Tuntung Bab1-4 LWN Dapus New
Tuntung Bab1-4 LWN Dapus New
Dibuat:
NIM. H1A113245
Pembimbing:
FAKULTAS TEKNIK
BANJARBARU
2018
LEMBAR ASISTENSI
i
DAFTAR ISI
LEMBAR ASISTENSI ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 2
1.5. Batasan Masalah................................................................................................ 3
1.6. Foto Lereng ........................................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 5
2.1. Tanah .................................................................................................................. 5
2.2. Tanah Lempung................................................................................................. 6
2.3. Kekuatan Geser Tanah ..................................................................................... 6
2.4. Kadar Air ........................................................................................................... 8
2.5. Berat Isi .............................................................................................................. 8
2.6. Kuat Tekan Bebas ............................................................................................. 9
2.8. Karakteristik Sifat Fisik Tanah ..................................................................... 10
2.9. Berat Jenis ........................................................................................................ 12
2.10. Analisa Saringan.............................................................................................. 13
2.11. Analis Hidrometer ........................................................................................... 13
2.12. Batas-batas Atterberg’s .................................................................................. 13
BAB III............................................................................................................................. 16
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 16
3.1. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 16
3.2. Bahan dan Alat ................................................................................................ 16
3.3.1. Pengambilan Sampel Tanah di Lapangan ............................................... 20
3.3.2. Prosedur Penelitian Pengujian Tanah yang Belum Retak ..................... 20
3.3.3. Prosedur Penelitian Uji Geser Tanah Berdasarkan Perambatan Bidang
23
Retak 23
3.4. Diagram Alur Penelitian ................................................................................. 27
BAB IV ............................................................................................................................. 28
ii
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 28
4.1. Sifat Fisik dan Mekanis Tanah ...................................................................... 28
4.1.1. Pengujian Kadar Air Tanah (Water Content, Wc) .................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perubahan nilai yang tidak signifikan atau relatif konstan (Riyannor Wahyudi
2017).
Oleh karena itu untuk mengetahui nilai kohesi (c) dan sudut gesek internal (ɸ)
pada bidang retak dengan pengaruh posisi retak terhadap rendaman yang belum
dilakukan. Maka dicoba pendekatan pendekatan Uji Geser Langsung ( Direct Shear
Test) dengan tingkat keretakan dan dengan varian rendaman. Dengan demikian
penelitian ini mencoba membahas mengenai “Pengaruh lama rendaman pada tanah
retak terhadap nilai sudut geser internal (ɸ) dan kohesi (c)”.
2
dengan lebih waspada terhadap bahaya kelongsoran yang mungkin akan terjadi
dimasa yang akan datang.
3
Gambar1.2 Sketsa Lereng
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu
kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung
terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. selain itu,
Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada di bumi
dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang ada di darat.
Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan
mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa tererosi.
Secara umum dari hasil survey lapangan dan test laboratorium tanah memiliki
sifat-sifat sebagai berikut (Braja M Das, 1998):
a. Permeabilitas tanah
b. Kemampatan dan konsolidasi tanah
c. Kekutan tegangan geser tanah
d. Klasifikasi Tanah
Secara umum tanah dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan sifat
lekatnya, yaitu tanah kohesif, tanah tidak kohesif (granular) dan tanah organik.
Sifat-sifat tanah kohesif adalah sebagai berikut:
1. Tanah Kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-
butirnya seperti tanah lempung.
2. Tanah Non Kohesif adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali
lekatan antara butir-butirnya atau hampir tidak mengandung lempung misal
pasir.
3. Tanah Organik adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-
bahan organik (sifat tidak baik) seperti sisa-sisa hewani maupun tumbuh-
tumbuhan.
5
2.2. Tanah Lempung
Tanah lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Lempung merupakan
agregat partikel-partikel berukuran mikroskopis dan submikroskopik yang berasal
dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam
selang kadar air sedang sampai luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak
mudah terkelupas hanya dengan jari tangan. Permeabilitas lempung sangat rendah
(Karl Terzaghi; Raplh B. Peck 1967). Plastisitas merupakan karakteristik yang
penting dalam hal tanah berbutir halus. Istilah plastisitas melukiskan kemampuan
tanah untuk berdeformasi pada volume tetap tanpa terjadi retakan atau remahan.
Plastisitas terdapat pada tanah yang memiliki mineral lempung atau bahan organik
(Craig, 1986).
Teori tentang kekuatan geser tanah telah dikembangkan oleh Mohr (1900)
dengan mengambil pendekatan teori keruntuhan suatu material. Berdasarkan teori
keruntuhan material, maka sebuah material akan mengalami keruntuhan yang
merupakan kombinasi kritis antara tegangan normal dan tegangan geser. Sehingga
hubungan fungsional antara tegangan normal dan tegangan geser pada sebuah
bidang longsor dapat dinyatakan dalam persamaan (2.1).
6
= f () ………………………………………………………...…….. ( 2.1)
dimana adalah tegangan geser dan σ adalah tegangan normal pada bidang runtuh.
Persamaan 2.6 diatas selanjutnya disempurnakan lagi dengan mengambil kenyataan
bahwa pada sebagian besar masalah mekanika tanah tegangan geser pada bidang
runtuh merupakan fungsi linier dari tegangan normal (Coloum, 1776). Jadi
Persamaan (2.1) di atas menjadi
dimana c adalah kohesi tanah adalah sudut gesek internal tanah. Persamaan (2.2)
selanjutnya dinamakan persamaan kriteria keruntuhan Mohr – Coloumb.
Pernyataan secara grafis dari persamaan (2.1) dan Persamaan (2.2) dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Selubung
Keruntuhan
Mohr
Tegangan geser ()
Kriteria Keruntuhan
c Morh-Coulomb
)
Tegangan normal ()
(a b)
Gambar 2.5. Selubung Keruntuhan Mohr dan Kriteria Keruntuhan Mohr Coloumb
pada Kondisi Tanah Jenuh, Persamaan (2.2) dapat ditulis.(Das, Mekanika Tanah
2,1993)
Untuk uji geser langsung yang dilakukan tegangan normal dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.4
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝜎 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 ……………………….............................. (2.4)
7
Tegangan geser yang terjadi untuk setiap pergeseran dihitung menggunakan
persamaan 2.5
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟
𝜏 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 ………………………….………...….... (2.5)
8
Macam Tanah n e w γd γb
2 3
(%) (%) (kN/m ) (kN/m )
Tabel 2.3 Konsistensi Kohesif Tanah Berdasarkan Nilai qu (Braja M. Das, 2000)
Konsistensi qu (kg/cm2)
Very Soft 0 – 0,244
Soft 0,244 – 0,488
Medium 0,488 – 0,976
Stiff 0,976 – 1,953
Very Stiff 1,953 – 3,906
St Deskripsi
1–2 Slightly Sensitive
2–4 Medium Sensitivity
4–8 Very Sensitive
8 – 16 Slightly Quick
9
16 – 32 Medium Quick
32 – 64 Very Quick
> 64 Extra Quick
Keadaan pori tanah dalam kondisi tidak ada air sama sekali, terjadi apabila
sudah benar-benar kering. Akan tetapi keadaan semacam ini jarang ditemukan pada
tanah yang masih dalam keadaan asli di lapangan. Air dalam butiran tanah hanya
dapat dihilangkan sama sekali apabila tanah tersebut diperlakukan secara khusus,
misalnya dengan memanaskan di dalam oven.
10
Sumber: Soedarmo, Djatmiko dan Purnomo. 1993
Seperti terlihat pada gambar di atas, bahwa volume total (V) butiran tanah
adalah terdiri dari volume padat (Vs) dan volume pori (Vv). Volume pori (Vv)
terdiri dari voume air (Vw) dan volume udara (Va). Sedangkan berat total (W)
merupakan penjumlahan antara berat partikel padat (Ws) dan berat air (Ww), dalam
hal ini berat udara diabaikan.
Berat isi tanah (unit weight of density) (γ) adalah perbandingan berat tanah
seluruhnya dengan volume tanah seluruhnya.
𝑊
γ= .................................................................................................... (2.6)
𝑉
Berat isi air (unit weight of water) (γw) adalah perbandingan antara berat air
dengan volume air.
Berat isi tanah basah (submerged density) (γsub) adalah perbandingan antara
berat butir tanah basah dengan volume tanah seluruhnya.
γsub = γ’ = γsat - γw ……............................................................................... (2.7)
Berat isi tanah kering (dry density) (γd) adalah perbandingan antara berat butir
tanah kering dengan volume tanah seluruhnya.
11
γ
γd = 1+𝑤 .................................................................................................... (2.8)
Gs.γw
γd = .................................................................................................... (2.9)
1+𝑒
Berat jenis (spesific gravity) (Gs) adalah perbandingan antara berat butir tanah
dan berat air suling dengan volume yang sama, pada suhu tertentu.
𝑊𝑠
Gs = 𝑉𝑠.γw ................................................................................................. (2.10)
Kadar air (water content) (w) adalah perbandingan antara berat air dengan berat
butir tanah dinyatakan dalam persentase.
𝑊𝑤
w= 𝑥 100% ...................................................................................... (2.11)
𝑊𝑠
Angka pori (Voids ratio) (e) adalah perbandingan antara volume pori dengan
volume butiran tanah.
Vv
e = 𝑉𝑠 𝑥 100% (angka pori dinyatakan dalam persen) ........................ (2.12)
12
2.10. Analisa Saringan
Pengujian ini dimaksud untuk menentukan gradasi atau pembagian ukuran
butir tanah (grain size distribution) dari suatu sampel tanah dengan menggunakan
saringan di mana lubang-lubang saringan tersebut makin kecil secara berurutan.
Untuk standar saringan di Amerika Serikat, nomor saringan dan ukuran lubang
diberikan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Standar Saringan Amerika Serikat
13
untuk klasifikasi tanah. Batas cair biasanya dilakukan pada tanah kohesif yang
kering udara, dihancurkan dan disaring melalui saringan No. 4, tanah kohesif
dimaksudkan apabila butiran-butiran tanah bersatu sesamanya sehingga sesuatu
gaya akan diperlukan untuk memisahkannya dalam keadaan kering. Klasifikasi ini
diperuntukkan kepada jenis tanah yang berbutir halus. Sebelum mengklasifikasikan
tanah ini maka harus diketahui terlebih dahulu batas konsistensi dari Atterberg.
Batas konsistensi dipengaruhi oleh kadar air dalam tanah. Keadaan tanah akan
berubah sesuai kadar airnya, sehingga dibedakan menjadi 4 keadaan yaitu: solid
(padat), semi solid (agak padat), plastic (plastis), dan cair. Konsistensi Atterberg’s
ini dapat terlihat seperti Gambar 2.3
Dengan adanya sifat-sifat yang ditentukan oleh kadar air tadi sehingga terbagi
menjadi 4 keadaan, maka timbul 3 keadaan batas yang disebut batas-batas
Atterberg’s (Atterberg’s limit). Batas-batas Atterberg’s tersebut adalah:
14
Adalah kadar air suatu contoh tanah, apabila dikeringkan contoh tanah tersebut
tidak mengalami penyusutan lagi. Dengan kata lain shrinkage limit adalah
kadar air maksimum, dimana kehilangan air tidak akan menyebabkan
pengurangan volume tanah.
Batas Plastis (PL)
Adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis.
Kadar air pada suatu keadaan dimana contoh tanah tersebut dapat dirol (dengan
tangan diatas kaca), sehingga berbentuk silinder berukuran ø1/8” (3mm),
pada keadaan mulai timbul tanda-tanda retak.
Batas Cair (LL)
Kadar air batas dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi menjadi
plastis. Kadar air yang diperoleh melalui Flow Curve untuk nilai N=25, dimana
N menunjukkan jumlah ketukan.
Indeks plastisitas atau plasticity index merupakan selisih nilai antara liquid
limit (LL) dengan plastic limit (PL). Suatu tanah dengan nilai liquid limit (LL) yang
besar adalah kurang baik. Karena besarnya air yang dikandung oleh tanah tersebut
dapat menyebabkan daerah plastisitasnya semakin besar. Dengan semakin besarnya
daerah plastis, maka ini berati pula perubahan volume pada tanah tersebut semakin
besar.
Atterberg membedakan jenis tanah berdasarkan index plastisitas ke dalam 4
tingkat, seperti pada tabel 2.7
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah uji geser langsung (direct
shear test). Alat uji direct shear test ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu setang
penekan dan pemberi beban, alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving
ring) dan 2 buah arloji geser (extension meter), serta cincin pemeriksa yang terbagi
dua dengan penguncinya terletak dalam kotak. Selain alat direct shear test,
pengujian juga akan dilakukan menggunakan alat pengujian mekanis dan fisis
tanah. Alat tersebut tersedia di laboratorium mekanika tanah program studi Teknik
Sipil Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Adapun macam pemeriksaan
dan alat yang akan digunakan dalam mencapai tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
16
1. Pemeriksaaan uji geser langsung (direct shear test)
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Sebuah cincin (direct shear test) dengan perlengkapannya
Cincin pemeriksa 2 bagian dan 2 buah batu pori
Stowatch
Sebuah extruder dan pisau pemotong tanah
cincin cetak benda uji, grease (gemuk), dll
Suatu benda yang digunakan sebagai beban
17
Timbangan
Pisau/spatula
18
Satu set saringan No 10, 20, 40, 60, 100 dan 200
Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)oC
Tabung-tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml
Batang pengaduk dari gelas
Stop watch
Bahan dispersi, Sodium Silikat atau Sodium Metaphospat.
19
Shrinkage disk, dasar rata dari porselin atau monel diameter 1,75" dan tinggi
0,5"
Straight edge, panjang 12"
Gelas cup permukaan rata, diameter a" tinggi 1"
Graduate silinder 25 ml, tiap garis pembacaan ukuran volume 0,2 ml
Balance dengan ketelitian 0,1 gram
Mercury (air raksa).
20
Ada beberapa pengujian baik dilapangan maupun di laboratorium yang
bertujuan untuk mendapatkan kekuatan geser tanah. Pengujian kekuatan geser
tanah dilapangan antara lain adalah kipas geser (vhane shear test), sedangkan
pengujian kekuatan geser di laboratorium adalah uji geser langsung (direct shear
test) dan triaksial (triaxial test). Pada bagian ini yang akan dibahas hanya pengujian
kekuatan geser tanah menggunakan uji geser langsung (direct shear test). Direct
shear test bertujuan untuk menentukan harga kohesi (c) dan sudut geser dalam ().
Standart pemeriksaan yang dipakai adalah ASTM D 3080-4.
Skema pengujian geser laboratorium menggunkan alat direct shear test dapat
dilihat pada gambar 3.1, benda uji ditempatkan dalam sebuah kotak geser yang
terpisah menjadi dua bagian yang sama. Gaya normal diberikan dari atas benda uji
dan gaya geser diberikan pada setengah bagian atas benda uji dari arah samping.
Pada pengujian ini, bidang geser dipaksa terjadi pada setengah bagian benda uji.
Tergantung pada jenis alat uji, maka pengujian geser langsung dapat dilakukan
dengan mengontrol tegangan atau mengontrol regangan.
21
Untuk menentukan kekuatan tekan bebas (tanpa ada tekanan horizontal-
tekanan samping), qu dalam keadaan asli maupun buatan (remoulded) dan
menentukan derajat kepekaan tanah atau sensitivity (St). Standart pemeriksaan yang
dipakai adalah ASTM D 2166-66
h) Pemeriksaan hidrometer
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui gradasi tanah yang lolos
saringan No 200. Standart spesifikasi yang digunakan adalah ASTM Soil
Hydrometer 152 H.
22
j) Pemeriksaan batas plastis (PL)
Batas plastis adalah kadar air minimum dimana untuk menentukan kadar air
suatu tanah pada keadaan plastis. Standart pemeriksaan yang dipakai adalah ASTM
D 424-59.
23
a. Contoh tanah dikeluarkan dari tabung langsung dimasukan kedalam cincin,
kemudian permukaan tanah diratakan dengan ring.
b. Masukan benda uji kedalam bagian bawah cincin pemeriksaan, kemudian retak
dengan posisi tegak lurus arah geseran. variasi prosentasi perambatan bidang
retak 25%, 50%, 75% dan 100% .
c. Setelah membuat bidang retak kemudian sampel direndam selang waktu ±
5jam.
d. Setelah dipotong sesuai dengan variasi perambatan bidang retak pasanglah
bagian atas cincin pemeriksaan yang telah terkunci menjadi satu dan pasanglah
batu pori pada bagian atas dan bawah benda uji.
e. Tuangkan air pada bak contoh benda uji
f. Hidupkan motor penggerak sehingga piston penggerak maju dan menyentuh
tangkai shear ring atas, lalu matikan kembali motor.
g. Atur proving dial pada skala nol.
h. Letakkan beban pada lengan beban dan turunkan batang penekan sehingga
menyentuh shear ring atas kembali.
i. Hidupkan motor penggerak dan catat pembacaan proving ring dial menurut
interval waktu tertentu.
j. Percobaan dihentikan jika benda uji telah mengalami keruntuhan geser, yaitu
apabila tegangan-tegangan atau gaya-gaya geser menurun meskipun deformasi
horizontal terus bertambah.
k. Ulangi tahapan-tahapan diatas untuk benda uji kedua dan ketiga, hanya
mengubah beban yang diletakkan pada lengan beban.
24
Contoh penjelasan perambatan bidang retak 25% dari benda uji dengan diameter
sampel = 6 cm. Lihat Gambar 3.2.
a) b)
Banyaknya sampel dan benda uji untuk pengujian geser dengan perambatan
bidang retak dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Sampel dan Benda Uji Penyelidikan Kekuatan Geser pada Perambatan
Bidang Retak.
25
dalam kondisi sudah mengalami retak kemudian turun hujan secara terus menerus.
Melihat kondisi dilapangan hujan secara terus menerus sekitar 3 sampai 4 jam dapat
menimbulkan kelongsoran. Maka untuk lebih mendekati nilai parameter tanah
dilapangan penelitian ini dilakukan dengan variasi lama rendaman dengan lama
rendaman 1jam, 2jam, 4jam.
26
3.4. Diagram Alur Penelitian
Pengambilan sampel
Tanah lempung
Pemeriksaan di laboratorium
- Indeks Properties:
Kadar air (w)
Berat volume (γt) Pengujian geser Pengujian geser
Berat jenis (Gs) langsung (direct langsung (direct shear
Analisa saringan shear test) tanah test) tanah dengan
asli yang belum perambatan bidang
Analisa hidrometer
retak retak
Kesimpulan
27
BAB IV
Pada penelitian tugas akhir ini telah dilakukan pengujian laboratorium yaitu
sifat fisik dan mekanis tanah yang bertujuan untuk mengetahui nilai karakteristik
tanah pada sampel tanah yang akan digunakan. Pengujian sifat fisik dan mekanis
tanah ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru. Dari hasil pengujian sifat fisik dan mekanis tanah
didapatkan nilai-nilai sebagai berikut.
28
tanah terhadap desakan atau tarikan. Berdasarkan hasil pengujiannya menunjukkan
nilai kohesi Undrained (Su) untuk tanah lempung yang berasal dari lereng di desa
Aranio sebesar 85 kPa.
29
Gambar 4.1 Kurva distribusi ukuran butir tanah
Dalam Gambar 4.1 terlihat bahwa fraksi tanah didominasi oleh tanah
lempung, karena prosentasi fraksi lempung bernilai lebih dari 25%.
30
Gambar 4. 2 Grafik Pengujian UCT dengan Sampel Undisturbed
31
4.1.7. Pengujian Atterberg Limit
a) Pengujian Batas Cair (liquid limit)
Pengujian batas cair bertujuan untuk menetukan batas cair tanah dan untuk
mengetahui jenis serta sifat-sifat tanah dari bagian tanah yang empunyai ukuran
butir lolos saringan No.40. Berikut ini di paparkan Gambar 4.4 yang
menunjukkan grafik hubungan antara jumlah pukulan dan kadar air tanah asli
pada pengujian batas cair
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Jumlah Pukulan dan Kadar Air Tanah.
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa pada ketukan ke-25 pengujian batas
cair didapatkan kadar air sebesar 81,25%.
32
Berdasarkan hasil pengujian atterberg limit didapat nilai batas cair (LL) pada
ketukan ke-25 yaitu 81,25%, nilai plastis (PL) yaitu 35,86% dan nilai indeks
plastisitas (PI) yaitu 47,10% yang menunjukan tanah tersebut termasuk kategori CH
seperti pada Gambar 4.5. CH yaitu lempung inorganik dengan plastisitas inorganic
clay high plasticity fat clays lihat pada Tabel 4.3.
33
75%, 100% dan dengan varian rendaman 1jam, 2jam dan 4jam. Dari pengujian yang
dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut.
34
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, I. B, 2011, Cara baru memandang konsep stabilitas lereng (Slope Stability)
berdasarkan kenyataan dilapangan, Makalah pada Seminar Nasional Geoteknik
Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI). Banjarmasin.
Riyannor Wahyudi, 2017, Analisi Pengaruh Retakan Terhadap Nilai Kohesi (c) Dan
Sudut Gesek Internal (ɸ), Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Das, B.M., 1998, Mekanika tanah Jilid 1 Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis. Erlangga.
Jakarta.
Das.B.M, 1993, Mekanika Tanah Jilid 2, Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis, Erlangga.
Jakarta.
Mohr, O, 1900, Welche umstande bedingen die elastizitatsgrenze und den bruch eines
materiales, Zeitschrift des vereines deutscher ingenieure, vol. 44, pp. 1524-1530,
1572-1577.
Braja M. Das, 2000, Mekanika Tanah Jilid 1, Erlangga. Jakarta.
Soedarmo, D. dan Purnomo, E. 1993. Mekanika Tanah 1. Penerbit Kanisius. Malang.
Raymound N. Young, Benno P. Wakentin, 1975, Soil Propertie and Behavior, Elsevier
scientific publishing company Amsterdam, Oxford, New York.
Ma’mun, Ir, 1987, Pengantar Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarmasin.
35