INTRODUCTION
1.1 Background
Salah satu cabang linguistik yang menjadi perhatian para linguis adalah
semantik. Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada
studi tentang makna (arti, Inggris: meaning). Istilah semantik berasal dari bahasa
Yunani, yang mengandung makna to signify atau memaknai. Artinya studi tentang
semantik adalah studi tentang makna yang merupakan bagian dari bahasa.
Semantik sendiri merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (dua
komponen lain adalah sintaksis dan fonologi), dan makna kalimat sangat
ditentukan oleh komponen semantik ini. Menurut Palmer ada hubungan antara
ketiga komponen-komponen tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa (a) bahasa
pada awalnya merupakan bunyi-bunyi abstrak yang mengacu pada adanya
lambang-lambang tertentu, (b) lambang-lambang merupakan seperangkat sistem
yang memiliki tataan dan hubungan tertentu, dan (c) seperangkat lambang yang
memiliki bentuk dan hubungan itu mengasosiasikan adanya makna tertentu.
1
Chomsky sebagai Bapak Linguistik transformasi yang menyatakan bahwa ilmu
semantik penting sekali dalam studi linguistik. Semantik tidak lagi menjadi objek
periferal, melainkan menjadi objek yang setaraf dengan bidang-bidang studi
linguistik lainnya.
2
CHAPTER II
DISCUSSION
Aristosteles, sebagai pemikir Yunani yang hidup pada masa 384-322 SM,
adalah pemikir pertama yang menggunakan istilah “makna” lewat batasan
pengertian kata yang menurut Aristosteles adalah “satuan terkecil yang
mengandung makna”. Dalam hal ini, Aristosteles juga telah mengungkapkan
bahwa makna kata itu dapat dibedakan antara makna yang hadir dari kata itu
sendiri secara otonom, serta makna kata yang hadir akibat terjadinya hubungan
gramatikal (Aminuddin, 2001:15) bahkan plato (429-347 SM) dalam Aminuddin
(2001) mengungkapkan bahwa bunyi-bunyi bahasa itu secara implisit
mengandung makna-makna tertentu. Hanya saja memang, pada masa itu batas
antara etimologi, studi makna, maupun studi makna kata, belum jelas.
3
Lois Inteilectuelles du Langage”. Pada masa itu,meskipun dengan jelas Breal
telah menyebutkan semantik sebagai bidang baru dalam keilmuan, dia seperti
halnya Reisig, mesih menyebut semantik sebagai ilmu yang murni-historis.
Dengan kata lain, studi semantik pada masa itu lebih banyak berkaitan dengan
unsur-unsur diluar bahasa itu sendiri, misalnya bentuk perubahan makna, latar
belakang perubahan makna, hubungan perubahan makna dengan logika, psikologi
maupun dengan kriteria lainnya. Karya klasik Breal dalam bidang semantik pada
akhir abad ke-19 itu adalah Essai de Semantique.
Terdapat dua konsep baru yang ditampilkan Saussure dan merupakan revolusi
dalam bidang teori dan penerapan studi kebahasaan. Dua konsep ini adalah
(1) linguistik pada dasarnya studi kebahasaan yang berfokus pada keberadaan
bahasa itu pada waktu tertentu sehingga studi yang dilaksanakan haruslah
menggunakan pendekatan sinkronis atau studi yang bersifat deskriptif. Sedangkan
studi tenntang sejarah dan perkembangan suatu bahasa adalah kajian kesejarahan
yang menggunakan pendekatan diakronis.
(2) bahasa merupakan suatu gestal atau suatu totalitas yang didukung oleh
berbagai elemen, yang elemen yang satu dengan yang lain mengalami saling
kebergantungan dalam rangka membangun keseluruhannya. Wawasan kedua ini,
pada sisi lain juga menjadi akar paham linguistik struktural.
4
berkebangsaan Jerman tersebut adalah Teori Medan Makna. Dengan
diadabtasikannya teori Saussure dalam bidang semantik, maka dalam
perkembangan berikutnya kajian semantik memiliki ciri
Pada tahun 1923 muncul buku The Meaning of Meaning karya Ogden &
Richards yang menekankan hubungan tiga unsur dasar, yakni ‘thought of
reference’ (pikiran) sebagai unsur yang menghadirkan makna tertentu yang
memiliki hubungan signifikan dengan referent(acuan). Pikiran memiliki hubungan
5
langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan langsung
dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan yang arbitrer.
Sehubungan dengan meaning, para pakar semantik biasa menetukan fakta bahwa
asal kata meaning(nomina) dari to mean (verba), di dalamnya banyak
mengandung ‘meaning’ yang berbeda-beda. Leech (1974) menyatakan bahwa
ahli-ahli semantik sering tidak wajar memikirkan’the meaning of meaning’ yang
diperlukan untuk pengantar studi semantik. Mereka sebenarnya cenderung
menerangkan semantik dalam hubungannya dengan ilmu lain; para ahli sendiri
masih memperdebatkan bahwa makna bahasa tidak dapat dimengerti atau tidak
dapat dikembangkan kecuali dalam makna nonlinguistik.
6
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yang secara resmi menjadi
bahasa Indonesia pada saat sumpah pemuda, memiliki perkembangan yang sangat
cepat dan sebuah bahasa daerah yang memang sudah berfungsi sebagai lingua
franca di Nusantara menjadi suatu bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
Negara.
Studi yang serius mengenai bahasa Indonesia telah banyak dilakukan orang,
baik yang dilakukan sarjana bangsa Indonesia sendiri maupun bangsa asing.
Semua segi dan aspek kebahasaan bahasa Indonesia telah diteliti orang salah
satunya masalah semantik. pembicaraan khusus mengenai semantik bahasa
Indonesia sejauh ini yang ada barulah dari Slamet Mulyana (1964) dan D.P.
Tampu Bolon (1979). Sedangkan yang dibuat Mansur Pateda dan Aminuddin
adalah bersifat umum teoritis ilmiah.
7
CHAPTER III
CONCLUSION
1.1 Conclusion
1.2 Suggestion
8
REFERENCE
https://www.scribd.com/doc/76376002/Pengertian-Dan-Sejarah-Semantik
http://anaksastra.blogspot.com/2008/11/sejarah-semantik.html
https://dama.org/content/brief-history-semantics
http://kumpulanmateri123.blogspot.com/2013/08/makalah-semantik.html