Tes Cukit ( Skin Prick Test ) seringkali dilakukan pada bagian volar lengan bawah.
Pertama-tama dilakuakn desinfeksi dengan alkohol pada area volar, dan tandai area yang
akan kita tetesi dengan ekstrak alergen. Ekstrak alergen diteteskan satu tetes larutan alergen
( Histamin/ Kontrol positif ) dan larutan kontrol ( Buffer/ Kontrol negatif)menggunakan
jarum ukuran 26 ½ G atau 27 G atau blood lancet.
0
Kemudian dicukitkan dengan sudut kemiringan 45 menembus lapisan epidermis
dengan ujung jarum menghadap ke atas tanpa menimbulkan perdarahan. Tindakan ini
mengakibatkan sejumlah alergen memasuki kulit. Tes dibaca setelah 15-20 menit dengan
menilai bentol yang timbul.
Dibawah permukaan kulit terdapat sel mast, pada sel mast didapatkan granula-granula
yang berisi histamin. Sel mast ini juga memiliki reseptor yang berikatan dengan IgE. Ketika
lengan IgE ini mengenali alergen (misalnya house dust mite) maka sel mast terpicu untuk
melepaskan granul-granulnya ke jaringan setempat, maka timbulah reaksi alergi karena
histamin berupa bentol (wheal) dan kemerahan (flare).5
A C
B
-0 : reaksi (-)
Tes kulit dapat memberikan hasil positif palsu maupun negatif palsu karena tehnik yang
salah atau faktor material/bahan ekstrak alergennya yang kurang baik.
Jika Histamin ( kontrol positif ) tidak menunjukkan gambaran wheal/ bentol atau
flare/hiperemis maka interpretasi harus dipertanyakan , Apakah karena sedang
mengkonsumsi obat-obat anti alergi berupa anti histamin atau steroid. Obat seperti tricyclic
antidepresan, phenothiazines adalah sejenis anti histamin juga.
Hasil negatif palsu dapat disebabkan karena kualitas dan potensi alergen yang buruk,
pengaruh obat yang dapat mempengaruhi reaksi alergi, penyakit-penyakit tertentu,
penurunan reaktivitas kulit pada bayi dan orang tua, teknik cukitan yang salah (tidak ada
cukitan atau cukitan yang lemah ).1 Ritme harian juga mempengaruhi reaktifitas tes kulit.
Bentol terhadap histamin atau alergen mencapai puncak pada sore hari dibandingkan pada
pagi hari, tetapi perbedaan ini sangat minimal.
Hasil positif palsu disebabkan karena dermografisme, reaksi iritan, reaksi penyangatan
(enhancement) non spesifik dari reaksi kuat alergen yang berdekatan, atau perdarahan akibat
cukitan yang terlalu dalam.
Dermografisme terjadi pada seseorang yang apabila hanya dengan penekanan saja bisa
menimbulkan wheal/bentol dan flare/kemerahan. Dalam rangka mengetahui ada tidaknya
dermografisme ini maka kita menggunakan larutan garam sebagai kontrol negatif. Jika
Larutan garam memberikan reaksi positif maka dermografisme.
Semakin besar bentol maka semakin besar sensitifitas terhadap alergen tersebut, namun
tidak selalu menggambarkan semakin beratnya gejala klinis yang ditimbulkan. Pada reaksi
positif biasanya rasa gatal masih berlanjut 30-60 menit setelah tes.
Tes Cukit untuk alergen makanan kurang dapat diandalkan kesahihannya dibandingkan
alergen inhalan seperti debu rumah dan polen. Skin test untuk alergen makanan seringkali
negatif palsu.
- Dislokasi.
Dislokasi dari gigi yang berdekatan.
Dislokasi dari gigi yang berdekatan selama pencabutan ini dapat dihindari dengan
menggunakan elevator yang tepat dan sebagian besar tekanan dititik beratkan pada
septum interdental. Selama
penggunaan elevator jari harus diletakkan pada gigi yang berdekatan dengan
gigi yang akan dicabut untuk mendeteksi adanya kegoyangan pada gigi yang
berdekatan dengan gigi yang
akan dicabut.
Sakit gigi dalam hal ini bisa berasal dari dalam gigi (pulpitis), yang disebabkan oleh keradangan
pada pulpa gigi yang berisi syaraf dan pembuluh darah. Sakit bisa dipicu oleh perubahan suhu
ekstrim yang mendadak baik dingin atau panas atau pukulan pada gigi (perkusi). Pada pulpitis
akut rasa sakit biasanya menyebar dan bisa mengakibatkan kematian jaringan pulpa gigi
(irreversible). Pertolongan pertama bisa dengan kumur air garam hangat selama beb erapa menit
dan dilanjutkan dengan minum analgesik atau obat penghilang rasa sakit . Kombinasi NSAID
(Diklofenac potassium, ibuprofen) dengan asetaminofen (parasetamol) cukup membantu
meringankan sakit karena pulpitis walaupun hanya sementara. Selanjutnya segera datang ke
dokter gigi untuk dilakukan perawatan lanjutan.
Biasanya sakit gigi karena infeksi jaringan pulpa ini akan mengarah ke infeksi pada jaringan
sekitar akar gigi (infeksi periapikal). Bila infeksi sudah sampai ke jaringan periapikal gigi maka
gigi akan sakit bila digunakan untuk mengunyah atau terkena tekanan. Dalam kasus ini
penggunaan analgesik atau penghilang rasa sakit tidak akan mengatasi masalah bila tanpa disertai
antibiotik. Segera hubungi dokter gigi untuk diberikan resep antibiotik yang tepat.
2. TINDAKAN KEGAWATDARURATAN UNTUK GIGI YANG TERLEPAS KARENA
BENTURAN (AVULSI)
Gigi yang terlepas karena kecelakaan segera dibersihkan dan direndam dalam air, yang terbaik
adalah direndam dalam air susu atau dikulum didalam mulut agar gigi tidak kering.
Segera pergi ke dokter gigi agar dilakukan tindakan replantasi atau memasukkan gigi kembali
kedalam tempatnya. Dokter gigi akan melakukan fixasi (mengikat) gigi yang direplantasi tersebut
agar tetap pada tempatnya, sampai beberapa minggu sampai terjadi proses penulangan (osifikasi)
pada jaringan sekitar gigi sehingga gigi menjadi kuat kembali .
Pada gigi yang patah sampai separuh panjang gigi tidak ada pilihan lain kecuali harus dilakukan
pencabutan. Sakit gigi karena gigi patah untuk sementara bisa diberikan analgesik yang kuat
seperti kombinasi NSAID dengan asetominofen. Walaupun tindakan ini biasanya tidak banyak
membantu mengurangi sakitnya. Pencabutan gigi tetap langkah terakhir yang harus dilakukan.
Pada kasus seperti ini khususnya gigi depan ,beberapa dokter gigi mungkin masih bisa
memanfaatkan gigi yang patah tersebut untuk digunakan sebagai penyulih atau mengisi kembali
rongak atau celah karena patahan tersebut. Tentunya dengan merawat gigi yang patah tersebut
terlebih dahulu dengan teknik tertentu.
Sariawan atau mouth sore dalam istilah medis adalah stomatitis akut. Sariawan bisa disebabkan
banyak hal , diantaranya trauma, gangguan hormonal , stress dan reaksi alergi.
Tindakan pertama bisa dioleskan pasta anti sariawan. Banyak merk pasta antisariawan baik yang
dijual bebas atau menggunakan resep dokter. Bila tidak ada bisa menggunakan madu. Untuk sakit
bisa ditambahkan analgesik atau antiradang yang tepat. Untuk selanjutnya dicari penyebab
utamanya. Supaya sariawan tak terjadi lagi harus dihindari faktor pencetusnya.
5. TINDAKAN KEGAWATDARURATAN UNTUK SAKIT GUSI AKUT (GINGIVITIS
AKUT)
Sakit gusi akut atau gum sore, dalam istilah medisnya gingivitis akut . Penyebabnya adalah trauma
atau infeksi pada gusi. Bila penyebabnya karena trauma, maka hindari trauma yang berulang pada
daerah yang sakit dan sakit bisa dikurangi dengan obat kumur dan analgesik atau antiradang. Bila
sakit disebabkan karena infeksi kuman , maka pemberian antibiotik atau antiseptik adalah wajib
dilakukan. Datang segera ke dokter gigi untuk diberikan resep dan tindakan lanjutan.
Rahang yang dislokasi atau bergeser dari kedudukannya, akan menyebabkan rahang sulit untuk
ditutup kembali. Biasanya karena membuka mulut terlalu lama atau karena trauma mekanik
(benturan keras). Bila tidak ada tulang rahang yang patah bisa dilakukan reposisi atau
mengembalikan rahang ketempat semula. Segera dokter gigi untuk segera dilakukan reposisi. Bila
terlambat melakukan reposisi dikawatirkan akan terbentuk jaringan ikat (fibrosis) disekitar sendi
yang akan menyulitkan proses reposisinya. Setelah dilakukan reposisi biasanya rahang akan
diikat atau difiksasi dengan menggunakan bebat Barton (Barton’s Bandage)selama beberapa hari.
Untuk sakit bisa diberikan analgesik , antiradang dan kalau perlu diberikan pelemas otot (muscle
relaxant).
Bila terjadi deformasi pada wajah , maka dicurigai ada fraktur atau patah tulang rahang. Segera
melakukan foto x ray untuk memastikan lokasi patahannya. Pasien dengan patah tulang harus
meminimalkan pergerakan rahang agar tidak terjadi komplikasi, misalnya putus atau terkoyaknya
pembuluh darah atau saraf disekitar patahan. Pemberian analgesik antiradang dan antibiotik
sangat diperlukan segera, sebelum dilakukan tindakan selanjutnya oleh dokter gigi ahli bedah
mulut untuk memfiksasi patahannya.
8. TINDAKAN KEGAWATDARURATAN UNTUK SINDROMA NYERI OTOT WAJAH
(MYOFACIAL PAIN SYNDROME)
Sindroma atau kumpulan gejala yang menyebabkan nyeri pada otot wajah biasanya disebabkan
oleh kebiasaan mengerot atau melakukan gerakan mengunyah tanpa disadari saat tidur yang
dalam istilah medis dinamakan bruxism. Otot disekitar rahang biasanya sakit saat ditekan.
Pemberian analgetik , antiradang dan pelemas otot biasanya diperlukan. Yang paling penting
adalah mencegah bruxism berlanjut , dengan memberikan mouth guard atau belat untuk
mencegah gigi geligi atas dan bawah saling bergesekan saat tidur.
Sakit setelah pencabutan gigi dikarenakan infeksi di socket bekas pencabutan atau yang disebut
dengan dry socket. Lubang bekas cabutan biasanya masih menganga karena jendalan darah tidak
terbentuk , sehingga terjadi infeksi pada tulang alveolar gigi atau soket gigi. Pemberian antiseptik
pasta seperti alvolgyl
sangat membantu mengurangi rasa sakit. Bila tidak ada pasta antiseptik , bisa diberikan kapas
yang dibasahi dengan antiseptik seperti povidon iodine 10 % bisa menjadi alternatif. Bila perlu
ditambah dengan antiradang dan antibiotik untuk mempercepat penyembuhan.