Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

OLEH:

NAMA NPM

M DESYAN ICHSANI 1515011029


ERNA KURNIA WATI 1515011035
FITRI INDAH SARI 1515011039
IRVAN TEGAR CESAR 1515011047
PANCA KURNIAWAN 1515011069
ANNIKA LUKITAWATI 1515011073
DWITA PUTRI 1515011099

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu

ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam

bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang

membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan.

Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying) . Ilmu

Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua

metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi

dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar,

sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang

telah didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.

Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih melakukan

pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat

dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan

mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas.


2. Tujuan Praktikum

2.1 Mengetahui teknik-teknik pengukuran

2.2 Dapat menentukan atau mencari tiap-tiap posisi

2.3 Dapat mencari azimut pada tiap-tiap titik

2.4 Dapat menggunakan alat ukur theodolit atau waterpas dengan baik dan benar

2.5 Mengetahui kesalahan-kesalahan yang harus dihindari saat pengukuran


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Pengukuran

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua

titik atau lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan

data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.

Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan

jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan

atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap

saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.

Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :

· Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum

dianggap sama dengan garis unting-unting.

· Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap

titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.

· Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk

ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.

· Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
· Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya

terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah

sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong

horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang

berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :

· Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.

· Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.

· Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.

2.2 . BAGIAN BAGIAN ALAT

2.2.1 THEODOLIT

Alat ukur teodolit dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas, engah,

dan bawah.

A. Bagian atas

1. Teropong

Digunakan untuk membidik atau mengamat, benda yang jauh

agar kelihatan dekat, jelas dan besar. Ropong teodoli menggunakan

prinsip dari kepler yaitu terdiri dari lensa objektip sebagai lensa
obyektif dan lensa negatip untuk lensa mata, yang berindak

sebagai loupe. Lensa obyektif memberikan bayangan nyata

terbalik dan diperkecil, bayangan ini digunakan sebagai benda oleh

lensa okuler menjadi diperbesar dekat dan terbalik.

2. Linkaran Verikal

Linkaran Verikal adalah piringan dari meal aau kaca tempat skala

lingkaran, berputar bersama ropong dan dilindungi oleh alhidade

vertical.

3. Sumbu Mendatar (sumbu II)

adalah sumbu perputaran teropong, disangga oleh dua tiang

penyangga kiri-kanan. Pada teodolit lama sumbuh ini dapat diatur

(dikoreksi) namun pada alat yang baru hal ini sudah tidak ada lagi.

4. Klem Teropong Dan Penggerak Halus

digunakan untuk mematikan gerak teropong, dan untuk gerakan

kecil digunakan sekerup penggerak halus. Gerak halus ini

berfungsi apabila klem telah dimaikan.

5. Alhidade Vertical Dan Nivo Alhidade Verikal

digunakan untuk mengatur mikroskop pembacaan lingkaran verikal


6. Nivo teropong,

pada alat produksi baru rata-rata tidak ada lagi.

B. Bagian tengah

1. kaki pengangga sumbu II,

pada eodolit yang baru berisi prisma-prisma pemanul sinar

pembacaan lingkaran horizontal

2. Alhidade Horixontal

merupakan pemersatu dari kaki penyangga sumbu II, dan pelindung

lingkaran horizontal.

3. Piringan lingkaran Horizontal

merupakan tempat skala lingkaran horizontal, terbuat dari metal atau

kaca. Pada teodoli repetisi lingkaran ini terpisah dari ribrach dan dapat

diaur kedudukannya, sedang pada teodolit reiterasi menjadi satu

dengan ribrach dan posisinya tetap.

4. Klem dan penggerak halus alhidade horizontal.

Seperti halnya pada teropong, klem disini dipakai unuk mematikan

gerakan sumbu I (Sumbu egak), dan gerakan halus dengan memutar

sekerup penggerak halus alhidade horizontal.


5. klem dan penggerak halus limbus

hal ini hanya ada pada teodolit repetisi (sumbu ganda), digunakan

unuk mengatur kedudukan dari piringan horizontal.

6. Nivo Alhidade horizontal

digunakan unuk membuat sumbu I verikal secara halus, setelah

pendekatan dengan nivo kotak. Kadang-kadang novo kotak juga

berdekatan dengan nivo tabung, arinya terletak pada alhidade

horizontal, namun adapula yang berada pada ribrach.

7. Mickroskop pembacaan lingkaran horizontal. Pada alat yang baru

dijadikan satu dengan pembacaan lingkaran vertical

C. Bagian bawah

1. Tribrach

merupakan tempat tumpuan dari sumbu I

2. Nivo kotak

dipakai sebagai perolongan pengaturan sumbu I verikal secara

pendekatan.

3. Sekrup Penyetel ABC (karena ada tiga buah)

digunakan unuk mengatur sumbu I agar verikal. Sekerup ini juga

disebut dengan “level scew”


4. Plat Dasar

Digunakan untuk mempersaukan alat dengan statip karenannya

dibagian tengah dari plat dasar deberi lubang drap untuk baut

insrumen (alat)

5. Alat sneering optis (pada alat baru).

Pada lama piranti sentering berupa tempat penggantung tali unting-

unting yang berada pada baut instrument. Beberapa alat buatan kern

menggunakan sentering dengan tongkat teleskopik.

6. Satip merupakan piranti

Untuk mendirikan alat dilapangan terdiri dari kepala statip dan kaki-

iga yang dapat disetel keinggiannya. Statip ini ada yang terbuat dari

kayu dan ada pula yang terbuat dari metal atau alminium sehingga

lebih ringan.

2.2.2 WATERPASS

Waterpass ini dipasangkan di atas kaki tiga dan pandangan dilakukan melalui

teropong. Ada beberapa macam bagian-bagian dari waterpass, antara lain:

A. Lup

Lensa yang bisa disetel menjadi alat pengamat melakukan pembidikan.

Lup tersebut diputar agar salib sumbu bidik berada dalam fokus.
B. Teropong

Tabung yang menjaga agar semua lensa dan gigi fokus berada pada

posisinya yang benar.

C. Penahan sinar

Sebuah tudung metal atau plastik yang dipasang di atas lensa obyektif

untuk melindungi lensa tersebut dari kerusakan dan untuk mengurangi

silau pada waktu level digunakan.

D. Tombol fokus

Sebuah tombol pengatur yang memfokuskan level sacara internal

terhadap target yang dikehendaki.

E. Piringan horizontal

F. Sekrup-sekrup level

Sekrup-sekrup pengatur yang dipaki untuk mendatangkan level.

G. Alas

Alas tipis berukuran 3 ½ x 8 “ yang mengikat alat pada tripod.

H. Unting-unting, kait dan rantai

Kait dan rantai ditempatkan tepat di tengah-tengah di bawah level, tempat

unting-unting digantung bila sudut pandang akan diputar.

I. Sumbu yang dapat digeser-geser

Sebuah alat yang dimaksudkan untuk memungkinkan ditempatkannya

sumbu alat tepat di atas suatu titik tertentu.


J. Nama dan nomor seri plat.

K. Sekrup tengensial horizontal.

Sebuah sekrup pengatur untuk memperkirakan kelurusan antara salib

sumbu bidik dan sasaran bidang horizontal.

L. Tabung nivo.

Sebuah tabung gelas bergraduasi yang berisi cairan yang sejajar dengan

garis bidik teropong.

M. Kaki tiga

Kaki tiga digunakan untuk menyangga alas waterpass dan menjaganya

tetap stabil selama pengamatan. Kaki tiga ini mempunyai dua baut yaitu

baut pertama digunakan untuk menentukan sambungan kaki dengan kepala

sedangkan baut kedua digunakan untuk penyetelan kekerasan penggerak

engsel antara kaki tiga dengan kepalanya.

N. Mistar ukur / rambu ukur

Mistar ukur adalah sebuah pita ukur yang ditopang vertikal dan digunakan

untuk mengukur jarak vertikal antara garis bidik dan sebuah titik tertentu

yang berada di atas atau di bawah garis bidik tadi.

Rambu ini terbuat dari bahan kayu atau aluminium. Panjangnya 3 meter

(ada yang 4 dan 5 meter). Yang penting dari rambu ukur ini adalah

pembagian skalanya harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan


pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya harus benar-

benar tegak (vertikal).


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Nama Anggota

NAMA NPM

ERNA KURNIA WATI 1515011035


FITRI INDAH SARI 1515011039
IRVAN TEGAR CESAR 1515011047
PANCA KURNIAWAN 1515011069
M DESYAN ICHSANI 1515011
ANNIKA LUKITAWATI 1515011073
DWITA PUTRI 1515011099

2. Alat dan Bahan


 Statif
 Waterpass
 Payung
 Pisau rumput
 Palu
 Patok
 Rambu
 Paku payung

3. Diagram Alir

a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan;


Pergi/Stand1 Pulang/Stand 1
b. Cari tempat yang tepat untuk pemasangan patok;

c. Pemasangan patok;

d. Persiapkan Alat Waterpass;

Langkah-langkah persiapan alat waterpas adalah sebagai berikut.

1. Pasang statif diantara patok dengan tinggi sesuai kebutuhan.

2. Pasang alat waterpass pada landasan statif kemudian kunci alat.

3. Sentring alat menggunakan skrup atau sumbu A, B, dan C hingga gelembung

masuk kedalam nivo kontak.

4. Alat siap digunakan.

e. Pengukuran jarak dan beda tinggi antara patok satu dengan patok yang lain;

f. Pencatatan data batas atas, batas tengah, batas bawah;

g. Perhitungan data.

4. Diagram Alir

h. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan;

i. Cari tempat yang tepat untuk pemasangan patok;

j. Pemasangan patok;

k. Persiapkan Alat Waterpass;

Langkah-langkah persiapan alat waterpas adalah sebagai berikut.


Bacaan
No. Beda No. Bacaan Rambu Beda
Rambu Jarak Jarak
Stand Tinggi Stand Tinggi
Blk Muka Blk Muka
1265 1230
P1 1222 28,8 P1 1185 9
1180 1142
19,6 1040
P2 11,8 15,4 P2 1020 15,10
10 964
1535 10,85
P2 1465 13,50 P2 10,23 12
1395 9,60
1175 1332
P3 1150 5,23 P3 1318 6,80
1100 1282
1530 1600
P3 1451 15 P3 1521 15,43
1378 1442
1281 1329
P4 1175 20,77 P4 1228 20
1078 1126
1210 1200
P4 1112 17,50 P4 1100 18,13
1030 1020
1325 1210
P1 1240 17,10 P1 1130 16,15
1150 1045

Anda mungkin juga menyukai