Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

MATERI BAB 5 PENENTUAN KOS PRODUK DAN MANAJEMEN BIAYA DI


LINGKUNGAN INDUSTRI MAJU

Oleh :

1. Khansa Hasna N.R


2. Tivan Mahesa
3. Diaz Afny J.P

PROGRAM DIPLOMA 3 AKUNTANSI


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TAHUN AJARAN 2017/2018
PENENTUAN KOS PRODUK DAN MANAJEMEN BIAYA DI LINGKUNGAN INDUSTRI
MAJU

PENGANTAR

Cara penetuan harga (pricing) yang cermat dan akurat diperlukan karena kesalahan dalam
menentukan harga akan berakibat fatal. Kecermatan dalam menetukan harga sangat tergantung
pada ketelitian penetuan biaya produksi (costing).

KETERBATASAN PENENTUAN KOS KONVENSIONAL

Dalam lingkungan industry yang sudah berubah, maka komposisi biaya produksi
mengalami perubahan, yaitu elemen biaya produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik)
menjadi besar. Hal ini disebabkan karena system akuntansi biaya dirancang untuk menghasilkan
informasi biaya produksi, sedangkan informasi biaya yang berkaitan dengan kegiatan
perancangan dan pengembangan serta pemasaran produk dianggap sebagai “period cost” dan
dibebankan ke rugi/laba pada periode terjadinya.

PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Ilustrasi : Produk x dan y mengeluarkan biaya overhead pabrik sebesar Rp.


1.950.000.000,00. Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya BBM, setup, inspeksi, energy dan
tenaga kerja langsung.

Jenis biaya tidak Penyebab Tingkat konsumsi Jumlah biaya


langsung terjadinya biaya Produk X Produk Y
(cost driver)
Biaya BBM Pemakaian BBM 10 liter 20 liter Rp.
600.000.000
Biaya setup Kegiatan produksi 15 kali 25 kali Rp.
400.000.000
Biaya inspeksi Kegiatan inspeksi 20 kali 30 kali Rp.
500.000.000
Biaya energy Pemakaian mesin 25 jam 25 jam Rp.
250.000.000
Biaya TKL Pemakaian TKL 10 JTKL 30 JTKL Rp.
200.000.000
Total Rp.
1.950.000.000
Jika BOP dialokasikan kepada obyek biaya (produk) berdasarkan konsumsi/pemakaian
BBM, maka perbandingan alokasinya adalah 10 liter untuk produk X dan 20 liter untuk produk
Y.
Produk X = 10/30 x Rp. 1.950.000.000 = Rp. 650.000.000

Produk Y = 20/30 x Rp 1.950.000.0000 = Rp 1.300.000.000

PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PADA PERUSAHAAN YANG MENGHASILKAN


PRODUK TUNGGAL

Perhitungan Biaya Produksi per Unit untuk Produk Tunggal

Jenis biaya Biaya produksi Jumlah produk Biaya per unit


Bahan baku Rp. 3.000.000.000 100.000 Rp. 30.000
Tenaga Kerja 500.000.000 100.000 5.000
Overhead 1.500.000.000 100.000 15.000
total 5.000.000.000 100.000 Rp. 60.000

PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PADA PERUSAHAAN YANG MENGHASILKAN


BANYAK PRODUK DENGAN UNIT-BASED COST DRIVERS

Unit based cost drivers membebankan BOP kepada produk berdasarkan tarif penggunaan
fasilitas pabrik total (plant-related) maupun tarif per departemen. Contoh pada tabel 5.4 buku
akuntansi manajemen karya krismiaji halaman 106-107.

MENGAPA UNIT BASED COST BERMASALAH ?

Perbandingan tingkat konsumsi aktivitas

Aktivitas overhead Rasio konsumsi Ukuran konsumsi


Produk A Produk B
Setup 2 3 Jumlah kegiatan produksi
Inspeksi 2 3 Jumlah kegiatan inspeksi
Pemakaian energi 1 5 Jam mesin
Pemakaian TKL 1 5 Jam TKL
Karena BOP untuk unit based costnya besar, jika alokasinya biaya overhead hanya
dilakukan berdasarkan unit based cost driver, maka tentu saja akan menghasilkan perhitungan
kos produk yang tidak akurat. Solusinya, dengan menggunakan pendekatan penentuan kos
berbasis aktivitas.

KONSEP DASAR PENENTUAN KOS PRODUK BERBASIS AKTIVITAS (ABC)

Adalah system yang pertama kali menelusur biaya ke aktivitas yang menyebabkan biaya
tersebut dan membebankan biaya aktivitas produk.

Langkah 1 : Penggolongan Aktivitas dan Penghitungan Tarif

 Mengelompokkan biaya ke dalam homogeneous cost pool


Pool 1 (Batch level)

Biaya setup Rp. 88.000.000.000

Biaya inspeksi Rp. 74.000.000

Jumlah Rp. 162.000.000

Pool 2 (Unit level)

Biaya energy Rp. 84.000.000

Insentif TKL Rp. 78.000.000

Jumlah Rp. 162.000.000

 Menghitung tarif overhead pool

Pool 1 (Batch level)

Biaya setup

Biaya Inspeksi

Jumlah

Jumlah kegiatan produksi

Tarif pool 1

Pool 2 (unit level)

Biaya energy

Insentif TKL

Jumlah

Jumlah jam mesin

Tarif pool 2

Anda mungkin juga menyukai