Anda di halaman 1dari 7

MENEMUKAN SANG PENCIPTA

PERTEMUAN 002
NO POIN MATERI PENJELASAN
1 Kisah manusia ketika  Ada sebuah cerita yang menarik tentang seorang manusia ketika
dibangkitkan dari dibangkitkan dari kematiannya. la marah-marah;
kematiannya “Hei, siapa yang berani-beraninya membangunkan aku?”
Kemudian, betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa ternyata ia
telah berada di akhirat.
Namun anehnya, mata yang melotot dan wajah yang ketakutan itu
tiba-tiba berubah menjadi tersenyum dan cengar-cengir. Orang-orang
di sampingnya pun heran. Ada yang bertanya;
“Hei, kenapa Anda malah tersenyum? Bukankah ini hari celaka kita?
Terkutuklah kita karena ternyata Tuhan itu ada dan akhirat itu benar”.
“Ups sori lah ya! Aku dulu.. kelihatannya beriman kok. Ya… untuk jaga-
jaga kalo ternyata cerita tentang Tuhan itu benar dan akhirat itu ada.
He…he,..ternyata benar kan?” Jawabnya.
Orang-orang Iainnya menimpali; “Lho! Anda tuh sama dengan
kami….Apa belum baca tulisan disana?”
la baru sadar ternyata dirinya dikelompokkan bersama lainnya di
tempat yang bertuliskan:
ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN KEPADA TUHAN DAN
AKHIRAT
Dan akhirnya wajah orang itu berubah seperti raut muka orang-orang
di sekitarnya. Pucat pasi ketakutan! Karena menyadari bahwa sebentar
lagi mereka akan mendapat murka dari Tuhan.
 Cerita diatas hanyalah salah satu cerita yang direka untuk
mengingatkan kita semua akan adanya akhirat. Bukan hanya untuk
mengingatkan orang yang tak beriman akan akhirat, melainkan juga
untuk mengingatkan orang yang mengaku beriman, namun dengan
keyakinan kurang dari 100% akan adanya akhirat. Atau dengan kata
lain, cerita untuk mengingatkan orang yang menganggap akhirat itu
hanyalah cerita yang menakutkan dan belum tentu benar adanya.
2 Beragama dengan  Pertanyaan saya, bagaimana mungkin akan masuk surga, kalau kita
keyakinan dan kesadaran sendiri kurang yakin terhadap surga? Apakah seseorang yang kurang
yakin adanya surga akan serius mempersiapkan dirinya untuk masuk
surga? Tentu tidak saudara!!!
 Oleh karena itu menjadi penting sekali untuk membahas masalah
keimanan. Agar kita memiliki keimanan yang kuat dan berpengaruh
dalam perjalanan hidup kita.
 Jangan sampai seseorang memilih beragama hanya karena ikut-ikutan,
warisan, tidak dengan kesadaran atau cuma kebetulan kita beragama.
Beragama hanya untuk jaga-jaga. Padahal beragama adalah aktivitas
pilihan kita. Pilihan dengan kesadaran, sepenuh hati dan dengan
pertimbangan-pertimbangan logis, rasional dan masuk akal.
 Bagaimana caranya mendapatkan keimanan yang kuat dan
berpengaruh dalam perjalanan hidup kita? Mari kita kaji bersama…
3 Mengapa Anda memilih 1. Jawaban-jawaban yang mungkin Anda berikan:

1
menjadi orang yang  “Karena sejak lahir saya sudah beriman”
beriman?  “Karena mengikuti keyakinan orang tua saya”
 “Saya merasa tiba-tiba mendapat hidayah”
 “Saya beriman setelah melalui proses pencarian spiritual”
 “Saya beriman karena takut dikatakan aneh oleh orang-orang di
sekitar saya “
2. Faktanya, bahwa orang yang tidak beragama di muka bumi hanya 16%.
Itupun, walau tidak beragama, separuh dari mereka tetap percaya
adanya Tuhan. Itu artinya hanya 8% penduduk dunia ini yang benar-
benar tidak percaya adanya Tuhan. Sebagian besar atau mayoritas
mutlak, 92% jumlah penduduk di muka bumi ini percaya adanya Tuhan!
3. Sebagian besar dari kita tidak memilih menjadi atheis. Kita memilih
beriman akan adanya Tuhan. Ada banyak sekali bantahan terhadap
pemahaman atheis, sehingga kita memilih beragama.
4 Membuktikan kesalahan  Untuk menjelaskan keberadaan Tuhan, ada sebuah cerita menarik
atheis tentang seseorang yang beriman dengan seorang atheis. Anggap saja
namanya Mamad dan Marsis. Mereka menjadi sahabat akrab karena
banyak kesamaan hobi. Kendati demikian, mereka tidak pernah
“akrab” dalam keyakinan.
 Begini ceritanya:
Ketika mereka mendaki gunung, mereka menemukan benda aneh di
suatu hutan. Karena penasaran, mereka kemudian membersihkan
tanah yang menimbunnya. Dibersihkan juga semak belukarnya hingga
mulai nampak benda apakah itu. Ternyata benda itu adalah sebuah
perahu!
“Kita menemukan benda purbakala nih” kata Marsis sambil terus
meneliti kapal yang lapuk itu. “Wow bagus sekali! Canggih sekali!
Gimana ngukirnya. Padahal nggak ada sambungan” Marsis terus
membersihkannya sambil terheran-heran. Kemudian ia baru sadar
kalau ada yang janggal.
“Lho disini kan gunung! Ih siapa yang buat ini ya? Di gunung kok buat
perahu?” kata Marsis keheranan.
“Coba kamu ulangi?” Si Mamad tiba-tiba memotong,
Marsis malah bingung, “Ulangi? Apanya…?”
“Nggak. Barusan kamu ngomong apa?” tanya Mamad dengan wajah
serius.
“Ini Iho.. perahu kok di sini? padahal nggak ada sungai. Siapa yang
membuat. Kurang kerjaan amat” jawab Marsis.
“Apa? Coba ulangi lagi!” tanya Mamad lagi. Si Marsis jadi jengkel, ia
berteriak:
“Ini perahu siapa yang buwaaat…?!” Dengan telunjuknya Mamad
mengisyaratkan untuk diam, “Ssst!” Marsis mengecilkan suaranya dan
terdiam. Mamad tersenyum, kemudian menatap mata temannya
dengan tatapan tajam.
“Lihatlah betapa kacau otakmu itu, Sis! Kamu lihat kaya’ gini aja, yakin
ada yang membuat. Tapi ketika kamu lihat alam semesta yang lebih
besar, lebih kompleks, lebih rumit,ee…malah nggak percaya kalo semua
itu ada yang buat. Kamu bilang semua itu terjadi dengan sendirinya”.
Marsis baru sadar kalau Mamad ternyata ngajak debat lagi. Ini benar-

2
benar tanpa persiapan, dan memang kalimat Mamad begitu telak
menghunjam hatinya. la terbengong. Mamad tak melewatkan
kesempatan. la bicara lagi.
“Kamu tadi bilang wow…gimana ngukirnya..” kata Mamad
memanyunkan bibirnya untuk menirukan perkataan Marsis. “Ketika
kamu lihat kapal itu canggih, kamu tanyakan gimana buatnya? Kenapa
bisa di situ? Siapa orang yang buat? Kenapa kamu nggak jawab aja air
hujanlah yang secara kebetulan mengukir pohon, dan dengan
sendirinya pohon itu kemudian menjadi perahu? Kenapa kamu tidak
berpikir ala evolusi?”
“Sis, seandainya kamu gunakan akal kamu ketika mengamati
keteraturan hukum alam, betapa indahnya alam ini, aku yakin kamu
pasti akan berpikir betapa Maha Canggih Pencipta itu, kamu akan
mencariNya dan pasti kamu akan menyembahNya. Ah, tapi sayang,
jalan pikiranmu kacau.”
 Nah, saudaraku yang cerdas, cerita di atas hanya untuk
menggambarkan betapa kacaunya pikiran seseorang yang tak percaya
adanya Sang Pencipta Alam Semesta. Dan juga betapa sederhananya
untuk memahami bahwa PENCIPTA ITU ADA. Memahami keberadaan
pencipta adalah sepenuhnya bisa dibuktikan dengan akal, bukan teori-
teori filsafat.
5 Memahami adanya Sang  Untuk mehamami adanya Sang Pencipta, kita cukup mengamati
Pencipta (1) manusia, kehidupan dan alam semesta di jagad raya ini. Dengan
menggunakan kemampuan berpikir, kita buktikan adanya Sang
Pencipta dengan beberapa metode.
 Pertama, silahkan amati benda-benda di sekeliling Anda. Sudah? Ya,
lalu adakah suatu benda di sekeliling Anda yang terjadi, atau ada
dengan sendirinya? Adakah diantara benda-benda tersebut ada di
tempat itu karena keinginannya, ataukah ada yang menempatkannya
di situ?
 Jika Anda sedang duduk, silahkan pegang kursi/karpet yang Anda
duduki sekarang. Apakah kursi/karpet itu terjadi dengan sendirinya?
Ataukah ada yang membuatnya? Apa ia berada di tempatnya sekarang
dengan sendirinya? Atau ada pihak lain yang meletakkannya? Ya!
Kursi/karpet ada yang membuat dan ada yang meletakkannya sehingga
bisa Anda duduki sekarang.
 Kalau kursi/karpet yang sangat sederhana saja ada yang menciptakan,
bagaimana dengan manusia yang rumit metabolisme, psikologis dan
struktur fisiknya? Bagaimana dengan benda-benda pengisi jagad raya
ini? Apakah mereka ada dengan sendirinya ataukah ada yang
menciptakannya? Betul sekali! Semuanya ada yang menciptakannya. la
adalah Sang Maha Pencipta.
 Contoh Iain, ketika kita datang ke suatu kampung kemudian kita
melihat sebuah tugu. Apakah kita akan mengatakan tugu itu terjadi
dengan sendirinya, hanya gara-gara kita tak melihat langsung
pembuatan tugu itu? Meyakini adanya Tuhan adalah hal sederhana,
sepele, lumrah sehingga wajar jika sebagian besar manusia meyakini
adanya Tuhan.
6 Memahami adanya Sang  Kedua, mari kita amati keteraturan-keteraturan di sekitar kita. Coba

3
Pencipta (2) perhatikan lampu merah yang ada di persimpangan jalan. Setiap sekian
detik lampu menyala bergantian, merah, kuning dan hijau. Bukan hanya
bergantian pada tiang lampu yang sama, tetapi bergantian secara
teratur dari persimpangan jalan lainnya.
 Coba perhatikan bandar udara di sekitar tempat tinggal Anda. Hampir
setiap menit pesawat-pesawat silih berganti naik-turun, take
off dan landing. Semuanya serba teratur sehingga perjalanan lancar.
Tidak terjadi tabrakan.
 Atau misalnya pelabuhan di daerah Tanjung Priok Jakarta Utara yang
merupakan pelabuhan laut terbesar di Indonesia. Setiap hari kapal-
kapal besar bersandar untuk bongkar-muat barang. Walaupun panjang
dermaga sangat terbatas, belum pernah terdengar kabar ada kapal
yang tabrakan. Sepertinya kapal-kapal itu tahu pasti kapan harus masuk
dan kapan harus keluar dari pelabuhan. Mereka tahu dengan jelas
harus lewat mana untuk menghindari tabrakan dengan kapal-kapal
lainnya.
 Pertanyaan saya, apakah lampu lalu lintas di persimpangan jalan itu
menyala bergantian dengan sendirinya ataukah ada yang mengatur
alias mensetting atau menyetelnya? Apakah take off dan landingnya
pesawat di landasan berjalan dengan sendirinya atau ada yang
mengaturnya? Apakah keluar masuk kapal di pelabuhan
berjalan dengan sendirinya? Atau ada pihak yang mengatur lalu
lintasnya?
 Setuju! Lampu itu ada yang mengaturnya. Take off-landing pesawat ada
yang mengaturnya. Juga keluar masuk kapal di pelabuhan ada yang
mengaturnya.
 Lalu bagaimana dengan keteraturan terbitnya siang dan malam?
Keteraturan bumi mengelilingi matahari? Keteraturan antara rotasi
planet-planet lainnya?
 Apakah mereka berputar dengan sendirinya, berkeliling dengan
sendirinya? Ataukah ada yang mengaturnya?
 Exactly right! Mereka ada yang mengaturnya agar berputar dengan
ritme dan pola yang sama. Berjalan dengan jalur yang tetap. Lalu siapa
yang mengatur semua itu? Apakah planet-planet itu yang mengatur diri
mereka sendiri? Siapa yang mampu mengatur miliaran planet di jagad
raya ini, sehingga tidak ada yang berbenturan satu sama lain? PASTI
hanya yang menciptakan semua benda-benda langit itulah yang
mampu mengaturnya.
7 Memahami adanya Sang  Ketiga, ada pola-pola khas di sekitar kita. Anda tahu proses produksi
Pencipta (3) yang menggunakan ban berjalan? Ya! Ada pola-pola dan keteraturan di
sana. Dari bahan baku (raw material) disiapkan, masuk dalam proses
produksi, lalu keluar menjadi barangjadi (finish goods), semuanya
berjalan dengan pola dan keteraturan yang pasti. Pasti waktunya, pasti
prosesnya dan pasti hasilnya.
 Apakah pola-pola pada proses produksi tersebut berjalan dengan
sendirinya? Ataukah ada yang mengatur dan mengendalikannya? Jika
ada yang mengatur, siapa dia? Bagaimana dia berkuasa untuk
mengatur pola-pola itu?
 Ternyata, pola-pola itu juga terjadi pada kehidupan manusia. Misalnya,

4
perkembangan seorang manusia sejak sperma bertemu ovum, lalu
menjadi janin, kemudian lahirlah seorang bayi, menjadi anak-anak,
remaja, dewasa dan mengakiri polanya dengan kematian. Pola-pola ini
juga terjadi pada makhluq-makhluq hidup lainnya, baik tumbuhan
maupun binatang.
 Begitu juga dengan pola-pola alami lainnya. Seperti terbentuknya
hujan. Mula-mula air mengalir ke laut. Lalu air laut menguap. Karena
terpaan angin, uap air laut itu bergerak menuju daratan. Pada
ketinggian dan suhu tertentu, uap air itu berubah menjadi butiran-
butiran air. Karena gaya tari bumi (gravitasi) butiran-butiran air itupun
turun menjadi hujan.
 Anehnya, kendati air hujan itu semula berasal dari uap air laut, namun
tidak pernah ada yang asin. Kemudian, air hujan itu mengalir kembali
melalu sungai-sungai menuju lautan. Lebih aneh lagi, setelah tiba di
laut, air sungai yang semula tawar, langsung menjadi asin.
 Pertanyaannya, siapa yang mengatur pola-pola kehidupan itu? Siapa
yang menghidupkan? Dan siapa yang mematikannya? Apakah mereka
hidup dengan sendirinya? Atau tiba-tiba mati dengan sendirinya? Siapa
yang menguapkan air laut? Siapa yang membuatnya tawar? Siapa yang
mengatur reaksi kimia dan fisika proses terjadinya hujan tersebut?
Apakah terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang mengendalikannya?
Ataukah ada pihak Iain yang melakukannya? Ya! Pintar sekali. Ada yang
mengatur, mengendalikan dan melakukannya. Dialah Sang Pencipta
yang melakukannya!
8 Memahami adanya Sang  Keempat, kalau kita amati tentang manusia, gejala-gejala kehidupan
Pencipta (4) dan alam semesta, ternyata ketiganya adalah terbatas. Mereka
(manusia, keidupan, alam) ada awalnya dan ada akhirnya. Artinya
mereka lemah, membutuhkan yang lain, mereka diatur (teratur) oleh
suatu aturan tertentu dan mereka tidak kuasa menolak aturan itu, dan
seterusnya.
 Nah, sekali lagi siapa yang mengatur itu? Padahal jelas, aturan itu
bukan dari mereka. Hukum alam adalah hal lain dari alam. Siapa yang
mengawali dan mengakhiri makhluk-makhluk itu? Siapa itu yang
membatasi manusia, kehidupan dan alam semesta? Ada apa dibalik
alam semesta, manusia dan kehidupan ini. Dialah Sang Pencipta. Dialah
Tuhan. That is God. Sang Pengatur.
 Kesimpulannya adalah ADA PENCIPTA semua yang ada di alam semesta
ini. Dan ada PENGATUR semua keteraturan di jagad raya ini. Kita semua
menyebutNya TUHAN!
 Pertanyaan selanjutnya yang perlu kita jawab adalah siapa Tuhan itu?
Ada berapa banyak Tuhan atau pencipta itu? Seperti apakah Dia?
Bagaimana proses keberadaannya? Mari kita bahas satu persatu.
9 Apakah keberadaan Tuhan  Begini sahabatku, kalau Tuhan itu lebih dari satu, pasti masing-masing
itu banyak (jamak) atau diantara mereka memiliki selera masing-masing. Apakah Anda bisa
tunggal? membayangkan seperti apa jadinya jagad raya ini jika Tuhannya
banyak?
 Tidak usah banyak-banyak, misalnya Tuhan itu ada 2. Tuhan A ingin
matahari terbit dari timur, sedangkan Tuhan B ingin terbit dari barat.
AtauTuhan A ingin hidung manusia berlubang 1 sedangkan Tuhan B

5
ingin lubang 3. Tuhan A ingin Matahari sebagai pusat edar galaxy Bima
Sakti, sedangkan Tuhan B ingin Pluto sebagai pusat edarnya. Apakah
Anda bisa membayangkan, merasakan dan mendengarkan seperti apa
jadinya jagad raya ini? Ya, kacau saudara…
 Fakta, bahwa di dunia ini pengatur tertinggi mestinya hanya satu. Apa
jadinya jika di wilayah RT Anda ada 2 orang ketua RT? Seperti apa jika
kepala pemerintahan di suatu wilayah ada 3 orang? Bisakah Anda
bayangkan kalau direktur utama suatu perusahaan ada 5 orang?
Apakah keteraturan yang terjadi atau justru kekacauan?
 Anda tahu pasti jawabannya. Tapi… Mengapa masih banyak orang yang
percaya bahwa Tuhan itu lebih dari satu!?
10 Bagaimana proses Ada tiga kemungkinan tentang adanya Tuhan:
terjadinya Tuhan itu? 1. Kemungkinan pertama, TUHAN DICIPTAKAN OLEH YANG LAIN.
Kemungkinan ini adalah kemungkinan yang tertolak alias kemungkinan
yang bathil atau tidak benar. Mengapa? Kalau ia diciptakan oleh yang
lain, berati ia adalah hasil ciptaan atau makhluq. Berarti ia sama
dengan makhluq yang lain, punya banyak keterbatasan dan harus hidup
dengan aturan-aturan penciptanya. Kemungkinan pertama ini mustahil
kebenarannya.
2. Kemungkinan kedua, TUHAN MENCIPTAKAN DIRINYA SENDIRI.
Kemungkinan ini juga mustahil alias tertolak atau bathil. Mengapa?
Karena sangat bertentangan dengan akal bertentangan dengan fıthrah,
tidak sesuai dengan kenyataan di jagad raya ini. Bahwa sesuatu
berperan ganda pada saat yang bersamaan. Pada waktu yang sama
Tuhan ini menjadi pencipta dan sekaligus menjadi yang diciptakan.
Anda bisa membayangkan kejadiannya? Ngawur banget!
3. Kemungkinan ketiga, KEBERADAAN TUHAN SESUATU YANG MUTLAQ
atau kata ustadz“wajib ul’wujud” (Azali). la tidak mungkin sama dengan
ciptaan. Tidak diciptakan, tidak menciptakan diri, tidak terbatas, tidak
berawal dan tidak berakhir, Dia Yang Ada, Yang Kekal. Yang tidak
terjangkau dzatnya, akan tetapi terjangkau keberadaannya.
11 Bagaimana kita bisa  Tenang… Saya punya penjelasannya. Sebagai contoh begini. Misalnya,
menjangkau keberadaan suatu ketika kita di dalam ruangan, kemudian mendengar suara
Tuhan yang tidak kelihatan pesawat menderu di udara. Apakah Anda yakin bahwa ada pesawat
(ghoib)? lewat di udara di atas kita? Ya, tentu Anda meyakininya. Kita meyakini
100% adanya pesawat iłu. Padahal kita tak melihat dulu atau
menjangkau dzat (benda)nya pesawat iłu.
 Contoh lain, dari mana Anda yakin adanya setrum? Setrum yang tidak
kelihatan bentuknya dan tidak terdengar suaranya,Anda kok percaya?
Ya!
 Anda meyakini adanya setrum dengan melihat lampu menyala, radio
bersuara, teve mengeluarkan gambar dan lain. Atau, silakan ambil
paku dengan tangan kosong Anda. Tetap pegang paku itu dengan
tangan Anda, lalu masukkan paku itu ke stop contact listrik di rumah
Anda! Berani??
 Nah, jadi sebenarnya, kita ini bisa dan biasa meyakini adanya sesuatu
yang ghoib, alias tidak terlihat tanpa perlu menjangkau dzatnya atau
bendanya.
 Suara pesawat sebagai perantara kita untuk meyakini bahwa 100% ada

6
(pesawat lewat). Keberadaan udara kita saksikan karena ada sesuatu
yang bergerak karenanya. Kita meyakini adanya setrum tanpa perlu
melihat, merasakan dan mendengarnya, cukup dengan melihat lampu
yang menyala.
12 Siapa nama Sang Pencipta  Saudaraku yang mulia, siapa saja yang telah menyadari adanya Sang
itu? Pencipta, maka sesungguhnya mereka beriman pada dzat (sesuatu)
yang sama. Mereka merujuk pada sesuatu yang Satu, Dialah Sang
Pencipta. Setiap orang yang menyadari adanya Tuhan, maka
sesungguhnya mereka sedang memikirkan dzat yang sama, zat yang
satu. Yaitu Sang Khaliq.
 Bukankah semua orang memberi nama yang satu pula? Yaitu Sang
Pencipta? Yaitu Tuhan? Betul! Jika demikian, permasalahannya adalah
Tuhan yang mana? Siapa Sang Pencipta yang Maha Kuasa itu?
Kenyataannya, banyak kelompok-kelompok manusia yang katanya
meyakini adanya Tuhan dengan sifat-sifat ketuhanan yang berbeda-
beda.
 Jawabannya adalah, sesungguhnya kita tak akan pernah mengetahui
nama Sang Pencipta itu, bila hanya dengan pengamatan dan
perenungan. Ketika seseorang baru saja menyadari keberadaan Tuhan,
maka itu bukan akhir dari perjalanan hidupnya. Itu hanyalah awal dari
perjalanan menuju ketenangan batin dan pikiran.
 Dengan akal thok, manusia hanya bisa menangkap fenomena
penciptaan, adanya Sang Pencipta. Bahwa yang Maha Kuasa, Sang
Pencipta itu ada. Karena ia menyadari bahwa dirinya hanya sebuah
hasil ciptaan (makhluq) di tengah beraneka ragam ciptaan-ciptaan
Iainnya.
 Setelah mengetahui bahwa ada yang menciptakan manusia, kehidupan
dan alam semesta ini, selanjutnya adalah kita perlu mengetahui siapa
Sang Pencipta itu dan untuk apa Ia menciptakan kita serta kemana
setelah kehidupan dunia ini.
 InsyaAllah jawabannya akan kita bahas pada pertemuan selanjutnya…
13 Berbagilah Ada yang mau maju ke depan dan menjelaskan:
1. Bagaimana membuktikan kesalahan atheis?
2. Empat cara memahami Sang Pencipta
3. Mengapa Tuhan itu satu?
4. Bagaimana proses terjadinya Tuhan itu?
5. Bagaimana kita bisa menjangkau keberadaan Tuhan yang tidak
kelihatan?

Anda mungkin juga menyukai