Anda di halaman 1dari 4

Tema : Topik 1 Dampak Perkembangan Ekonomi Kreatif & Industri Kreatif

Nama Anggota Kelompok :

1. Julizar Handi Wijaya


2. Ikhsan Sahida
3. Henri Surbakti

Dampak Perkembangan Ekonomi Kreatif & Industri Kreatif terhadap Pendidikan


Vokasional

Tujuan :

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi dampak ekonomi kreatif dan
industri kreatif terhadap pendidikan vokasional. Untuk mengetahui faktor usaha untuk
menyiapkan siswa SMK guna menghadapi ekonomi kreatif dan industri kreatif. Untuk
mengetahui cara meningkatkan usaha ekonomi kreatif dan industri kreatif bagi pendidikan
vokasional.

Uraian Singkat Isi Jurnal :

Ekonomi kreatif Menurut Departemen Perdagangan Repulik Indonesia Tahun 2008,


Ekonomi Kreatif adalah nilai tambah berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya
manusia (orang kreatif) yang berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan
teknologi. Kreatifitas dimaknai sebagai kapasitas atau upaya untuk menciptakan ataupun
menghasilkan sesuatu yang unik, menciptakan solusi dari sebuah masalah atau melakukan
sesuatu yang tidak biasanya dilakukan (think of out the box). Dalam ekonomi kreatif, inovasi
tidak dapat dilepaskan dari kreatifitas karena kreatifitas merupakan faktor pendorong
munculnya penemuan baru (inovasi) atau memanfaatkan penemuan (invention) yang sudah
ada. Ekonomi kreatif tidak hanya dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir tetapi juga dapat
dimanfaatkan oleh sektor-sektor lain. Ekonomi kreatif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan sumber daya dari ekonomi kreatif selalu dapat
diperbarui.

(Uraian Jurnal “Dampak Usaha Ekonomi Kreatif Terhadap Masyarakat Desa


Blawe Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri”, Rensi Mei Nandini )
The creative economy concept has emerged as a means of focusing attention on the role
of creativity as a force in contemporary economic life, stating that economic and cultural
development are not separate but can be a part of a larger process of development.

Further understanding the creative economy becomes challenging due to the debate that
surrounds the term ‘creative industries’. Initially used in a 1994 Australian Report entitled
Creative Nation, the notion of the ‘creative industries’ gained wider exposure in 1997 when
policy makers at the UK’s DCMS set up the Creative Industries Taskforce. This term has
broadened the scope of what are generally considered the ‘cultural industries’ beyond the arts
to the potential of commercial activities (UNCTAD, 2004). What can be agreed upon however
is that in whatever form the industries are defined, they lie at the centre of what can be labeled,
in broader terms, the creative economy.

(Uraian jurnal “ The Creative Economy: Key Concepts and Literature Review
Highlights”, Policy Research Group)

Pembahasan :

 Faktor apakah yang akan mengalami perubahan dan berdampak pada penyelenggaraan
pendidikan kejuruan yang akan datang antara lain?
- Dampak positif dari ekonomi kreatif terhadap pendidikan kejuaruan di masa yang
akan datang yaitu antara lain,
Dampak ekonomi yang dapat ditimbulkan yaitu peningkatan produk dalam negeri
sehingga diharapkan dengan ekonomi kreatif siswa vokasional dapat menghasilkan
produk yang berkualitas.Dapat membuka lapangan pekerjaan karena meningkatnya
produk dalam negeri maka untuk memenuhinya membutuhkan tenaga baru.

 Apakah yang perlu disiapkan SMK akibat perubahan/pergeseran faktor-faktor pada


butir di atas?
- Hal yang harus disiapkan SMK yaitu dengan meningkatkan ide ide kreatif siswa
dengan cara mendukung temuan baru yang dilakukan oleh siswa.
- Meningkatkan nilai ketrampilan siswa SMK supaya dapat bersiang di indistri
kreatif.
- menunjang kompetensi lulusan yang standardnya terukur dan sesuai dengan
standard DUDI, Pemerintah harus mendirikan Training Center bagi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan program studinya. Yang lokasi dan
zonifikasinya diatur sesuai dengan potensi industri dan pengembangen potensi
lokal daerah. Untuk pengakuan sertifikasi secara internasional perlu dilakukan
kerjasama dengan institusi / lembaga sertifikasi internasional

Kesimpulan :

Pendidikan Vokasional (SMK) adalah suatu model dalam pendidikan untuk menguasai
ketrampilan dasar yang essensial dan dapat dikembangkan dalam bentuk pelatihan, untuk dapat
berkompetisi di pasar kerja lokal dan global. Pendidikan Voksional (SMK) diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja secara nasional dan masyarakat lingkungannya dan diarahkan untuk
memasuki pasar kerja global.
Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang industri kreatif dan ekonomi kreatif
sangat perlu ditanamkan disekolah vokasional untuk menciptakan kemandirian dan kemampuan diri.
Salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan vokasional (SMK) adalah membentuk dan
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memberikan peningkatan ekonomi secara
nyata.

Sumber Jurnal :

Anda mungkin juga menyukai