PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peradangan kulit yang disebabkan kontak bahan iritan atau elergi yang terkait
okupasional sebesar 62,4% dari semua kasus dermatitis kontak okupasional dan
bahan iritan yang paling sering antara lain adalah deterjen (32,1%), minyak
(28,2%), dan pelarut (17,9%) (Lim dan Goon, 2007). Data mengenai insidensi dan
dermatitis kontak iritan karena deterjen di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode
tahun 2009 - 2012 sebesar 9,7% dari keseluruhan dermatitis kontak (data belum
dipublikasikan).
1
2
merupakan faktor yang berperan penting pada dermatitis kontak iritan karena
Faktor lain selain sifat iritasi sabun (Austoria et al., 2010; Grammer-West
et al., 1996), kondisi ekstrinsik lain berupa sifat pekerjaan yang berulang-ulang,
lingkungan yang basah, lembap, dan suhu yang tinggi juga menjadi faktor
seseorang misalnya umur, etnis, riwayat atopi dan kondisi penyakit kulit yang
al., 2011; Slotosch et al., 2007; Tupker, 2003). Faktor-faktor tersebut harus
Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam mengelola faktor yang
dishwasher. Efek iritasi dapat dinilai dengan berbagai cara misalnya penilaian
Pengujian efek iritasi perlu didahului dengan uji iritasi dari sebuah produk
deterjen. Uji iritasi dalam model uji klinis dikelompokkan menjadi dua, yaitu uji
3
terbuka dan uji tertutup (uji tempel) (Tupker et al., 1999). Uji iritasi dengan uji
terbuka yang dikenal secara umum adalah uji pemakaian atau use test (Lukacovic
et al., 1988), uji imersi (Clarys dan Barel, 1997), dan repeat open application test
atau ROAT (Nakada et al., 2000). Pemilihan metode uji iritasi perlu disesuaikan
dengan kebiasaan cara pemakaian bahan iritasi yang diuji sehingga hasil
kulit dalam waktu yang relatif singkat dan berulang-ulang, dengan demikian
metode uji iritasi yang tepat dalam pengujian efek iritasi sabun adalah dengan uji
terbuka (Williams et al., 2011; Tupker, 2003; Lee dan Maibach, 1994).
Sunlight, Mama Lemon, B29, Ligent, Sleek, SOS, Super Kifa, dan
TOP Brand 2013 (Marketing, 2013). Dalam praktek klinis seorang klinisi sering
pada kulit lebih minimal dari berbagai merek deterjen dishwasher cair yang
dipasarkan. Seorang klinisi juga harus mempunyai wawasan mengenai efek iritasi
dari berbagai merek deterjen dishwasher cair guna menjadi pegangan dalam
edukasi pasien dan masyarakat terkait efek iritasi deterjen dishwasher cair.
4
B. Pertanyaan Penelitian
adalah: “Apakah terdapat perbedaan efek iritasi dari 5 merek deterjen dishwasher
cair yang paling umum di pasaran Indonesia?” dan “Apakah terdapat pengaruh
C. Tujuan Penelitian
efek iritasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi dokter
dishwasher cair yang paling umum di pasaran Indonesia dan terbukti terdapat
pengaruh derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap efek iritasi maka informasi
dishwasher cair yang paling umum di pasaran Indonesia dan terbukti terdapat
5
pengaruh derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap efek iritasi maka informasi
dishwasher cair yang paling umum di pasaran Indonesia dan terbukti pengaruh
derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap efek iritasi maka dapat dijadikan
E. Keaslian Penelitian
berikut ini efek iritasi (irritant effect), deterjen cair ( liquid detergent), sabun cair
(liquid soap), pencuci piring (dishwasher), dan pH; di arsip karya tulis baik
dengan mesin pencari PubMed, EBSCO, dan Science Direct; penelitian mengenai
perbedaan efek iritasi beberapa merek deterjen dishwasher cair yang tersedia di
Indonesia dan perbedaan efek iritasi deterjen dishwasher cair berdasarkan derajat
pH belum pernah dilakukan. Adapun penelitian mengenai efek iritasi sabun atau