Anda di halaman 1dari 18

BAB I

KONSEP DASAR PERILAKU ORGANISASI

Tujuan Pembelajaran

 Mengetahui Konsep perilaku Organisasi


 Mengetahui Ruang Lingkup Kajian Perilaku Organisasi

B
ab ini merupakan landasan utama untuk dapat memahami ilmu perilaku organisasi,
menjadi dasar bagi para pembaca untuk memahami perilaku manusia dalam
organisasi. Artinya, mahasiswa harus membaca terlebih dahulu mengenai konsep
dasar perilaku organisasi yang dituangkan dalam bab ini sebelum membahas lebih lanjut
berbagai kajian periiaku manusia di dalam organisasi.
Bab ini berisi definisi dan konsep perilaku organisasi, tujuan mempelajari ilmu perilaku
organisasi, ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi, perbedaanilmu perilaku organisasi
dengan berbagai ilmu yang sejenis, dan berbagai disiplin ilmu lain yang mendukung
ilmu perilakuorganisasi.

A. DEFINISI DAN KONSEP PERILAKU ORGANISASI

Kajian mengenai perilaku manusia saat ini tidak akan terlepas dari keterhubungan dan
pengaruhnya (interaksi) dengan lingkungannya. Untuk dapat memahami mengenai perilaku
organisasi secara tepat, terlebih dahulu harus dipahami beberapa konsep mendasar terkait
dengan perilaku organisasi, yaitu konsep perilaku dan organisasi.
Pandangan lama tentang organisasi mengungkapkan bahwa organisasi merupakan suatu
wadah interaksi orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Pandangan terkini melihat organisasi
sebagai suatu hal yang lebih dinamis daripada sebuah wadah. Organisasi dipandang sebagai
satuan sistem sosial untuk mencapai tujuan bersama melalui usaha bersama/kelompok.
Pemahaman ini dapat ditemukan dari keberadaan berbagai karakteristik dasar yang dapat
menimbulkan organisasi yaitu satuan sistem sosial, pencapaian tujuan tertentu dan usaha
bersama. Berbagai karakteristik dasar tersebut tidak dapat saling lepas atau berdiri sendiri,
melainkan saling berkaitan dan merupakan suatu kebulatan
Satuan sistem sosial menunjukkan pada koordinasi dan keeratan, keikutsertaan dan
keterlibatan orang-orang dalam suatu sistem. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk
menyeimbangkan dan mengeratkan tim dengan melibatkan anggota dari suatu sistem ke
dalam berbagai kegiatan atau aktivitas yang sesuai dengan karakteristik masing-masing
anggotanya, dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
antara para anggota itu sendiri.
Ruang lingkup perilaku organisasi meliputi bagaimana memahami orang- orang dalam
satuan sistem sosial, mengeloladan memprediksi bagaimana merekadapatbekerja secara efektif.
Perilaku organisasi mempedulikan studiterhadap apayangdilakukan orang-orang dalam suatu
organisasi dan bagaimana perilaku tersebut memengaruhikinerjanyadalam organisasi.
Perilakuorganisasi secara khusus mempedulikan situasi individu dan organisasi
danketerkaitannyadengankinerja, produktivitas,kemangkiran(absenteism), masuk-berhentinya
karyawan(turnover), dan berbagai perilaku lainnya, baik yangpositif maupun yang negatif.
Dalam mengelola sumber daya manusia agar dapat bekerja secara efektif perlu
melakukan kegiatan manajemen kerja (managing work) dan manajemen orang (managing
people). Fungsi yang berhubungan dengan manajemen kerja atau tugas adalah fungsi
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian; sedangkan yang terkait dengan manajemen
orang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi komunikasi, kepemimpinan, dan motivasi.
Denganmelakukan fungsi tersebut, orang-orang atau kelompok yang bekerja bersama dapat
bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Organisasi sebagai suatu sistem sosial bergerak dan berupaya untuk mencapai tujuan
yang lebih ditekankan pada bagaimana organisasi mampu bertahan,beradaptasi, dan
mengendalikan perubahan. Organisasi memiliki aktivitas yang kompleks untuk mencapai
tujuannya, dengan sendirinya memiliki lingkungan yang kompleks serta cepat berubah.
Perubahan ditujukan untuk mencapai tujuan. Proses ini yang memengaruhi perilaku orang di
dalam organisasi. Oleh karena itu, tanggapan (responsiveness) orang-orang di dalam organisasi
terhadap perubahan merupakan hal penting dan menentukan bagi kelangsungan hidup organisasi
(survival). Dalam hal ini kemampuan adaptasi dapat diartikan sampai seberapa jauh organisasi
tanggap terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal. Proses organisasi berlangsung
terus-menerus berdasarkan tuntutan perubahan lingkungan internal maupun eksternal untuk
mencapai tujuannya.
Perilaku nyata adalah penting untuk bertahan dan beradaptasi. Untuk itu orang-orang
harus: 1) Termotivasi untuk bergabung dan menetap dalam organisasi. Motivasi kerja fokusnya
pada pencapaian tujuan organisasi yang mencerminkanminat orang-oranguntuk
menyelesaikanpekerjaan secarabermutu dan mengembangkannyasecara inovatif, bukan pada
dinamisasiorganisasi menuju konflik yang menghancurkan. Seseorang yang termotivasi, ia akan
mencoba dengan kuat untuk bergabung dan menetap dalam organisasi.Alasan mengapa orang-
orang bergabung dan menetap dalam suatu organisasikarena dia/mereka memiliki tujuan tertentu,
baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat kerohanian. 2) Mampu
menyeiesaikanpekerjaan pokoknya secara bermutu dan terpercaya. Hal tersebut dapat dilihat
dalam melakukan pekerjaan yang utama secara sungguh-sungguh walaupun sudah sering
dilakukan sehingga hasilnya pun selain sesuai dengantujuan yang diharapkan juga secara terus-
menerus ditingkatkan. 3) Fleksibeldan inovatif. Orang-orang dalam suatu organisasi harus luwes,
mau, dan mampu melakukan inovasi dalam meningkatkan kinerjanya. Tantangan bagi para
manajer adalah bagaimana merangsang kreativitas dan toleransi orang-orang terhadap
perubahan,

Usaha bersama menunjukkan pada ketergantungan organisasi terhadap interaksi dan


koordinasi seluruh orang untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi,
orang-orang bekerja sama (berinteraksi). Kerja sama orang-orang memerlukan koordinasi.
Interaksi dan koordinasi inilah yang harus memiliki keselarasanaktivitas antar-orang dan antar-
satuanorganisasi.

Ruanglingkup perilaku organisasilebih ditekankan pada bagaimanamembuat orang-orang


terbiasa bekerja dalam timkerja yang efektif. Kinerja timlebih ungguldaripada kinerja individu-
individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan ganda. Dalam konteks
pekerjaan saat ini, seorang pekerja banyak terkait dengan profesi lainnya atau memiliki
keterhubungan yang tinggi/intensdengan profesi lainnya. Ketika organisasi telah menstruktur
ulang orang-orang untuk bersaing secara lebih efektif dan efisien, mereka telah berubah
menjaditim-tim kerja di mana bakat mereka dimanfaatkan secara lebih baik.

Dari bahasan di atas dapat dipahami lebih lanjut mengenai konsep perilaku organisasi.
Perilaku organisasi menunjukkan pada suatu sikap dan perilaku dari individu dan kelompok di
dalam organisasi serta interaksinya dengan konteks organisasi itu sendiri. Kajian perilaku
organisasi merupakan suatu bidang studi yang menelaah tentang tingkah laku indlvidu, tingkah
laku kelompok, hubungan dan interaksinya di dalam kelompok dan di dalam organisasisecara
keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi.

Kajian perilaku organisasi juga mempelajari bagaimana organisasi dapat tersusun lebih
efektif dan bagaimana kejadian-kejadian di lingkungan internal dan eksternal berpengaruh
terhadap organisasi. Kajian perilaku organisasi menerapkan pengetahuan dari beberapa disiplin
ilmu dalam menyelidiki dampak dari individu (psikis), kelompok (sosial), budaya dan struktur
terhadap perilaku di dalam organisasi agar organisasi itu bekerja secara efektif dalam mencapai
tujuannya.Organisasidari segalatipe dan jenis dapat dikatakan "secara pasti" berinteraksi dengan
lingkungan internal dan eksternalnya. Agar organisasi itu efektif maka kondisi organisasi harus
menggambarkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan
lingkungan yang lebih luas.

B.TUJUAN MEMPELAJARI IIMU PERILAKU ORGANISASI

Sebelum menguraikan mengenai tujuan mempelajari ilmu perilaku organisasi, ada


beberapa hal yang menyebabkan mengapa kita harus mempelajari ilmu ini, yaitu sebagai berikut.

 Mempelajari perilaku organisasi merupakan suatu halyang menarik karena mempelajari


tentang orang-orang dan tabiat manusia di dalam organisasi. Artinya, ilmu perilaku
organisasi ini dapat dijadikan sebagai upaya memahami diri kita sendiri.
Setiap orang berbeda-beda. Setiap orang mempunyai keunikan dalam persepsi,
kepribadian, pengalaman hidup, perbedaan sikap, keyakinan, dan tingkat clta-clta,
Bagaimana dengan posisi ilmu perilaku organisasi bagi para guru, kepala sekolah, kepala
yayasan, kepala dinas (kecamatan, kab./kota, propinsl, dan nasional)? IImu perilaku
organisasi juga memiliki daya deskripsi dan prediksi yang ampuh manakala digunakan
dengan benar pada organisasi pendidikan.
 Ilmu ini juga mengkaji contoh-contoh dari kesuksesan dan kegagalan berbagai organisasi
dalam menjalankan bisnis/urusannya. Pengalaman sering dimaknai sebagai "guru yang
terbaik". Keefektifan suatu organisasi dan keberhasilan pengurusan organisasi sangat
dipengaruhi oleh perilaku orang-orangnya. Para manajer organisasi harus
mengembangkan keterampilan orang-orang agar mereka efektif dan berhasil dalam
pekerjaan mereka. Pengalaman dari praktik-praktik (yang baik dan jelek) dalam interaksi
orang dan antar-kelompok orang dalam organisasi menjadi pelajaran yang bermanfaat
bagi manajer atau pengelola suatu organisasi.
 Ilmu ini juga dilengkapi dengan alat-alat untuk mengetahui mengapa orang-orang
berperilaku secara khas dan unik. Umumnya perilaku dapat dirarnalkan dan studi
sistematik terhadap perilaku merupakan suatu cara untuk membuat ramalan yang cukup
akurat. Perilaku manusia dapat dideskripsikan berdasarkan proses, sebab, dan
akibatnya. Berdasarkan kondisi-kondisi yang terjadi pada lingkungan organisasi, maka
perilaku orang dalam organisasi dapat diprediksi. Walaupun demikian, tidak dapat
dikatakan bahwa semua perilaku manusia itu sama. Ilmu ini dikategorikan dapat
memprediksi periJaku-perilaku manusia pada kondisi normal/umum. Artinya, tidak
dapat digunakan untuk memprediksi orang-orang yang abnormal, seperti: "Apakah
orang yang sakit jiwa dapat diprediksikan perilakunya melalui ilmu ini?" tentu hal ini
akan sangat sulit.
 Ilmu ini tidak hanya penting untuk rnanajen, tetapi juga penting untuk pekerja dan
konsumen.
Ada banyak tantangan dan kesempatan dewasa ini bagi para manajer, pekerja, dan
konsumen untukmenggunakan konsep perilaku organisasi. Dalamkonteks organisasi
pemerintahan, ilmu ini berguna juga bagi pegawai negeri sipil (PNS), di mana ilmu
perilaku organisasi menawarkan pemecahan masalah atau sekurang-kurangnya beberapa
wawasan yang bermakna ke arah pemecahan-pemecahan masalah yang dihadapi dalam
konteks organisasi.
 Mengkaji ilmu perilaku organisasi membuat lebih efektifnya manajer, pekerja, dan
konsumen dalam mencapai tujuan organisasi.
Perilaku organisasi membantu baik para manajer maupun calon manajer dalam
mengembangkan keterampilan mereka dalam menangani orang-orang sehingga ilmu ini
dapat membantu keefektifan kerja mereka dalam bekerja sama dan mengomunikasikan
pekerjaan mereka. Dalam program penyiapan guru, kepala sekolah, dan pengawas, ilmu
ini menjadi amat penting untuk menjadi dasar dalam lnteraksl denganpeserta didik,
sejawat, dan pimpinan, serta stakeholder/para pernangku kepentingan.
 Kajian perilaku organisasi mempunyai pengaruh yang kuat pada "sikap" dan "perilaku"
dari individu-individu dalam organisasi.

Dalam organisasi, suatu "slkap" dianggap penting karena sikap itu memengaruhi perilaku
kerja. Perilaku organisasi menunjukkan bahwa pemahaman sikap dan perilaku individu perlu
sebab padaakhirnya akan dibawa pada saat individu tersebut bekerja dalam organisasi. Persepsi
seseorang tentang diri dan lingkungannya menjadi arahan bagi diri seseorang untuk melakukan
sesuatu.

Terkait dengan tantangan yang dihadapi organisasi saat ini, Robbins(2001) menggambarkan
tantangan yang dihadapi lingkungan kerja saat ini sebagai berikut.
Organization Level

 Productivity
 Developing Effective employees
 Global Competition
 Managing in the Global Village

Group Level
Workplace
 Working with Others
 Workforce Diversity

Indivual Level

 Job Satisfaction
 Empowerment
 Behaving Ethically

Gambar1.1 Tantangandi lingkungankerja saatini menurutStephenP. Robbins


, Sumber: Stephen P. Robbins dan Nancy Langton, 2003:6

Kajian yang dilakukan oleh Robbins mengungkapkan bahwa tantangan dalam dunia kerja
saat ini diklasifikasikan menjadi tiga level, yaitu pada level organisasi, level kelompok, dan
level individu.

Berdasarkan pemahaman akan pentingnya mempelajari ilmu perilaku organisasi baik


bagi manajer, pekerja, maupun konsumen, maka kajian ini memiliki urgensi bagi mahasiswa
Jurusan Administrasi Pendidikan ketika berinteraksi dengan orang lain, khususnya dalam dunia
organisasi (mahasiswa, masyarakat, dandunia kerja). Pada akhirnya kajian ilmu perilaku
organisasl berusaha untuk meningkatkan efektivitas, produktivitas, dan kinerja personel
organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara lebih efektif, efisien, dan adil,
Bagaimana dengan tantangan dalam mengelola pendidikan saat ini di Indonesia?
Tantangan yang sama muncul dan terjadi pada pengelolaan pendidikan saat ini di Indonesia, baik
pada level sekolah, pendidikan di tingkat kecamatan, pendidikan di tingkat kab./kota,
pendidikan di tingkat provinsi, dan nasiona!. Pendidikan yang dimaksud adalah pengelolaan
pendidikan yang melibatkan interaksi manusia, baik dengan manusia lainnya maupun dengan
lingkungan yang lebih luas.

Lebih lanjut, tujuan ilmu ini adalah:

 Menjelaskan bagaimana perilaku orang, baik individu maupun kelompok dalam


organisasi.
 menganalisls/menguralkan berbagai sebab dan akibat dari suatu perilaku individu atau
kelompok dalam organisasi, serta hubungannya dengan produktivitas personel dan
kinerja organisasi;
 memprediksi dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul pada interaksi manusia
dalam organisasi, baik interaksi dengan orang maupun dengan lingkungannya.

C. RUANG LINGKUP KAJIAN ILMU PERILAKU ORGANISASI


Kajian ilmu perilaku organisasi meliputitiga level, yaitu kajian pada tingkat individu,
kelompok,dan organisasi. Dalam hal ini,Robbins (2002:12) menggambarkannya sebagai berikut.

Organization
Group Level System Level

Individual Level

Gambar1.2 Ruanglingkupkajianperilakuorganisas menurutStephen P. Robbins(2003)


Sumber: Robbins, 2002:12

Tahapan ini merupakan suatu tahapan yang sistematis. Artinya, untuk memahami
perilaku kelompok dalam organisasi atau memahami perilaku orang-orang dalam organisasi,
sebaiknya dipahami terlebih dahulu mengenai perilaku individu-individu dalam organisasi.
Namun demikian, hal ini bukanlah suatu hal yang mutlak, tetapi lebih pada suatu kemudahan.
Lebih lanjut, Robbins (2002) menggambarkan kajian ini dalam suatu model berikut.
Human resource
policies and
practices
Organizational Org.structure & Work design and
culture design technology

Organization System Level


Group DM Leadership
Change &
Stress

Productivity
Communicati Group structure Work teams
on

Absence

Other groups
Conflict Power & Turnover
politics Group
Level

Satisfaction

Biographical
characteristics
Organization
al
Perception commitment
Personality

Workplace
interraction

Value & Motivation Individu


Attitudes al DM

Human Ability Individual


input Differences
Individual Level
Gambar 1.3 Model dasar kajian ilmu perilaku organisasi menurut Stephen P. Robbins
Sumber: Stephen P. Robbins dan Nancy Langton, 2003:21
Gambar di atas menunjukkan bagaimana input manusia dalam organisasi dikelola dan
dikembangkansupayamenghasilkanhasil/outputberupa produktivitas, rendahnya ketidakhadiran,
perpindahan personel, meningkatnya kepuasan kerja personel, komitmen personel terhadap
organisasi, dan interaksi kerja yang lebih baik. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ketiga
tingkatan dalam mempelajari perilaku manusia dalam organisasi diorientasikan untuk
peningkatan hasil organisasi melalui perilaku manusia.

D. BERBAGAI ILMU YANG MENDUKUNG ILMU PERILAKU ORGANISASI

Kajian perilaku organisasi bukanlah suatu i1mu yang independen (tersendiri), tetapi
merupakan aplikasi dari berbagai ilmu. Beberapa ilmu yang menyokong kajian perilaku
organisasi ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Behavioural sciens Contribution Unit of analysis Output

Learning
MotivationIndividual
Perception
Training
Leadership effectiveness
Job satisfaction
Individual decision making
Performance appraisal
Psychology Attitude measurement
Employee selection
Work design
Work stress
Individual
Individual
Group dynamic
WorkteamsIndividual
Power
Conflict
Sociology Intergroup behaviour

Study of
Formal organization Group Individual
Organizational
theory Individual Individual
Behaviour
Organizational technology
Organizational change
Organizational culture

Behavioural change
Attitude Individual
change
Social Psychology Communication
Social Group processes
Psychology Group decision making
Organization
Individual
system
Comparative values
Individual
Comparative attitudes
Anthropology Cross-cultural analysis
Anthropology

Organizational culture
Individual
Organizational
environment

Political science Conflict


Political science Individualpolitics
Intraorganizational
Power

Gambar 1.4 Beberapa ilmu yang menyokong ilmu perilaku organisasi


Sumber: Stephen P. Robbins dan Nancy Langton, 2003:16
Gambar diatas menunjukkan bahwa kitadapat merinci ilmu-ilmu yang menyokong ilmu
perilaku organisasi, yaitu psikologi (Psychology), sosiologi (Sociology), psikologi sosial (Social
Psychology), antropologi (Anthropology), ilmu politik (Political Science).

a. Psikologi;merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan,


dan kadang mengubah perilaku manusia.
b. Sosiologi; studi tentang orang-orang dalam hubungan dengan sesama manusia dalam
berbagai konteks.
c. Psikologi sosial; suatu bidang di dalam psikologi yang memadukan konsep-konsep dari
psikologi dan sosiologi, memusatkan perhatlan padasaling memengaruhi antara orang
d. Antropologi; studi tentang masyarakat untuk mempeiajari mengenai manusia dan
kegiatan mereka.
e. Ilmu Politik; studi tentang perilaku individu dan kelompok dalam suatulingkungan
politik.

Bagaimana dengan berbagai ilmu lainnya, seperti ekonomi atau sudut pandang agama?
Sebagaimana dijelaskan di awal, ilmu perilaku Organisasi mempelajari perilaku orang di dalam
organisasi dengan fokus pada individu, kelompok dan organisasi itu sendiri. Semua tingkatan
tersebut dikajiberdasarkan keberadaan individu, bukan karena jenis organisasinya semata, tetapi
juga menganalisis individu dalam berbagai perspektif. Saat ini dan ke depan, dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup pesat, analisis terhadap perilaku individu dalam
organisasi akan memiliki perkembangan yang cukup pesat. semisal kajian ilmu ekonomi
terhadap perilaku individu. IImu ekonomi tidak secara khusus mengkaji perilaku manusia, baik
pada fokus individu, kelompok, maupun organisasi. Namun dernlklan, ilmu ekonomi dapat
dijadikan sebagai salah satu cara untuk menganalisis dalam arti memahami mengapa suatu
perilaku (manusia) muncul atau rnenjadl kebiasaan. Dalam konteks itu, bukan saja ilmu
ekonomi, tetapi juga ilmu-ilmu lainnya memiliki peran untuk menganalisis perilaku manusia
dalam organisasi.

E. PELUANG DAN TANTANGAN DALAM PERILAKU ORGANISASI

Tantangan (challenge) adalah: The quality of requeringfull use of one's energy or resources.
Maksudnya adalah kualitas yang rnernerlukan sepenuhnya atas kernampuan, tenaga dan semua
sumber daya seseorang. Dalam lingkup organisasi, tantangan adalah hal-hal ataupermasalahan
harus dihadapi, diatasi dan dikelola dengan baik dengan menggunakan kernampuan, tenaga dan
strategi agar dapat meneapai tujuan. peluang(opportunity) menurur arti yang terdapat daJam
kamus yang yaitu "An opportunity is the right moment to take action toward a definite
goal”.Maksudnya adalah saat yang tepat untuk dilakukan atau diraih agar tujuan yang telah
ditentukan dapat tercapai.jadi peluang dalarn lingkup organisasl adalah hal-hal atau kesernpatan
yang harus diraih agar dapat rnencapai tujuan yang telah ditentukan. jika tantangan adalah hal-
hal atau perrnasalahan yang harus dihadapi, diatasi dan dikelola dengan baik dengan
rnenggunakan kernampuan, tenaga dan surnber daya yang ada agar tujuan yang telah ditetapkan
tercapai, sementara peluang adalah hal-hal atau kesempatan yang harus diraih agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalarn menggunakan konsep perilaku organisasi para manajer banyak dihadapkan pada
tantangan dan peluang. Dari tantangan yang ada akan men- jadi peluang apabila dikelola dengan
tepat. Seperti yang diisyaratkan dalam" Al-Qur 'an Surah Alam Nasyrah ayat 5, 6, dan 7 di atas.

Tantangan dan peluang ini muncul karena ada perubahan drarnatis seiring , dengan
kemajuan zaman. Perubahan-perubahan yang berlangsung pada organisasi-organisasi menjadi
tantanganbagi para pelakunya. Tantangan-tantangan tersebut adalah:

1) Globalisasi

Globalisasi memengaruhi diri manajer dalam hal keterampilan mengelola orang.la harus
mampu bekerja dengan orang-orang dari budaya yang berbeda:

 Pada saat ditugaskan di negara lain ia harus mampu mengelola suatu angkatan kerja yang
mungkin sangat berbeda kebutuhan, aspirasi dan. sikapnya dibanding dengan mereka
yang berasal dari negara sendiri.
 Dinegeri sendiri, manajernya juga harus bekerja dengan pimpinannya, rekan kerja dan
bawahan yang mungkin lahir dan dibesarkan dalam budaya yang berbeda. Untuk
mengatasi tantangan ini seorang manajer perlu hal-hal sebagai berikut:
 mernahami budaya di mana ia ditugaskan;
 mernahami bagaimana budaya itu mernbentuk rnereka:
 menyesuaikan gaya manajemen;
 memodifikasi praktik mereka.
2) Keanekaragaman Angkatan Kerja
Keanekaragaman Angkatan Kerja adalah "meningkatnya hererogenitas organisasi dengan
masuknya kelompok-kelornpok yang berbeda"

Menyesuaikan diri dengan orang yang berbeda-beda merupakan satu tantangan yang paling
penting, jika Globalisasi memusatkan perharian pada bahan-perubahan antara orang lain dari
negara-negara yang berbeda, Keanekaragaman angkatan kerja ditujukan kepada perbedaan di
antara kalangan orangdalam negara sendiri. Keanekaragaman ini meliputi:

 jenis kelamin (pria, wanita, waria, lesbian, dan sebagainya);


 ras (keturunan);
 etnis (suku):
 kelompok lain (penyandang cacat, manula).

Tantangan ini muncul juga karena dikirimnya tenaga kerja ASIA. Untuk mengatasi tantangan ini
seorang manajer perlu menempuh berbagai upaya diantaranya :

 menempuh pendekatan melting pot (ternpat untuk melebur)terhadap perbedaan-


perbedaan dalam organisasi karena pada dasarnya orang yang berbeda akan secara
otornatis ingin berasirnilasi:
 lebih berkomunikasi terhadap kelompok yang berbeda;
 mengakui dan menghargai perbedaan dengan tetap berorientasi pada produktivitas dan
tidak mendiskriminasi;
 tidak mernperlakukan semua orang dengan sarna:
 memberikan pelatihan yang beragam;
 mernbuat program-program yang bermanfaat agar lebih akrab, keanekaragaman ini jika
dikelola dengan tepat:
 meningkarkan kreativitas dan motivasi, memperbaiki pengambilan keputusan dengan
memberikan perspektif yang berbeda terhadap rnasalah.
3) Memperbaiki Kualitas dan prokduvitas
Kualitas atau Quality is any feature that distinguishes or identifies someone or
something. Kualitas adalah ciri-ciri yang membedakan seorang atau sesuatu.
Jadi kualitas adalah mutu seseorang atas suatu pekerjaan. Sementara produktivitas
dijelaskan sebagai "daya produksi" yaitu kemampuan produksi.

Meningkatkan produktivitas organisasi dan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan agar
dapat terus bertahan dan menguntungkan merupakan tantangan lain yang harus dihadapi oleh
para manajer. Untuk menghadapi tantangan ini perlu melakukan:

 Total Quality Management (TQM)


 Rekayasa ulang terhadap program-program yangmenuntut untuk melibatkan karyawan
secara luas, karena Total Quality Management (TQM) adalah: "suatu filsafat
manajemen yang didorong oleh pencapaian kepuasan pelanggan secara konstan lewat
perbaikan, berkesinambungan atas semua proses organisasi".
Lebih rinci lagi TQM dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Fokus intensif pada pelanggan (customer satisfaction).
 Peduli akan perbaikan Lerus-menerus (quality control).
 Perbaikan kualitas dari semua yang dilakukan oleh organisasi(quality improvement).
 Pengukuran yang akurat (quality assurance).
 Pemberian kuasa pada karyawan (efective team work).
Sedangkan rekayasa ulang adalah, "mempertimbangkan kembali bagaimana pekerjaan
bisa dilakukan dan organisasi distrukturisasi seandainya kerja dan organisasi ini akan
diciptakan dari nol."
Pendekatan ini menuntut para manajer untuk mempertimbangkan kembali bagaimana
pekerjaan akan dilakukan dan organisasi mereka distruktur seandainya mereka akan
memulainya lagi.
4) Memperbaiki Keterampilan Menagani Orang
Keterampilan menangani orang menjadi bagian yang penting bagi keefektifan manajerial
yang sekaligus tantangan lain bagi para manajer. Keterampilan menangani orang meliputi:
 Bagaimana menjadi pendengar yang efektif
 Bagaimana cara yang benar memberikan umpan balik kinerja
 Bagaimana mendelegasikan otoritas
 Bagaimana menciptakan tim-tim yang kreatif dan inovatif
5) Dari Manajemen Kontrol ke Pemerian kuasa (Empowerment)
Empowerment artinya menempatkan karyawan dalam tanggung jawab mengenai apa yang
dikerjakan. Dalam hal "empowerment" ini akan terjadi perubahan fungsi manajer. Manajer
lebih berfungsi sebagai: coach, adviser, sponsor dan fasilitator semen tara karyawan rnenjadi
kolega.Seorang manajer melakukan empowering manakala ia:
 memberi tanggung jawab kepada karyawan mengenai apa yang harus dikerjakan;
 menyerahkan tanggung jawab akan pekerjaan mereka dan mengambilkeputusan yang
benar, dengan katalain:
 pengambilan keputusan tidak berturnpu pada manajer;
 karyawan berperan serta dalam keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Dengan empowerment, karyawan akan lebih bertanggung jawab atas pekerjaan mereka
danlebih berdedikasi dalam pekerjaan. Empowerment mengubah kepemimpinan, hubungan
kekuasaan, cara kerja, dan cara organisasi yang distrukturkan.
6) Dari Kemantapan ke Keluwesan
Seorang manajer harus selalu memerhatikan perubahan, dan perubahan harus merupakan
kegiatan positif yang berkelanjutan. Manajer harus rnenerapkan konsep perbaikan yang
berkesinambungan. Pada saat ini mengeloia diisyaratkan pada perubahan berkelanjutan pada
kurun waktu yang panjang. Dalam hal ini karyawan harus selalu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya agar mereka dapat memenuhi persyaratan sebagai seorang pekerja
terhadap pekerjaan yang baru. Dalam hal ini manajer dan karyawan masa kini harus belajar
rnengatasi kesementaraan. Mereka harus belajar hidup dengan keluwesan, kesertamertaa, dan
hal-hal yang tidak dapat diramalkan.
Studi perilaku organisasi memberikan wawasan penting dalam mernbantu para manajer
rnernahami secara lebih baik suatu duni kerja dengan perubahan terus-menerus, bagaimana
mengatasi keengganan untuk berubah dan bagai- mana yang paling baik menciptakan budaya
organisasional yang berusaha kerja keras untuk berubah, tentunya berubah untuk sesuatu
yang lebih baik.
7) Memperbaiki Perilaku Etis
Perilaku etis adalah perilaku yang benar menurut kaidah/norma yang berlaku. Dalam suatu
organisasi tidaklah mengherankan jika banyak karyawan rnerasa tertekan karena adanya hal-
hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan hati kecilnya, ada hal-hal yang harus dihadapi di
mana ia harus menetapkan pilihan. Pada saar situasi itulah karyawan menghadapi suatu
"dilema etis" yaitu suatu situasi di mana seorang dituntut untuk menciptakan tingkah laku
yang benar atau yang salah.
Maksudnya apa yang harus ia lakukan jika mereka menghadapi suatu rnasalah yang
bertentangan dengan aturan yang ada, apa yang harus mereka lakukan jika harus mengikuti
perintah yang secara pribadi mereka tidak setujui. Apakah mereka akan menilai
kinerja(performance) yang jujur; menilai baik bagi yang mereka sukai danmenilai kurang bagi
yangrnereka tidaksukai. Ini dilema. Untuk membantu para karyawan yang menghadapidilema
etis, memperbaiki perilaku etis, para manajer harus berusaha melakukan berbagai upaya di
antaranya:
 mengadakan seminar;
 mengadakan lokakarya;
 mengadakan program latihan;
 menyediakan konsultan:
 menciptakanmekanisme perlindungan untuk karyawan yang mengungkapkan praktik-
praktik tidak etis;
 menciptakan iklim yang sehat seeara etis bagi para karyawannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Tantangan dan peluang akan selalu muneul bagi para pelaku organisasi.
2. Tantangan harus dihadapi, diatasi, dikelola dengan baik.
3. Peluang harus diraih agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Tantangan jika dikelola dengan tepat akan menjadi peluang yang baik.
5. Dalam menghadapi tantangan dan rneraih peluang diperlukan keterampilan khusus
bagi para manajer global yaitu:
 Keterampilan strategi global.
 Keterampilan mengelola beragam kultural.
 Keterampilan membangun kelompok.
 Keterampilan organisasi.
 Keterampilan berkomunikasi.
 Keterampilan mentransfer pengetahuan.
F. LATIHAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas.

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi?


2. Apakah tujuan ilmu perilaku organisasi?
3. Mengapa mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan harus mempelajari ilmu perilaku
organisasi?
4. Apa ruang lingkup kajian perilaku organisasi?
5. Jelaskan ilmu apa saja yang menyokong perilaku organisasi?

G. DAFTAR PUSTAKA

Gibson, lvancevisch, 8: Donnelly. 1995. Organization, 8 Ed. Alih bahasa Oleh Nunuk Adriani.
1996. Organisasi Ji/id 1 & 2, Edisi 8. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kreitner, Robert & Kinicki, Anglo. 2005. Peri/aku Organisasi; Edisi 5-Buku 1 Penerjemah Erly
Suandy. Jakarta: Salemba Empat.

Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior (nine editions). New York: McGraw-Hill.

Owens, Robert. G. 1991. Organizational Behaviour in Education (Fourth Edition). USA:


Prentice-Hall Inc.

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku organisasi, Edisi indonesia. Jakarta Indeks.

Robbins, Stephen P. &. 2002. Organizational Behavior Seventh Edition. New Jersey : prenrice
Hall Inc.

Robbin, Stepen P. 8: Langton, Nancy. 2003. Organizational Behavior, Third Canadian Edition,
Pearson Education Canada Inc.

Thoha, Miftah. 1983. Peri/aku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai