Anda di halaman 1dari 2

Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air & Air Bersih

Air bersih merupakan salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya air dimana ketersediaan air
mencapai 15.500 meter kubik per kapita per tahun, masih jauh di atas ketersediaan air rata-rata di
dunia yang hanya 8.000 kubik per tahun. Meskipun begitu, Indonesia masih saja mengalami
kelangkaan air bersih. Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih.
Mewakili hampir 6% dari sumber daya air dunia, secara statistik Indonesia tidak termasuk
negara dengan kelangkaan air. Namun, kini sebagian besar wilayah seperti pulau Jawa, Bali,
Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur mengalami defisit air bersih karena pengelolaan sumber daya
air yang kurang maksimal dan diperparah dengan populasi penduduk yang terus meningkat. Baru
29% masyarakat yang dapat mengakses air bersih melalui perpipaan. Angka ini masih jauh dari
target pemerintah untuk tahun 2019, yaitu 60%. Sejak tahun 1970-2013, telah terjadi penurunan
permukaan air tanah yang mencapai 80%. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyulitkan
masyarakat dalam memperoleh air bersih.
Pulau Jawa merupakan pulau dengan defisit kebutuhan air bersih terbesar, yaitu -134.102
juta m3 setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan besarnya kebutuhan air bersih penduduk yang
melebihi ketersediaan air bersih yang ada.Untuk status air permukaan, kondisi sungai yang ada di
beberapa wilayah di Indonesia sudah jauh di atas ambang batas layak yang disyaratkan sebagai
sumber air baku. Di tahun 2010, disebutkan bahwa tingkat kekeruhan air telah melampaui batas
1.000 NTU (Nephelometric Turbidity Unit).
Merujuk pada program Millenium Development Goals (MDG) 2015, target yang
seharusnya dicapai pemerintah baik untuk sanitasi dan air minum yang layak adalah sebesar 62,41
persen, namun dari fakta yang ada baru 57,35 persen penduduk yang mendapatkan akses terhadap
sanitasi dan air minum yang layak.

Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air masih menghadapi permasalahan dan
tantangan, antara lain: (1) masih rendahnya tingkat keandalan tampungan air dalam rangka
konservasi dan jaminan penyediaan bagi kebutuhan air irigasi dan non-irigasi; (2) belum
optimalnya layanan jaringan irigasi akibat bencana alam; (3) rendahnya tingkat operasi
danpemeliharaan berkala, serta kurangnya pemerataan distribusi air irigasi daerah pertanian akibat
minimnya kapasitas air permukaan terutama di bagian timur Indonesia; (4) tantangan peningkatan
produksipertanian dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional dan untuk mengimbangi
alih fungsi lahan pertanian menuntut adanya pembukaan areal irigasi baru dan memaksimalkan
fungsi rawasebagai alternatif area pertanian beririgasi; (5) semakin meningkatnya area rawan
banjir dan erosi pantai dipusat pertumbuhan ekonomi, perkotaan, industri, dan kawasan
permukiman; (6) masih belum optimalnya keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air sesuai
dengan amanat UU Nomor 7/2004 tentang Sumber Daya Air akibat dinamika institusi dan
kewenangan.
Pada tahun 2013, dari sekitar dua ratus jutaan orang Indonesia, hanya 20% yang memiliki
akses ke air bersih. Sebagian besar berada di daerah perkotaan. Adapun sisanya, atau sekitar 80%
masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi air yang tidak layak untuk kesehatan. Hal itu
dibuktikan oleh penelitian Jim Woodcock, konsultan masalah air dan sanitasi dari bank dunia,
hasilnya adalah bayi di Indonesia kurang lebih 100.000 tewas setiap tahun akibat diare, penyakit
yang paling mematikan sekunder untuk infeksi saluran pernapasan akut. Penyebab utama, jelas
kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi. Menurut pendapat saya, ada dua masalah utama
yang menyebabkan kualitas air yang buruk di Indonesia. Masalah pertama adalah kurangnya
kesadaran masyarakat di Indonesia tentang lingkungan. Masih banyak penduduk selalu mengarah
pada kualitas air yang buruk di Indonesia, terutama pada sumber daya air yang seharusnya menjadi
sumber mata pencaharian. Masalah kedua, adalah alokasi anggaran yang rendah untuk masing-
masing daerah yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan sanitasi. Dua
masalah utama di atas, tampaknya tidak ada habisnya. Bahkan dari tahun ke tahun semakin besar
dan bertambah kompleks untuk ditangani.

Anda mungkin juga menyukai