjata api hingga Suharyanto tersungkur.
Akibatnya, korban mengalami luka di bahu bagian kiri. "Korban saat ini tengah
dalam perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mardiyanto mengatakan, pencuri sepeda motor itu berjumlah dua orang.
Ciri-cirinya, satu orang berbadan agak pendek, keduanya menggunakan topi. Saat

11
kejadian, salah satu pencuri mengeluarkan tembakan sebanyak dua kali. Dia
menganggap letusan pertama sebagai peringatan.
“Salah satu pelaku menodongkan senjata api sembari mengancam. Gua
tembak nih. Bunyi sekali saya langsung turun (dari lantai dua),” ujar dia.
Menurut Mardiyanto, peristiwa ini merupakan percobaan pencurian sepeda motor
kedua kalinya yang menimpa keluarganya. Dua tahun lalu sepeda motor bebek
juga nyaris digasak pencuri.
"Waktu itu kejadiannya habis salat Jumat. Sekarang habis magrib,"
kenang dia.
Karena itu, Mardiyanto berharap polisi segera mengungkap aksi pencurian
sepeda motor bersenjata api tersebut. "Saya pengen segera ditindak lanjuti," ujar
dia.
Sementara, hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari
pihak kepolisian terkait pencurian sepeda motor ini. Saat dikonfirmasi, Kasubag
Humas Polresta Depok, Ajun Komisaris Firdaus belum menjawab.

12

Anda mungkin juga menyukai