Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENINGKATAN KEKERASAN PROSES KARBURISASI

MENGGUNAKAN MEDIA CAMPURAN ARANG KAYU DENGAN


0%, 10%, 20%, 30% SERBUK CANGKANG KERANG DARAH
PADA BAJA KARBON RENDAH
[1]
Umen Rumendi, [2]Rico Satyanegara,.
Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
Jl. Ir. H. Juanda Komp. Kanayakan Dago, Tromol Pos 851, Bandung 40135 Indonesia
Email: umen_rumendi2012@yahoo.com

Karburisasi (Carburizing) adalah proses penambahan karbon untuk meningkatkan kekerasan permukaan
pada baja karbon rendah. Pada penelitian proses karburisasi padat dilakukan pada baja karbon rendah St37 dengan
campuran karbon arang kayu (charcoal)yang ada dipasaran dengan CaCO3 yang diolah dari cangkang kerang darah.
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa variabel campuran antara karbon arang kayu dengan CaCO 3, 0%, 10%,
20% dan 30% pada temperatur dan soaking time konstan 950°C selama 4 jam. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji tingkat kekerasan yang dihasilkan terhadap variabel campuran antara arang kayu dengan CaCO 3. Hasil
proses karburisasi padat terjadi penurunan kekerasan permukaan dari kekerasan awal akibat dekarburisasi pada
permukaan sampel, dimana kekerasan permukaan terbesar terdapat pada campuran energizer 10% yaitu 149.2
HV0.2. Sedangkan hasil proses hardening quenching kekerasan permukaan tertinggi terjadi pada campuran
energizer 30% yaitu 434.9 HV0.2. Dilihat dari distribusi kekerasan, pada proses tempering yaitu pada campuran
arang kayu dengan energizer 30% menghasilkan effective case depth terbesar yaitu 0.7 mm dibanding dengan
campuran arang kayu dengan energizer 0%, 10% dan 20%. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa
variabel campuran antara karbon arang kayu dengan CaCO 3, 0%, 10%, 20% dan 30% memberikan pengaruh besar
terhadap peningkatan kekerasan dan kedalaman difusi karbon pada baja karbon rendah.
Kata kunci: Carburizing, arang kayu, dekarburisasi,cangkang kerang darah, hardening quenching

PENDAHULUAN

4
Karburisasi (Carburizing) adalah proses penambahan karbon untuk meningkatkan kekerasan
permukaan pada baja karbon terutama baja dengan kandungan karbon rendah dibawah 0.3%.
Sedangkan pack carburizing adalah metode penambahan karbon dengan medium karbon padat
seperti arang batok, arang kayu ( jati, sengon, kokas, dan lain-lain). Untuk meningkatan CO 2 pada
proses karburisasi umumnya melakukan dengan menambahkan energizer atau bahan pengaktif
karbon seperti barium karbonat (BaCO3), natrium karbonat (NaCO3), kalsium karbonat (CaCO3)
yang berfungsi untuk mempercepat terbentuknya gas CO yang dibutuhkan untuk proses difusi pada
permukaan baja karbon rendah.
Dalam hal ini, dilakukan penelitian proses karburisasi padat pada baja karbon rendah St37
dengan campuran karbon arang kayu yang ada dipasaran dengan CaCO 3 yang diolah dari cangkang
kerang darah. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa variabel campuran antara karbon arang kayu
dengan CaCO3, 0%, 10%, 20% dan 30% pada temperatur konstan 950°C.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran arang kayu dengan serbuk
cangkang kerang darah 0%, 10%, 20%, dan 30%, terhadap peningkatan kekerasan permukaan pada
baja karbon rendah melalui proses karburisasi padat.

REVIEW PUSTAKA

Karburisasi adalah proses penambahan karbon untuk meningkatkan kekerasan permukaan pada baja
karbon rendah. karburasi dilakukan dengan cara memanaskan pada temperatur yang cukup tinggi yaitu
pada temperatur austenit (875-950°C). Berdasarkan medianya karburisasi terdiri dari 3 jenis
karburisasi yaitu:
1. Karburisasi padat (pack carburizing)
2. Liquid carburizing
3. Gas carburizing
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan BaCO 3 pada
karburisasi padat lebih banyak di gunakan, akan tetapi berdasarkan penelitian lain BaCO 3 juga
merupakan energizer yang masih tidak ramah lingkungan, untuk itu Penggunaan CaCO 3 diharapkan
mampu menggantikan BaCO3 Yang lebih ramah lingkungan.

Mekanisme karburisasi padat dimana Saat pemanasan, oksigen yang berada di udara dan di sekitar
karbon bereaksi dengan karbon dari media membentuk .

Karbon dioksida yang terbentuk Pada kotak sementasi lalu bereaksi lagi dengan karbon dengan
reaksi sebagai berikut :

Akibat semakin tingginya temperatur pemanasan, maka CO akan lebih banyak terbentuk dari pada
, pada permukaan baja CO terurai menjadi :

Satu atom karbon bebas yang dihasilkan kemudian larut melalui proses difusi dalam fasa austenit.
Sedangkan akan kembali bereaksi dengan atom karbon pada media menghasilkan CO. Lalu
diikuti kembali penguraian CO pada permukaan logam secara continue dan demkian seterusnya
sehingga terbentuklah dipermukaan baja larutan padat α+Fe 3C membentuk fasa perlit

4
Gambar 1. Mekanisme proses karburisasi
pada permukaan baja
Metalografi[12]
Metalografi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari karakteristik mikrostruktur suatu
logam dan paduannya serta hubungan dengan sifat-sifat logam dan paduannya tersebut. Agar terlihat
dan tergambar bentuk struktur mikro harus dilihat dibawah mikroskop, sebelum itu dilakukan
preparasi terhadap permukaan sampel secara benar .

Tahap-tahap pemeriksaan metalography sebagai berikut :


1. Cutting (Pemotongan sampell)
2. Grinding(meratakan permukaan sampel)
3. Polishing(pemolesan sampel)
4. Etching(pengkorosian permukaan sampel)

METODA PENELITIAN

Persiapan material
Material uji yang digunakan adalah baja karbon rendah St37 ukuran 6x20x32mm. Sebelum
melakukan proses karburisasi, sampel uji terlebih dahulu dibersihkan permukaannya dengan
menggunakan mesin gerinda ampelas.

Persiapan Media Karbon


Media karbon yang digunakan adalah arang kayu pasar. Sebelum melakukan proses
karburisasi, terlebih dahulu arang kayu tersebut ditumbuk menjadi butiran kecil dengan ukuran kira-
kira 1-3 mm.

Persiapan Energizer
Pada percobaan ini, energizer yang digunakan berupa serbuk cangkang kerang darah yang
diperoleh dari warung makan seafood. Berdasarkan hasil uji laboratorium, cangkang kerang darah ini
mengandung unsur CaCO3 data yang dapat dari hasil uji adalah 7,88% SiO2, 1,25% Al2O3, 0,03%
Fe2O3, 66,70% CaO, dan 22,28% MgO[7].
Tahap untuk pembuatan energizer cangkang kerang darah adalah :
1. Cangkang kerang terlebih dahulu dibersihkan menggunakan sabun (detergen), kemudian dibilas
sampai bersih dan dikeringkan.
2. Proses pemanasan cangkang kerang dilakukan dalam tungku pada temperatur 300°C selama 10
menit.
3. Hasil proses pemanasan kemudian dihaluskan dan disaring untuk mendapatkan butiran-butiran
cangkang kerang yang halus.

4
Gambar2. Cangkang kerang darah Gambar 3. Sebuk cangkang kerang darah (CaCO3)

Proses karburisasi padat


Dalam percobaan ini proses karburisasi padat dilakukan menggunakan tungku pemanas
elektrik dengan temperatur 950°C dengan soaking time konstan 4 jam. Proses selanjutnya adalah case
hardening dan tempering

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Kekerasan Permukaan

Dari grafik hasil uji kekerasan permukaan yang terjadi di setiap sampel. Pada sampel dengan
energizer 0% telah terjadi penurunan kekerasan bila dibandingkan terhadap kekerasan awalnya, hal ini
disebabkan adanya proses dekarburisasi dipermukaan baja dan akibat proses pendinginan lambat yang
menyebabkan baja menjadi lebih lunak (anneal).
Secara keseluruhan sampel dengan 10%, 20% dan 30% CaCO3 setelah karburisasi, distribusi
kekerasannya secara bertahap naik sangat signifikan, dimana kekerasan mencapai 274.9 dan 289.7
HV0.2 terjadi pada sampel campuran arang kayu dengan energizer 20% dan 30%. Sedangkan pada
sampel campuran arang kayu dengan energizer 0% dan 10% kekerasannya adalah 251.5 dan 262.7
HV0.2.

Data distribusi kekerasan setelah karburisasi

4
Gambar 4. Distribusi kekerasan setelah karburisasi

a) Data distribusi kekerasan setelah hardening quenching

Gambar 5. Distribusi kekerasan setelah hardening quenching

Melihat grafik di atas dapat dilihat bahwa kekerasan paling tinggi mencapai 825 dan 838.9 HV0.2
terjadi pada sampel campuran arang kayu dengan energizer 20% dan 30%. Sedangkan pada sampel
campuran arang kayu dengan energizer 0% dan 10% diperoleh kekerasan relatif lebih rendah yaitu
813.6 dan 802.3 HV0.2.

b) Data distribusi kekerasan setelah tempering


Tempering dilakukan untuk menghindarkan terjadinya retak lepas(galling) selapa aplikasi
dilapangan tujuannya agar bendakerja menjadi tangguh.

Gambar 6. Distribusi kekerasan setelah tempering

4
Melihat grafik di atas setelah dilakukan tempering pada suhu 200°C dapat dilihat adanya
penurunan kekerasan dari kekerasan setelah hardening quenching, hal ini menunjukkan bahwa benda
kerja tersebut lebih liat dengan kekerasan yang masih tinggi, dimana kekerasan setelah proses
tempering masih mencapai 603.7 HV0.2 (setara dengan 55,7 HRC) terutama terjadi pada sampel
campuran arang kayu dengan energizer 30%. Selain itu Effective case depth( ECD) pada sampel
campuran arang kayu dengan energizer 30% mampu mencapai kedalaman 0.7 mm.

Hasil Uji Struktur Mikro Setelah Karburisasi dan Hardening


a) Sampel dengan tanpa campuran enrgizer(0%) CaCO3

Martensit

Dekarb.

perlit

Gambar 7. Struktur mikro 0%CaCO3, Gambar 8. Structur mikro0%CaCO3


Setelah Carburizing (50x) setelah hardening permukaan

Pengamatan struktur mikro sampel 3 (0% CaCO 3) pada bagian luar, terbentuk fasa pearlite
dipermukaan walaupun pada jumlah yang relatif kecil dan sebagian besar masih terbentuk ferrite,

b) Sampel dengan campuran energizer 10% CaCO3

Martens
it
Ferit

Dekarb.

Perlit

Gambar 9. Struktur mikro 10%CaCO3, Gambar 10. Structur mikro10%CaCO3


Setelah Carburizing (50x setelah hardening permukaan(500x)
c) Sampel dengan campuran energizer 20%CaCO3
Martens
it
Decarb.

Ferit

Perlit

Gambar 11. Struktur mikro 20%CaCO3 Gambar 12. Structur mikro20%CaCO3


Setelah Carburizing (50x) Setelah Hardening(500x)

d) Sampel dengan campuran energizer 30%CaCO3

Martens

Decarb.

Ferit.

Perlit

Gambar 13. Struktur mikro 30% CaCO3) Gambar14. Struktur mikro 30%CaCO3,
Setelah Carburizing(50x) setelah hardening(500x)
Pengamatan struktur mikro sampel 15 (30% CaCO 3) pada bagian luar, terbentuk fasa pearlite dan
ferrite dipermukaan, fasa pearlite yang terbentuk campuran arang kayu dengan energizer 30% adalah
100%,

KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisa dari peneltian ini, dapat di ambil beberapa kesimpulan
bahwaarang kayu dapat digunakan untuk proses karburisasi, Variabel campuran arang kayu dengan
serbuk cangkang kerang darah dengan persentase 0%, 10%, 20% dan 30% sangat berpengaruh
terhadap peningkatan kekerasaan dan kedalaman difusi karbon selama proses karburisasi, semakin
besar persentase energizer cangkang kerang dicampurkan pada temperature dan soaking time konstan,
maka semakin dalam difusi karbon dan semakin tinggi peningkatan kekerasannya.
Disamping itu campuran energizer 30% pada arang kayu menghasilkan effective case depth hingga
0.7 mm

DAFTAR PUSTAKA

Samuel, S, “Penelitian Proses Karburisasi Padat dengan Media Arang Batok dan Energizer Barium
Karbonat”, Tugas Sarjana Program Studi Teknik Material Institut Teknologi Bandung, 2003.
Cahyono, A, “Penelitian Pack Carburizing dengan Arang Batok Sebagai Media Carburizing dan
Kalsium Karbonat Sebagai Energizer Pada Baja Karbon Rendah”, Tugas Sarjana Program Studi
Teknik Material Institut Teknologi Bandung, 2003.
Budinski, G. & Budinski., K. (1999). Engineering materials-properties and selection (6th ed.), New
Jersey: Prentice Hall International.
http://pttechnometalindustry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html. Diakses 1 Juni 2013.
5. ASM Handbook Volume 4. Heat Treatment. 2006.
http://muhnabil.wordpress.com/2012/01/17/karburasi-pada-logam-dan-pendinginan-quenching/.
Diakses 1 Juni 2013.
http://byo-creed.blogspot.com/2013/01/ringkasan-semen-cangkang.html. Diakses 15 Mei 2013.
http://muhnabil.wordpress.com/2012/01/17/karburasi-pada-logam-dan-pendinginan-quenching/.
Diakses 15 Mei 2013.
Sofiyyudin, Ahmad A, “Pengaruh Suhu Carburizing Menggunakan Media Arang Batok Kelapa
Terhadap Kekerasan dan Ketahanan Aus Roda Gigi Baja AISI 4140”, Tugas Sarjana Program
Studi Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang, 2007.
Smith F William, 1990. Principles of Materials Science and Engineering Second Edition. USA: Mc
Graw. Hill.Inc
httpkalogueloe.blogspot.com201303pengujian-keras-brinell-vickers.html. Diakses 8 September 2013.
http://candadisini.blogspot.com/2010/12/metalografi.html. Diakses 8 September 2013.

Anda mungkin juga menyukai