Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia atau usia lanjut adalah periode dimana manusia telah mencapai

kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu juga lansia juga masa dimana

seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa

pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang

menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi badan

kesehatan dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang

menunjukan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata

dan seseorang itu telah disebut lansia.

Meningkatnya jumlah lansia akan mempuyai dampak positif dan negatif,

dampak negatif yang mungkin muncul pada lansia terkait aspek biologis atau fisik,

aspek sosial dan aspek psikologis atau emosional. Salah satu masalah dari aspek

psikologis adalah penurunan konsep diri karena kemunduran-kemunduran pada

lansia. Tugas perkembangan lansia diantaranya dapat menerima perubahan dalam

penampilan dan ketahanan. (Nugroho,2010)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang

mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90

mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi (Price, 2005).

Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti umur, jenis kelamin,

dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot

(satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong
bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi. Hal tersebut

ditemukan oleh kelompok saat melakukan pengkajian pada WBS di Wisma Anggrek.

Wisma Anggrek merupakan salah satu wisma yang terdapat di panti Sasana

Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas, dimana Wisma Anggrek merupakan wisma

perempuan dengan jumlah lansia sebanyak 33 WBS. Diruang Anggrek terdiri dari 2

bangsal dan setiap kamar punyai 2 kamar mandi. Terdapat lorong diantara 2 bangsal

untuk tempat keluar masuknya lansia. Berlantai porselin dan pencahayaan cukup.

Dari hasil wawancara dengan perawat ruang anggrek didapatkan bahwa

jumlah seluruh lansia di PSTW sebanyak 201 lansia diantaranya di ruang cendrawasih

(laki-laki) ada 37 lansia, di ruang garuda (laki-laki) ada 41 lansia, di ruang anggrek

(perempuan) ada 33 lansia, di ruang mawar ada 38 lansia, dan di ruang melati ada 37

lansia.

Dari hasil pengkajian, observasi dan wawancara didapatkan bahwa lansia

yang berada di ruang anggrek dengan penyakit stroke sebanyak 1 orang (3,03%),

hipertensi 11 orang (33,3%), diabetes melitus 4 orang (12,12%), skabies 2 orang

(6,06%), Epilepsi 1 orang (3,03%), F.20 11 orang (33,3%), tb 1 orang (3,03), asma 1

orang (3,03). Pada gambaran diatas penyakit terbanyak ialah hipertensi dan F.20

(skizofrenia), namun setelah dilakukan pengkajian selama 3 minggu, kelompok

menemukan diagnosa bahwa pada lansia lebih banyak menderita penyakit hipertensi.

Setelah dilakukan pengkajian pada lansia terdapat 11 WBS yang menderita hipertensi

dengan tekanan darah rata-rata melewati batas normal dan mencapai 150/ 90 mmHg.

Dari 33 lansia di ruang Anggrek, didapatkan hasil fungsional indeks Katz

yaitu: 26 lansia dengan kategori A (kemandirian dalam makan, kontinensia

(BAB,BAK) berpindah, pergi ke toilet, dan berpakaian. 6 lansia dengan kategori B

(kemandirian dalam semua hal, KECUALI 1 dari fungsi tersebut). 1 lansia dengan
kategori F (kemandirian dalam semua hal, KECUALI mandi, berpakaian, pergi ke

toilet, berpindah dan satu fungsi tambahan.

Berdasarkan latar belakang tersebut kelompok tertarik untuk membahas

“Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi di Wisma Anggrek Panti

Sasana Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas Jakarta”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan gerontik pada lansia dengan Hipertensi Di Wisma Anggrek PSTW

Budi Mulia 1 Ciracas, Jakarta Timur

2. Tujuan Khusus

1. Mahasiwa mampu mengangkat dan memprioritaskan diagonosa keperawatan

pada lansia dengan Hipertensi

2. Mahasiwa mampu merumuskan perencanaan keperawatan pada lansia dengan

Hipertensi

3. Mahasiwa mampu merumuskan implementasi keperawatan pada lansia dengan

Hipertensi

4. Mahasiwa mampu merumuskan evaluasi keperawatan pada lansia dengan

Hipertensi

C. Manfaat
1. Aplikatif

Meningkatkan dan menambah wawasan bagi tenaga kesehatan di Panti Sosial

Tresna Werdha untuk melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan

hipertensi
2. Teoritis

Menjadi referensi dalam melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan

Hipertensi

3. Metodologis

Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan acuan bagi kelompok selanjutnya untuk

melakukan penelitian lebih lanjut terkait Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai