Anda di halaman 1dari 7

HEPATITIS B

A. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal atau reason for encunter
a. Idea
Alasan dia datang ke praktek dokter, yang paling dikeluhkan
Pada Hepatitis B, gejalanya antara lain :
gangguan gastrointestinal : malaise, anoreksia, mual dan muntah;
gejala flu : batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia.
Ikterus
urin berwarna gelap.
Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
b. Concern
Perjalanan penyakit yang menggelisahkan penyakit
Keluhan keluhan lain selain KU.
malaise, anoreksia, mual dan muntah, batuk, fotofobia, sakit
kepala, mialgia, Ikterus, urin berwarna gelap, Pruritus
c. Expectation
Harapan pasien setelah datang ke dokter
1) Mengharapkan pengobatan yang layak
2) Mengharapkan kesembuhan
3) Mengharapkan dapat sehat kembali dan beraktivitas seperti biasa,
dll
d. Anxiety
Kecemasan terkait penyakit (biasanya berhubungan dengan dampak
penyakit terhadap kehidupan mendatang)
1) Pasien mengkhawatirkan penyakit bertambah parah
2) Pasien khawatir tidak dapat bekerja lagi
3) Pasien khawatir keluarganya tertular, dll
2. Aspek Klinis
a. Dx Klinis
1) Hepatitis B akut (kurang dari 6 bulan)
2) Hepatitis B kronis (lebih dari 6 bulan)
b. Dx Banding
1) Perlemakan hati
2) Hepatitis alkoholik
3) Hepatitis autoimun
4) Obstruksi akut traktus biliaris
5) Kolesistitis
6) Abses hepar
7) Sirosis hepatis
8) Hepatitis virus lain
Anamnesis
malaise, anoreksia, mual dan muntah, batuk, fotofobia, sakit kepala,
mialgia, Ikterus, urin berwarna gelap, Pruritus
Pemeriksaan Fisik
a. Konjungtiva ikterus
b. pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati,
c. Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien.
Pemeriksaan Penunjang
a. Bilirubin >
b. ALT > 2x nilai tertinggi
c. AST > 2x nilai tertinggi
d. DNA HBV
3. Aspek Faktor Risiko Internal
Faktor risiko yang mempengaruhi penyakit dari dalam diri pasien
Disebutkan semua yaa, kata dr fit walaupun di info ga ada tolong
dijelaskan juga
a. Pengaruh genetik
Genetik tidak mempengaruhi pasien karena hepatitis B merupakan
penyakit menular.
b. Gaya hidup
hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah
terinfeksi hepatitis B.
Memakai jarum suntik secara bergantian terutama kepada
penyalahgunaan obat suntik.
Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama dengan
penderita hepatitis B.
Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah
manusia.
Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan
pemilahan terhadap donor.
Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
c. Kepribadian
Kepribadian mempengaruhi / tidak? Menurutku sih engga ya, karena
infeksi
d. Usia
Usia aktif secara seksual
Bayi pun bisa karena tertular dari ibu
Usia tua bisa  hemodialisa
Semua umur  donor darah
e. Jenis kelamin
Jenis kelamin tidak begitu mempengaruhi karena kedua jenis kelamin
dapat terpapar faktor risiko diatas
f. Ras
g. Imunitas
Ada kaluhan penyakit imunosupresan atau tidak misal HIV atau
mengonsumsi obat imunosupresan ?
h. Perilaku individu saat sakit
Pasien langsung pergi ke pelayanan kesehatan (RS, PUSKESMAS
atau praktek dokter) setelah timbul kekuningan
Pasien langsung pergi ke pelayanan kesehatan setelah timbul pegal
pegal, demam, etc
Karena Bp X menderita gagal ginjal, Bp X melakukan
hemodialisa seminggu sekali di RS Margono
Karena Bp X menderita anemia atau leukimia, Bp X diharuskan
untuk sering transfusi darah
4. Aspek Faktor Risiko Eksternal
Faktor risiko yang berasal dari luar pasien, tergantung yang ada di kasus
yaa, tapi bagusnya disebutkan yang merupakan faktor eksternal tu ini dan
inu.
a. Keluarga
Keluarga mempunyai penyakti yang sama? Paling mungkin tertular
dari pasangannya sendiri.
b. Perilaku sakit anggota keluarga
1) Beliau dan keluarga biasa periksa ke RS/ PUSKESMAS / praktik
dokter keluarga apabila ada anggota keluarga yang sakit.
2) Bp X terdaftar sebagai anggota JAMKESMAS / ASKES / BPJS.
Atau Bp X tidak mempunyai asuransi kesehatan dan menggunakan
biaya sendiri sehingga jarang ke pelayanan kesehatan
3) Jarak rumah Bp X menuju pelayanan kesehatan jauh atau dekat ?
aksesnya mudah atau tidak?
c. Hubungan interpersonal
Ini contoh, selebihnya tergantung kasus
Hubungan antar anggota keluarga baik dan terbiasa untuk membahas
masalah secara terbuka dalam keluarga, hal ini dibuktikan dengan skor
APGAR Bp X yaitu 9, hal ini menunjukkan kondisi keluarga yang
sehat.
Kalau apgar skor rendah ya jabarkan lebih lanjut.
d. Sosial ekonomi
Keluarga Bp X termasuk keluarga dengan ekonomi yang rendah /
sedang / tinggi?
Hal ini bisa disimpulkan dari gaji (bila ada), kondisi rumah,
pendidikan, dll
e. Pendidikan
Tn X menempuh pendidikan hingga tamat SMA, begitu juga istrinya
f. Lingkungan Rumah
Nah disinilah saatnya mendeskripsikan rumah, disebutkan tergantung
apa yang ada di kasus.
1) Rumah Bp X merupakan rumah semipermanen / permanen.
2) Luas rumah berapa
3) Dinding rumah
4) Langit-langit
5) Lantai
6) Ventilasi cukup atau tidak
7) Sarana pembuangan asap dapur
8) Pencahayaan
g. Lingkungan lokal sekitar
1) Tempat tinggal BpX berada di perkampungan padat penduduk
2) Kondisi lingkungan bersih atau tidak
3) Ada kandang hewan ?
4) Ada bengkel? Ada pabrik? And so on
h. Pekerjaan
Bp X bekerja sebagai ........
Nah yang rawan itu biasanya orang orang yang sering terpapar dengan
darah manusia : dokter? Petugas donor darah? Pegawai PMI? Dan juga
pekerjaan apapun yang menuntut jauh dari keluarga misal supir truk,
suir bis, masinis, dll. kerja di karaoke, serabutan. Dll
i. Lingkungan kerja
teman teman kerjanya ada yang menderita penyakit yang sama?
Kebiasaan teman kerjanya bagaimana? Narkoba? Seks bebas?
j. Budaya

5. Aspek Skala Fungsi Sosial


Tabel fungsi sosial
DIJABARKAN JUGA YA jangan hanya angka
B. Penanganan Komprehensif
1. Patient centered care
a. Medika Mentosa
Antipiretik bila demam; Paracetamol 500 mg (3-4x sehari)
Apabila ada keluhan gastrointestinal seperti:
1. Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau
Domperidon 3x10mg/hari
2. Perut perih dan kembung : H2 Blocker (Simetidin 3x200 mg/hari
atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor
(Omeprazol 1 x 20 mg/hari) .
b. Non Medika Mentosa
1) Asupan kalori dan cairan yang adekuat
2) Tirah baring
3) Pengontrolan secara berkala terutama bila gejala hepatitis B muncul
4) Rujuk
Pasien yang telah didiagnosis hepatitis B dirujuk ke pelayanan
kesehatan sekunder.
c. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
1) Minum obat teratur
2) Makan dan minum yang cukup
3) Istirahat cukup
4) Menghentikan narkoba, jangan memakai jaru bebarengan
5) Menghentikan seks bebas untuk mencegah penularan
6) Jangan donor darah
2. Family centeres care
a. keluarga ikut mendukung pasien agar teratur minum obat.
b. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupanmkalori dan cairan yang
adekuat, dan membatasi aktivitasfisik pasien.
c. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan modifikasi pola
hidup untuk pencegahan transmisi, dan imunisasi.
d. Rencana skrining terutama pasangan
e. Mengedukasi keluarga mengenai hepatitis B, faktor risiko hingga
komplikasi.
3. Community care
a. Skrining teman kerja (sesama supir bis, sesama pengguna narkoba)
b. Penyuluhan mengenai hepatitis B serta cara penularannya di
lingkungan rumah dan tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai