Anda di halaman 1dari 8

Lampiran Materi Nutrisi Pasca Bedah

1. Pengertian

Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga

untuk perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara optimal. Diet

Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah

menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan

tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi, Karena

tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi

pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan

dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :

a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)

b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain

c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

d. Mencegah dan menghentikan perdarahan

2. Tahapan diet pasca bedah

a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)

Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :

1) Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang

2) Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada

tanda-tanda usus mulai bekerja

 Cara Memberikan Makanan


Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air

putih, the manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih.

Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena

kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan

parenteral sesuai kebutuhan.

b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)

Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar

saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah

 Cara Memberikan Makanan

Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,

sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari

selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung

keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan

parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat

mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh

diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman

yang mengandung karbondioksida.

c. Diet Pasca-Bedah III

Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar

saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.

 Cara Memberikan Makanan


Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah

susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml

sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila

diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan

dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung

karbondioksida.

d. Diet Pasca-Bedah IV

Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :

1) Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah

2) Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III

 Cara Memberikan Makanan

Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam

3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.

3. Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka:

 Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting

untuk penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C.

 Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya

dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya

peranan penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan

perdarahan luka.
 Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan

luka

1) Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu

tempe, tahu, kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati,

telur, ayam, udang dll.

2) Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya,

bayam, tomat, daun singkong dll.

 Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu

diperhatikan untuk penyembuhan luka

1) Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan

vitamin C

2) Bila mual:

a) Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering

b) Sajikan ketika masih hangat

c) Sebelum makan, minum air hangat

d) Hindari makanan dengan berbumbu tajam

4. TIPS PERAWATAN PASCAOPERASI

Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan

kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:

 Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu,

buah.
 Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging,

ayam, ikan, telor dan sejenisnya.

 Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.

 Usahakan cukup istirahat.

 Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin

cepat makin bagus.

 Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.

 Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan

kondisi tubuh.

 Minum obat sesuai anjuran dokter.

5. Jenis makanan yang harus dihindari pasca Bedah

 Makanan terlalu manis: Dodol, Cake tart,, Gula-gula (Mengurangi

nafsu makan)

 Makanan yang meninmbulkan Gas: Nangka, Durian, Jengkol, Pete,

(Membuat Kembung)

6. Contoh makanan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein):

 Sumber Protein : Ayam, daging, hati, ikan , telur, susu, keju, Buah-

buahan, Sayur-sayuran.

 Sumber Kalori: Beras, jagung, ubi singkong, Roti, kentang, mie,

tepung, minyak goreng, mentega.

7. Macam-macam Diet TKTP:

 TKTP 1: Kalori = 2600 Kal/kg BB

Protein= 100 gram (2g/KgBB)


 TKTP II : Kalori = 3000 kal/kg BB

Protein = 125 gram (2 setengah gram/kg BB)

Contoh Menu sehari-hari yang dikonsumsi :

 Pagi : Susu,dan Roti

 Siang : Nasi, telur dadar, Sayur, Sop Ayam, Pisang, Buah Apel

 Sore : Susu, Dan Pisang

 Malam : Nasi, ikan laut, Sayur Buah jeruk , Susu

8. Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan

a. Diet Pasca Operasi Umum

Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah

tulang atau gigi, atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat

diberi lebih dulu program diet yang lebih cepat dibandingkan dengan

program diet pasca operasi gastrointestinal.

Secara bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh

pada hari kedua setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga,

dan diet makanan biasa pada hari keempat. Kondisi pasien menentukan

diet yang akan dikonsumsi. Yang perlu diperhatikan adalah diet tersebut

harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein. Vitamin secara

bertahap diberikan sebagai suplemen.

b. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus

Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara

parenteral yang biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan


pemberian makan dengan menggunakan tabung. Sejak pasien tinggal di

rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang paling utama

adalah formula diet yang akan diberikan harus memenuhi kebutuhan

semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral, jenisnya

dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang,

daging cincang, sayuran dan buah dengan cara diblender atau disaring

dan ditambahkan cairan.

c. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya

Pasien yang patah tulang memerlukan peningkatan pemecahan protein

dalam pemberian asupan gizi yang baik bagi individu, yang dapat

diperburuk kondisinya hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya

mampu beraktivitas di atas kasur saja. Kehilangan protein (kehilangan

nitrogen) dibarengi dengan kehilangan kalium, fosfor dan sulfur.

Perkembangan osteoporosis bertepatan dengan kehilangan kalsium

yang dapat menyebabkan si penderita tidak dapat bergerak.

 Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi

yang dibutuhkan diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar

50 gram protein ditambah 3000 kalori kalori non protein.

Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika pasien tidak

mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi

protein dan tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara

waktu makan.
 Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah

habis. Protein bebas dalam diet menyokong kalsium dalam tulang

dan membentuk tulang yang baik.

Anda mungkin juga menyukai