Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

PENYAJIAN ILMIAH
GAMBARAN KONDISI SANITASI PASAR TRADISIONAL PANORAMA
KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :
Nama : Heny Agustati
NPM : E2A017022
Dosen Pengampu : Prof.Ir. Nanik Setyowati, M.Sc.PhD

JURUSAN PASCASARJA
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
DAFTAR ISI

Halaman

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................3

C. Tujuan

1. Tujuan Umum..........................................................................3

2. Tujuan Khusus.........................................................................3

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi

1. Secara Umum..........................................................................4

2. Sanitasi Tempat-Tempat Umum..............................................4

B. Pasar

1. Pengertian................................................................................5

2. Klasifikasi Pasar......................................................................5

3. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Pasar............................6

4. Penyakit Akibat Buruknya Sarana Sanitasi Pasar...................6

C. Kerangka Teori..............................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................8

LAMPIRAN...................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan aktifitasnya baik untuk bekerja, melakukan
interaksi sosial, belajar, maupun melakukan berbagai aktifitas lainnya sangat erat
kaitannya dengan tempat-tempat umum. Tempat umum merupakan tempat
dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan berbagai kegiatan atau
aktifitas secara insidentil maupun secara terus menerus. Oleh karena banyaknya
orang yang berkumpul pada tempat umum maka dapat mempercepat
berlangsungnya penyebaran penyakit. Sehingga upaya yang dapat dilakukan
adalah pengawasan terhadap mutu lingkungan tempat-tempat umum (Herminza,
2008). Menurut Environmental Performance Index (EPI) yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan termasuk penyediaan air bersih dan sanitasi dan
ekosistem, Indonesia menduduki rangking ke 134 dari 163 negara di bawah
Sudan dan Tanzania. Sanitasi mencakup sanitasi perumahan (housing) dan
sanitasi tempat-tempat umum (public places sanitation).
Pasar merupakan salah satu tempat umum bagi orang banyak untuk
melakukan kegiatan jual beli yang dapat menyebabkan timbulnya atau
menularnya penyakit. Sebagaimana diketahui pasar merupakan salah satu
fasilitas ekonomi di kota maupun desa yang menjual kebutuhan masyarakat.
Pada saat yang sama, pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran
penyakit akibat sanitasi lingkungan pasar yang buruk. Contohnya seperti
penyakit diare, muntaber, disentri, kolera, gangguan kulit, dan demam berdarah
yang penularannya melalui media air, udara, dan makanan (Achmadi, 2013).
Sanitasi pasar sebagai salah satu tempat umum merupakan bagian sanitasi
lingkungan suatu perkotaan di samping sanitasi perumahan. Alur pencemaran
yang mungkin terjadi di dalam pasar adalah pada manusia, bahan-bahan
dagangan termasuk bahan pangan, dan segala peralatan/sarana yang ada di pasar.
Melatar belakangi kondisi tersebut, pemerintah telah berusaha mewujudkan
pasar tradisional menjadi pasar sehat, diantaranya melalui Peraturan Presiden
Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; serta Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Indonesia memiliki 9.559 pasar tradisional (Survei Kemendag 2010-2011)
dan dari sekian banyak pasar yang ada, 95% bangunannya tidak layak
dikarenakan sudah berumur lebih dari 25 tahun. Untuk itu, Kementerian
Kesehatan sejak tahun 2009 menyelenggarakan pasar sehat sebagai salah satu
strategi dalam Implementation of National Strategic for Preventing Avian
Influenza (INSPAI) bekerjasama dengan WHO dengan dana dari Uni Eropa. Di
Indonesia sendiri dari 9.559 pasar yang ada hanya memiliki 10 pasar sehat
percontohan (2009-2011) yakni diantaranya Kota Payakumbuh (Sumatera
Barat), Kota Metro (Lampung), Cibubur (Jakarta Timur), Kab. Sragen (Jawa
Tengah), Kota Pekalongan (Jawa Tengah), Kab. Gunung Kidul (Yogyakarta),
Kota Malang (Jawa Timur), Kab. Gianyar (Bali), Mataram (NTB), dan Bontang
(Kalimantan Timur).
Di Kota Bengkulu terdapat 4 (empat) pasar tradisional yaitu Pasar
Panorama, Pasar Tradisional Modern (PTM), Pasar Barukoto, dan Pasar Pagar
Dewa. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu membentuk Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pada masing-masing pasar tradisional milik
pemerintah dimana berperan secara langsung dalam pengelolaan pasar baik dari
sarana maupun prasarananya (Data Dinas Perindag, 2017).
Pengunjung pasar tradisional rata-rata adalah ibu rumah tangga dengan
jumlah 48,87% dari total penduduk di Kota Bengkulu (BPS, 2010). Dengan
banyaknya jumlah tersebut, potensi penularan atau penyebaran penyakit lebih
berisiko dan berpotensi besar menimbulkan dampak terhadap kesehatan
masyarakat. Agar dapat menjadi prasarana umum yang tertib, baik, aman, dan
sehat perlu dikelola dengan baik. Termasuk didalamnya adalah pengelolaan
terhadap sanitasi lingkungan yang terdapat di ke empat pasar tersebut.
Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Gambaran Kondisi Sanitasi Pasar Tradisional
Panorama Kota Bengkulu”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi Sanitasi lingkungan pasar tradisional Panorama Kota
Bengkulu, apakah telah memenuhi syarat layak sanitasi yang sesuai dengan
Kepmenkes No.159 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar
Sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan Kepmenkes No.159 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan indikator lingkungan fisik pasar.
b. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan indikator fasilitas pasar.
c. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi
1. Secara Umum
Menurut Notoadmojo (2012), sanitasi itu sendiri merupakan perilaku
disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia sedangkan, sanitasi lingkungan adalah
status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan
kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sanitasi
yaitu usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik
dibidang ksehatan, terutama kesehatan masayarakat.
2. Sanitasi Tempat-tempat Umum
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi
kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga
kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sanitasi
tempat-tempat umum menurut Soemirat (2011), merupakan problem
kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Oleh sebab itu tempat umum
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang
medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi
tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti
melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum
boleh keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau
tanpa membayar.
2. Harus ada gedung atau tempat peranan, artinya harus ada tempat
tertentu dimana masyarakat melakukan aktivitas tertentu.
3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung
tempat-tempat umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai
dengan ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak
diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat
umum.
Tempat umum meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar
tradisional atau swalayan, pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat
pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok
pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Slamet, 2009).
B. Pasar
1. Pengertian
Menurut Arifin (2009) “Pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya
antara penjual dengan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat
memperagakan barang dagangannya dengan membayar retribusi”.
2. Klasifikasi Pasar
Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjual belikan disebut
juga pasar konkrit. Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat di mana
pembeli dan penjual bertemu secara langsung untuk memperjual belikan
barang dan jasa. Pasar konkrit pada kenyataannya dapat dikelompokkan
menjadi berbagai bentuk (Deliarnov, 2007) yaitu :
a. Berdasarkan Manajemen Pengelolaan terdiri dari pasar tradisional dan
pasar modern
b. Berdasarkan Manajemen Pelayanan Pasar terdiri dari pasar swalayan,
pertokoan, mall atau plaza.
c. Berdasarkan Jumlah Barang yang Dijual yaitu pasar eceran dan glosir.
3. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Pasar
Menurut Kepmenkes No. 519/MENKES/SK/VI/2008 “Pasar sehat
adalah kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman, dan sehat yang terwujud
melalui kerja sama stakeholder terkait dalam menyediakan bahan pangan
yang aman dan bergizi bagi masyarakat”. Kriteria atau persyaratan
kesehatan lingkungan pasar berdasarkan Kepmenkes Nomor :
519/MENKES/SK/VI/2008 tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat
antara lain :
a. Lingkungan Fisik Pasar terdiri dari lokasi dan bangunan,.
b. Fasilitas Pasar yaitu penyediaan air bersih, toilet, pengelolaan sampah,
drainase, saluran pembuangan air limbah (SPAL), alat pemadam
kebakaran, tempat ibadah (masjid) dan kotak P3K.
c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu menggunakan jamban,
membuang sampah pada tempatnya
4. Penyakit Akibat Buruknya Sarana Sanitasi Pasar
Vektor penyebar penyakit di pasar antara lain kecoa, lalat, tikus, dan
nyamuk. Menurut Achmadi (2013), buruknya sarana sanitasi yang ada pada
tempat umum seperti pasar, akan berdampak bukan hanya pada lingkungan,
tapi pada kesehatan manusia. Gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat
sanitasi pasar yang buruk yaitu penyakit diare,gangguan kulit,
muntaber,demam berdara
C. Kerangka Teori

Sumber modifikasi dari :


1. Kepmenkes No.519 tahun 2008.
2. Achmadi, 2013.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian dengan judul “Gambaran Kondisi Sanitasi Lingkungan Pasar
Tradisional Panorama Kota Bengkulu” merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan observasional. Menurut Wiratna dan Sujarweni
(2014) penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
apa yang ingin diketahui. Sedangkan menurut Arikunto (2010) penelitian
kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka yang dapat
menjelaskan persentase keadaan sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu.

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


No Alat Ukur
Penelitian Operasional Ukur Ukur Ukur
1 2 3 4 5 6 7
1 Sanitasi Sanitasi Checklist Observasi Baik jika Ordinal
lingkungan lingkungan nilai >80%.
pasar pasar adalah
suatu upaya Sedang jika
yang dilakukan nilai ≤80-
dalam upaya 60%.
penyehatan
lingkungan Kurang jika
pasar dilihat dari nilai <60%.
lingkungan
pasar, PHBS,
sarana sanitasi,
dan lain-lain.
2 Lingkungan Lingkungan Checklist Observasi Memenuhi Nominal
fisik pasar fisik pasar syarat jika
adalah nilai
keadaan di ≥75%.
sekitar pasar
yang secara Tidak
langsung dapat memenuhi
mempengaruh syarat jika
i kegiatan di nilai
pasar tersebut <75%.
baik secara
langsung
maupun tidak
yang meliputi
lokasi pasar
dan bangunan
pasar.
3 Fasilitas pasar Fasilitas pasar Checklist Observasi Memenuhi Nominal
adalah sarana syarat jika
yang nilai
disediakan ≥75%.
oleh pengelola
pasar dalam Tidak
memfasilitasi memenuhi
kegiatan di syarat jika
pasar meliputi nilai
penyediaan air <75%.
bersih,
toilet/wc,
pengelolaan
sampah,
drainase,
SPAL, alat
pemadam
kebakaran,
dan kotak
P3K.
3 PHBS PHBS Checklist Observasi Memenuhi Nominal
(Perilaku syarat jika
Hidup Bersih nilai
dan Sehat) ≥75%.
dilihat dari
perilaku Tidak
penggunaan memenuhi
jamban dan syarat jika
sikap nilai
membuang <75%.
sampah
sembarangan.

C. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah ruang lingkup yang merupakan pokok persoalan
dari suatu penelitian (Sugiyono, 2010). Dan pada kali ini yang menjadi objek
penelitian oleh penulis adalah Pasar Panorama dan Pasar Tradisional Modern
(PTM) meliputi sanitasi lingkungan pasarnya (lingkungan fisik pasar, fasilitas
pasar, dan PHBS).
D. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Pasar Panorama dan Pasar
Tradisional Modern Kota Bengkulu.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data saat penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari instansi terkait.
2. Cara Pengumpulan Data
Observasi ( pengamatan langsung dilapangan) yang meliputi kegiatan
pemantauan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera (Sujarwo dan Basrowi, 2009).
1. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data denga menggunakan checklist.
F. Teknik Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data menurut Hasan (2006) meliputi kegiatan :
a. Editing Data
Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melaui daftar
pernyataan (checklist) dan pedoman wawancara dibaca kembali untuk
melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari hasil observasi
sehingga dapat menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
b. Scoring Data
Scoring adalah penentuan jumlah skor dari pernyataan yang ada di
checklist, dimana pada penelitian ini berdasar pada :
1) Nilai tiap komponen diperoleh : jumlah nilai yang memenuhi
persyaratan pada saat pengamatan dibagi jumlah nilai maksimal per
komponen lalu dikali seratus persen. Kriteria yang digunakan
adalah :
a) Memenuhi syarat : nilai ≥75%.
b) Tidak memenuhi syarat : <75%.
2) Nilai total diperoleh : jumlah nilai 3 komponen yang memenuhi
persyaratan pada saat pengamatan dibagi jumlah nilai maksimal 3
komponen lalu dikali seratus persen.
3) Nilai total maksimal :

Kriteria yang digunakan adalah :


a) Baik jika nilai >80%.
b) Sedang jika nilai ≤80-60%.
c) Kurang jika nilai <60%.
{Dinkes Kab.Bangkalan (tanpa tahun)}.
c. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan
dengan cara memasukkan data ke dalam tabel. Atau dapat dikatakan
bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau
daftar untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil
tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian,
karena data-data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan
terangkum dalam tabel-tabeung, yaitu data dari checklist langsung
dimasukkan ke dalam diagram yang sudah dipersiapkan tanpa perantara
lainnya.
2. Teknik Analil yang mudah dipahami maknanya. Selanjutnya akan diberi
penjelasan atau keterangan dengan menggunakan kalimat atas data-data
yang telah diperoleh. Pada penelitian ini dilakukan tabulasi data langssis
Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis tiap
variabel yang ada secara deskriptif. Analisis ini digunakan untuk
mendeskripsikan sanitasi lingkungan pasar dengan indikator lingkungan
fisik pasar, sarana sanitasi, PHBS, dan lain-lain.
3. Teknik Penyajian Data
1. Narasi.
2. Diagram batang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmadi, U.F., 2013. Dasar – Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Rajawali. Pers.
Jakarta.
2. Arifis, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
3. Deliarnov. 2007. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
4. Soemirat. J. 2011. Kesehatan Lingkungan. Jogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
5. Herminza. (2008), HubunganPengetahuan dan Sikap Pedagang dengan Praktek
Pewadahan Sampah di Pasar Rangge Senta Ketapang. Thesis. Universitas
Diponegoro, Malang.
6. Menteri Kesehatan RI. 2007. Kepmenkes RI Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Jakarta : Departemen Kesehatan.
7.
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku Manusia. Jakarta :
Rineka Cipta.
8. Wiratna dan Sujarweni. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
9. Dirjen PP2PL. 2014. Pedomanan Untuk Pedagang.
10. Dirjen PP2PL. 2014. Pedomanan Untuk Aparat Pengelola Pasar dan Aparat
Pemerintah.

KARTU INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN PASAR

I DATA UMUM

NAMA PASAR : ................................................

ALAMAT : ................................................
NAMA PENGELOLA
PASAR : ................................................

PROVINSI : ................................................

KABUPATEN/KOTA : ................................................
KECAMATAN
: ................................................
PUSKESMAS
: ………………………………………….....

II DATA FISIK

NO VARIABEL UPAYA BOBOT KOMPNONEN YANG DINILAI NILAI SKORE

1 2 3 4 5 6

A LOKASI 5

(Nilai maksimal 500)

1. Sesuai rencana umum tata ruang 20

2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana 20

3. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan 20


4. Tidak terletak pada daerah bekas pembuangan
akhir 20

5. Mempunyai batas wilayah yang jelas 20


BANGUNAN PASAR
B (Nilai maksimal 2300) 20
1 Umum 0,5 Bangunan dan rancang bangun sesuai dengan 100
peraturan yang berlaku
2 Penataan ruang dagang 4 1. Pembagian area sesuai dengan peruntukkannya 30
(Zonning)
10
2. Zonning dengan identitas lengkap
15
3. Lebar lorong antar los minimal 1,5 meter
4. Jarak tempat penampungan dan pemotongan 30
unggas denagn bangunan pasar minimal 10 meter
atau dibatasi tembok
15
5. Pestisida dan bahan berbahaya beracun
terpisah dengan zona makanan dan bahan pangan
3 Ruang kantor pengelola 0,5 40
1. Ventilasi minimal 20% dari luas lantai
40
2. Pencahayaan minimal 200 lux
20
3. Tersedia toilet dan tempat cuci tangan
4 Tempat penjualan bahan 15
pangan makanan
4.1 Tempat penjualan bahan 4
pangan makanan 1. Meja tempat penjualan (nilai 100)
4
a. Tahan karat
2
b. Rata
2
c. Kemiringan
2
d. Tinggi 60 cm

2. Karkas daging digantung


3. Alas potong (talenan) tidak terbuat dari kayu, 15
tidak beracun, kedap air dan mudah dibersihkan
4. Tempat penyimpanan bahan pangan dengan 15
rantai dingin (cold chain ) bersuhu (4-10 oC)
5. Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan 8
peralatan

6. Tempat cuci tangan dilengkapi: (nilai 14)

a. Sabun 6

b. Air mengalir 8

7. Saluran pembuangan limbah: (nilai 10)

a. Tertutup 5

b. Kemiringan 5

8. Tempat sampah (nilai 10):

a. Terpisah (sampah basah dan kering) 4

b. Kedap air 3

c. Tertutup 3
9. Bebas binatang penular penyakit (vektor) &
tempat perindukkannya 10
4.2 Tempat penjualan bahan 3 1. Meja tempat penjualan dengan : permukaan
pangan kering rata, mudah dibersihkan dengan tinggi minimal 60
cm (nilai 20)

a. Permukaan rata 10

b. Mudah dibersihkan 5

c. Tinggi minimal 60 cm 5
2. Meja terbuat dari bahan tahan karat dan bukan
dari kayu 20

3. Tempat sampah (nilai 20):

a. Terpisah basah dan kering 10

b. Kedap air 5

c. Bertutup 5

4. Tempat cuci tangan dilengkapi (nilai 20):

a. Dengan sabun 6
b. Air mengalir 14
5. Bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukkannya 20
4.3 Tempat penjualan 3 1. Tempat penyajian makanan (nilai 20):
makanan matang/siap
saji

a. Tertutup 8

b. Bahan tahan karat 3

c. Permukaan rata 3

d. Mudah dibersihkan 3

e. Tinggi minimal 50 cm 3

2. Tempat cuci tangan dilengkapi (nilai 20):

a. Dengan sabun 6

b. Air mengalir 7

3. Tempat cuci peralatan (nilai20):

a. Kuat 6

b. Aman 4

c. Tidak berkarat 4

d. Mudah dibersihkan 6
4. Pisau yang digunakan untuk memotong bahan
mentah harus berbeda dan tidak berkarat 10

5. Saluran pembuangan limbah (nilai 10):

a. Tertutup 5

b. Kemiringan 5

6. Tempat sampah (nilai 10):

a. Terpisah basah dan kering 6

b. Kedap air 2

c. Tertutup 2
7. Bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukkannya 10

8. Kuman dipermukaan padat kurang 700 CFU/M3 7


1. Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah
4.4 Area Parkir 1 pasar 15
2. Parkir mobil, motor, sepeda, andong/delman,
becak terpisah 10
3. Tersedia area parkir khusus kendaraan
pengangkut hewan hidup 10

4. Tersedia area khusus bongkar muat barang 10

5. Tidak ada genangan air 10

6. Tersedia tempat sampat setiap radius 10 meter 15


7. Ada jalur dan tanda masuk dan keluar yang
jelas 10

8. Ada tanaman penghijauan 10

9. Adanya area resapan air 10

4.5 Konstruksi 4

4.5.1 Atap 0,5 1. Atap (nilai 40):

a. Kuat 20

b. Tidak bocor 10

c. Tidak menjadi tempat perindukkan vektor 10


2. Kemiringan atap cukup dan tidak
memungkinkan genangan air 40
3. Atap dengan ketinggian lebih 10 meter
dilengkapi penangkal petir 20

4.5.2 Dinding 0,5 1. Keadaan dinding (nilai 40)

a. Bersih 15

b. Tidak lembab 15

c. Berwarna terang 10
2. Permukaan dinding yang selalu terkena
percikan air terbuat dari (nilai 40)

a. Bahan yang kuat 20

b. Kedap air 20
3. Pertemuan lantai dengan dinding harus
lengkung (conus) 20

4.5.3 Lantai 0,5 1. Keadaan lantai (nilai 70)

a. Kedap air 15

b. Rata 15

c. Tidak licin 15

d. Tidak retak 10

e. Mudah dibersihkan 15
2. Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya
mempunyai kemiringan ke saluran pembuangan 30
1. Tinggi, lebar, kemiringan sesuai dengan
4.5.4 Tangga 0,5 ketentuan yang berlaku 40

2. Terdapat pegangan tangan 20

3. Kuat dan tidak licin 20

4. Pencahayaan minimal 100 lux 20


Kualitas udara dalam
4.5.5 ruang 1

1 Ventilasi minimal 20% dari luas lantai 40

2 Laju udara dalam ruang Laju udara : 0,15-0,25 m/detik 40

3 Kebisingan Tidak boleh dari 85 dB (A) 40

4 Kelembaban 40-60% Rh 40
Intensitas pencahayaan cukup untuk melakukan
pekejaan pengelolaan dan pembersihan bahan
5 Pencahayaan 0,5 makanan minimal 100 lux 40
4.5.7 Pintu 0,5 Khusus kios/los penjual daginh, ikan dan 100
sejenisnya menggunakan pintu yang dapat
membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik
untuk menghalangi binatang atau serangga
penular penyakit
SANITASI ( Nilai
C Maksimal 3000) 30

1. Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang


1. Air bersih 4 cukup ( minimal 40 liter per pedagang ) 20
2. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan
(tidak berbau, berwarna, kekeruhan, rasa) 30

3. Memenuhi syarat biologi:e-coliform=0 30


3. Jarak sumber air bersih denganseptick tank,
minimal 10 meter 10

4. Pengujian air bersih dilakukan 6 bulan sekali 10


1. Toilet : laki-laki dan perempuan terpisah
2. Kamar mandi dan toilet 4 dengan jumlah cukup ( nilai 10)

a. Terpisah 5

b. Jumlah cukup 5
2. Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah
cukup dan bebas jentik 10
3. Toilet dengan leher angsa, bersih, tidak ada
genangan air dan tidak bau 10

4. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun 10


5. Tersedia tempat sampah yang tertutup 10
6. Tersedia septictank dengan lubang peresapan
yang memenuhi syarat kesehatan 10
7. Letak toilet minimal 10 meter dari tempat
penjualan makanandan bahan pangan 10

8. ventilasi minimal 20% dari luas lantai 10

9. Pencahayaan minimal 100 lux 10


10. lantai kedap air, tidak licin, mudah
dibersihkan, dengan kemiringan cukup 10
1. Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah
3. Pengelolaan Sampah 4 basah dan kering 20
2. Tempat sampah terbuat dari ( nilai
20 ) :

a. Bahan kedap air 5

b. Tidak mudah karat 5

c. Kuat 4

d. Tertutup 3

e. Mudah dibersihkan 3
3. Tersedia alat pengangkut sampah (Sampah)
( nilai 15) :

a. Kuat 8

b. Mudah dibersihkan 7
4. Tersedia tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) (nilai 15) :

a. Kuat 4

b. Kedap air 4

c. Mudah dibersihkan 4

d. Mudah dijangkau 3
5. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang
penular penyakit 10
6. TPS tidak di jalur utama pasar dan berjarak 10
meter dari bangunan pasar 10

7. Sampah diangkut minimal 1x24 jam 10


1. Tertutup dengan kisi kisi, terbuat dari logam
4. Drainage 4 dan mudah dibersihkan 30

2. Limbah cair mengalir lancar 40

3. Limbah cair harus memenuhi baku mutu 10


4. Tidak ada bangunan di atas saluran 10
5. Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6
bulan sekali 10
4
5. Tempat cuci tangan 1. Lokasi mudah dijangkau 40

2. Dilengkapi sabun 20

3.Tersedia air mengalir 40


Binatang penular 1. Los makanan siap saji dan bahan pengan harus
3 20
6. penyakit/vektor bebas dari lalat, kecoa dan tikus

2. Angka kepadatan tikus harus nol 20


3. angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per
20
plate di titik pengukuran
4. Angka kepadatan lalat maksimal 30 per gril net
20
di tempat sampah dan drainage
5. Container index ( CI)jentik nyamuk aedes tidak
20
melebihi 5%
Kualitas makanandan
4 20
7. bahan pangan 1. Tidak basi
10
2. Tidak mengandung bahan berbahaya
3. Tidak mengandung residu pestisida diatas
10
ambang batas
4. Kualitas makanan siap saji sesuai dengan
10
peraturan
5. Makanandalam kemasan tertutup disimpan 10
dalam suhu 4-10 *C
6. ikan , daging, dan olahanya disimpan dalam 10
suhu 0 s/d 4*C
7. Sayur dan buah disimpan dalam suhu 10*C,
telur, susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5- 10
7*C
8. Penyimpanan bahan makanan dengan jarak 15
cm dari lantai 5 cm dari dinding dan 60 cm dari 10
langit langit
9. Kebersihan peralatan makanan maksimal 100 10
kuman per cm2 permukaan dan E.coli nol
1. Dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam 50
8. Desinfeksi Pasar 3 sebulan
50
2. Bahan desinfeksi tidak mencemari lingkungan
PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT ( Nilai
D maksimal 3000) 30
1. Pedagang daging/unggas, ikan menggunakan 20
1. Pedagang dan pekerja 15 alat pelindung diri
30
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS)
3. Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi 10
pedagang secara berkala minimal 6 bulan sekali
4. Pedagang makanan siap saji tidak sedang 40
menderita penyakit menular langsung seperti :
diare, hepatitis, TBC, kudis, dll
10 50
2. Pengunjung 1. Berperilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS)
2. Cuci tangan dengan sabun setelah memegang 50
unggas/hewan hidup, daging atau ikan
Memahami dan mempunyai keterampilan tentang
5 higiene sanitasi dan keamanan pangan ( pernah 100
mengikuti kursus/pelatihandi bidang sanitasi dan
3. Pengelola hygiene makanan dan pangan )
KEAMANAN ( Nilai
5
E. maksimal 1000)
1. Tersedia peralatan pemadam kebakaran dengan
1. Pemadan kebakaran 3 jumlah cukup dan berfungsi ( nilai 40) :
20
a. Ada

b.Jumlah cukup 10

c. 80% berfungsi 10

2. Tersedia hidran air 30


3. Letak peralatan pemadam kebakaran mudah
dijangkau dan ada petunjuk arah penyelamatan 20
4. Adanya SOP penggunaan alat pemadam
kebakaran 10

2. Keamanan 2 1. Ada pos keamanan 50

2. Ada personil/petugas keamanan 50


FASILITAS LAIN ( Nilai
F. maksimal 1000) 10
1. Tersedia tempatb ibadah yang bersih, dan
40
1. Tempat /sarana ibadah 2 tempat wudhu

2.Tersedia air dengan jumlah yang cukup 40


3. Ventilasi dan pencahayaan sesuai dengan
persyaratan 20
Tempat penjualan 1. Tersedia tempat khusus yang terpisah dari
2. unggas hidup 5 pasar utama 20
2. Mempunyai akses masuk dan keluar
kendaraaan pengangkut unggas tersendiri 10
3. Kandang tempat penampungan unggas kuat
dan mudah dibersihkan 10
4. Tersedia fasilitas pemotongan unggas umum
yang memenuhi syarat 10
5. Tersedia sarana cuci tangan dengan sabundan
air bersih 10

6. Tersedia saluran pembuangan limbah 10


7. Tersedia penampungan sampah terpisah dari
sampah pasar 10
8. Tersedia sarana desinfeksi khusus di pintu
masuk 20
Tersedia pos pelayanan
kesehatan dan
3. pertolongan pertama 3 100
pada kecelakaan Tersedia ruang /pos pelayanan kesehatan dan
( P3K) pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K)

JUMLAH 100 3092 10.00


Harus memenuhi syarat kriteria harus memenuhi syarat kriteria utama minimal,
Utama minimal, (1) Media air yaitu
1. Media sarana dan bangunan Parameter Biologi: e-coliform
Yaitu : Parameter Fisik: bau, warna, kekeruhan, rasa
Persyaratan kesehatan toilet (2) Media udara yaitu: pencahayaan
Bersih, tidak ada genangan air dan Di Los: 100 Lux;
Tidak bau Di Ruang Pengelola: minimal 200 Lux
2. Media vektor dan binatang Kelembaban: 40-60% Rh
Pembawa penyakit yaitu tidak Laju ventilasi udara: 0,15-0,25 m/detik
ada jentik nyamul Kebisingan: tidak boleh dari 85 dB (A)
Kuman di permukaan padat: kurang 700 CFU/m3

Anda mungkin juga menyukai