Anda di halaman 1dari 5

PERAN PERAWAT DALAM MENGATASI MALNUTRISI PADA ANAK DENGAN

KANKER

Dian Sari *

ABSTRAK
Malnutrisi hampir dialami oleh 50% anak dengan kanker terutama anak yang mendapatkan terapi seperti
kemoterapi dan radiasi. Malnutrisi sangat berkaitan erat dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan kanker. Perawat sebagai pemberi pelayanan 24 jam menjadi bagian dari sentral dalam perawatan anak
kanker yang mengalami malnutrisi. Peran perawat dalam konteks ini terdiri dari tiga aspek yaitu perawat sebagai
pemberi pelayanan, perawat sebagai pendidik, dan perawat sebagai advokat. Optimalisasi peran peran
diharapkan dapat berkontribusi terhadap perbaikan status nutrisi anak dengan kanker.

Kata kunci: Anak, kanker, malnutrisi, dan perawat

ABSTRACT

Almost 50% children suffering from cancer have malnutrition, especially patient with chemotherapy and
radiotherapy. Malnutrition strongly correlating with lack of child growth and development. Nurse as 24-hours
care giver have a central contribution in care for the children suffering from cancer who has malnutrition state.
In this context, nurse has three function are nurse as care giver, nurse as advocate, and nurse as educator.
Optimalization of these function may contribute to the healing of children’s nutrition suffering from cancer.

Keywords: Children, Cancer, Malnutrition, and Nurse

*
Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, E-mail: dian.sayi@gmail.com

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 98


PENDAHULUAN 2002). Penelitian lain menyebutkan bahwa
WHO (World Health Organization) prevalensi malnutrisi pada anak yang menderita
menjelaskan bahwa anak adalah manusia yang leukemia 0-10%, neuroblastoma 20-50%,
berumur dari 0 sampai 18 tahun. Pada usia tersebut keganasan lain 0-30% (Brinksma, Huizinga,
anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Sulkers, Kamps, Roodbol, Tissing, 2012).
Pada tiap tahap tumbuh kembang anak memerlukan Malnutrisi ini dialami oleh anak yang sedang
nutrisi. Apabila nutrisi anak tidak dipenuhi dengan menjalani terapi seperti kemoterapi atau radiasi.
baik, akan terjadi masalah seperti malnutrisi. Kemoterapi adalah sebuah terapi pengobatan pada
Pemenuhan nutisi menjadi hal yang sangat penting anak penderita kanker. Meskipun kemoterapi
terutama saat anak dalam kondisi sakit kronik dianggap mampu meningkatkan lama hidup pasien
seperti pada anak yang menderita penyakit kanker. serta meningkatkan kualitas hidup pasien,,
Malnutrisi pada anak yang menderita kanker kemoterapi juga memiliki efek samping yang
disebabkan oleh proses penyakit dan efek terapi merugikan (Hawkins & Grunberg, 2009). 80% dari
pengobatan yang mengakibatkan gangguan pada 500.000-1.000.000 penduduk Amerika yang
sistem gastrointestinal. Penelitian yang dilakukan menerima kemoterapi setiap tahunnya mengalami
tahun 2013 pada 105 anak penderita kanker yang efek samping dari kemoterapi tersebut (Khalifa,
sedang mendapatkan terapi kanker menyebutkan 2002). Salah satu efek samping kemoterapi yang
bahwa sebagian besar anak mengalami anemia dan paling sering ditakutkan adalah mual muntah
malnutrisi. Hal ini ditunjukkan dengan terdapat (Cohen, de Moor, Eisenberg, Ming& Hu, 2007;
tanda-tanda malnutrisi seperti pada mulut, wajah, Grunberg, Deuson, Mavros, Geling, Hansen,
gigi, rambut, kulit serta hasil pengukuran Cruciani, et al.,2004; Ihbe-Heffinger, Ehlken,
antropometri yang abnormal (Khalil, El-Sharkawy, Bernardm Berger, Peschel, Eichler, et.al.,2004).
Gomma& El-Sard, 2013). Selain karena proses Selain itu malnutrisi juga terjadi akibat lingkungan
penyakit dan efek samping terapi, masalah nutrisi rumah sakit yang dirasa asing bagi anak, kondisi
pada anak dengan kanker juga disebabkan oleh depresi akibat penyakit yang dialami anak,
lingkungan rumah sakit yang membuat anak perubahan sel-sel yang ada dimulut sehingga bisa
mengalami stres, depresi, serta efek samping obat merubah rasa makanan saat dimakan serta efek
yag dikonsumsi (The University of Chicago samping dari obat yang dikonsumsi oleh anak (The
Medicine, 2013). University of Chicago Medicine,2013).

Malnutrisi pada Anak yang Mengalami Kanker Dampak Malnutrisi pada Anak dengan Kanker
Malnutrisi menurut UNICEF adalah istilah Malnutrisi pada anak dengan kanker
luas yang biasa digunakan untuk orang-orang yang menyebabkan kelemahan, penurunan kemampuan
mengalami kekurangan dan kelebihan nutrisi. sistem pertahanan tubuh dan penyembuhan luka,
Selain itu menurut ASPEN (American Society for peningkatan toksisitas obat dan perubahan
Parenteral and Enteral Nutrition) bahwa malnutrisi psikologis. Anak dengan kanker mampu toleran
adalah sebuah kondisi sub akut atau kronik dari terhadap efek samping agen anti neoplastik
status nutrisi dengan adanya sebuah kombinasi dibandingkan orang dewasa tetapi pada
yang bervariasi dari kelebihan nutrisi atau pertumbuhan anak lebih mudah mengalami
kekurangan nutrisi dan inflamasi yang mengarah penyakit pada kehidupan mendatang. Hal ini
kepada perubahan komposisi tubuh dan dibuktikan dengan semakin meningkatnya angka
menunjukkan penurunan fungsi tubuh (Soeters & anak yang mengalami kanker dari tahun ketahun
Schools, 2009). (Bauer, Jurgens, Fruhwald, 2011).
Malnutrisi protein dan energi (MPE) dikenal
dengan beberapa istilah yaitu kwashiorkor dan Pengkajian Status Nutrisi
marasmus. Kwashiorkor didefinisikan sebagai Pengkajian status nutrisi yang adekuat
kekurangan protein dengan pasukan kalori yang menentukan intervensi yang tepat untuk mengatasi
adekuat. Anak dengan penderita kwashiorkor masalah nutrisi. Berikut pengkajian status nutrisi
memiliki ekstermitas kecil dan kurus, kulit bersisik berdasarkan formula A, B, C dan D (Nieuwoudt,
dan kering serta abdomen yang menggembung 2011).
karena edema. Marasmus terjadi akibat malnutrisi
umum kalori dan protein. Marasmus ditandai Antropometri yaitu suatu parameter status nutrisi
dengan penurunan berat badan dan atrofi jaringan yang penting meliputi pengukuran tinggi badan,
tubuh secara bertahap, anak tampak lebih tua dari berat badan, lingkar kepala, proporsi, ketebalan
umurnya serta kulit berkeriput (Wong, 2008). lipatan kulit dan lingkar lengan pada anak yang
Dinegara berkembang sekitar 50% anak lebih kecil. Tinggi dan lingkar kepala
dengan kanker mengalami malnutrisi (Barr, merefleksikan status nutrisi masa lalu sedangkan
Ribeiro, Agarwal, Masera, Hesseling& Margrath, berat badan, ketebalan lipatan kulit dan lingkar

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 99


lengan menggambarkan status nutrisi saat ini, diberikan secara terus-menerus. Beberapa efek
terutama cadangan lemak dan protein. Ketebalan samping terapi kanker seperti mukositis dapat
lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan meningkat apabila dilakukan pemberian nutrisi
lemak tubuh sekitar separuh dari cadangan lemak enteral. Selain itu, anak-anak dengan neutropenia
tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. atau trombositopenia dapat meningkatkan resiko
Biochemical data. Tersedia banyak tes biokimia pendarahan saat selang NGT dimasukkan
untuk mengkaji status nutrisi meliputi analisis (Nieuwoudt, 2011). Tetapi secara umum belum ada
plasma, sel-sel darah, urin, atau jaringan hati, panduan terkait komposisi nutrisi enteral. Selain itu
tulang serta rambut. Prosedur laboratorium yang belum ada hasil penelitian yang menyebutkan
umum untuk status nutrisi meliputi pengukuran perbandingan pemberian nutrisi enteral atau
hemoglobin, hematokrit, transferin, albumin, parenteral pada sekelompok anak atau orang
kreatinin dan nitrogen. dewasa yang menderita kanker.
Clinical assessment. Bagian ini menjadi hal yang Kegiatan pemberian asuhan keperawatan
penting pada anak-anak dengan tanda dan gejala pada anak terkadang menibulkan trauma. Misalnya
klinis penipisan otot dan lemak sebagai bagian dari saat pemasangan NGT untuk pemenuhan nutrisi
defisiensi mikronutrient. Diet history diantara hal- pada anak dengan kanker. Pemasangan NGT ini
hal yang perlu dimasukkan kedalam riwayat diet ini dapat menyebabkan stres fisik dan psikologis bagi
antara lain informasi tentang suplemen, herbal atau anak maupun keluarga. Perawat sebagai pemberi
terapi alternatif yang digunakan. Hal ini karena asuhan, hendaknya mengurangi atau
ditunjukkan bahwa hampir 85% anak dengan menghilangkan stresor-stresor dengan memberikan
kanker menggunakan beberapa pengobatan pelayanan atraumatik (Wong, 2008). Asuhan
alternatif termasuk didalamnya suplemen diet atraumatik adalah penyediaan asuhan terapeutik
(Nieuwoudt, 2011). pada lingkungan oleh personal dan melalui
penggunaan intervensi yang memperkecil atau
Peran Perawat dalam Pemenuhan Nutrisi bagi menghapus distress psikologis dan fisik yang
Anak dengan Kanker diderita oleh anak-anak dan keluarga dalam sistem
Hasil penelitian cukup banyak mendapatkan pelayanan kesehatan (Wong, 2008). Intervensi yang
data bahwa anak-anak dengan kanker mengalami dapat dilakukan oleh perawat untuk asuhan
malnutrisi dengan berbagai sebab. Perawat sebagai atraumatik antara lain dengan melakukan
garda terdepan dapat melakukan intervensi agar pendekatan psikologis berupa menyiapakan anak-
masalah nutrisi pada anak dengan kanker dapat anak untuk prosedur pemasangan NGT,
diatasi. menyediakan ruangan untuk orang tua dan anak
Dalam pemberian asuhan pelayanan kepada tinggal dalam satu kamar, memberikan informasi
anak dengan kanker perawat tidak terlepas dari kepada anak dan orang tua terhadap tindakan yang
filosofi asuhan keperawatan anak yaitu asuhan akan dilakukan, mengendalikan perasaan sakit
keperawatan berpusat pada keluarga (family centre anak, serta memberikan aktivitas bermain untuk
care), perawatan atraumatik dan manajemen kasus mengungkapkan ketakutan. Selain itu menunjukkan
(Wong, 2008). Gabungan filosofi keperawatan anak sikap caring juga salah satu intervensi keperawatan
dengan peran perawat menjadi kunci penting untuk atraumatik. Caring dapat berwujud dengan
mengatasi masalah nutrisi tersebut. mengembangkan hubungan terapeutik seperti
Perawat mempunyai berbagai peran antara mendengarkan, membuat nyaman orang tua dan
lain sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, anak selama perawatan, menyertakan anak dan
advokat dan konselor (Kozier, Erb, Berman& orang tua dalam perawatan serta peka terhadap
Synder, 2010). Sebagai pemberi asuhan kebutuhan anak dan keluarga.
keperawatan, perawat menerapkan manajemen Intervensi lain dapat dilakukan oleh perawat
kasus dalam pemberian nutrisi pada anak dengan dalam mengatasi masalah nutrisi pada anak dengan
kanker. Perawat dapat berkolaborasi dengan tim kanker adalah dengan mengelola efek samping
kesehatan lain dalam menentukan pilihan nutrisi yang ditimbulkan akibat terapi kanker. Misalnya
yang tepat. Dalam manajemen kasus pemenuhan untuk anak-anak dengan nafsu makan yang buruk,
nutrisi tersebut, apabila pemenuhan nutrisi melalui dapat memulai makanan dengan mengkonsumsi
oral tidak mencukupi kebutuhan, perawat dapat makanan yang berukuran kecil seperti makanan
mempertimbangkan nutrisi enteral sebelum ringan, merubah waktu makan, dan tempat makan.
memulai pemberian nutrisi parenteral. Pemberian Dalam mengelola efek samping yang ditimbulkan
nutrisi enteral menunjukkan adanya integritas yang oleh terapi kanker, perawat dapat melibatkan
baik pada saluran gastrointestinal,mecegah keluarga dalam perawatan anak. Pelibatan keluarga
translokasi bakteri, meningkatkan respon imun dan dalam merawat anak merupakan salah satu filosofi
mengurangi resiko infeksi (Nieuwoudt, 2011). keperawatan anak dalam memberikan asuhan
Akan tetapi pemberian nutrisi enteral tidak bisa keperawatan yang berkualitas.

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 100
Peran perawat berperan sebagai pendidik Referensi
dalam mengatasi malnutrisi pada anak dengan Barr RD, Ribeiro RC, Agarwar BR, Masera G,
kanker adalah dengan memberikan penyuluhan Hesseling PB, Margarath IT. (2002). Pediatric
kepada orang tua cara mengatasi masalah nutrisi oncology in countries with limited resources.
akibat efek samping terapi kanker. Orangtua Principle in practice of pediatric oncology, 4
diberikan pengetahuan agar menyediakan makanan ed, Philadelphia: Lippincott.
yang lembut, menghindari makanan yang dapat Bauer, J., Jurgens, H., Fruhwald. M. (2011).
mengiritasi mulut, memotong makanan dengan Important aspect of nutrition in children with
ukuran yang kecil, menyediakan makanan dalam cancer. American Society for Nutrition. Adv.
kondisi dingin atau sesuai suhu ruangan, untuk Nut: 2: 67-77
anak-anak yang mengalami luka pada mulut. Brinksma, A., Huizinga, G., Sulkers, E., Kamps,
Peran perawat selanjutnya adalah sebagai W., Roodbol, P., Tissing, W. (2012).
advokat Perawat bekerja sama dengan keluarga Malnutrition in childhood cancer patients: A
mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan mereka review on its prevalence and possible causes.
serta merencanakan intervensi yang tepat Crical reviews in oncology/hematology, 83(2):
menghadapi masalah (Wong, 2008). Perawat 249-275.
bersama keluarga mengidentifikasi intervensi yang Cohen,L.,deMoor,C.A.,Eisenberg,P.,Ming,E.E.,&
paling tepat untuk mengatasi masalah nutrisi pada Hu, H. (2007). Chemotherapy induced
klien, misalnya pemilihan pemberian nutrisi enteral nausea and vomiting: Incidence and impact
atau parenteral. on patient quality of life at community
Peran lain yang dapat dilakukan oleh oncology settings. Supportive Care in
perawat dalam mengatasi malnutrisi pada anak Cancer, 15(5), 497-503
dengan kanker adalah sebagai konselor dengan Grunberg, S.M., Deuson, R.R., Mavros,P.,
membantu anak dan keluarga mengenali dan Geling,O., Hansen, M., Crucinai,G.,et.al
menghadapi masalah-masalah yang timbul selama (2004). Incident of chemotherapy- induced
perawatan. Selain masalah fisik, masalah psikologis nausea and emesis after modern antiemetics.
juga sering diahadapi oleh anak dan keluarga. Cancer, 100 (10),2261-2268.
Perawat harus mampu mengidentifikasi tingkat Hawkins, R., Grunberg, S., (2009). Chemoterapy-
stres dan memberikan dukungan kepada keluarga induced nausea and vomiting: challenges
untuk mengatasi stres tersebut. Dengan adanya and opportunities for improved patients
dukungan dari perawat, keluarga mampu outcomes. Clinical Journal of Oncology
menghadapi stress dan bersama perawat Nursing, 12(1),54-64.
memberikan perawatan yang optimal pada anak. Ihbe-Heffinger,A., Ehlken,B., Bernard, R.,
Berger,K., Peschel,C., Eichler,H.G., et.al.
Kesimpulan (2004). The impact of delayed
Malnutrisi hampir dialami oleh anak-anak chemotherapy-induced nausea and vomiting
yang menderia kanker terutama anak-anak yang on patients, health resources utilization and
mendapatkan terapi kanker seperti kemoterapi dan costs in German cancer centers. Annals of
radiasi. Malnutrisi ini apabila tidak diatasi akan Oncology, 15(3), 526-536,
berakibat terganggunya tumbuh kembang anak. Khalifa, A.M.E. (2002). Incident and pattern of
Perawat sebagai garda terdepan mempunyai peran fatigue in patients receiving out-patient
penting untuk mengatasi malnutrisi ini. Dalam chemoteraphy in Oman [Abstract 2908].
menjalankan peran tersebut perawat tidak terlepas Proceedings of the American Society of
dari filosofi asuhan keperawatan pada anak. Clinical Oncology, 21.
Perpaduan peran perawat dan filosofi keperawatan Khalil, A.A., El-Sharkawy,S.G., Gomma,K.A.E.,
anak, malnutrisi pada anak dengan kanker bisa el-Sard, D. (2013). Evaluation of nutritional
diatasi. status of children suffering from cancer
under chemo-radiotherapy, Medical Journal
Cairo University, 81(2), 163-171.
Kozier, Erb, Berman, Snyder. 2010. Buku ajar
fundamental keperawatan: konsep, proses
dan praktik. Jakarta: EGC.
Kusumawardani, N. (1996). Penanganan nutrisi
pada penderita kanker. Media Libangkes
VI(04), 10-15.

Nieuwoudt, CH. (2011). A review article Nutrition


and the child with cancer: where do we

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 101
stand and where do we need to go?. S.Afr.J The University of Chicago Medicine. (2013).
Clin Nutr; 24(3),S23-S26. Nutritional requirements for a child with
Royal College of Nursing. (2010). Nutrition in cancer.
children and young people with cancer. Wong, D.L. (2008). Buku ajar keperawatan
London: Royal College of Nursing pediatrik. Vol.1. Jakarta: EGC
Soeters PB.Schols AM. (2009). Advances in
understanding and assessing malnutrion.
Cure Cur Opin Clin Nutr Metab Care.
12(5): 48-97.

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 102

Anda mungkin juga menyukai