Anda di halaman 1dari 11

Istilah Gudang

Gudang adalah sebagai fasilitas khusus yang bersifat tetap, yang dirancang untuk
membantu mencapai target tingkat pelayanan yang baik dengan total biaya yang paling
rendah.Atau suatu system logistic dari sebuah perusahaan yang berfungsi untuk
menyimpan produk dan menyediakan informasi mengenai status serta kondisi
material/produk yang disimpan dalam gudang sehingga informasi tersebut selalu up-to-
date dan mudah diakses oleh siapapun

Penggolongan Gudang
Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat di tutup dengan tujuan tidak
untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan
barang-barang perniagaan. Ruang penyimpanan atau gudang dapat digolongkan ke dalam
jenis-jenis sebagai berikut:
1. Gudang terbuka
Gudang terbuka terdiri dari:
a. Gudang terbuka yang tidak diolah, yaitu berupa satu lapangan terbuka yang permukaannya
hanya diratakan tanpa perkerasan. Menurut perhitungan cara penyimpanan ini tidak memakan
biaya terlalu besar dalam penggunaan dan pemeliharaannya tetapi tempat seperti ini hanya
dapat dipergunakan untuk barang-barang yang tidak terpengaruh oleh cuaca atau hanya
merupakan penyimpanan sementara saja.
b. Gudang terbuka diolah, yaitu suatu lapangan terbuka yang sudah diratakan dan diperkeras
atau dipersiapkan dengan melapiskan bahan yang serasi, sehingga dapat dilaksanakan
pekerjaan-pekerjaan pengaturan barang-barang dengan efisien..
2. Gudang semi tertutup atau lumbung
Jenis gudang semi tertutup atau lumbung merupakan suaatu kombinasi antara penyimpanan
terbuka dan penyimpanan dalam gudang. Bangunan ini memberikan lebih banyak
perlindungan kepada barang-barang daripada penyimpanan terbuka, hanya masih kurang
dibanding dengan penyimpanan tertutup dan penyimpanam dalam gudang.
3. Gudang tertutup
Gudang tertutup merupakan suatu runag penyimpanan dalam suatu bangunan beratap dinding
samping dan dinding ujung. Gudang tertutup yang serba guna sifatnya dapat berwujud
bangunan bertingkat satu atau lebih.
Ditinjau dari segi tipe atau jenis bahan/barang yang disimpan, gudang tertutup dapat
digolongkan ke dalam beberapa jenis bentuk yaitu:
a. Gudang transit
Biasanya terdiri dari lumbung-lumbung beratap yang disediakan di samping atau langsung
berbatasan dengan fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk melindungi persediaan-persediaan
barang terhadap cuaca dalam proses pemuatan dan pembongkaran.
b. Gudang serba guna
Gudang-gudang serba guna dapat berwujud bangunan-bangunan bertingkat banyak terutama
tergantung dari pembatasan-pembatasan ruang dasar pada instansi penyimpanan khusus.
c. Gudang kedap udara
Pengendapan udara merupakan cara yang paling kuat untuk menyimpan segala macam
barang supaya tahan lama dan daya gunanya semakin meningkat.
d. Gudang pendingin (dengan pengaturan kondisi udara)
Gudang pendingin dibangun dengan atap yang berdinding samping dan dinding ujung yang
digunakan untuk menyimpan barang-barang yang mudah rusak. Gudang ini biasanya terbagi
dalam dua ruangan yang berbeda yaitu kamar sejuk dan kamar beku.
e. Tangki kering
Tangki kering digunakan untuk menyimpan barang atau alat yang membutuhkan jangka
waktu lama atau barang-barang yang akan digunakan beberapa tahun kemudian setelah
tanggal penyimpanannya.
f. Gudang penyimpanan tahan api (panas)
Tempat ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang sangat mudah menyala, seperti:
cat, dan jenis-jenis minyak.
g. Dangau orang Eskimo (Igloo)
Dangau orang Eskimo adalah sejenis gudang mesiu yang biasanya dibuat dari tembok beton
dengan atap berbentuk kubah yang ditimbun tanah. Di dalam dangau-dangau terdapat alat-
alat ventilasi yang baik meskipun tidak diatur dengan alat-alat pengatur suhu
(pemanas/pendingin).

Fungsi dan peran gudang


Gudang mempunyai fungsi multidimensi antara lain sebagai tempat menyimpan
sementara, sebagai penyanggah, tempat sortasi, tempat pengepakan, labeling, dll. Fungsi
gudang disamping sebagai fungsi tersebut di atas maka sesuai dengan perkembangan usaha
khususnya di bidang komoditi pertanian maka gudang dapat difungsikan sebagai penjaminan
pembiayaan yaitu pemilik gudang menerbitkan tanda terima gudang untuk barang milik
orang lain yang disimpan di gudangnya. Tanda terima ini dapat dijadikan sebagai agunan
dalam pengajuan kredit ke bank. Melalui fungsi ini, pemanfaatan gudang dapat lebih efektif,
sehingga distribusi barang dari gudang hanya dilakukan sekali saja yaitu kepada end-user
sehingga sangat menghemat opportunity-cost dan distribution atau transparation-cost. Di
samping itu gudang mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang kegiatan
industri dan perdagangan yaitu dalam kegiatan produksi dan pendistribusian barang tetapi
penataan keberadaan gudang belum sebagaimana yang diharapkan karena penanganannya
masih terpisah-pisah antar sektor sesuai dengan kebutuhan ad-hock. Untuk itu agar
keberadaan gudang dapat lebih berperan dalam menunjang kegiatan produksi dan kelancaran
arus distribusi barang harus ditangani secara terintegrasi.

Fungsi Gudang

Dalam melakukan kegiatannya, pergudangan memiliki fungsi sebagai berikut :

a. (Receiving)

Penerimaan merupakan operasi menerima barang di gudang, biasanya dari truk,


kapal, atau kapal terbang yang kemudian dimasukkan ke dalam gudang dengan
tenaga mausia atau mekanik.

b. (Put away)

Penyimpanan barang pada tempatnya, pada rack yang sesuai dengan jenis barangnya
masing-masing.

c. (Storage)

Penyimpanan barang sampai barang iti diambil lagi dari rack masing-masing dan
siap untuk di kemas.

d. (Packing)

Pembungkusan merupakan kegiatan membungkus barang atau muatan, yang


bilamana barang tidak dibungkus akan mengalami kerusakan.
e. (Sortation)

Proses pemilihan barang sesuai dengan keinginan konsumen, atau proses pemilihan
barang sesai alamat yang dituju.

f. (Delivery)

Proses pengiriman barang yang telah dituju dengan menggunakan alat angkut seperti
mobil, truck, motor, dan lain-lain.

C. Pedoman Umum Penggudangan Logistik


Merujuk pada beberapa kegiatan penggudangan dan tujuan penggudangan tersebut,
ada beberapa pedoman umum untuk melakukan kegiatan penggudangan yaitu:
1. Menjaga kelancaran penerimaan dan pengeluaran logistik.
2. Menjaga ketertiban administrasi penggudangan, baik untuk menjamin keamanan barang
maupun menyediakan peranti pertanggungjawaban pengelolaan penggudangan.
3. Melakukan penyimpanan logistik secara tepat sehingga logistik yang ada mudah dicek,
ditemukan, dan diambil.
4. Melakukan pengaturan barang secara tepat sehingga mampu menjamin keamanan dan
keselamatan barang, petugas gudang maupun pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Melakukan perawatan barang dengan baik sehingga barang dalam gudang tidak sekadar
sebagai barang persediaan, tetapi juga barang yang siap pakai.
Agar beberapa pedoman umum ini dapat diimplementasikan dengan baik, perlu adanya
rancangan dan impementasi sistem kerja penggudangan logistik yang jelas dan tepat dalam
setiap organisasi.

Kesalahan Umum dalam Penggudangan Logistik


Secara empiris, dapat diidentifikasi beberapa kesalahan umum dalam pengelolaan
penggudangan yaitu sebagai berikut:
1. Memperlakukan, memanfaatkan, dan memfungsikan gudang sebagai bak sampah sehingga
logistik yang rusak, logistik yang tidak atau akan terpakai, logistik persediaan, kardus-kardus
dan kertas-kertas yan.g siap dijual secara campur aduk semuanya dimasukkan ke dalam
gudang.
2. Sering kegiatan penggudangan ditangani ala kadarnya, tanpa perencanaan yang baik, baik
berkaitan dengan tata cara, prosedur, maupun pengelolaan administratifnya.
3. Tidak diketahui jumlah persediaan logistik secara tepat karena tidak tertibnya pencatatan dan
distribusi logistik bagian gudang.
4. Banyaknya logistik yang kadaluarsa karena kesalahan dalam pengeluaran logistik.
5. Banyaknya kerusakan logistik di tempat penyimpanan/gudang karena salah penempatan dan
kesalahan perawatan logistik.
6. Banyaknya logistik yang hilang, baik sebelum logistik masuk gudang maupun setelah masuk
gudang, baik karena ketidakprofesionalan petugas gudang maupun penyelewengan petugas
gudang, baik secara individual maupun bersama-sama dengan pihak lain.
7. Lamanya pelayanan bagian penggudangan dalam distribusi logistik, baik yang disebabkan
ketidakprofesionalan petugas gudang, kesalahan dalam penempatan dan perancanagan tata
ruang gudang yang ada, maupun sistem distribusi logistik yang tidak tepat.
Apabila kesalahan-kesalahan umum tersebut terjadi maka orientasi awal dan utama
dalam kegiiatan penggudangan jelas tidak akan terjadi, dan justru sebaliknya, penggudangan
tidak mampu menjamin kelancaran dan kelangsungan kegiatan organisasi. Tentu saja bila hal
itu terjadi, pada akhirnya akan sangat mempengaruhi efektivitas dan produktivitas kerja unit
maupun akan mempengeruhi tingkat efektivitas dan efisien organisasi secara keseluruhan.

Tata Ruang Gudang


Perancangan tata ruang gudang merupakan kegiatan pemikiran dan penetapan
segmen-segmen ruangan di dalam gudang serta pengaturan logistik di dalam ruang gudang
tersebut. Sehubungan dengan hal ini, ada beberapa asas tata ruang gudang yang harus
diperhatikan dan beberapa asas tata ruang gudang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas jarak pendek


Ruangan seyogianya bisa dipergunakan sebaik mungkin sehingga pelaksanaan kegiatan
pengaturan barang dalam gudang dapat melewati jarak yang sependek mungkin.
2. Asas mengalirnya kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengaturan barang diusahakan dengan urutan yang teratur dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan berurutan baik dengan metode FIFO (First In First Out)
yaitu pengaturan barang yang lebih dahulu masuk gudang, harus dikeluarkan pada urutan
pertama pula Dalam penyusunan logistik dan peralatan yang punya masa kedaluwarsanya lebih awal
atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab logistik dan peralatan yang datang
lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umurnya relatif lebih tua dan masa
kadaluwarsanya mungkin lebih awal. Atau metode LIFO (Last In First Out) yaitu pengaturan
barang yang terakhir masuk dalam gudang tetapi pertama kali dikeluarkan dari gudang.
3. Asas memudahkan pengawasan
Penataan ruang haruslah dapat membantu mempermudah pengawasan atas pelaksanaan
pengaturan barang.
4. Asas fleksibilitas ruangan
Penataan barang dalam gudang diusahakan sedemikian rupa sehingga bila ada gangguan
ruangan akan mudah disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Asas kemudahan berhubungan dengan luar
Pada penataan barang-barang yang frekuensinya sering dipakai seyogianya diletakkan di
tempat yang langsung berhubungan dengan pihak luar.
Di samping harus memperhatikan beberapa asas tata ruang gudang, untuk merancang
dan melaksanakan penataan ruang gudang, penting memperhatikan beberapa pedoman yang
meliputi sebagai berikut:
a. Hendaknya dalam ruang gudang ada ruang atau tempat untuk melakukan pengecekan barang
masuk. Ruang ini berfungsi untuk memeriksa dan mengecek barang yang akan dimasukkan
ke dalam gudang.
b. Hendaknya di dalam gudang disediakan ruang tata usaha untuk melakukan kegiatan-kegiatan
admnistratif penggudangan guna menjamin ketertiban administratif, penyediaan peranti
pengawasan barang dalam gudang dan keamanan barang.
c. Hendaknya di dalam ruang gudang disediakan ruang untuk menampung barang-barang yang
segera digunakan maupun sering digunakan atau diminta oleh unit kerja.
d. Hendaknya di dalam ruangan gudang disediakan ruang lalu lintas barang yang cukup, baik
untuk pemasukan barang atau pun pengeluaran barang guna menjamin kelancaran pemasukan
dan pengeluaran barang.
e. Hendaknya dalam ruang gudang ada ruang untuk pengecekan barang keluar. Ruang ini
berfungsi untuk memeriksa dan mengecek barang yang akan dikeluarkan dari gudang karena
adanya permintaan dari unit kerja.

Fungsi Dan Aktivitas Penggudangan


Fungsi dasar dari gudang adalah penerimaan, identifikasi dan penyortiran,
penyimpanan, pengambilan barang dari penyimpanan, pengumpulan pesanan, pengemasan,
pengiriman, dan pemeliharaan dokumen. Fungsi gudang dibentuk berdasarkan elemen
berikut :
 Kerangka bangunan, material dapat disimpan dalam satu bagian fasilitas pabrik atau dalam
struktur yang terpisah.
 Media penyimpanan, digunakan untuk mendukung dan melindungi material dan membuat
material dapat diakses. Media penyimpanan yang umum adalah rak penyimpanan, bin, dan
korsel berputar.
 Mekanisme pengangkutan, mekanisme (otomatis, semiotomatis, atau manual) digunakan
untuk mengangkut muatan antara lokasi input/output dan lokasi penyimpanan.
 Kebijakan penyimpanan/pencarian, menentukan letak penyimpanan untuk tiap tipe muatan.
 Pengawasan/ kontrol, digunakan untuk mengarahkan mekanisme pengangkutan selama
operasi penyimpanan dan pencarian.
Mengoperasikan suatu pergudangan melibatkan beberapa aktivitas proses, dan operasi
yang efisien dari gudang bergantung pada seberapa baik aktivitas proses tersebut
dilaksanakan. Berikut adalah aktivitas proses di gudang :
 Menerima barang, gudang menerima barang dari pengangkutan luar atau dalam pabrik dan
menerima tanggungjawab dari mereka/pengirim barang. Ini berarti gudang harus: mengecek
barang berdasarkan pemesanan dan bill of lading, mengecek kuantitas, mengecek kerusakan
dan isi laporan kerusakan jika dibutuhkan, memeriksa barang jika dibutuhkan.
 Mengidentifikasi barang, item diidentifikasi dengan jumlah stock-keeping unit (SKU) dan
pencatatan kuantitas yang diterima.
 Mengirim barang ke penyimpanan, barang disortir dan diletakkan di tempatnya.
 Simpanan Barang, barang disimpan dalam penyimpanan dan dibawah perlindungan yang
baik sampai saatnya dibutuhkan.
 Pengambilan barang, item yang dibutuhkan dari stock harus dipilih dari penyimpanan dan
dibawa ke area penyusunan.
 Penyusunan pengiriman, barang yang dibuat menjadi satu pesanan dibawa bersamaan dan
diperiksa jika ada kelalaian atau error. Pencatatan pesanan selalu diperbaharui.
 Mengirim barang ke pengiriman; pesanan dikemas, dokumen pengiriman disiapkan, dan
barang dimuat di kendaraan yang tepat.
 Mengoperasikan sistem informasi, suatu catatan harus diurus untuk tiap item dalam
menunjukkan kuantitas stock di satu sisi, kuantiatas yang diterima, kuantitas yang
dikeluarkan, dan lokasi dalam gudang.

Administrasi Penggudangan
Untuk menjaga keamanan logistik dan kelangsungan kerja organisasi maka dalam kegiatan
penggudangan logistik penting dilakukan administrasi penggudangan secara tertib dan benar.
Hal ini disebabkan administrasi penggudangan dapat dijadikan instrumen pengawasan dan
pengendalian di dalam penglolaan penggudangan di setiap organisasi.
Dengan adanya sistem administrasi penggudangan yang benar, keberadaan logistik setiap saat
dapat dicek, baik berkaitan dengan nama, jenis, spesifikasi, jumlah, mutasi, bukti-bukti
pemasukan dan pengeluaran logistik, jumlah persediaan, maupun nilai logistik yang ada di
gudang.
Dengan demikian, adanya pengelolaan administrasi penggudangan yang baik dalam setiap
organisasi akan dapat mengurangi, bahkan bahkan dapat menghapus bentuk penyelewengan
penglolaan logistik ataupun hilangnya logistik.
Disamping itu, dengan adanya pengelolaan admintrasi penggudangan yang benar dalam
setiap organisasi akan mendukung ketepatan dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan
pengadaan logistik. Hal ini disebabkan dapat dipentaunya tingkat pemakaian logistik tertentu
dan jumlah persediaan yang ada.
Bagi petugas gudang, administrasi penggudangan juga dapat digunakan sebagai alat
pertangjawaban dalam pengelolaan penggudangan yang dibebankan kepadanya. Sehubungan
dengan administrasi penggudangan logistik tersebut, yang penting dalam kegiatan
penggudangan harus ada Buku Penerimaan Gudang, Buku Pengeluaran Gudang, Kartu
Persediaan/Stock, Bon permintaan Barang, dan Surat Penyerahan Barang. Masing-masing
buku tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Buku penerimaan Gudang
Buku penerimaan Gudang merupakan buku yang terdiri dari lembaran-lembaran yang
memuat informasi berkaitan dengan penerimaan logistik yang meliputi jenis dan spesifikasi
logistik, tanggal penerimaan, jumlah, nilai logistik yang meliputi harga per satuan dan jumlah
total, dan asal barang.
Setiap tejadi pemasukan logistik ke dalam gudang harus segera dilakukan pencatatan
pemasukan logistik ke dalam Buku Penerimaan Gudang, disamping harus pula melakukan
pengisian pemasukan pada Kartu persediaan Barang (Kartu Stok) sehingga pentingnya dapat
diketahui jumlah persediaan logistik jemin dan spesifikasi logistik tertentu.
Disamping itu, setiap terjadi pencatatan pemasukan logistik ke dalam Buku Penerimaan
Gudang harus diikuti bukti-bukti penerimaan barang (antara lain berupa nota, faktur,
kwitansi, atau bukti yang lain, misalnya Surat penyerahan Barang dari Unit Pembelian).
Setiap bukti pemasukan logistik harus dibubuhi nomor(sebagai nomor kode bukti masuk)
sesuai urutan kronologis, yang kemudian nomor kode bukti masuk ini dituliskan pada kolom
nomor kode bukti masuk dalam Buku penerimaan Gudang maupun Kartu Persediaan.
penggunaan nomor kode bukti masuk ini dimasukkan untuk mempermudah pengecekan
maupun pengawasan logistik.
2. Buku Pengeluaran Gudang
Buku pengeluaran Gudang merupakan buku yang terdiri atas lembaran-lembaran yang
memuat informasi berkaitan dengan pengeluaran logistik yang meliputi jenis dan spesifikasi
logistik, tanggal pengeluaran, jumlah pengeluaran logistik, dan penerima logistik.
Setiap terjadi pengeluaran logistik dari gudang harus segera dilakukan pencatatan
pengeluaran logistik ke dalam buku pengeluaran gudang, disamping harus pula melakukan
pengisian pengeluaran pada kartu barang sehingga nantinya dapat diketahui jumlah
persediaan logistik jenis logistik tertentu.
Buku pengeluaran gudang harus diikuti bukti-bukti pengeluaran barang yang dapat berupa
surat atau bon gudang. Disamping itu setiap bukti pengeluaran logistik harus dihubungi
nomor (sebagai nomor kode bukti keluar) sesuai urutan kronologis, yang kemudian nomor
kode bukti keluar ini dituliskan pada kolom nomor kode bukti keluar dalam buku
pengeluaran gudang maupun kartu persediaan. Penggunaan nomor kode bukti keluar ini
dimasudkan untuk mempermudah pengecekan maupun pengawasan logistik.
3. Kartu Persediaan/stock
Kartu persediaan barang merupakan formulir/lembaran untuk mencatat perubahan-perubahan
jumlah persediaan logistik karena adanya pemasukan dan pengeluaran logistik. Adapun
informasi yang harus tertuang dan tertulis dalam kartu persediaan logistik. meliputi jenis dan
spesifikasi logistik, tanggal pemasukan/pengeluaran logistik, kode nomor surat bukti
pemasukan/pengeluaran, asal/tujuan logistik, jumlah pemasukan/pengeluaran, dan jumlah
sisa (persediaan logistik).
Dalam kegiatan pengelolaan administrasi penggudangan, kartu persediaan barang dalam
bentuk kartu barang ini dibuat rangkap dua, satu untuk arsip dan yang satu untuk kartu
gantung(kartu yang digantungkan pada kelompok jenis barang tertentu di mana barang
tersebut ditempatkan/disimpan sehingga hal ini akan mempermudah dalam pengecekan
logistik, terutama pengecekan terhadap jumlah persediaan logistik.
4. Bon Permintaan Barang
Bon permintaan barang merupakan lembaran/formulis permintaan logistik dari setiap unit
kerja dalam organisasi berkaitan dengan jenis spesifikasi logistik serta jumlah logistik yang
ditujukan kepada bagian gudang. Bon permintaan barang sering pula disebut dengan
beberapa istilah, antara lain surat permintaan pengadaan barang, surat permintaan pembelian,
bon gudang ataupun dengan istilah yang lain.
5. Surat penyerahan barang
Surat penyerahan barang atau sering pula disebut bon pengeluaran barang merupakan surat
bukti pengeluaran/penyerahan barang dengan jenis dan spesifikasi tertentu serta jumlah
tertentu oleh bagian gudang kepada unit kerja tertentu pada waktu tertentu. penyerahan
barang kepada unit kerja bisa dilakukan apabila telah dievaluasi oleh beberapa pihak yang
berkewajiban dan berhak mengambil keputusan untuk bisa atau tidaknya barang tersebut
untuk diberikan/diserahkan kepada unit kerja tertentu dengan mempertimbangkan berbagai
kepentingan. Sehubungan dengan hal itu, surat penyerahan barang baru dinyatakan sah
apabila ditandai oleh: (1) yang menyetujui, (2), yang menyerahkan, dan (3) yang menerima
barang.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bahasan mengenai siklus pembelian, sering kali
lembar/formulir permintaan barang. Hal ini dilakukan untuk mendukung efisiensi kerja,
terutama bagi unit penyalur atau unit gudang. Dengan demikian, apabila suatu organisasi
menerapkan cara ini, formulir penyerahan barang tidak dibuat secara khusus.
Perawatan Logistik dalam Gudang
Agar logistik di dalam gudang tidak sekadar sebagai barang persediaan, tetapi juga
logistik yang siap pakai maka perlu dan penting dilakukan kegiatan perawatan barang di
dalam gudang secara benar. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan sehubungan dengan
kegiatan perawatan barang dalam gudang antara lain:

a. Cek barang-barang (logistik) dan laksanakan program kebersihan gudang secara periodik.
b. Jaga gudang dari kebocoran atap, merembesnya air melalui lantai dan masuknya butir-butir
kecil air hujan melalui jendela/ventilasi.
c. Hindarkan penempatan barang yang bisa mempengaruhi dan menyebabkan penurunan
kualitas ataupun kerusakan pada barang yang lain.
d. Cek instalasi listrik di ruang gudang secara periodik.
e. Gunakan dan implementasikan metode FIFO (First In First Out) dalam pengeluaran logistik
untuk menghindari kadaluwarsa dan rusaknya barang saat dibutuhkan.
f. Sediakan alat pemadam kebakaran sebagai tindakan antisipatif adanya bahaya kebakaran.
g. Atur aliran dan temperatur udara yang cukup sehingga tidak membahayakan bagi petugas
gudang maupun merusak barang.
h. Beri alas untuk setiap barang agar tidak mudah rusak karena kelembaban.
i. Tempatkan barang yang berat dan atau besar di bagian bawah dan yang ringan dan atau kecil
di bagian atas.
j. Tempatkan pada tempat khusus yang aman ataupun terkunci untuk barang-barang kecil yang
sejenis atau mudah dicari.

DAFTAR PUSTAKA

Subagya M.S. 1990, Manajemen Logistik, Cetakan ke-2, Penerbit CV Haji Masagung, Jakarta.

Dwiantara, Lucas dan Rumsari Hadi Sumarto. 2004, Manajemen Logistik, Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai