Anda di halaman 1dari 13

TUGAS M6 KB3

HENDRA KURNIAWAN

MATEMATIKA B

1. Carilah aturan yang digunakan dalam pembulatan dan berikan contohnya

Jawab

Aturan pembulatan saling berkaitan dengan angka penting, untuk itu untuk menjawab
pertnyaan ini, digunakan pula aturan – aturan dalam angka penting.

a. Aturan – aturan dalam angka penting


 Setiap angka yang bukan nol pada suatu bilangan adalah angka penting
Contoh : Bilangan 14,256 adalah bilangan yang terdiri dari 5 angka
penting.
Bilangan 43,12375 adalah bilangan yang terdiri dari 7 angka penting
 Setiap angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah
angka penting. Contoh : Bilangan 7000,2003 adalah bilangan yang
terdiri dari 9 angka.
 Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di
belakang tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : Bilangan 23,50000 adalah bilangan yang terdiri dari 7 angka
penting.
Bilangan 278,300 adalah bilangan yang terdiri dari 6 angka
penting.
Berdasarkan aturan maka Bilangan 270,0090 memiliki 7 angka penting.
Bilangan 0,0090 memiliki 2 angka penting.
Bilangan 0,001360 memiliki 4 angka penting
 Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol terakhir dan tanpa
tanda
Decimal bukan merupakan angkapenting
Contoh : Bilangan 3500000 merupakan bilangan dengan 2 angka penting
 Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama bukan
merupakan angka penting.
Contoh : Bilangan 0,0000352 merupakan bilangan dengan 3 angka
penting.
Bilangan 0,1764 merupakan bilangan dengan 4 angka penting.
Bilangan 0,0000012 merupakan bilangan dengan 2 angka penting.
 Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang
terakhir, dan terletak di depan tanda desimal merupakan angka penting.
Contoh : Bilangan 7000, merupakan bilangan dengan 5 angka penting.
 Untuk menunjukkan jumlah angka bena, kita dapat memberi tanda pada
angka yang merupakan batas angka bena dengan garis bawah, garis
atas, atau cetak tebal.
Contoh : 1256 adalah bilangan yang mempunyai 4 angka signifikan

b. Aturan pembulatan
 Pembulatan suatu bilangan berarti menyimpan angka penting dan
membuang bukan angka penting dengan mengikuti aturan-aturan berikut:
a) Tandai bilangan yang termasuk angka signifikan dan angka tidak
signifikan.
Contoh : Empat angka penting dari bilangan 16,7321 adalah
16,73

b) Jika digit pertama dari bukan angka penting lebih besar dari 5, maka
digit terakhir dari angka penting ditambah 1. Selanjutnya buang bukan
angka penting.

Contoh : Jika bilangan 23,472 dibulatkan menjadi tiga angka signifikan,


maka ditulis menjadi 23,5

c) Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih kecil dari 5, maka buang
bukan angka penting

Contoh : Jika bilangan 23,674 dibulatkan menjadi empat angka


signifikan, maka ditulis menjadi 23,67

d) Jika digit pertama dari bilangan bukan angka penting sama dengan 5,
maka:

- Jika digit terakhir dari angka signifikan ganjil, maka digit terakhir
angka signifikan ditambah 1. Selanjutnya buang angka tidak
signifikan.

Contoh : Jika bilangan 37,759 dibulatkan menjadi tiga angka


penting, maka ditulis menjadi 37,8

- Jika digit terakhir dari angka penting merupakan bilangan genap


genap, maka buang bukan angka penting.

Contoh : Jika bilangan 79,859 dibulatkan menjadi tiga angka


penting, maka ditulis menjadi 79,8
Sumber referensi : DIKTAT-Metode Numerik.pdf

https://www.scribd.com/doc/308629607/DIKTAT-Metode-Numerik-pdf

2. Carilah aplikasi penggunaan metode numerik pencarian solusi sistem


persamaan dan interpolasi

a. Berdasarkan data PUSDALISBANG Jawa Barat, diperoleh informasi


bahwa jumlah penduduk Kab. Sumedang terlihat pada table berikut

Tahun 2014 2015

Jumlah penduduk 1.131.516 1.137.273

Perkirakan Jumlah penduduk Kab. Sumedang pada tahun 2016 berdasarkan


table diatas

b. Pemodelan dari contoh kasus jumlah penduduk diatas sebaagai berikut

Misalkan,

𝑥0 = 2014 𝑦0 = 1.131.516

𝑥1 = 2015 𝑦1 = 1.137.273

Ditanyakan : prediksi jumlah penduduk tahun 2016

c. Penyelesaian

(𝑦1 − 𝑦0 )(𝑥 − 𝑥0 )
𝑝1 (𝑥) = 𝑦0 +
𝑥1 − 𝑥0

𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑥 = 2016

(𝟏. 𝟏𝟑𝟕. 𝟐𝟕𝟑 − 1.131.516 )(2016 − 2014)


𝑝1 (2016) = 𝟏. 𝟏𝟑𝟏. 𝟓𝟏𝟔 +
2015 − 2014

(𝟓𝟕𝟓𝟕)(2)
𝑝1 (2016) = 𝟏. 𝟏𝟑𝟏. 𝟓𝟏𝟔 +
1
11.514
𝑝1 (2016) = 𝟏. 𝟏𝟑𝟏. 𝟓𝟏𝟔 +
1

𝑝1 (2016) = 𝟏. 𝟏𝟒𝟑. 𝟎𝟑𝟎

𝒎𝒂𝒌𝒂, 𝒑𝒆𝒓𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒌𝒂𝒃. 𝑺𝒖𝒎𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝟐𝟎𝟏𝟔 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝟏. 𝟏𝟒𝟑. 𝟎𝟑𝟎 𝒋𝒊𝒘𝒂

Alternatif lain dalam menyelesaikan kasus diatas dianataranya

 Model pertumbuhan penduduk Malthus ( pola deret ukur )

Pn = P1 R n –1

Keterangan :
Pt = jumlah penduduk tahun ke n
t = waktu/periode
r = tingkat pertumbuhan per periode
Penduduk tahun ke 1 (tahun dasar)
Dengan R = 1 +r

Dari contoh soal kasus diatas didapat


P1 = 1.131.516
r = 0,005 %
R = 1 + 0,005 = 1,005

Penyelesaian
Pn = P1 R n –1
P2 = 1.131.516 (1,005)1
P2 = 1.137.173 jiwa

Maka didapat kesimpulan bahwa perkiraan jumlah penduduk kab.


Sumedang pada tahun 2016 ( 2 tahun setelah 2014 ) adalah 1.137.173
jiwa

 Metode proyeksi penduduk Aritmatik

Pt = P + b.t
Keterangan
Pt = Proyeksi penduduk di masa depan
P = Penduduk tahun awal
b = angka pertumbuhan penduduk tahunan
t = waktu/periode

Pt = 1.131.516 + 5.757 ( 2 )
= 1.143.030
Perkiraan penduduk SUmedang pada 2016 adalah 1.143.030 jiwa
 Metode proyeksi penduduk Geometrik
Pn = Po (1+r)⒩
Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu
Po = Penduduk awal tahun
1 = konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk
n = rentang tahun

Pn = 1.131.516 (1 + 0,005)2
Pn = 1.131.516 (1,010025)
Pn = 1.142.859 jiwa

B. Kerjakan soal-soal berikut dengan langkah-langkah yang


tepat!
Diberikan sistem persamaan linier berikut :

x + 2y + 3z = 1,

2x + 5y + z3=6,

4 + 8z = -6

Selesaikanlah dengan:

1. Iterasi Jacobi
2. Iterasi Gauss-Seidel

Penyelesaian
1. Iterasi Jacobi
Persamaan diatas dapat ditulis kembali sebagai berikut :
𝑥 = 1 − 2𝑦 − 3𝑧 .......................................... iv)
6 2 3
y = 5 − 5 x − 5 z ........................................... v)
10
z=− 8
...................................................... vi)

Sehingga, sistem persamaan tersebut dapat ditulis seperti berikut :


𝑥 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = −2𝑦 (𝑙𝑎𝑚𝑎) − 3𝑧 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + 1
2 3 6
𝑦 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = − 𝑥 (𝑙𝑎𝑚𝑎) − 𝑧 (𝑙𝑎𝑚𝑎) +
5 5 5
10
𝑧 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = 0𝑥 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + 0𝑦 (𝑙𝑎𝑚𝑎) −
8
Yang secara umum dapat diformulasikan sebagai persamaan matriks berikut :
𝑋 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = 𝐽𝑋 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + 𝑢
Dimana,
1
𝑥 (𝑏𝑎𝑟𝑢) 0 −2 −3 𝑥 (𝑙𝑎𝑚𝑎) 6
(𝑏𝑎𝑟𝑢) 2 3 (𝑙𝑎𝑚𝑎)
[𝑦 ] = [− 0 − ] [𝑦 ]+ 5
(𝑏𝑎𝑟𝑢) 5 5 (𝑙𝑎𝑚𝑎) 10
𝑧 0 0 0 𝑧
[− 8 ]
Atau dapat ditulis sebagai berikut :
𝑋 𝑘 = 𝐽𝑋 𝑘−1 + 𝑢
Dimana 𝑘 = 1,2,3, … , 𝑛. Sehingga persamaan matriks dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1
𝑥 (𝑘) 0 −2 −3 𝑥 (𝑘−1) 6
(𝑘) 2 3 (𝑘−1)
[𝑦 ] = [− 0 − ] [𝑦 ]+ 5
(𝑘) 5 5 (𝑘−1) 10
𝑧 0 0 0 𝑧 −
[ 8]
Persamaan diatas, indeks 𝑘 menunjukkan jumlah perhitungan iterasi. Pada 𝑘 = 1,
dapat ditulis persamaan linier sebagai berikut :
𝑥 (1) = −2𝑦 (0) − 3𝑧 (0) + 1
2 3 6
𝑦 (1) = − 𝑥 (0) − 𝑧 (0) +
5 5 5
10
𝑧 (1) = 0𝑥 (0) + 0𝑦 (0) −
8
Jika diberikan nilai-nilai awal 𝑥 (0) = 0, 𝑦 (0) = 0, dan 𝑧 (0) = 0 atau dinyatakan
sebagai hampiran awal 𝑋 (0) = (0; 0; 0)𝑇 , maka hampiran pertama pada penyelesaian
tersebut adalah :
𝑥 (1) = 1,0000
6
𝑦 (1) = = 1,2000
5
10
𝑧 (1) =− = −1,2500
8
Atau 𝑋 (1) = (1,0000; 1,2000; −1,2500)𝑇 . Setelah nilai 𝑋 (1), perhitungan tersebut
diulang kembali untuk mendapatkan hasil iterasi kedua, yaitu ketika 𝑘 = 2. Caranya
adalah dengan memasukkan nilai-nilai 𝑋 (1) = (1,0000; 1,2000; −1,2500)𝑇 ke suku-
suku pada ruas kanan tanda sama dengan,
𝑥 (2) = −2𝑦 (1) − 3𝑧 (1) + 1  𝑥 (2) = −2(1,2000) − 3(1,2500) + 1 = −5,1500
2 3 6 2 3 6
𝑦 (2) = − 5 𝑥 (1) − 5 𝑧 (1) + 5  𝑦 (2) = − 5 (1,0000) − 5 (1,2500) + 5 = 1,5500
10 10
𝑧 (2) = − 8
 𝑧 (2) = − 8
= −1,2500

Maka nilai-nilai 𝑋 (2) yang didapatkan adalah 𝑋 (2) = (−5,1500; 1,5500; −1,2500)𝑇 .
Setelah diperoleh nilai-nilai 𝑋 (2) , perhitungan tersebut diulang kembali agar
mendapatkan iterasi ketiga, dimana 𝑘 = 3 dengan memasukkan nilai-nilai 𝑋 (2).
Setelah mendapatkan nilai-nilai 𝑋 (3), perhitungan tersebut diulang kembali agar
mendapatkan iterasi keempat, dimana 𝑘 = 4 dengan memasukkan nilai-nilai 𝑋 (3) .
Ulangi langkah-langkah tersebut sampai 𝑋 (𝑏𝑎𝑟𝑢) mendekati solusi yang tepat.
Berikut adalah hasil proses iterasi dengan menggunakan MICROSOFT EXCEL
Tabel Hasil Iterasi Jacobi (Ketelitian sampai 4 angka decimal)

𝒏 𝒙 𝒚 𝒛
0 0,0000 0,0000 0,0000
1 1,0000 1,2000 -1,2500
2 2,3500 1,5500 -1,2500
3 1,6500 1,0100 -1,2500
4 2,7300 1,2900 -1,2500
5 2,1700 0,8580 -1,2500
6 3,0340 1,0820 -1,2500
7 2,5860 0,7364 -1,2500
8 3,2772 0,9156 -1,2500
9 2,9188 0,6391 -1,2500
10 3,4718 0,7825 -1,2500
11 3,1850 0,5613 -1,2500
12 3,6274 0,6760 -1,2500
13 3,3980 0,4990 -1,2500
14 3,7519 0,5908 -1,2500
15 3,5684 0,4492 -1,2500
16 3,8515 0,5226 -1,2500
17 3,7047 0,4094 -1,2500
18 3,9312 0,4681 -1,2500
19 3,8138 0,3775 -1,2500
𝒏 𝒙 𝒚 𝒛
20 3,9950 0,4245 -1,2500
21 3,9010 0,3520 -1,2500
22 4,0460 0,3896 -1,2500
23 3,9708 0,3316 -1,2500
24 4,0868 0,3617 -1,2500
25 4,0267 0,3153 -1,2500
26 4,1194 0,3393 -1,2500
27 4,0713 0,3022 -1,2500
28 4,1455 0,3215 -1,2500
29 4,1071 0,2918 -1,2500
30 4,1664 0,3072 -1,2500
31 4,1357 0,2834 -1,2500
32 4,1831 0,2957 -1,2500
33 4,1585 0,2767 -1,2500
34 4,1965 0,2866 -1,2500
35 4,1768 0,2714 -1,2500
36 4,2072 0,2793 -1,2500
37 4,1915 0,2671 -1,2500
38 4,2158 0,2734 -1,2500
39 4,2032 0,2637 -1,2500
40 4,2226 0,2687 -1,2500
41 4,2125 0,2610 -1,2500
42 4,2281 0,2650 -1,2500
43 4,2200 0,2588 -1,2500
44 4,2325 0,2620 -1,2500
45 4,2260 0,2570 -1,2500
46 4,2360 0,2596 -1,2500
47 4,2308 0,2556 -1,2500
48 4,2388 0,2577 -1,2500
49 4,2347 0,2545 -1,2500
50 4,2410 0,2561 -1,2500
51 4,2377 0,2536 -1,2500
52 4,2428 0,2549 -1,2500
53 4,2402 0,2529 -1,2500
54 4,2443 0,2539 -1,2500
55 4,2421 0,2523 -1,2500
56 4,2454 0,2531 -1,2500
57 4,2437 0,2518 -1,2500
58 4,2463 0,2525 -1,2500
59 4,2450 0,2515 -1,2500
60 4,2471 0,2520 -1,2500
61 4,2460 0,2512 -1,2500
𝒏 𝒙 𝒚 𝒛
62 4,2476 0,2516 -1,2500
63 4,2468 0,2509 -1,2500
64 4,2481 0,2513 -1,2500
65 4,2474 0,2508 -1,2500
66 4,2485 0,2510 -1,2500
67 4,2479 0,2506 -1,2500
68 4,2488 0,2508 -1,2500
69 4,2484 0,2505 -1,2500
70 4,2490 0,2507 -1,2500
71 4,2487 0,2504 -1,2500
72 4,2492 0,2505 -1,2500
73 4,2489 0,2503 -1,2500
74 4,2494 0,2504 -1,2500
75 4,2492 0,2502 -1,2500
76 4,2495 0,2503 -1,2500
77 4,2493 0,2502 -1,2500
78 4,2496 0,2503 -1,2500
79 4,2495 0,2502 -1,2500
80 4,2497 0,2502 -1,2500
81 4,2496 0,2501 -1,2500
82 4,2497 0,2502 -1,2500
83 4,2497 0,2501 -1,2500
84 4,2498 0,2501 -1,2500
85 4,2497 0,2501 -1,2500
86 4,2498 0,2501 -1,2500
87 4,2498 0,2501 -1,2500
88 4,2499 0,2501 -1,2500
89 4,2498 0,2501 -1,2500
90 4,2499 0,2501 -1,2500
91 4,2499 0,2500 -1,2500
92 4,2499 0,2501 -1,2500
93 4,2499 0,2500 -1,2500
94 4,2499 0,2500 -1,2500
95 4,2499 0,2500 -1,2500
96 4,2499 0,2500 -1,2500
97 4,2499 0,2500 -1,2500
98 4,2500 0,2500 -1,2500
99 4,2499 0,2500 -1,2500
100 4,2500 0,2500 -1,2500
101 4,2500 0,2500 -1,2500
Pada table di atas, terlihat bahwa pada iterasi ke-101, nilai yang dihasilkan sama
dengan nilai pada iterasi ke-100 sehingga iterasi dihentikan pada iterasi ke-100,
Setelah iterasi ke-100 diperoleh hampiran penyelesaian sebagai berikut :
𝑿 = (𝟒, 𝟐𝟓𝟎𝟎; 𝟎, 𝟐𝟓𝟎𝟎; −𝟏, 𝟐𝟓𝟎𝟎)𝑻

2. Iterasi Gauss-Seidel
Pada metode iterasi Gauss-Seidel, nilai-nilai yang paling akhir dihitung digunakan
didalam semua perhitungan. Jelasnya, didalam iterasi Jacobi, menghitung :
(𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘)
𝑥𝑖 = 𝑓 (𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖+1 , … , 𝑥𝑛 )

Sedangkan pada itrasi Gauss-Seidel menghitung :


(𝑘+1) (𝑘+1) (𝑘+1) (𝑘+1) (𝑘+1) (𝑘)
𝑥𝑖 = 𝑓 (𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖+1 , … , 𝑥𝑛 )

Rumus untuk hampiran ke-𝑘 pada metode iterasi Gauss-Seidel adalah sebagai
berikut :
𝑖=1 𝑛
(𝑘) 1 (𝑘) (𝑘−1)
𝑥𝑖 = (𝑏𝑖 − ∑ 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗 − ∑ 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗 )
𝑎𝑖𝑖
𝑗=1 𝑗=𝑖+1

Dengan syarat 𝑎𝑖𝑖 ≠ 0 dan 𝑘 = 1,2,3, …


Metode iterasi Gauss-Seidel dapat dinyatakan dalam bentuk matriks. Nyatakan
diagonal nol dan 𝐷 matriks diagonal. Rumus iterasi Gauss-Seidel dapat ditulis dalam
bentuk :
𝑋 (𝑘) = 𝐷 −1 ( 𝑏 − 𝐿𝑋 (𝑘) − 𝑈𝑋 (𝑘−1)
 (𝐷 + 𝐿)𝑋 (𝑘) = 𝑏 − 𝑈𝑋 (𝑘−1)
 𝑋 (𝑘) = (𝐷 + 𝐿)−1 (𝑏 − 𝑈𝑋 (𝑘−1) )
Metode iterasi Gauss-Seidel hamper sama dengan metode iterasi Jacobi.
Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan nilai elemen vector 𝑥 (𝑏𝑎𝑟𝑢) yang
langsung digunakan pada persamaan dibawahnya. Berikut penyelesaian soal
sebelumnya dengan iterasi Gauss-Seidel :
𝑥 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = −2𝑦 (𝑙𝑎𝑚𝑎) − 3𝑧 (𝑙𝑎𝑚𝑎) + 1
2 3 6
𝑦 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = − 𝑥 (𝑏𝑎𝑟𝑢) − 𝑧 (𝑙𝑎𝑚𝑎) +
5 5 5
10
𝑧 (𝑏𝑎𝑟𝑢) = 0𝑥 (𝑏𝑎𝑟𝑢) + 0𝑦 (𝑏𝑎𝑟𝑢) −
8
Sistem persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam indeks 𝑘 seperti dibawah ini
dimana 𝑘 adalah jumlah iterasi
𝑥 (𝑘) = −2𝑦 (𝑘−1) − 3𝑧 (𝑘−1) + 1
2 3 6
𝑦 (𝑘) = − 𝑥 (𝑘) − 𝑧 (𝑘−1) +
5 5 5
10
𝑧 (𝑘) = 0𝑥 (𝑘) + 0𝑦 (𝑘) −
8
Jika diberikan nilai-nilai awal 𝑋 (0) adalah 𝑥 (0) = 0, 𝑦 (0) = 0, dan 𝑧 (0) = 0 atau
dinyatakan sebagai hampiran awal 𝑋 (0) = (0; 0; 0)𝑇 , maka pada 𝑘 = 1 hampiran
pertama pada penyelesaian tersebut adalah :
𝑥 (1) = 1,0000
𝑦 (1) = 0,8000
𝑧 (1) = −1,2500
Lalu proses perhitungan diulangi lagi dengan 𝑘 = 2. Begitu seterusnya proses ini
diulang-ulang lagi untuk nilai-nilai 𝑘 berikutnya sampai 𝑥 (𝑘) mendekati solusi.
Berikut adalah hasil proses iterasi dengan menggunakan MICROSOFT EXCEL
Tabel Hasil Iterasi Gauss-Seidel (Ketelitian sampai 4 angka decimal)

𝒏 𝒙 𝒚 𝒛
0 0.0000 0.0000 0.0000
1 1.0000 0.8000 -1.2500
2 3.1500 0.6900 -1.2500
3 3.3700 0.6020 -1.2500
4 3.5460 0.5316 -1.2500
5 3.6868 0.4753 -1.2500
6 3.7994 0.4302 -1.2500
7 3.8896 0.3942 -1.2500
8 3.9616 0.3653 -1.2500
9 4.0193 0.3423 -1.2500
10 4.0655 0.3238 -1.2500
11 4.1024 0.3091 -1.2500
12 4.1319 0.2972 -1.2500
13 4.1555 0.2878 -1.2500
14 4.1744 0.2802 -1.2500
15 4.1895 0.2742 -1.2500
16 4.2016 0.2694 -1.2500
17 4.2113 0.2655 -1.2500
18 4.2190 0.2624 -1.2500
𝒏 𝒙 𝒚 𝒛
19 4.2252 0.2599 -1.2500
20 4.2302 0.2579 -1.2500
21 4.2341 0.2563 -1.2500
22 4.2373 0.2551 -1.2500
23 4.2399 0.2541 -1.2500
24 4.2419 0.2532 -1.2500
25 4.2435 0.2526 -1.2500
26 4.2448 0.2521 -1.2500
27 4.2458 0.2517 -1.2500
28 4.2467 0.2513 -1.2500
29 4.2473 0.2511 -1.2500
30 4.2479 0.2509 -1.2500
31 4.2483 0.2507 -1.2500
32 4.2486 0.2505 -1.2500
33 4.2489 0.2504 -1.2500
34 4.2491 0.2503 -1.2500
35 4.2493 0.2503 -1.2500
36 4.2494 0.2502 -1.2500
37 4.2496 0.2502 -1.2500
38 4.2496 0.2501 -1.2500
39 4.2497 0.2501 -1.2500
40 4.2498 0.2501 -1.2500
41 4.2498 0.2501 -1.2500
42 4.2499 0.2501 -1.2500
43 4.2499 0.2500 -1.2500
44 4.2499 0.2500 -1.2500
45 4.2499 0.2500 -1.2500
46 4.2499 0.2500 -1.2500
47 4.2500 0.2500 -1.2500

Setelah iterasi ke-47 diperoleh hampiran penyelesaian sebagai berikut :


𝑿 = (𝟒, 𝟐𝟓𝟎𝟎; 𝟎, 𝟐𝟓𝟎𝟎; −𝟏, 𝟐𝟓𝟎𝟎)𝑻

Anda mungkin juga menyukai