Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan mencuci peralatan makan (dishwasher) secara manual masih

merupakan pekerjaan yang umum dilakukan oleh masyarakat di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia. Pekerjaan mencuci peralatan makan secara

manual ditemukan hampir di setiap rumah-tangga dan warung makan hingga

restoran. Pekerjaan mencuci peralatan makan manual dengan deterjen sering

menyebabkan dermatitis okupasional. Dermatitis okupasional merupakan reaksi

peradangan kulit yang disebabkan kontak bahan iritan atau elergi yang terkait

dengan pekerjaan (White, 1996).

Sebagian besar (90-95%) dermatosis okupasional adalah dermatitis kontak

okupasional dan 80% di antaranya merupakan dermatitis kontak iritan

okupasional (Astner et al., 2006). Penelitian retrospektif di Singapura dalam

rentang tahun 2003 – 2004 menunjukkan prevalensi dermatitis kontak iritan

okupasional sebesar 62,4% dari semua kasus dermatitis kontak okupasional dan

bahan iritan yang paling sering antara lain adalah deterjen (32,1%), minyak

(28,2%), dan pelarut (17,9%) (Lim dan Goon, 2007). Data mengenai insidensi dan

prevalensi penyakit kulit akibat kerja di Indonesia sulit didapatkan. Insidensi

dermatitis kontak iritan karena deterjen di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode

tahun 2009 - 2012 sebesar 9,7% dari keseluruhan dermatitis kontak (data belum

dipublikasikan).

1
2

Kulit yang terpapar deterjen akan mengalami perubahan pH yang

selanjutnya akan mengganggu perlindungan fisiologis kulit “mantel asam” akibat

berkurangnya kandungan lemak. Perubahan pH kulit akibat penggunaan deterjen

merupakan faktor yang berperan penting pada dermatitis kontak iritan karena

deterjen (Baranda et al., 2002).

Faktor lain selain sifat iritasi sabun (Austoria et al., 2010; Grammer-West

et al., 1996), kondisi ekstrinsik lain berupa sifat pekerjaan yang berulang-ulang,

lingkungan yang basah, lembap, dan suhu yang tinggi juga menjadi faktor

kontributif dalam terjadinya dermatitis kontak iritan. Faktor intrinsik individu

seseorang misalnya umur, etnis, riwayat atopi dan kondisi penyakit kulit yang

menyertai juga dapat mempengaruhi kejadian dermatitis kontak iritan (Menne et

al., 2011; Slotosch et al., 2007; Tupker, 2003). Faktor-faktor tersebut harus

dikelola sebaik mungkin untuk menurunkan angka kejadian dermatitis kontak

iritan di lingkungan kerja sehingga kerugian ekonomi akibat inefisiensi dan

inefektifitas dapat ditekan.

Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam mengelola faktor yang

mempengaruhi angka kejadian dermatitis kontak iritan di lingkungan kerja yang

menggunakan deterjen dishwasher adalah mengkaji tingkat iritasi deterjen

dishwasher. Efek iritasi dapat dinilai dengan berbagai cara misalnya penilaian

klinis (visual scoring) dan pengukuran evaporasi epikutan (transepidermal water

loss - TEWL) (Kajs dan Gartstein, 1991; Rogiers et al., 1999).

Pengujian efek iritasi perlu didahului dengan uji iritasi dari sebuah produk

deterjen. Uji iritasi dalam model uji klinis dikelompokkan menjadi dua, yaitu uji
3

terbuka dan uji tertutup (uji tempel) (Tupker et al., 1999). Uji iritasi dengan uji

terbuka yang dikenal secara umum adalah uji pemakaian atau use test (Lukacovic

et al., 1988), uji imersi (Clarys dan Barel, 1997), dan repeat open application test

atau ROAT (Nakada et al., 2000). Pemilihan metode uji iritasi perlu disesuaikan

dengan kebiasaan cara pemakaian bahan iritasi yang diuji sehingga hasil

pengujian diharapkan dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Cara

penggunaan deterjen dishwasher umumnya berupa paparan langsung dengan

kulit dalam waktu yang relatif singkat dan berulang-ulang, dengan demikian

metode uji iritasi yang tepat dalam pengujian efek iritasi sabun adalah dengan uji

terbuka (Williams et al., 2011; Tupker, 2003; Lee dan Maibach, 1994).

Berbagai merek deterjen dishwasher cair di pasaran Indonesia, antara lain

Sunlight, Mama Lemon, B29, Ligent, Sleek, SOS, Super Kifa, dan

di antara merek tersebut Sunlight dan Mama Lemon merupakan pemenang

TOP Brand 2013 (Marketing, 2013). Dalam praktek klinis seorang klinisi sering

menjumpai pertanyaan pasien mengenai deterjen dishwasher yang efek iritasinya

pada kulit lebih minimal dari berbagai merek deterjen dishwasher cair yang

dipasarkan. Seorang klinisi juga harus mempunyai wawasan mengenai efek iritasi

dari berbagai merek deterjen dishwasher cair guna menjadi pegangan dalam

edukasi pasien dan masyarakat terkait efek iritasi deterjen dishwasher cair.
4

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini

adalah: “Apakah terdapat perbedaan efek iritasi dari 5 merek deterjen dishwasher

cair yang paling umum di pasaran Indonesia?” dan “Apakah terdapat pengaruh

derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap efek iritasi?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui perbedaan efek iritasi 5 merek deterjen dishwasher cair

yang paling umum di pasaran Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap

efek iritasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi dokter

Apabila terbukti terdapat perbedaan efek iritasi pada 5 merek deterjen

dishwasher cair yang paling umum di pasaran Indonesia dan terbukti terdapat

pengaruh derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap efek iritasi maka informasi

tersebut dapat dijadikan acuan dalam merekomendasikan deterjen dishwasher cair

yang tepat untuk pasiennya.

2. Bagi perkembangan dermatologi

Apabila terbukti terdapat perbedaan efek iritasi pada 5 merek deterjen

dishwasher cair yang paling umum di pasaran Indonesia dan terbukti terdapat
5

pengaruh derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap efek iritasi maka informasi

tersebut dapat menambah kepustakaan dalam ilmu dermatologi mengenai efek

iritasi deterjen dishwasher cair.

3. Bagi pasien dan masyarakat umum

Apabila terbukti terdapat perbedaan efek iritasi pada 5 merek deterjen

dishwasher cair yang paling umum di pasaran Indonesia dan terbukti pengaruh

derajat pH deterjen dishwasher cair terhadap efek iritasi maka dapat dijadikan

rujukan dalam pemilihan deterjen dishwasher cair yang tepat.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran dengan kata kunci dan kombinasi kata kunci

berikut ini efek iritasi (irritant effect), deterjen cair ( liquid detergent), sabun cair

(liquid soap), pencuci piring (dishwasher), dan pH; di arsip karya tulis baik

skripsi, tesis, disertasi, maupun paper di perpustakaan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, serta dalam penelusuran jurnal ilmiah

dengan mesin pencari PubMed, EBSCO, dan Science Direct; penelitian mengenai

perbedaan efek iritasi beberapa merek deterjen dishwasher cair yang tersedia di

Indonesia dan perbedaan efek iritasi deterjen dishwasher cair berdasarkan derajat

pH belum pernah dilakukan. Adapun penelitian mengenai efek iritasi sabun atau

deterjen yang ditemukan dalam penelusuran disajikan pada tabel 1.


6

Tabel 1. Ringkasan penelitian-penelitian efek iritasi sabun atau deterjen

No Peneliti Judul Hasil Perbedaan dengan


penelitian ini
1. (Baranda et al., Correlation Efek iritasi Uji iritasi yang
2002) between pH and berbagai digunakan adalah
irritant effect of cleansers yang uji tempel, efek
cleansers dipasarkan iritasi dinilai dari
marketed for dry berhubungan skor visual iritasi,
skin. dengan derajat dan bahan yang
pH diuji adalah sabun
mandi.
2. (Loden et al., The irritation Semua sabun Uji iritasi yang
2003) potential and yang diuji digunakan adalah
reservoir effect of memiliki uji tempel, efek
mild soaps. potensi iritasi. iritasi hanya diukur
Potensi iritasi setelah uji iritasi,
antar sabun dan sabun
yang diuji pembersih
memiliki kewanitaan.
perbedaan yang
bermakna.
3. (Lakshmi et Irritancy ranking Semua sabun / Uji iritasi yang
al., 2008) of 31 cleansers in deterjen yang digunakan adalah
the Indian market diuji memiliki uji tempel dan efek
in a 24-h patch potensi iritasi. iritasi dinilai dari
test. Potensi iritasi skor visual iritasi.
antar sabun /
deterjen yang
diuji memiliki
perbedaan yang
bermakna.
4. (Austoria et Irritancy potential Semua sabun / Uji iritasi yang
al., 2010) of 17 detergents deterjen yang digunakan adalah
used commonly diuji memiliki uji tempel, efek
by the Indian potensi iritasi. iritasi dinilai dari
household. Potensi iritasi skor visual iritasi,
antar sabun / dan bahan yang
deterjen yang diuji adalah sabun
diuji memiliki badan.
perbedaan yang
bermakna.

Anda mungkin juga menyukai