PENYAJIAN ILMIAH
GAMBARAN KONDISI SANITASI PASAR TRADISIONAL PANORAMA
KOTA BENGKULU
Disusun Oleh :
Nama : Heny Agustati
NPM : E2A017022
Dosen Pengampu : Prof.Ir. Nanik Setyowati, M.Sc.PhD
JURUSAN PASCASARJA
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
DAFTAR ISI
Halaman
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum..........................................................................3
2. Tujuan Khusus.........................................................................3
A. Pengertian Sanitasi
1. Secara Umum..........................................................................4
B. Pasar
1. Pengertian................................................................................5
2. Klasifikasi Pasar......................................................................5
C. Kerangka Teori..............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................8
LAMPIRAN...................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan aktifitasnya baik untuk bekerja, melakukan
interaksi sosial, belajar, maupun melakukan berbagai aktifitas lainnya sangat erat
kaitannya dengan tempat-tempat umum. Tempat umum merupakan tempat
dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan berbagai kegiatan atau
aktifitas secara insidentil maupun secara terus menerus. Oleh karena banyaknya
orang yang berkumpul pada tempat umum maka dapat mempercepat
berlangsungnya penyebaran penyakit. Sehingga upaya yang dapat dilakukan
adalah pengawasan terhadap mutu lingkungan tempat-tempat umum (Herminza,
2008). Menurut Environmental Performance Index (EPI) yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan termasuk penyediaan air bersih dan sanitasi dan
ekosistem, Indonesia menduduki rangking ke 134 dari 163 negara di bawah
Sudan dan Tanzania. Sanitasi mencakup sanitasi perumahan (housing) dan
sanitasi tempat-tempat umum (public places sanitation).
Pasar merupakan salah satu tempat umum bagi orang banyak untuk
melakukan kegiatan jual beli yang dapat menyebabkan timbulnya atau
menularnya penyakit. Sebagaimana diketahui pasar merupakan salah satu
fasilitas ekonomi di kota maupun desa yang menjual kebutuhan masyarakat.
Pada saat yang sama, pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran
penyakit akibat sanitasi lingkungan pasar yang buruk. Contohnya seperti
penyakit diare, muntaber, disentri, kolera, gangguan kulit, dan demam berdarah
yang penularannya melalui media air, udara, dan makanan (Achmadi, 2013).
Sanitasi pasar sebagai salah satu tempat umum merupakan bagian sanitasi
lingkungan suatu perkotaan di samping sanitasi perumahan. Alur pencemaran
yang mungkin terjadi di dalam pasar adalah pada manusia, bahan-bahan
dagangan termasuk bahan pangan, dan segala peralatan/sarana yang ada di pasar.
Melatar belakangi kondisi tersebut, pemerintah telah berusaha mewujudkan
pasar tradisional menjadi pasar sehat, diantaranya melalui Peraturan Presiden
Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; serta Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Indonesia memiliki 9.559 pasar tradisional (Survei Kemendag 2010-2011)
dan dari sekian banyak pasar yang ada, 95% bangunannya tidak layak
dikarenakan sudah berumur lebih dari 25 tahun. Untuk itu, Kementerian
Kesehatan sejak tahun 2009 menyelenggarakan pasar sehat sebagai salah satu
strategi dalam Implementation of National Strategic for Preventing Avian
Influenza (INSPAI) bekerjasama dengan WHO dengan dana dari Uni Eropa. Di
Indonesia sendiri dari 9.559 pasar yang ada hanya memiliki 10 pasar sehat
percontohan (2009-2011) yakni diantaranya Kota Payakumbuh (Sumatera
Barat), Kota Metro (Lampung), Cibubur (Jakarta Timur), Kab. Sragen (Jawa
Tengah), Kota Pekalongan (Jawa Tengah), Kab. Gunung Kidul (Yogyakarta),
Kota Malang (Jawa Timur), Kab. Gianyar (Bali), Mataram (NTB), dan Bontang
(Kalimantan Timur).
Di Kota Bengkulu terdapat 4 (empat) pasar tradisional yaitu Pasar
Panorama, Pasar Tradisional Modern (PTM), Pasar Barukoto, dan Pasar Pagar
Dewa. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu membentuk Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pada masing-masing pasar tradisional milik
pemerintah dimana berperan secara langsung dalam pengelolaan pasar baik dari
sarana maupun prasarananya (Data Dinas Perindag, 2017).
Pengunjung pasar tradisional rata-rata adalah ibu rumah tangga dengan
jumlah 48,87% dari total penduduk di Kota Bengkulu (BPS, 2010). Dengan
banyaknya jumlah tersebut, potensi penularan atau penyebaran penyakit lebih
berisiko dan berpotensi besar menimbulkan dampak terhadap kesehatan
masyarakat. Agar dapat menjadi prasarana umum yang tertib, baik, aman, dan
sehat perlu dikelola dengan baik. Termasuk didalamnya adalah pengelolaan
terhadap sanitasi lingkungan yang terdapat di ke empat pasar tersebut.
Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Gambaran Kondisi Sanitasi Pasar Tradisional
Panorama Kota Bengkulu”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi Sanitasi lingkungan pasar tradisional Panorama Kota
Bengkulu, apakah telah memenuhi syarat layak sanitasi yang sesuai dengan
Kepmenkes No.159 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar
Sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan Kepmenkes No.159 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan indikator lingkungan fisik pasar.
b. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan indikator fasilitas pasar.
c. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota
Bengkulu berdasarkan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi
1. Secara Umum
Menurut Notoadmojo (2012), sanitasi itu sendiri merupakan perilaku
disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia sedangkan, sanitasi lingkungan adalah
status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan
kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sanitasi
yaitu usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik
dibidang ksehatan, terutama kesehatan masayarakat.
2. Sanitasi Tempat-tempat Umum
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi
kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga
kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sanitasi
tempat-tempat umum menurut Soemirat (2011), merupakan problem
kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Oleh sebab itu tempat umum
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang
medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi
tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti
melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum
boleh keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau
tanpa membayar.
2. Harus ada gedung atau tempat peranan, artinya harus ada tempat
tertentu dimana masyarakat melakukan aktivitas tertentu.
3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung
tempat-tempat umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai
dengan ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak
diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat
umum.
Tempat umum meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar
tradisional atau swalayan, pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat
pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok
pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Slamet, 2009).
B. Pasar
1. Pengertian
Menurut Arifin (2009) “Pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya
antara penjual dengan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat
memperagakan barang dagangannya dengan membayar retribusi”.
2. Klasifikasi Pasar
Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjual belikan disebut
juga pasar konkrit. Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat di mana
pembeli dan penjual bertemu secara langsung untuk memperjual belikan
barang dan jasa. Pasar konkrit pada kenyataannya dapat dikelompokkan
menjadi berbagai bentuk (Deliarnov, 2007) yaitu :
a. Berdasarkan Manajemen Pengelolaan terdiri dari pasar tradisional dan
pasar modern
b. Berdasarkan Manajemen Pelayanan Pasar terdiri dari pasar swalayan,
pertokoan, mall atau plaza.
c. Berdasarkan Jumlah Barang yang Dijual yaitu pasar eceran dan glosir.
3. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Pasar
Menurut Kepmenkes No. 519/MENKES/SK/VI/2008 “Pasar sehat
adalah kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman, dan sehat yang terwujud
melalui kerja sama stakeholder terkait dalam menyediakan bahan pangan
yang aman dan bergizi bagi masyarakat”. Kriteria atau persyaratan
kesehatan lingkungan pasar berdasarkan Kepmenkes Nomor :
519/MENKES/SK/VI/2008 tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat
antara lain :
a. Lingkungan Fisik Pasar terdiri dari lokasi dan bangunan,.
b. Fasilitas Pasar yaitu penyediaan air bersih, toilet, pengelolaan sampah,
drainase, saluran pembuangan air limbah (SPAL), alat pemadam
kebakaran, tempat ibadah (masjid) dan kotak P3K.
c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu menggunakan jamban,
membuang sampah pada tempatnya
4. Penyakit Akibat Buruknya Sarana Sanitasi Pasar
Vektor penyebar penyakit di pasar antara lain kecoa, lalat, tikus, dan
nyamuk. Menurut Achmadi (2013), buruknya sarana sanitasi yang ada pada
tempat umum seperti pasar, akan berdampak bukan hanya pada lingkungan,
tapi pada kesehatan manusia. Gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat
sanitasi pasar yang buruk yaitu penyakit diare,gangguan kulit,
muntaber,demam berdara
C. Kerangka Teori
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
C. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah ruang lingkup yang merupakan pokok persoalan
dari suatu penelitian (Sugiyono, 2010). Dan pada kali ini yang menjadi objek
penelitian oleh penulis adalah Pasar Panorama dan Pasar Tradisional Modern
(PTM) meliputi sanitasi lingkungan pasarnya (lingkungan fisik pasar, fasilitas
pasar, dan PHBS).
D. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Pasar Panorama dan Pasar
Tradisional Modern Kota Bengkulu.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data saat penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari instansi terkait.
2. Cara Pengumpulan Data
Observasi ( pengamatan langsung dilapangan) yang meliputi kegiatan
pemantauan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera (Sujarwo dan Basrowi, 2009).
1. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data denga menggunakan checklist.
F. Teknik Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data menurut Hasan (2006) meliputi kegiatan :
a. Editing Data
Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melaui daftar
pernyataan (checklist) dan pedoman wawancara dibaca kembali untuk
melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari hasil observasi
sehingga dapat menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
b. Scoring Data
Scoring adalah penentuan jumlah skor dari pernyataan yang ada di
checklist, dimana pada penelitian ini berdasar pada :
1) Nilai tiap komponen diperoleh : jumlah nilai yang memenuhi
persyaratan pada saat pengamatan dibagi jumlah nilai maksimal per
komponen lalu dikali seratus persen. Kriteria yang digunakan
adalah :
a) Memenuhi syarat : nilai ≥75%.
b) Tidak memenuhi syarat : <75%.
2) Nilai total diperoleh : jumlah nilai 3 komponen yang memenuhi
persyaratan pada saat pengamatan dibagi jumlah nilai maksimal 3
komponen lalu dikali seratus persen.
3) Nilai total maksimal :
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmadi, U.F., 2013. Dasar – Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Rajawali. Pers.
Jakarta.
2. Arifis, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
3. Deliarnov. 2007. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
4. Soemirat. J. 2011. Kesehatan Lingkungan. Jogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
5. Herminza. (2008), HubunganPengetahuan dan Sikap Pedagang dengan Praktek
Pewadahan Sampah di Pasar Rangge Senta Ketapang. Thesis. Universitas
Diponegoro, Malang.
6. Menteri Kesehatan RI. 2007. Kepmenkes RI Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Jakarta : Departemen Kesehatan.
7.
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku Manusia. Jakarta :
Rineka Cipta.
8. Wiratna dan Sujarweni. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
9. Dirjen PP2PL. 2014. Pedomanan Untuk Pedagang.
10. Dirjen PP2PL. 2014. Pedomanan Untuk Aparat Pengelola Pasar dan Aparat
Pemerintah.
I DATA UMUM
ALAMAT : ................................................
NAMA PENGELOLA
PASAR : ................................................
PROVINSI : ................................................
KABUPATEN/KOTA : ................................................
KECAMATAN
: ................................................
PUSKESMAS
: ………………………………………….....
II DATA FISIK
1 2 3 4 5 6
A LOKASI 5
a. Sabun 6
b. Air mengalir 8
a. Tertutup 5
b. Kemiringan 5
b. Kedap air 3
c. Tertutup 3
9. Bebas binatang penular penyakit (vektor) &
tempat perindukkannya 10
4.2 Tempat penjualan bahan 3 1. Meja tempat penjualan dengan : permukaan
pangan kering rata, mudah dibersihkan dengan tinggi minimal 60
cm (nilai 20)
a. Permukaan rata 10
b. Mudah dibersihkan 5
c. Tinggi minimal 60 cm 5
2. Meja terbuat dari bahan tahan karat dan bukan
dari kayu 20
b. Kedap air 5
c. Bertutup 5
a. Dengan sabun 6
b. Air mengalir 14
5. Bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukkannya 20
4.3 Tempat penjualan 3 1. Tempat penyajian makanan (nilai 20):
makanan matang/siap
saji
a. Tertutup 8
c. Permukaan rata 3
d. Mudah dibersihkan 3
e. Tinggi minimal 50 cm 3
a. Dengan sabun 6
b. Air mengalir 7
a. Kuat 6
b. Aman 4
c. Tidak berkarat 4
d. Mudah dibersihkan 6
4. Pisau yang digunakan untuk memotong bahan
mentah harus berbeda dan tidak berkarat 10
a. Tertutup 5
b. Kemiringan 5
b. Kedap air 2
c. Tertutup 2
7. Bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukkannya 10
4.5 Konstruksi 4
a. Kuat 20
b. Tidak bocor 10
a. Bersih 15
b. Tidak lembab 15
c. Berwarna terang 10
2. Permukaan dinding yang selalu terkena
percikan air terbuat dari (nilai 40)
b. Kedap air 20
3. Pertemuan lantai dengan dinding harus
lengkung (conus) 20
a. Kedap air 15
b. Rata 15
c. Tidak licin 15
d. Tidak retak 10
e. Mudah dibersihkan 15
2. Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya
mempunyai kemiringan ke saluran pembuangan 30
1. Tinggi, lebar, kemiringan sesuai dengan
4.5.4 Tangga 0,5 ketentuan yang berlaku 40
4 Kelembaban 40-60% Rh 40
Intensitas pencahayaan cukup untuk melakukan
pekejaan pengelolaan dan pembersihan bahan
5 Pencahayaan 0,5 makanan minimal 100 lux 40
4.5.7 Pintu 0,5 Khusus kios/los penjual daginh, ikan dan 100
sejenisnya menggunakan pintu yang dapat
membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik
untuk menghalangi binatang atau serangga
penular penyakit
SANITASI ( Nilai
C Maksimal 3000) 30
a. Terpisah 5
b. Jumlah cukup 5
2. Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah
cukup dan bebas jentik 10
3. Toilet dengan leher angsa, bersih, tidak ada
genangan air dan tidak bau 10
c. Kuat 4
d. Tertutup 3
e. Mudah dibersihkan 3
3. Tersedia alat pengangkut sampah (Sampah)
( nilai 15) :
a. Kuat 8
b. Mudah dibersihkan 7
4. Tersedia tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) (nilai 15) :
a. Kuat 4
b. Kedap air 4
c. Mudah dibersihkan 4
d. Mudah dijangkau 3
5. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang
penular penyakit 10
6. TPS tidak di jalur utama pasar dan berjarak 10
meter dari bangunan pasar 10
2. Dilengkapi sabun 20
b.Jumlah cukup 10
c. 80% berfungsi 10