ETKA BISNIS
tentang
Oleh :
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KASUS PELANGGARAN ETIKA PROFESI PT KAI
LATAR BELAKANG
Berdasarkan informasi dan data yang saya temukan di antaranews.com 26 juli 2006. saya
tertarik menulis paper tentang PT KAI yang mana kasusnya adalah Pelanggaran Kode Etik
Akuntansi yang terjadi pada PT. KAI pada tahun 2006 yaitu kasus manipulasi laporan
keuangan yang dialami oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI).
Penulis mengangkat tema ini karena banyaknya kasus manipulasi laporan keuangan yang
terjadi di Indonesia yang melibatkan akuntan publik, salah satu nya kasus PT KAI. Pada PT
KERETA API INDONESIA (PT KAI) terdapat adanya kecurangan dalam penyajian laporan
keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder
lainnya. Kasus ini berhubungan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Diduga
terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN dicatat
mendapatkan keutungan sebesar Rp6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci,
perusahaan justru menderita kerugian sebesar Rp63 Miliar.
Berdasarkam beberapa sumber yang saya dapat, kasus ini berawal dari pembukuan yang
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai akuntan sudah seharusnya menguasai
prinsip akuntansi berstandar umum sebagai salah satu penerapan etika profesi. Kesalahan ini
terjadi karena tidak menguasai prinsip akuntansi berstandar umum, hal ini bisa menyebabkan
masalah yang sangat merugikan. Laporan Keuangan PT KAI tahun 2005 diduga telah dimanipulasi
oleh pihak tertentu. Banyak terdapat kejanggalan dalam laporan keuangannya. Beberapa data
disajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hal ini mungkin sudah biasa terjadi dan
masih bisa diperbaiki. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pihak auditor menyatakan
laporan keuangan itu wajar. Tidak ada penyimpangan dari standar akuntansi keuangan. Hal ini lah
yang patut dipertanyakan. Dari informasi yang didapat, sejak tahun 2004 laporan PT KAI diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan BPK
sebagai auditor perusahaan kereta api tersebut. Hal itu menimbulkan dugaan kalau Kantor Akuntan
Publik yang mengaudit Laporan Keuangan PT KAI melakukan kesalahan. Komisaris PT Kereta
Api mengungkapkan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut di mana seharusnya
perusahaan mengalami kerugian namun dilaporkan memperoleh keuntungan.
Kasus ini dikarenakan adanya perbedaan pandangan antara Manajemen dan Komisaris,
khususnya Ketua Komite Audit dimana Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani
laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Komisaris meminta untuk dilakukan
audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta yang
ada. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kasus ini adalah rumitnya laporan keuangan.
Adanya ketidak yakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun, ketika komite
audit mempertanyakan laporan tersebut, manajemen merasa tidak yakin sehingga pihak
manajemen menggunakan jasa auditor eksternal. manfaat dari jasa audit adalah memberikan
informasi yang akurat dan dapat di percaya untuk pengambilan keputusan. laporan keuangan yang
telah di audit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya Komisaris PT Kereta Api
mengungkapkan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut di mana seharusnya
perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan.
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Kajian teoritis
Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang berarti "Diri" atau "Saya",
dan -isme, yang digunakan untuk menunjukkan filsafat. Dengan demikian, istilah ini etimologis
berhubungan sangat erat dengan egoisme. Jadi dalam hal ini egoisme adalah motivasi untuk
mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri atau yang
berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain,
termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya yang sangat
dikenal yaitu egois.
b. Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau
kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik
profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan tatanan etika dan prinsip
moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama
anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain itu dengan kode etik akuntan juga merupakan
alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang
kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika
sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
4. Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Lima aturan etika itu adalah:
1) Independensi
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional
Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi
independen dalam fakta (in facts) maupun dalam penampilan (in appearance).
1) Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:
a) Kompetensi Profesional
Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak
(reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
b) Kecermatan dan Keseksamaan Profesional
Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
c) Perencanaan dan Supervisi
Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan
pemberian jasa profesional.
d) Data Relevan yang Memadai
Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang
layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
e) Kepatuhan terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi,
konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.
a) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan
lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan
terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila
laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data
secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar
yang ditetapkan IAI.
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa
persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
a) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika
kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.
b) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau
melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.
c) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan
kewenangan IAI.
d) Menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan disiplin
Anggota.
2) Fee Profesional & Besaran Fee
Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa
yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya
KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak
diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
3) Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa
adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan
oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.
d. Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi
Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis atestasi dan
periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila
penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan
yang dibuat oleh badan yang berwenang.
a) Komisi
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.
b) Fee Referal (Rujukan)
Secara teoretis isu etika dapat dilihat dari berbagai macam aspek dan sudut pandang yang
mampu melihat suatu masalah secara komprehensif. Beberapa peneliti telah memberikan
pandangan dan pendapat mengenai konsep dasar etika dan keterkaitannya dengan penerapan di
lingkungan bisnis. Pada point ini akan membahas konsep dasar etika secara teoretis dan
komprehensif secara ringkas.
a) Bribery adalah tindakan menawarkan, memberi, menerima, dan menerima suatu nilai dengan
tujuan untuk mempengaruhi tindakan pejabat (official) untuk tidak melakukan kewajiban publik
atau legal mereka. Nilai tersebut dapat berupa pembayaran langsung atau barang.
b) Coercion adalah tindakan pemasakan, pembatasan, memaksa dengan kekuatan atau tangan atau
ancaman hal tersebut mungkin aktual, langsung, atau positif, dimana kekuatan fisik digunakan
untuk memaksa tindakan melawan seseorang, akan atau secara tidak langsung mempengaruhi yang
mana satu pihak dibatasi oleh penundukan yang lain dan dibatasi kebebasannya.
c) Deception adalah tindakan memanipulasi orang atau perusahaan dengan menyesatkannya.
Dengan kata lain, deception adalah kegiatan menipu, sengaja menyesatkan dengan tindakan atau
perkataan yang tidak benar, mengetahui dan melakukan membuat pernyataan yang salah atau
representasi, mengekpresikan atau menyatakan secara tidak langsung, menyingung fakta yang ada
saat ini atau yang lalu.
d) Theft secara harafiah theft berarti mencuri. Konsep theft adalah mengambil atau mengkliam
sesuatu yang bukan milik menjadi milik peribadi atau golongan.
e) Unfair discrimination adalah perlakuan yang tidak adil atau tidak normal atau hak yang tidak
normal pada seseorang karena ras, umur, jenis kelamin, kebangsaan atau agama, kegagalan
memperlakukan orang secara sama ketika tidak ada perbedaan yang beralasan dapat ditemukan
antara menolong dan tidak menolong.
Pembahan kasus
Pembahasan kasus ini, berfokus pada point penting pelanggaran etika yang akan dianalisis
berdasarkan konsep teori. Berdasarkan analisa diatas dapat dikaitkan dengan teori, kode etik
profesional yang dilanggar KAP PT KAI adalah sebagai berikut:
Aturan Etika Profesi Akuntan Publik menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya,
KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, tidak boleh mendahulukan prinsip
kepentingan. Auditor harus jujur dan adil dalam melaksanakan tugasnya. Auditor tidak boleh
berkompromi dalam memberikan pertimbangan dikarenakan adanya bias, konflik kepentingan
atau karena adanya pengaruh dari orang lain, hal ini disebut dengan objektivitas. Nyatanya auditor
tidak jujur dalam melakukan penilaian dalam kasus PT KAI, auditor eksternal tahu bahwa PT KAI
meraih keutungan sebesar Rp6,9 Miliar, namun yang terjadi sebenarnya adalah perusahaan
mengalami kerugian sebesar Rp63 Miliar, tetapi auditor menutupi fakta tersebut.
2. Perilaku Profesional
Para auditor tidak boleh lalai dalam pekerjaannya, dan melakukan hal-hal yang dapat
mencoreng nama baiknya. Pada kasus ini, auditor dinilai tidak profesional dalam menjalankan
tugasnya oleh pelaku bisnis yang akan menyewa jasanya sebagai auditor.
3. Kepentingan Publik
Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana auditor berkewajiban untuk
senantiasa bertindak dalam rangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Pada kasus ini, AUDITOR dianggap tidak
memenuhi prinsip kepentingan publik di atas, karena terdapat pihak – pihak di luar perusahaan
yang merasa dirugikan atas hasil opini auditor tersebut, dimana pada laporan keuangan tersebut,
menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan yang baik. Tetapi pada kenyataannya, AUDITOR
mengetahui bahwa terdapat masalah dalam perusahaan tersebut, dan KAP justru bekerjasama
dengan perusahaan dan malah melakukan kebohongan kepada publik.
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi,
konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAPI. Pada Kenyataannya Disini
Auditor Tidak Mematuhi Standar Audit Yang Dikeluarkan Oleh Badan Pengatur Standar Yang
Ditetapkan Oleh IAPI.
Pada kasus ini perusahaan melanggar norma dasar etika (bribery, deception, coercion, dan theft),
karena PT KAI telah melakukan manipulasi laporan keuangan. Dalam proses manipulasi tersebut
melibatkan akuntan dan auditor. Pelanggaran etika juga dilakukan akuntan perusahaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari manipulasi catatan yang mencoba untuk menyembunyikan fakta.
Manipulasi juga melanggar konsep utilitarianism mengingat perusahaan merupakan perusahaan
pemerintah yang bertanggungjawab pada rakyat. Utilitarianisme: Dimana tingkah laku auditor PT
KAI dianggap tidak benar karena tidak bermanfaat kepada kepentingan publik dan mencederai
kepercayaan publik.
Dari kasus diatas, jika dikaitkan dengan teori etika ada beberapaa teori yang sudah dilanggar yaitu :
1. Egoisme etis. Manajemen melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan
demi memajukan dirinya sendiri agar dilihat bahwa dia telah sukses mengatur perusahaan.
Manajemen telah menyalah gunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya. Tindakannya tersebut
tidak hanya merugikan dirinya sendiri yang mungkin saja ia akan dipecat dari perusahaan tapi juga
bagi perusahaan dan orang lain. Bagi perusahaan berdampak pada menurunnya kepercayaan para
investor dan calon investor serta merusak citra perusahaan.Sehingga akibatnya perusahaan
kekurangan modal karena menurunnya jumlah invetor yang mau menanamkan modal ke
perusahaan tersebut.
2. Utilitarianisme. Tujuan dari laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pertanggung
jawaban manajemen tapi juga sebagai alat untuk pengambilan keputusan. Dengan dimanipulasinya
laporan keuangan oleh manajemen maka keputusan yang diambil pun akan tidak tepat dan bisa
merugikan orang banyak (orang yang berkepentingan).
3. Deontologi. Manajemen tidak menjalankan kewajibannya sebagai manajemen perusahaan
dengan semestinya.Seharusnya seorang manajer yang memiliki kedudukan tinggi diperusahaan
memberikan contoh yang baik kepada bawahaan agar menjalankan kewajibannya diperusahaan
sesuai dengan etika-etika yang diberlakukan.
4. Hak. Teori etika ini berkaitan dengan teori deontologi. Dalam prinsip-prinsip etika profesi
seseorang dituntut untuk profesional dalam profesinya. Dalam kasus ini manajemen telah
merugikan hak dan kepentingan orang lain seperti karyawan dan para investor. Yakni seperti para
karyawan dan para investor mempunyai hak untuk mengetahui informasi-informasi mengenai
kinerja perusahaan
5. Keutamaan. Sikap keutamaan yang diperlukan dalam dunia bisnis yakni seperti
kejujuran.Pada kasus ini manajemen tidak bersikap jujur dalam menyusun laporan
keungan.Manajemen melakukan beberapa manipulasi seperti data mengenai pendapatan, utang
dan cadangan kerugian piutang.Padahal seorang manajer harus mempunyai sikap jujur karena,
kejujuran merupakan etika yang harus dimiliki oleh seorang manajer.
Sedangkan prinsip etika profesi yang dilanggar yakni:
1. Prinsip Otonomi
PT KAI yang memiliki kebebasan dan kewenangan untuk mengambil keputusan yang dianggap
baik hanya untuk PT KAI sendiri tetapi tidak bertanggung jawab terhadap pemerintah.Hal tersebut
ditunjukkan dari tindakan PT KAI yang mengakui PPN terutang pihak ketiga sebagai piutang yang
tidak sesuai dengan regulasi.
Dari pihak KAP sendiri tidak bertanggung jawab dalam menjalankan kebebasannya.KAP S.
Manao tidak menunjukkan dan menyatakan adanya kesalahan material pada laporan keuangan PT
KAI.
2. Prinsip Keadilan
Terjadi pelanggaran prinsip keadilan oleh PT KAI karena mengistimewakan beberapa pihak yang
berhubungan dengan PT KAI dengan tidak segera menarik PPN.mengistimewakan beberapa pihak
yang berhubungan dengan PT KAI dengan tidak segera menarik PPN.
Di dalam standar kode etik Akuntan Manajemen, ada beberapa yang dilanggar oleh manajemen
yakni:
1. Competensi. Akuntan manajemen tidak kompetensi karena tidak memelihara pengetahuan
dan keahlian yang dimilikinya dengan sepantasnya, selain itu tidak mengikuti hukum, peraturan
dan standar teknis, dan tidak membuat laporan yang jelas dan lengkap berdasarkan informasi yang
dapat dipercaya dan relevan melainkan dengan memanipulasi data.
Jika dikaitkan dengan earning management dan agency theory timbulnya kasus tersebut karena ;
1. Adanya campur tangan manajemen dengan menggunakan judgement dalam proses
penyusunan dan pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri
2. Dalam kasus manipulasi laporan keuangan oleh PT KAI, telah terjadi erning management
dengan pola Income Maximization yaitu dengan tujuan untuk melaporkan net income yang tinggi
untuk tujuan bonus yang lebih besar. Dengan perencanaan bonus yang didasarkan pada data
akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba
untuk meningkatkan pembayaran bonus tahunan.
Adanya konflik antara kepentingan manajemen (Agent) dan pihak komite audit (principal) yang
timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat
kemakmuran yang dikehendakinya.
3. Dalam agency theory diasumsikan bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi
oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan
agent. Dari kasus ini pihak manajemen (agent) mempunyai lebih banyak informasi baik mengenai
kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga manajemen lebih
mempunyai kesempatan dalam memanipulasi laporan keuangan yang dihasilkannya, dan konflik
kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas
manajemen sehari-hari untuk memastikan bahwa manajemen bekerja sesuai dengan keinginan
pemegang saham.
Dalam hal kecurangan yang dilakukan oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan
perusahaan ada beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pada hasil
laporan keuangan PT. KAI yaitu pada saat proses lelang, Komite Audit seharusnya ikut untuk
melihat apakah auditor eksternal layak dipilih dan melihat keadilan proses pemilihan. Pada
kenyataannya, komite audit tidak ikut dalam proses penunjukan auditor sehingga tidak terlibat
dalam proses audit. Kesalahan tersebut mengakibatkan terjadinya kesalahan yang lain, yaitu tidak
adanya atau sangat minimnya komunikasi antara pihak Komite Audit dengan Auditor Eksternal
(akuntan publik). Karena Komite Audit tidak menunjuk auditor yang akan diberi penugasan, maka
komunikasi yang terjadi antara komite audit dengan auditor bisa diperkirakan sangat sedikit
bahkan tidak efektif.
KESIMPULAN
Sebuah Konsep teori etika merupakan suatu konsep ideal yang dapat diterapkan DI dalam
suatu organisasi bisnis. Penerapan konsep tersebut dalam organisasi bisnis sering mengalami
hambatan dan tantangan. Suatu organisasi bisnis yang sedang mengalami dilema etis dalam
mengambil keputusan harus mengambil keputusan dengan bijak. Keputusan yang diambil sering
mengalami benturan antara kepentingan stake holder dengan konsep etika yang ada. Keputusan
yang diambil, meski sulit, harus mampu mengakomodir semua kepentingan stake holder sekaligus
memperhitungkan etika yang ada. Dari semua pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa suatu dilemma etis akan selalu dihadapi dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan kasus diatas tentang pelanggaran Etika dalam berbisnis itu merupakan suatu
pelanggaran etika profesi pada PT KAI pada tahun tersebut yang terjadi karena kesalahan
manipulasi dan terdapat penyimpangan pada laporan keuangan PT KAI tersebut. pada kasus ini
juga terjadi penipuan yang menyesatkan banyak pihak seperti investor tersebut. seharusnya PT
KAI harus bertindak profesional dan jujur sesuai pada asas-asas etika profesi akuntansi.
Rekomendasi
Jika dikaitkan dengan earning management dan agency theory timbulnya kasus tersebut karena ;
1. Adanya campur tangan manajemen dengan menggunakan judgement dalam proses
penyusunan dan pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri
2. Dalam kasus manipulasi laporan keuangan oleh PT KAI, telah terjadi erning management
dengan pola Income Maximization yaitu dengan tujuan untuk melaporkan net income yang tinggi
untuk tujuan bonus yang lebih besar. Dengan perencanaan bonus yang didasarkan pada data
akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba
untuk meningkatkan pembayaran bonus tahunan.
Adanya konflik antara kepentingan manajemen (Agent) dan pihak komite audit (principal) yang
timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat
kemakmuran yang dikehendakinya.
3. Dalam agency theory diasumsikan bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi
oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan
agent. Dari kasus ini pihak manajemen (agent) mempunyai lebih banyak informasi baik mengenai
kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga manajemen lebih
mempunyai kesempatan dalam memanipulasi laporan keuangan yang dihasilkannya, dan konflik
kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas
manajemen sehari-hari untuk memastikan bahwa manajemen bekerja sesuai dengan keinginan
pemegang saham.
Dalam hal kecurangan yang dilakukan oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan
perusahaan ada beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pada hasil
laporan keuangan PT. KAI yaitu pada saat proses lelang, Komite Audit seharusnya ikut untuk
melihat apakah auditor eksternal layak dipilih dan melihat keadilan proses pemilihan. Pada
kenyataannya, komite audit tidak ikut dalam proses penunjukan auditor sehingga tidak terlibat
dalam proses audit. Kesalahan tersebut mengakibatkan terjadinya kesalahan yang lain, yaitu tidak
adanya atau sangat minimnya komunikasi antara pihak Komite Audit dengan Auditor Eksternal
(akuntan publik). Karena Komite Audit tidak menunjuk auditor yang akan diberi penugasan, maka
komunikasi yang terjadi antara komite audit dengan auditor bisa diperkirakan sangat sedikit
bahkan tidak efektif.
Pentingnya kejujuran dalam membuat laporan keuangan.Hal tersebut bukan hanya penting sebagai
tanggung jawab perusahaan terhadap publik maupun investor.Akan tetapi hal tersebut juga penting
bagi perusahaan sendiri karena dari laporan keuangan biasanya perusahaan menganalisis
bagaimana perkiraan tahun mendatang dan menjadi dasar pengambilan keputusan. Apabila laporan
keuangan yang menjadi dasar hal tersebut sudah tidak layak, tentu hasil akan jauh dari yang
diharapkan dan bahkan bisa berimbas pada perusahaan.
Auditor eksternal yang dipercayai harus benar-benar memiliki integritas serta prosesnya harus
terlaksana berdasarkan kaidah-kaidah yang telah diakui validitasnya. Selain itu, sebagai auditor
eksternal wajib melakukan komunikasi secara baik dan benar dengan komite audit yang ada pada
PT Kereta Api Indonesia untuk membangun kesepahaman (understanding) diantara seluruh unsur
lembaga. Kemudian, hubungan antar lembaga diharapkan tercipta dengan baik, sehingga
mempermudah penerapan sistem pengendalian manajemen yang ada di dalamnya.Secara tidak
langsung, upaya ini menunjang perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat
luas sebagai salah satu pengampu kepentingan.
Daftar pustaka
https://www.antaranews.com/berita/38743/komisaris-bongkar-dugaan-manipulasi-laporan-
keuangan-pt-kereta-api
http://praatiwii.blogspot.co.id/2014/11/kasus-manipulasi-laporan-keuangan-pt-kai.html
http://adiietdit.blogspot.com/2011/11/tugas.html
Brooks, Leonard J. & Paul Dunn, 2010, Business & Professional Ethics for Accountants, 5th
edition, South-Western Cengage Learning.
Duska, Ronald F, Brenda Shay Duska & Julie Anne Ragatz, Accounting Ethics 2nd edition,
Wiley-Blackwell Publishing, 2011, atau edisi terbaru. (DDR)