PENDAHULUAN
Tujuan
1. Tujuan kebijakan akuntansi pendapatan-LRA berbasis kas yang
selanjutnya disebut dengan pendapatan-LRA adalah untuk
mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan-LRA dan
informasi lainnya dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas
sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
2. Perlakuan akuntansi pendapatan-LRA mencakup definisi,
pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pendapatan-LRA.
Ruang Lingkup
3. Kebijakan ini diterapkan dalam pencatatan akuntansi pendapatan-
LRA yang disusun dan disajikan dengan menggunakan akuntansi
berbasis kas.
4. Pernyataan kebijakan ini berlaku untuk entitas pelaporan
pemerintah daerah, yang memperoleh anggaran berdasarkan
APBD, tidak termasuk perusahaan daerah.
KLASIFIKASI PENDAPATAN
8. Klasifikasi kelompok akun keuangan dirinci menurut:
a. jenis;
b. obyek; dan
c. rincian obyek pendapatan
9. Pendapatan-LRA dikelompokan atas:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD),
b. Pendapatan Transfer,
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
10. Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis
pendapatan-LRA yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah,
PENGAKUAN PENDAPATAN-LRA
23. Pendapatan-LRA diakui pada saat:
a. Diterima pada Rekening Kas Umum Daerah
b. Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima oleh SKPD
c. Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima entitas lain diluar
pemerintah daerah atas nama BUD.
24. Pengakuan pendapatan ditentukan oleh BUD sebagai pemegang
otoritas dan bukan semata-mata oleh RKUD sebagai salah satu
tempat penampungannya.
25. Pengakuan pendapatan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pendapatan kas yang telah diterima pada RKUD.
b. Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan yang
merupakan pendapatan daerah dan hingga tanggal pelaporan
belum disetorkan ke RKUD, dengan ketentuan bendahara
penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUD.
c. Pendapatan kas yang diterima SKPD dan digunakan langsung
tanpa disetor ke RKUD, dengan syarat entitas penerima wajib
melaporkannya kepada BUD untuk diakui sebagai pendapatan
negara/daerah.
d. Pendapatan kas yang berasal dari hibah langsung dalam/luar
negeri yang digunakan untuk mendanai pengeluaran entitas
dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya kepada
BUD untuk diakui sebagai pendapatan daerah.
e. Pendapatan kas yang diterima entitas lain di luar entitas
pemerintah daerah berdasarkan otoritas yang diberikan oleh
BUD, dan BUD mengakuinya sebagai pendapatan.
26. Pengakuan pendapatan diakui berdasarkan bukti dokumen
sumber yang sah.
PENGUKURAN
33. Pendapatan-LRA diukur sebesar nilai nominal bukti penerimaan
dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
34. Pengukuran pendapatan-LRA menggunakan mata uang rupiah
berdasarkan nilai rupiah yang diterima.
35. Pendapatan-LRA yang diukur dengan mata uang asing dikonversi
ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank
Indonesia) pada saat terjadi pendapatan-LRA.