Anda di halaman 1dari 2

Karawang-Bekasi ~ Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi


tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Dalam puisi “Diponegoro” terdapat Dua belas makna konotasi yaitu pada kata pembangunan yang mempunyai
makna membangun semangat kemerdekaan. Hidup kembali mempunyai makna semangat Pangeran
Diponegoro, api mempunyai makna kekaguman, pedang mempunyai makna bantuan militer, keris mempunyai
makna bantuan doa, berselempangmempunyai makna bertabur semangat, tak bergenderang-berpalumempunyai
makna tanpa senjata, berarti mempunyai makna pengorbanan,api mempunyai makna
semangat, punah mempunyai makna berhenti,tercapai mempunyai makna kemerdekaan Indonesia,
danmaju/serbu/serang/terjang mempunyai makna melawan penjajah.

DIPONEGORO (Judul)

Di masa pembangunan ini (baris 1/bait 1)


Tuan hidup kembali (baris 2/bait 1)

Dan bara kagum menjadi api (baris 3/bait 2)

Di depan sekali tuan menanti (baris 4/bait 3)


Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. (baris 5/bait 3)
Pedang di kanan, keris di kiri (baris 6/bait 3)
Berselempang semangat yang tak bisa mati. (baris 7/bait 3)

MAJU (baris 8/bait 4)


Ini barisan tak bergenderang-berpalu (baris 9/bait 5)
Kepercayaan tanda menyerbu. (baris 10/bait 5)

Sekali berarti (baris 11/bait 6)


Sudah itu mati. (baris 12/bait 6)

MAJU (baris 13/bait 7)

Bagimu negeri (baris 14/bait 8)


Menyediakan api. (baris 15/bait 8)

Punah di atas menghamba (baris 16/bait 9)


Binasa di atas ditinda (baris 17/bait 9)

Sungguhpun dalam ajal baru tercapai (baris 18/bait 10)


Jika hidup harus merasai (baris 19/bait 10)

Maju. (baris 20/bait 11)


Serbu. (baris 21/bait 11)
Serang. (baris 22/bait 11)
Terjang. (baris 23/bait 11)

Kita sebagai generasi muda di zaman sekarang


hendaklah bersemangat tanpa mengenal lelah
dalam mengerjakan berbagai hal.

Anda mungkin juga menyukai