Anda di halaman 1dari 8

Journal of Research and Technology, Vol. 2 No.

2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al 2075


REINFORCEMENT DENGAN ELECTROLESS ABU DASAR
BATUBARA

Adhi Setiawan*, Arita Rochma Nilasari, dan M. Ari


Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS)
*
e-mail: adhistw23@gmail.com

Abstract

Aluminium composite 2075 manufacturing required a strenghthener such as bottom ash which
has been through the electroless plating process that serves coating the bottom ash and sticks
to aluminium casting process. The oxidation of 100oC produce 0,0126 µm Mg thickness
oxidation, 200oC produce 0,0146 µm Mg thickness oxidation, and 300oC produces 0,0506 µm
Mg thickness oxidation. Mechanical properties were tested by using worn-out test and
hardness test based on new material function that will be used to replace existing disc brake
material. Harness test showed that castings are using oxidized ash powder with higher
temperature and produce resistant material than in low temperature. Casting mixture with
oxidized bottom ash 100oC produce specific abrasion of 2,008 x 10-6 mm2/kg, produce of
1,814 x 10-6 mm2/kg for oxidized 200oC, and produce of 1,675 x 10-6 mm2/kg for oxidized
300oC.

Keywords: Aluminium 2075, Bottom ash, Composite, Electroless plating, Hardness test,
Worn-out test.

Abstrak

Dalam pembuatan komposit aluminium 2075 diperlukan sebuah penguat berupa abu dasar
batubara yang telah melalui proses elektroles yang berfungsi melapisi serbuk abu dasar
batubara agar menempel pada logam aluminium saat pengecoran. Untuk oksidasi 100oC
menghasilkan ketebalan Mg sebesar 0,0126 µm, oksidasi 200oC sebesar 0,0146 µm, dan
oksidasi 300oC sebesar 0,0506 µm. Sifat mekanik diuji dengan menggunakan keausan dan
kekerasan berdasarkan fungsi material baru yang akan digunakan untuk menggantikan
material piringan cakram yang sudah ada. Uji kekerasan menunjukkan bahwa coran yang
menggunakan serbuk yang dioksidasi dengan temperatur lebih tinggi akan menghasilkan
material yang lebih tahan aus dibandingkan dengan temperatur rendah. Untuk coran
campuran serbuk abu dasar batubara oksidasi 100oC menghasilkan nilai keausan spesifik
sebesar 2,008 x 10-6 mm2/kg, oksidasi 200oC sebesar 1,814 x 10-6 mm2/kg, dan oksidasi
300oC sebesar 1,675 x 10-6 mm2/kg.

Kata kunci: Aluminium 2075, Abu dasar batubara, Komposit, Elektroles, Uji kekerasan, Uji
keausan.

64
Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No. 2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

1. PENDAHULUAN dibandingkan dengan material aluminium


Material logam merupakan material sehingga diperoleh komposit aluminium
teknik yang seringkali diaplikasikan dengan kekuatan mekanik yang lebih baik
diberbagai bidang. Dalam aplikasi teknik dan dapat diaplikasikan sebagai
atau rekayasa, logam merupakan material komponen otomotif yang bergerak.
yang paling mendominasi pemakaiannya Penggunaan material keramik
bila dibandingkan dengan material teknik berbasis silika sebagai penguat komposit
lainnya terutama sebagai material utama aluminium seringkali digunakan karena
dalam perancangan mesin. Selain itu, dapat meningkatkan performa mekanik
logam banyak digunakan dalam industri dan ketahanan terhadap korosi (Zainuri,
dan kebutuhan rumah tangga lainnya. dkk, 2007; Deni, 2008). Material penguat
Bahan aluminium misalnya, material pada komposit aluminium pada umumnya
dasar tersebut banyak dijumpai dalam menggunakan abu dasar batubara (bottom
bentuk aluminium murni maupun ash) memiliki kandungan oksida seperti
aluminium paduan (komposit). Material SiO2 dan Al2O3 yang relatif tinggi,
komposit merupakan material yang terdiri jumlahnya melimpah, tingkat kekerasan
dari kombinasi dua material atau lebih yang tinggi, tahan terhadap suhu yang
yang tetap terpisah dan berbeda dalam tinggi dengan titik leleh diatas 2000oC
level makroskopik pada saat membentuk dan murah sehingga dapat digunakan
komponen tunggal (Schwartz, 1997). sebagai alternatif pada pembuatan
Material komposit tersusun dari dua komposit logam dengan matriks
bagian yaitu matriks dan penguat. Matriks aluminium (Ahmad dan Santoso, 2015).
merupakan bagian terbesar dalam struktur Kandungan SiO2 pada abu dasar batu bara
komposit serta dapat dibuat dari logam, diperkirakan sekitar 41,73% dan Al2O3
keramik, atau polimer. Komposit dengan berkisar 24,3 % sehingga dapat
matriks logam aluminium merupakan digunakan sebagai bahan alternatif pada
salah satu material komposit yang banyak komposit logam aluminium tersebut
dikembangkan di industri. Beberapa (Suseno, dkk, 2012; Ahmad dan Santoso,
kelebihan aluminium sebagai matriks dari 2015).
komposit karena memiliki densitas yang Permasalahan utama dari
relatif rendah, kekuatan yang relatif penggunaan material keramik SiO2
tinggi, tahan korosi, dan memiliki biaya sebagai penguat pada komposit dengan
perakitan yang lebih murah sehingga matriks logam aluminium yaitu tingkat
dapat digunakan sebagai material adhesi permukaan kedua material yang
substitusi komponen otomotif seperti relatif rendah sehingga tidak memberikan
brake disk, drive shaft, brake motor, dan penguatan secara efektif pada sistem
engine block (Zulfia dan Ariati, 2006). komposit. Sifat adhesi kedua permukaan
Sifat dari logam aluminium yang material tersebut dapat dilakukan dengan
relatif ductile sebagai matriks komposit memberikan pelapisan atau coating pada
perlu dikombinasikan dengan penguat permukaan keramik SiO2 dengan
berupa partikel yang memiliki tingkat menggunakan logam magnesium. Metode
kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi coating tersebut dilakukan dengan

65
Journal of Research and Technology, Vol. 2 No. 2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

menggunakan teknik electroless plating. yang berasal dari gesekan atau yang
Teknik electroless plating merupakan lainnya. Semakin tipis suatu lapisan
proses pelapisan yang tidak menggunakan logam, semakin rapuh pula material yang
arus listrik dalam pelapisannya. Pelapisan dihasilkan. Tingkat deposisi logam dapat
terjadi karena reaksi oksidasi dan reduksi dikontrol melalui temperatur oksidasi
pada permukaan bahan, sehingga pada saat proses electroless plating.
terbentuk lapisan logam yang berasal dari Pada penelitian ini difokuskan untuk
garam logam tersebut. Electroless plating menganalisis pengaruh temperatur
berfungsi membasahi permukaan partikel oksidasi dalam proses electroless plating
abu dasar batubara (wettability) itu sendiri abu dasar batubara serta pengaruh
dengan logam sebelum dipadukan dengan ketebalan lapisan Mg terhadap sifat
logam lain dalam proses peleburan atau mekanis komposit Aluminum seri 2075
cor. Electroless plating tersebut dilakukan dengan penguat abu dasar batubara.
pada partikel SiO2 yang terkandung pada Selanjutnya material komposit yang
abu dasar batubara diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian tersebut
meningkatkan gaya adhesi sehingga akan dibandingkan sifat mekaniknya
mengarah pada meningkatnya sifat dengan produk standar disc brake yang
mekanik material komposit dengan ada di pasaran.
matriks logam aluminium (Zulfia dan
Hand, 2002). 2. METODE PENELITIAN
Beberapa kelebihan pelapisan Electroless Plating
material dengan menggunakan metode Sebelum dilakukan electroless
electroless plating antara lain memiliki plating pada abu dasar batubara, maka
penampilan yang menarik, ketahanan dilakukan proses screening agar diperoleh
korosi yang tinggi, densitas rendah ukuran partikel abu dasar yang seragam.
(Faraji, dkk, 2011). Penggunaan material Ayakan yang digunakan memiliki
keramik sebagai bahan komposit telah spesifikasi sieve mesh 200. Abu dasar
banyak diaplikasikan di bidang industri yang telah melalui proses screening
elektronik karena memiliki sifat selanjutnya dikalsinasi pada suhu 1000oC
dielektrikum yang tinggi. Berdasarkan dan dicuci dengan larutan etanol 70%
penelitian Zhang, dkk (2008) untuk menghilangkan pengotor di dalam
menunjukkan bahwa pengunaan abu dasar. Abu dasar yang telah dicuci
electroless plating pada material selanjutnya dikeringkan pada temperatur
composite Cu-P-SiC dapat memperbaiki 100oC di dalam oven.
tingkat kekerasan dan ketahanan aus Prosedur electroles plating dilakukan
dibandingkan dengan sistem coating Cu- di dalam bejana disertai dengan
P. pemanasan sebagaimana ditunjukkan
Ketebalan lapisan logam yang pada Gambar 1. Sebanyak 99,85% abu
dihasilkan dari proses electroless plating dasar batubara dan 0,15% logam
mempengaruhi kerapuhan suatu material dilarutkan ke dalam larutan asam nitrat
yang terkena beban kejut dan beban panas pekat 70% dengan konsentrasi 8,5ml/gr

66
Journal of Research and Technology, Vol. 2 No. 2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

abu dasar. Larutan tersebut selanjutnya dasar batubara yang sudah dielektroles,
dipanaskan selama 4,5 jam pada suhu 2% pasir silika, dan 5% magnesium.
120oC dengan kecepatan pengadukan Pertama, aluminium dipanaskan hingga
sebesar 350 rpm untuk mencegah mencapai suhu 660oC agar aluminium
pengendapan serta diperoleh distribusi mencair. Setelah Al mencair seluruhnya
temperatur larutan yang homogen. Setelah dilanjutkan dengan menambahkan abu
itu larutan didinginkan dan disaring dasar batubara yang sudah dielektroles,
dengan menggunakan kertas saring untuk pasir silika, dan magnesium secara
memisahkan abu dasar batu bara yang bertahap sehingga diperoleh material
telah terlapisi dengan Mg. komposit logam aluminium. Setelah
Serbuk yang diperoleh selanjutnya terbentuk logam cor selanjutnya komposit
dioksidasi pada oven pada temperatur diberi perlakuan panas pada suhu 540oC
100oC, 200oC, dan 300oC. untuk menghasilkan komposit yang
fasanya homogen serta sifat mekaniknya
tangguh dan tidak mudah rapuh.

Analisis
Hasil serbuk abu dasar batu bara
yang telah mengalami pelapisan dengan
Gambar 1. Skema Proses Electroless electroless plating selanjutnya dianalisis
Plating ketebalan lapisan electroless plating
serta komposisi unsur kimianya dengan
Dari keterangan Gambar 1 dapat menggunakan SEM-EDS (Phenom
diketahui bahwa peralatan dan bahan ProX). Masing-masing serbuk hasil
yang harus disiapkan antara lain: (1) Bak electroless plating (konsistensi
untuk melakukan pelapisan logam, (2) penulisan) diberi kode sebagai berikut A,
Larutan electroless, (3) material yang B, dan C merupakan serbuk dengan
akan dilapisi logam pada dasar bak, (4) temperatur oksidasi masing-masing
Bak plating yang dipanaskan dengan 100oC, 200oC, dan 300oC.
temperatur tertentu, (5) Untuk mengukur Pengujian sifat mekanik sampel
temperatur larutan diperlukan alat komposit menggunakan Metode Brinell
pengukur temperatur yaitu termometer. untuk menguji tingkat kekerasan,
sedangkan ketahanan aus material
Pengecoran komposit diuji dengan menggunakan
Teknik pengecoran dilakukan dengan Metode Ogoshi (Hamzah dan Iqbal,
metode squeeze casting. Dimensi cetakan 2008). Dimensi sampel yang digunakan
(molding) yang digunakan yaitu 100mm x pada uji yaitu 28 mm x 28 mm x 8 mm.
100ml x 50mm. Komposisi bahan yang Sampel komposit yang diuji diberi kode
digunakan dalam proses pengecoran ini sebagai berikut A1, B1, C1, D, dan E.
terdiri dari empat material utama yaitu Kode A1, B1, dan C1 masing-masing
92,5% Aluminium seri 2075, 5% abu merupakan komposit yang menggunakan

67
Journal of Research and Technology, Vol. 2 No. 2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

serbuk A, B, dan C dalam proses (C)


pengecoran sedangkan sampel D dan E
merupakan spesimen pembanding dari
potongan disc brake original merk
Honda dan potongan disc brake imitasi
dipasaran.

3. HASIL DAN DISKUSI


Analisis ini bertujuan untuk Gambar 2. SEM Abu Dasar yang Telah
mengetahui pelapisan Mg pada Mengalami Electroless Plating dengan
permukaan serbuk abu dasar batubara Mg pada Suhu Oksidasi (a) 100oC (b)
yang berperan penting sebagai penguat 200oC (c) 300oC.
logam dalam pembuatan komposit
isotropik Al maupun SiO2. Gambar 2 Dari hasil pengamatan dan analisis
menunjukkan SEM dari abu dasar yang SEM pada sampel A, B, dan C, terjadi
telah mengalami proses electroless perbedaan ketebalan pelapisan
plating. Pada gambar tersebut terlihat electroless plating pada tiga variasi
bahwa ada dua warna yang berbeda pada sampel yaitu pada sampel A yang
satu sampel serbuk. Serbuk besar yang dioksidasi dengan temperatur 100oC
berwarna abu-abu gelap merupakan diperoleh rata-rata ketebalan 0,0126 µm,
serbuk abu dasar batubara, sedangkan untuk sampel B yang dioksidasi dengan
titik-titik putih terang merupakan Mg temperatur 200oC diperoleh rata-rata
yang menempel pada permukaan serbuk ketebalan 0,0146 µm, dan sampel C yang
abu dasar. dioksidasi dengan temperatur 300oC
(A) diperoleh rata-rata 0,0506 µm. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi
temperatur yang digunakan dalam proses
oksidasi, maka semakin besar ketebalan
lapisan Mg yang menempel pada
permukaan abu dasar batubara.
Meningkatnya suhu akan mempercepat
proses pembentukan lapisan oksida pada
abu dasar sehingga ketebalan lapisan
(B) electroless plating semakin tinggi. Hasil
penelitian serupa juga ditunjukkan oleh
Osifuye dkk (2014) dengan melakukan
investigasi pengaruh suhu oksidasi pada
proses electroless plating Zn-P pada
permukaan baja karbon 1045. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa
meningkatkan suhu oksidasi

68
Journal of Research and Technology, Vol. 2 No. 2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

menyebabkan jumlah deposit Zn-P pada 1,814 x 10-6 mm2/kg, dan spesimen C1
permukaan baja meningkat sehingga dengan suhu oksidasi 300oC mempunyai
diperoleh ketebalan pelapisan electroless nilai keausan 1,675 x 10-6 mm2/kg.
plating yang tinggi. Material komposit baru (Al, B1, dan C1)
Analisis EDX dilakukan untuk pada Tabel 1 memiliki spesifik keausan
mengetahui kadar rata-rata Mg yang yang lebih baik dibandingkan dengan
menempel pada permukaan abu dasar material pembanding (D dan E). Hal ini
batubara. Analisis EDX yaitu berupa menunjukkan bahwa adanya fasa antar
spektrum yang menunjukkan berbagai muka berupa logam Mg pada abu dasar
unsur yang terkandung dalam serbuk abu yang mengandung SiO2 dengan logam
dasar batubara. Berdasarkan hasil Al yang menyebabkan tingkat adhesi
analisis unsur pada EDX sampel A, B, kedua bahan semakin kuat. Namun
dan C seperti yang ditunjukkan pada seiring dengan seiring meningkatnya
Gambar 3, rata-rata persentase suhu oksidasi akan diperoleh ketebalan
konsentrasi Mg yang tersebar dan electroless plating yang tinggi dan
melapisi permukaan abu dasar batubara cenderung menurunkan specific abrasion
sebanyak 0,8%. dari material.

Tabel 1. Specific Abrasion Komposit Al


Spesific Abrasion
Kode
(mm2/kg)
Spesimen A1 2,008 x 10-6

Spesimen B1 1,814 x 10-6

Spesimen C1 1,675 x 10-6


Spesimen D 0,611 x 10-6
Gambar 3. Analisa EDX Rata-rata
Spesimen E 1,025 x 10-6
untuk Kandungan Mg pada Pelapisan
Sampel A, B, dan C
Tabel 2 menunjukkan bahwa
Tabel 1 menunjukkan hasil pengujian spesimen A1 yang merupakan komposit
specific abrasion pada sampel komposit. dengan campuran abu dasar batubara
Hasil pengujian tersebut menunjukkan suhu oksidasi 100oC mempunyai BHN
bahwa komposit A1 yang diperkuat rata-rata 454,974 BHN, spesimen B1
dengan abu dasar batubara yang dengan campuran abu dasar batubara
mengalami electroless plating pada suhu suhu oksidasi 200oC mempunyai BHN
oksidasi 100oC mempunyai nilai keausan rata-rata 461,682 BHN serta spesimen
tertinggi yaitu 2,008 x 10-6 mm2/kg C1 dengan campuran abu dasar batubara
sedangkan spesimen B1 dengan suhu oksidasi 300oC mempunyai BHN rata-
oksidasi 200oC mempunyai nilai keausan rata 446,505 BHN.

69
Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No. 2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

Tabel 2. Uji Kekerasan (BHN) 4. KESIMPULAN


Komposit Al Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kode Kekerasan (BHN) material komposit Al reinforcement
dengan abu dasar batubara memiliki sifat
Spesimen A1 454,974 mekanik yang berbeda tergantung pada
Spesimen B1 461,682 ketebalan lapisan electroless plating Mg
Spesimen C1 446,505 pada permukaan partikel abu dasar.
Perbedaan ketebalan lapisan tersebut
Spesimen D 668,025 dipengaruhi oleh suhu oksidasi (100oC,
Spesimen E 682,876 200oC, dan 300oC) pada proses
Selain itu, terkait dengan adanya electroless plating abu dasar batubara
jembatan cair (liquid bridge) yang dengan Magnesium (Mg). Semakin
menyebabkan proses minimalisasi tinggi suhu oksidasi pada proses
volume porositas. Hal tersebut pelapisan dengan electroless plating,
disebabkan terbentuknya metal oksida maka akan diperoleh ketebalan pelapisan
pada permukaan partikel SiO2 sehingga Mg pada partikel abu yang semakin
saat berinteraksi dengan permukaan besar serta tingkat homogenitas coating
partikel-partikel matrik akan terjadi yang semakin tinggi. Ketebalan tertinggi
proses interdifusi antar kedua dimiliki sampel C1 dengan suhu oksidasi
permukaan tersebut. Fenomena ini 300oC yaitu sebesar 0,0506 µm. Adanya
menyebabkan kerapatan dari bahan perbedaan ketebalan pelapisan Mg pada
komposit yang dibuat akan semakin variasi suhu yang telah digunakan
meningkat dan berkorelasi dengan (100oC, 200oC, dan 300oC)
nilai kekerasan. (Saleh dan Zainuri, mempengaruhi sifat mekanik material
2009). Hasil perbandingan dengan komposit Al reinforcement abu dasar
material standar disc brake Honda dan batubara, khususnya pada pengujian
produk imitasi menunjukkan bahwa keausan dan kekerasan. Hasil analisis
tingkat kekerasan material baru lebih menunjukkan bahwa komposit
rendah dibandingkan dengan material aluminium paling baik sifat mekaniknya
komposit Al. Hal ini disebabkan jumlah adalah komposit dengan penguat abu
abu dasar yang digunakan masih terlalu dasar batubara yang mengalami
sedikit sehingga proses penguatan masih electroless plating pada suhu oksidasi
belum terjadi secara efektif. Namun jika 300oC dengan spesifikasi uji kekerasan
diaplikasikan sebagai material baru disc serta uji keausan yang paling rendah.
brake, spesimen dengan kode C1 lebih
baik dibandingkan dengan A1 dan B1 DAFTAR PUSTAKA
karena memiliki spesifik abrasi dan Ahmad, Z., Santoso, E. (2015). Struktur
kekerasan yang paling rendah sehingga Mikro Coran Komposit Al 6061 +
lebih aman digunakan karena tidak Abu Dasar Batubara Setelah
mudah mengalami keausan akibat Perlakuan T6. Jurnal Penelitian
gesekan. Fakultas Teknik, Vol 01: 101-102.

70
Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No. 2 Desember 2016
P-ISSN: 2460-5972 (Print)
E-ISSN: 2477-6165 (Online)

Deni, S. (2008). Analisis Pengaruh Suseno, H. Prastumi, Susanti, L. dan


Komposisi SiC Terhadap Sifat Setyowulan, D. (2012). Pengaruh
Mekanis Komposit Serbuk Al/Sic Penggunaan Bottom Ash Sebagai
dengan Proses Single Compaction. Pengganti Tanah Liat pada
Jurnal Makara Sains. Campuran Bata Terhadap Kuat
Faraji, S., Rahim, A.A. Mohamed, N. dan Tekan Bata. Jurnal Rekayasa Sipil,
Sipaut C.S. (2011). Electroless Vol 06: 272-281.
copper-phosphorus coatings with the Zainuri, M., Eddy S.Siradj., Priadi D.,
addition of silicon carbide (SiC) dan Zulfia A., Darminto. (2007).
particles. International Journal of Peningkatan Wetability Partikel
Minerals, Metallurgy and Materials, Komposit Isotropik Al-SiC dengan
Vol 18: 615. Metode Pelapisan Pelktroless Metal
Hamzah, M.S. dan Iqbal, M. (2008). Oksida pada Partikel Penguat SiC.
Peningkatan Ketahanan Aus Baja Seminar Fisika dan Aplikasinya,
Karbon Rendah dengan Metode Vol 01: 1-19.
Carburizing, Jurnal SMARTek, Vol Zhang, S., Han, K., dan Cheng, L. (2008).
6: 169-175. The effect of SiC particles added in
Osifuye, C. O., Popoola, A.P.I., Loto , electroless Ni-P plating solution on
C.A., dan Oloruntoba, D.T. (2014). the properties of composite coatings.
Effect of Bath Parameters on Journal of Surface Coating
Electroless Ni-P and Zn-P Deposition Technology. Vol 202: 2807.
on 1045 Steel Substrate, Journal of Zulfia, A., dan Ariati, M. (2006).
Electrochemical Science, Vol 9: Pengaruh Suhu Pemanasan dan
6074-6087. Waktu Tahan terhadap Karakterisasi
Saleh, M. dan Zainuri, M. (2009). Material Komposit Logam Al/SiC
Pengaruh Pelapisan Oksida SiO2 Hasil Infiltrasi Tanpa Tekanan.
pada Permukaan antar Partikel SiC Jurnal Makara, Teknologi, Vol 10:
Terhadap Kualitas Ikatan antar Muka 18-23.
Komposit Al-SiC. Seminar Nasional Zulfia, A. dan Hand, R.J. (2002). The
Pascasarjana IX –ITS. Production of Al-Mg Alloy/SiC
Schwartz, M.M. (1997). Composite Metal Matrix Composites by
Material Processing Fabrication and Pressureless Infiltration. Journal of
Applications. USA: Prentice Hall. Materials Science, Vol. 37: 955-961
.

71

Anda mungkin juga menyukai