Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Kharrirotus Sholikhah

NIM : 4411416026

Bio 1

Sistem Pencernaan Kuda

PHYSIOLOGI DIGESTI PADA TERNAK NON RUMINANSIA (KUDA)

Kuda merupakan ternak Non ruminansia. Hal ini disebabkan oleh sistem
pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pencernaan
fermentatif. Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam
jumlah yang cukup dengan proses fermentatif di bagian caecum. Saluran
pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran kapasitas saluran pencernaan
bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian belakang. Alat pencernaan
adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan penerimaan, pencernaan
bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau metabolisme.
Berikut penjelasan secara umum maupun khusus dari alat dan fungsi
pencernaan kuda:
1. Rongga Mulut (mouth)
Mulut merupakan bagian pertama dari sistem penmcernaan yang mempunyai 3
fungsi yaitu mengambil pakan, pengunyahan secara mekanik dan pembasahan
pakan dengan saliva. Di dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu lidah,
gigi, dan saliva. Lidah merupakan alat pencernaan mekanik. Kuda dapat
menyeleksi pakan yang dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap
pada lidah dan terbanyak terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan bagian
lain dengan cara merasakan pakan yang dimakan. Gigi adalah organ pelengkap
yang secara mekanik relative kuat untuk memulai proses pencernaan. Gigi juga
digunakan untuk menentukan umur umur dengan melihat : penyembulan (erupsi),
pergantian sementara, bentuk dan dan derajat keausan gigi. Saliva kuda
mengandung elektrolit utama yaitu Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta
tidak atau sedikit sekali mengandung amylase. Saliva dihasilkan oleh 3 pasang
kelenjar yaitu kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva
berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan dengan adanya
mucin, mengatur temperatur rongga mulut, pelindung mukosa mulut dan
detoksikasi.
2. Pharynx dan Esofagus
Pharynx adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus
mempunyai panjang kira-kira 50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak
terjadi pencernaan yang berarti.
3. Lambung
Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak
ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total
kapasitas saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung
tidak semurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana
populasi bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar
sekitar 30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.
4. Pankreas
Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak
lain yaitu konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda
terdiri dari endokrin dan eksokrin.
5. Usus Kecil
Usus kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan
lemak serta tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah
30%.dari seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga
bagian yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil
kecil adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah
peptidase, dipeptidase, amylase, dan lipase.
6. Usus Besar
Usus besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki
kapasitas 60% dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1)
tempat fermentasi dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K,
3) Tempat utama mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari
lambung dengan adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi VFA.
Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat
dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga
hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke
usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat
utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang
sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam

Berdasarkan macam pakannya maka kuda termasuk ternak herbivora, dan


berdasarkan organ pencernaanya termasuk ternak non ruminansia. Organ
pencernaan bagian depan pada ternak kuda sama dengan organ pencernaan dari
ternak non ruminansia lainnya, sedangkan pada bagian belakang terdapat
perbedaan yakni sekumnya besar yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
fermentasi oleh mikroorganisme.
MO pada sekum kuda mempunyai kemampuan yang sama dengan MO
yang terdapat dalam rumen yakni mampu memecah atau mencerna selulosa dan
hemiselulosa (serat kasar). Perbedaannya : Proses fermentasi yakni pada kuda
terjadi dibagian akhir (sekum) sedangkan ruminansia di bagian awal (rumen) dari
organ pencernaan.
Sistem pencernaan pada kuda meliputi pengambilan Makanan (feed
consumtion), pengunyahan, pencernaan, absorpsi dari nutrien dan
mengeliminasi bahan yang tidak tercerna dalam bentuk limbah solid. Proses
pencernaan kuda memakan waktu 65-75 jam (mulai dari mulut sampai bahan
pakan yang tidak tercerna dibuang keanus).

Pencernaan Marmut
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung
seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan
yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung
bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di
lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses
pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada
sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang
kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.

Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan
kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat
makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.

Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum


karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan
proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan
pencernaan berlangsung dengan cepat.

Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).

Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk
mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas
yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh
organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang
mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas
bio).

Fisiologi Pencernaan Kelinci

Pada kelinci dewasa, panjang total saluran pencernaan sekitar 4,5 sampai
5 m. Makanan masuk dalam saluran pencernaan dari mulut melalui esofagus yang
pendek dan segera masuk ke lambung yang sederhana. Lambung kelinci
menampung sekitar 90-100 gram makanan selama 3-6 jam.

Makanan selanjutnya akan melalui usus halus sepanjang 3 m dengan


diameter 0,8-1 cm. Dalam usus halus ini terjadi pencernaan enzimatik oleh
empedu (dari liver) dan enzim pankreas. Sebagian makanan yang sudah terurai
kemudian diserap oleh dinding usus halus. Usus halus ini selanjutnya akan
bermuara di usus yang di sebut caecum.

Bagian caecum panjangnya 40-45 cm dengan diameter 3-4 cm. Pada


caecum ini terdapat appendix (usus buntu) sepanjang 10-12 cm. Dalam caecum
inilah terjadi proses fermentasi yang menakjubkan selama 2-12 jam. Fermentasi
terjadi karena adanya bakteri pencernaan yang menghasilkan enzim fermentasi.
Fermentasi ini adalah inti keunggulan dari proses pencernaan kelinci. Dengan
adanya fermentasi, sisa makanan dalam caecum akan meningkat kandungan
nutrisinya. Dan setelah mengalami fermentasi di caecum, makanan akan masuk ke
usus besar sepanjang 1,5 m. Dalam usus besar ini terjadi penyerapan air dan
pemadatan sisa makanan sehingga menghasilkan feses maupun caecotroph. Feses
dan caecotroph ini kemudian akan keluar melalui anus.

Ada proses yang unik di dalam usus besar kelinci. Bila makanan dari
caecum masuk usus besar saat pagi hari makan usus besar akan menghasilkan
lendir dan membentuk sisa makanan terfermentasi menjadi butiran bergerombol
yang disebut caecotroph. Caecotroph ini akan dimakan kembali oleh kelinci
karena mengandung nutrisi yang sangat tinggi. Bila sisa makanan masuk usus
besar di waktu yang lain, maka usus besar akan memilah-milah makanan. Bagian
yang cair dan partikel kecil akan didorong masuk kembali ke caecum. Sedangkan
bagian padat dan partikel besar akan dibentuk menjadi feses.
Daftar Rujukan

http://omahkelincikarangpandan.blogspot.com/2015/11/fisiologi-pencernaan-
kelinci.html

http://akuirma123.blogspot.com/2013/01/adaptas-sistem-pencernaan-makanan-
hewan.html

http://rudinunhalu.blogspot.com/2013/10/sistem-pencernaan-kuda.html

Anda mungkin juga menyukai