Makalah Adrenal Fix
Makalah Adrenal Fix
PENDAHULUAN
1855 di sebabkan oleh kerusakan jaringan adrenal. Penyakit ini biasnya bersifat
autoimun dan autoantibodi adrenal adalam plasma di temukan pada 75-80 % pasien,
namun dapat pula di sebabkan oleh hal lain. Penyakit ini muncul pertama kali sebagai
kulit.Dan membrane mukosa akibat konsentrasi ACTH yang sangat tinggi dalam
sirkulasi.Area yang sering terkena dini adalah kulit dan bantalan kuku, jaringan parut,
orang; dua pertiga pasien adalah perempuan. Diagnose ditegakkan antara usia 20 - 50
dengan kemoterapi yang lebih baik, hanya sedikit pasien tuberkolosis yang
proses autoimun pada lebih dari 50% pasien penyakit Addison. Autoantibodi adrenal
ditemukan dalam titer tinggi pada sebagian pasien dengann penyakit Addison.
1
Sindrom insufisiensi korteks adrenal terjadi akibat defisiensi sekresi kortisol dan
Penyebab utama insufisiensi korteks adrenal adalah (1) penyakit primer korteks
Untuk tindakan yang dapat di lakukan antara lain Semua pasien dengan penyakit
mengkoreksi kedua defisiensi. Kortison (atau kortisol) adalah terapi utama. Dosis
kortison bervariasi dari 12,5 sampai 50 mg/hari, dengan mayoritas pasien menerima
25 sampai 37,5 mg dalam dosis terbagi. Kortisol 30 mg/hari atau prednison 7,5
mg/hari dalam dosis terbagi juga dapat diberikan untuk terapi pengganti. Pasien
atau jika tidak praktis dengan susu atau antasid karena obat mungkin meningkatkan
adisitas lambung. Hal ini penting karena jika steroid secara biologis aktif seperti
2
kortisol, prednisolon, dan deksametason, dapat menggunakan efek lokal pada mukosa
lambung. Selain itu, proporsi dosis yang lebih besar (seperti 25 mg kortison) diminum
pada pagi hari, dan sisanya (12,5 mg kortison) diminum pada malam hari untuk
insomnia, iritabilitas dan rangsangan mental setelah awal terapi, pada keadaan ini
dosis harus dikurangi. Indikasi lain untuk dosis yang lebih kecil adalah hipertensi,
diabetes mellitus atau tuberkulosis aktif. Untuk itu di perlukan penjelasan dan
penjabaran lebih lanjut untuk lebih mengerti tentang penyakit ini (Isselbacher, 2000).
3
1.2 Rumusan Masalah
4
1.3 Tujuan
tentang konsep dan asuhan keperawatan penyakit addison serta menerapkan dari
addison.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal,
terbenam dalam jaringan lemak.Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan serta berada
di luar (ekstra) peritoneal. Bagian yang sebelah kanan berbentuk pyramid dan membentuk
topi (melekat) pada kutub atas ginjal kanan. Sedangkan yang sebelah kiri
berbentuk seperti bulan sabit, menempel pada bagian tengahginjal mulai dari kutub atas
panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6 mm.
yang mengandung jaringan lemak. Selain itu masing-masing kelenjar ini dibungkus oleh
kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk sekat/septa ke dalam kelenjar
(Lippincott, 2011).
Kelenjar supraneralis jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan
terdiri dari : Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam, mengatur atau
mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, serta mempengaruhi aktifitas
6
Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks bagian luar dan medula di bagian
dalam.
a. Korteks mensekresi hormon steroid. Korteks terbagi menjadi tiga lapisan, dari luar ke
b. Medula, yang secara embriologik berasal dari jenis neuroektodermis sama (sel-sel krista
saraf) yang menjadi asal neuron simpatis. Sel medula sebenarnya adalahneuron
www.wikivet.net
7
Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu :
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi serabut
saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla adrenal
a. Epinefrin
Epinefrin di sebut hormone “ flight or flight” (lawan atau lari). Stress menyebabkan
pelepasan EP segera, yang mempersiapkan tubuh untuk aktovitas fisik dan mental yang
sebaliknya pembuluh darah otot menjadi terbuka melalui aktivasi reseptor betha-2.
insulin. Dilatasi otot radialis iris pada mata meningkatkan jumlah cahaya yang masuk
paad retina , dan kontrkasi kapsul limpa melepaskan sel-sel darah ke dalam sirkulasi.
8
Mekanisme kerja EP .sebuah contoh tentang mekanisme kerja epinefrin adalah
mobilisasi energy dalam bentuk glukosa. Ep juga bekerja pada reseptor bethadi otot
Mekanisme ini mungkin penting dalam proses flight or flight , ketika otot akan di
gunakan sebagai cadangan energy. Walaupun hanya sedikit NE yang di lepaskan dari
medulla adrenal, namun hormone ini merupakn neurotransmitter utama system simpatis
1. Hormon Adrenokortikal
Hormon kortikal adrenal, berlawanan dengan hormon medular, sangat penting untuk
kehidupan.
- Kendali sekresi. Sekresi aldosteron diatur oleh kadar natrium darah, tetapi terutama
1. Efek fisiologis
9
- Hormon ini juga meningkatkan penguraian lemak dan protein serta menghambat
umpan-balik negatif. Stimulus utama dari ACTH adalah semua jenis stress fisik dan
emosional.
- Stress misalnya trauma, infeksi, atau kerusakan jaringan, akan memmicu impuls
saraf ke hipotalamus.
sekresi glukokortikoid.
lanjut.
c. Gonadokortikoid (steroid kelamin), pada zona retikularis dalam jumlah yang relatif
sedikit. Steroid ini berfungsi terutama sebagai prekursor untuk pengubahan testosteron
(Sloane, 2003).
10
3. Disfungsi Kelenjar Adrenal
Kelenjar Adrenal.
a. Sindrom Cushing
kortisol. Gejala klinis bisa juga ditemukan oleh pemberian dosis farmakologis
kortikosteroid sintetik.
b. Sindrom Adrenogenital
Penyakit yang disebabkan oleh kegagalan sebagian atau menyeluruh, satu atau beberapa
c. Hiperaldosteronisme
2) Aldosteronisme sekunder
Kelainan yang disebabkan karena hipersekresi rennin primer, ini disebabkan oleh
11
2. Hipofungsi Kelenjar Adrenal
a. Insufisiensi Adrenogenital :
Kelainan yang terjadi karena defisiensi kortisol absolut atau relatif yang terjadi
Kelainan yang disebabkan karena kegagaln kerja kortikosteroid tetapi relatif lebih
Kelainan ini merupakan bagian dari sinsrom kegagalan hipofisis anterior respon
12
2.2 Penyakit Addison:
2.2.1 Pengertian :
a. Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak
(Soediman, 1996)
b. Penyakit Addison adalah lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau
(Henberg, 2009).
2.2.2 Epidemiologi
Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Frekuensi pada laki-laki dan
wanita hampir sama. laki-laki 56% dan wanita 44% penyakit Addison dapat
dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak ter- dapat pada umur 30 – 50 tahun
Di Amerika Serikat, penyakit addison terjadi pada 40-60 kasus per satu juta
13
negara tertentu yang memiliki data prevalensi dari penyakit ini.Prevalensi di Inggris
Raya adalah 39 kasus per satu juta populasi dan di Denmark mencapai 60 kasus per
tidak tertangani dengan cepat, krisis addison akut dapat mengakibatkan kematian. Ini
mungkin terprovokasi baik secara de novo, seperti oleh perdarahan kelenjar adrenal,
maupun keadaan yang menjadi penyerta pada insufisiensi adenokortikal kronis atau
Sedangkan penyakit addison idiopatik autoimun cenderung lebih sering pada wanita
dan anak-anak.Usia paling sering pada penderita addison disease adalah orang
dewasa antara 30-50 tahun. Tapi, penyakit ini tidak dapat timbul lebih awal pada
(CAH), atau jika onset karena kelainan metabolisme rantai panjang asam lemak.
a. Proses autoimun
Penyakit Addison karena proses autoimun didapatkan pada 75% dari penderita.
bercak fibrosis dan infiltrasi limfosit korteks adrenal. Pada serum penderita
14
b. Tuberkulosis (Penyebaran hematogen infeksi tuberculosis sistemik)
penderita . Tampak daerah nekrosis yang dikelilingi oleh jaringan ikat dengan
serbukan sel-sel limfosit, kadang kadang dapat dijumpai tuberkel serta kalsifikasi
c. Infeksi lain
Penyebab kerusakan kelenjar adrenal karena infeksi yang lebih jarang ialah
d. Bahan-bahan kimia
e. Iskemia
f. Infiltrasi
15
g. Perdarahan
h. Lain-lain
2.2.4 Klasifikasi
Jarang terjadi, kerusakan ini terjadi akibta sistem autoimun.Untuk alasan yang
Sering terjadi, terapi streroid jangka panjang men ekan kadar ACTH yang
c. Addisonian crisis
Jika Addison’s disease tidak diobati, krisis addisonian dapat terjadi karena stres
16
2.2.5 Manifestasi klinis
hiponatremi, eosinophilia.
melalui ginjal dan peningkatan reabsorpsi kalium oleh ginjal kekurangan garam
merangsang produksi melanin, sehingga pada kulit dan mukosa penderita sering
mungkin nampak seperti akibat sinar matahari, tetapi terdapat pada area yang
17
tidak merata.Hiperpigmentasi paling jelas terlihat pada jaringan parut kulit,
2.2.6 Patofisiologi
ekskresi sodium, sehingga hasil dari rantai dari peristiwa tersebut antara lain:
penurunan kardiak output, dan jantung menjadi mengecil sebagai hasil berkurangnya
potassium lebih dari 7 mEq/L hasil pada aritmia, memungkinkan terjadinya kardiak
arrest.
lelah, anorexia, penurunan BB, mual, dan muntah.Gangguan emosional dapat terjadi,
18
mulai dari gejala neurosis ringan hingga depresi berat.Di samping itu, penurunan
infeksi, atau kehilangan garam karena diaphoresis berlebih dapat menyebabkan krisi
peningkatan level ACTH dan warna keperakan atau kecokelatan pun muncul.
Defisiensi androgen gagal untuk menghasilkan beberapa macam gejala pada laki-laki
kehidupan. Orang dengan penyakit Addison yang tidak diobati akan berakhir fatal.
Penyakit addison, atau insufisiensi adrenokortikal, terjadi bila fungsi korteks adrenal
adrenal. Atrofi otoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab
19
akhir-akhir ini harus mempertimbangkan pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam
daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipopisis juga akan
hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh terhadap keadaan
stres dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi dengan pemberian
kortikosteroid setiap hari selama 2 hingga 4 minggu dapat menekan fungsi korteks
adrenal, oleh sebab itu kemungkinan penyakit Addison harus diantifasi pada pasien
Diagnosis dari penyakit Addison tergantung terutama pada tes darah dan urin. Tes
a. Uji ACTH: meningkat secara mencolok (primer) atau menurun (sekunder). Tes
skrining ini paling akurat untuk penyakit Addison. Prosedurnya sebagai berikut:
batas dasar plasma cortisol ditarik (waktu ‘0’). Kortisol plasma merespon
b. Plasma ACTH: jika gagal menggunakan tes skrining, plasma ACTH dengan
kalsium biasanya meningkat. Walau pun demikian, natrium dan kalium yang
20
abnormal dapat terjadi sebagai akibat tidak adanya aldosteron dan kekurangan
kortisol.
e. Glukosa: hipoglikemia
meningkat.
merupakan indikasi dari penyakit Addison primer (atrofi kelenjar adrenal yang
21
l. Gambaran EKG: Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non
22
2.2.8 Penatalaksanaan
3. Menempatkan klien pada posisi stengah duduk dengan kedua tungkai ditinggikan.
4. Hidrokortison disuntikan IV, kemudian IVFD D5% dalam larutan normal saline.
Antibiotic dapat di berikan jika infeksi memicu krisis adrenal paada penderita insufisiensi
kronis adrenal.
faktor lain.
perlahan-lahan pemberian infus di kurangi ketika asupan cairan per oral sudah
3. Bila Kelenjar adrenal tidak berfungsi lagi, perlu dilakukan terapi penggantian
23
4. Suplemen penambah garam untuk menghindari kehilangan cairan dari
2.2.9 Komplikasi
Pasien dengan insufisiensi adrenal berisko tinggi menjadi krisis Addison, dimana
1. Stress
psikologi.
Dimana sering sekali terjadi pada pasien yang kurang pengetahuan tentang
penggantrian terapi.
berhubungan dengan insufisiensi adrenal sering terjadi karena tidak ada respon
saluran pencernaan bisanya terjadi muntah, diare, nyeri abdomen. Nyeri mungkin
Krisis adrenal sering terjadi pada keadaan klinis seperti tercantum. Seperti
24
mengalamai krisis akut setelah stress apapun yang menguras cadangan fisiologik
meningkat dosis steroid sebagai respon terhadap suatu stres akut dapat memicu
dapat terjadi pada pasien yang mendapat terapi pemeliharaan antikoagulan, pada
kehamilan, dan pada pasien yang menderita sepsis berat (syndrome waterhouse-
ini belum jelas tetapi kemungkinan berkaitan denngan cedera vaskuler akibat
neurameningitis, tetapi juga dapat disebakan oleh organism lain, termasuk sepsis
1. Hiponatremia
gangguan reabsorbsi natrium dalam tubulus ginjal (Guyton & hall. 2008). Pada
25
natrium ke dalam urin (akibat defisiensi aldosteron) dan gerakan menuju
2. Hiperkalemia
hall. 2008).
3. Diabetes mellitus
(Isselbacher, 2000).
4. Syok hipovolemik
garam dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan volume, sehingga hal
26
2.2.10Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a) Identitas
Jenis kelamin: untuk jenis kelamin tidak berpengaruh, penyakit ini bisa
b) Keluhan Utama
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala
27
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang
f) Pemeriksaan Fisik
2) B2 : Ictus Cordis tidak tampak, ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula
5) B5 : Mulut dan tenggorokan : nafsu makan menurun, bibir kering, bisung usus
a) Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan melalui
28
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat (mual, muntah,
karakteristik tubuh
2.2.12 RencanaKeperawatan
Kriteria hasil :
Hasil lab
29
Ht :
- Wanita = 37 – 47 %
- Pria = 42 – 52 %
Ureum = 15 – 40 mg/dl
Intervensi
1) Pantau TTV, catat perubahan tekanan darah pada perubahan posisi, kekuatan dari nadi
perifer
aldosteron dan penurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kolesterol
pengobatan, peningkatan BB yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan
3) Kaji pasien mengenai rasa haus, kelelahan, nadi cepat, pengisian kapiler memanjang,
turgor kulit jelek, membran mukosa kering, catat warna kulit dan temperaturnya.
pengganti.
30
4) Periksa adanya status mental dan sensori
R/ dihidrasi berat menurunkan curah jantung, berat dan perfusi jaringan terutama
jaringan otak
5) Auskultasi bising usus ( peristaltik usus) catat dan laporkan adanya mual muntah dan
diare.
R/ kerusakan fungsi saluran cerna dapat meningkatkan kehilangan cairan dan elektrolit
kemampuan klien
R/ adanya perbaikan pada saluran cerna dan kembalinya fungsi cairan cerna tersebut
Kolaborasi
Cairan Na Cl 0,9 %
0,9% melalui IV 500 – 1000 ml/jam, dapat mengatasi kekurangan natrium yang
Kartison (ortone) / hidrokartison (cortef) 100 mg intravena setiap 6 jam untuk 24 jam
31
R/ dapat mengganti kekurangan kartison dalam tubuh dan meningkatkan reabsorbsi
jantung
10) Pasang / pertahankan kateter urin dan selang NGT sesuai indikasi
Hematokrit ( Ht)
yang akan kembali normal sesuai dengan terjadinya dehidrasi pada tubuh
Ureum / kreatinin
Natrium
Kalium
32
R/ penurunan kadar aldusteron mengakibatkan penurunan natrium dan air
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat (mual, muntah,
Kriteria hasil :
- BB ideal (TB-100)-10%(TB-100)
- Hb :
- Wanita : 12 – 14 gr/dl
- Pria : 13 – 16 gr/dl
Ht :
- Wanita : 37 – 47 %
- Pria : 42 – 52 %
- Nyeri kepala
(S : 36 – 372 oC)
(RR : 16 – 20 x/menit)
33
Intervensi
1) Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual muntah
2) Catat adanya kulit yang dingin / basah, perubahan tingkat kesadaran, nyeri kepala,
sempoyongan
makanan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan terjadinya mal nutrisi
5) Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas dari bau yang tidak
7) Berikan Glukosa intravena dan obat – obatan sesuai indikasi seperti glukokortikoid
34
8) Pantau hasil lab seperti Hb, Hi
R/ anemia dapat terjadi akibat defisit nutrisi / pengenceran yang terjadi akibat reterisi
Kriteria hasil :
- menunjukan peningkatan klien dan partisipasi dalam aktivitas setelah dilakukan tindakan
Intervensi
1) Kaji tingkat kelemahan klien dan identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan oleh klien
R/ pasien biasanya telah mengalami penurunan tenaga kelemahan otot, menjadi terus
natrium kalium
R/ kolapsnya sirkulasi dapat terjadi sebagai dari stress, aktivitas jika curah jantung
berkurang
3) Sarana pasien untuk menentukan masa atau periode antara istirahat dan melakukan
aktivitas
35
4) Diskusikan cara untuk menghemat tenaga misal : duduk lebih baik dari pada berdiri
R/ pasien akan dapat melakukan aktivitas yang lebih banyak dengan mengurangi
karakteristik tubuh
Kriteria hasil :
Intervensi
R/ Membantu mengevaluasi berapa banyak masalah yang dapat diubah oleh pasien
- Teknik relaksasi
- Visualisasi
- Imaginasi
3) Dorongan pasien untuk membuat pilihan guna berpartisipasi dalam penampilan diri
sendiri
36
R/ dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki harga diri
4) Fokus pada perbaikan yang sedang terjadi dan pengobatan misal menurunkan
pigmentasi kulit
R/ dapat menolong pasien untuk melihat hasil dari pengobatan yang telah dilakukan
6) Kolaborasi
2.3.1 Pengertian :
kardiovaskuler dan biasanya gejala gejalanya non spesifik, seperti muntah dan
2.3.2 Etiologi :
37
a. Sindrom Waterhouse-Friderichsen
banyak sehingga terjadi insufisiensi adrenal korteks akut.Keadaan ini dapat terjadi
pada pasien yang mendapat terapi pemeliharaan antikoagulan, pada pasien pasca
ini belum jelas tetapi kemungkinan berkaitan denngan cedera vaskuler akibat
respon terhadap suatu stres akut dapat memicu krisis adrenal serupa karena
Krisis adrenal sering terjadi pada keadaan klinis seperti tercantum. Seperti telah
mengalamai krisis akut setelah stress apapun yang menguras cadangan fisiologik
38
Pemicu Krisis Addison menurut Camer (2011) adalah :
2. Dimana sering sekali terjadi pada pasien yang kurang pengetahuan tentang
penggantrian terapi.
2.3.3 Patofisiologi
utama yang penting dalam kejadian suatu krisis adrenal adalah produksi dari
meningkatkan sekresii n s u l i n u n t u k m e n g i m b a n g i h p e r g l i k e m i t e t a p i
39
Aldosteron di keluarkan sebagai respon terhadap stimulasi dari angiotensin
reabsorpsi dari natrium dansekresi dari kalium dan hidrogen. Mekanismenya masih
pengaruhi oleh glukokortikoid eksogen dan kurangnya ACTH mempunyai efek yang
menyebabkan efek yang menyebabkan gejala klinin yang di temukan pada penyakit
40
Gambar 1 , Dikutip dari Adddison crisis pathway, Widebertha`s MESSAGE BOARD; available at :
http://pages.zdnet.com/nana200 3/id129,html
41
2.3.4 Manifestasi klinis
Gejala klinis yang mendukung suatu diagnosis krisis adrenal adalah sebagai berikut :
hiponatremi
d. L a i n l a i n t e r g a n t u n g d a r i p e n ye b a b , m u n g k i n d i d a p a t k a n p a n a s
a. D a t a l a b o r a t o r i u m m e m p e r l i h a t k a n k a d a r g l u k o s a d a r a h
j a r a n g d i a t a s 7 m e q . L . P e n d e r i t a b i a s a n ya mengalami asidosis
serum tiroid.
42
b. Diagnosa paling spesifik yaitu dengan memeriksa kadar ACTH dan
kortisol, jika terdapat banyak waktu. Serum kotisol biasanya kadarnya kurang dari
20 mcg/dltetapi kita dapat menunggu untuk melakukan pemeriksaan ini bila pasien
sudah dapatdistabilkan. Jika akan dilakukan test untuk menstimulasi ACTH setelah
plasma baseline, kemudian berikan ACTH 250 mcg intavena yang diberi tekanan
kemudian pantau serum kortisol 30-60 menit setelah diberikan ACTH. Kenaikan
d. Pada foto thorax harus di cari dan di beri tanda tuberculosis, histoplasmosis,
43
2.3.6 Penatalakasanaan
segera dengan normal saline dan larutan dekstrosa 5%. Tingkat penggantian cairan
dan elektrolit oleh tingkat deplesi volume, kadar elektrolitserum, dan respon klinis
untuk tekanan darah invasif dan pemantauan hemodinamik. Tujuan manajemen lain
jantung dan irama, warna kulit dan temprature, CRT, dan CVP.Ini adalah risiko
44
dan tanda-tandakrisis yang akan datang, mengenakan tanda medis atau gelang, atau
membawa kartu dompet, dan minum obatyang diresepkan (Morton, et al, 2009).
menerima cairan infus jika Anda memiliki tekanan darah rendah . Anda akan perlu
pergi ke rumah sakit untuk perawatan dan pemantauan . Jika infeksi yang disebabkan
Pengkajian
a) Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang
b) Keluhan Utama
a) Sistem Pernapasan
I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu
P : Resonan
b) Sistem Cardiovaskuler
45
I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra
P : Redup
c) Sistem Pencernaan
P : Timpani
e) Sistem Endokrin
Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik
ACTH meningkat
46
Eliminasi Alvi
g) Sistem Neurosensori
tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka
h) Nyeri / kenyamanan
Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen,
ekstremitas
i) Keamanan
Tidak toleran terhadap panas, cuaca udaha panas, penngkatan suhu, demam yang
j) Aktivitas / Istirahat
Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari, tidak mampu
k) Seksualitas
hilangnya libido.
47
l) Integritas Ego
Adanya riwayat – riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik
2.4.3 Intervensi
Kriteria hasil :
48
Hasil lab
Ht :
- Wanita = 37 – 47 %
- Pria = 42 – 52 %
Ureum = 15 – 40 mg/dl
Intervensi
1) Pantau TTV, catat perubahan tekanan darah pada perubahan posisi, kekuatan dari nadi
perifer
aldosteron dan penurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kolesterol
pengobatan, peningkatan BB yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan natrium
3) Kaji pasien mengenai rasa haus, kelelahan, nadi cepat, pengisian kapiler memanjang,
turgor kulit jelek, membran mukosa kering, catat warna kulit dan temperaturnya.
R/ dihidrasi berat menurunkan curah jantung, berat dan perfusi jaringan terutama jaringan
otak.
49
5) Auskultasi bising usus ( peristaltik usus) catat dan laporkan adanya mual muntah dan diare
R/ kerusakan fungsi saluran cerna dapat meningkatkan kehilangan cairan dan elektrolit dan
R/ membantu menurunkan rasa tidak nyaman akibat dari dehidrasi dan mempertahankan
7) Berikan cairan oral 1500 cc – 2000 cc / hr sesegera mungkin, sesuai dengan kemampuan
klien
R/ adanya perbaikan pada saluran cerna dan kembalinya fungsi cairan cerna tersebut
Kolaborasi
Cairan Na Cl 0,9 %
% melalui IV 500 – 1000 ml/jam, dapat mengatasi kekurangan natrium yang sudah
Kartison (ortone) / hidrokartison (cortef) 100 mg intravena setiap 6 jam untuk 24 jam
jantung
50
Mineral kortikoid, flu dokortisan, deoksikortis 25 – 30 mg/hr per oral
10) Pasang / pertahankan kateter urin dan selang NGT sesuai indikasi
R/ dapat menfasilitasi pengukuran haluaran dengan akurat baik urin maupun lambung,
Hematokrit ( Ht)
yang akan kembali normal sesuai dengan terjadinya dehidrasi pada tubuh
Ureum / kreatinin
Natrium
Kalium
51
b. nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat (mual, muntah, anoreksia)
defisiensi glukortikoid
Kriteria hasil :
- BB ideal (TB-100)-10%(TB-100)
- Hb :
Wanita : 12 – 14 gr/dl
Pria : 13 – 16 gr/dl
Ht :
Wanita : 37 – 47 %
Pria : 42 – 52 %
- Nyeri kepala
(S : 36 – 372 oC)
(RR : 16 – 20 x/menit)
Intervensi
1) Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual muntah
52
2) Catat adanya kulit yang dingin / basah, perubahan tingkat kesadaran, nyeri kepala,
sempoyongan
makanan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan terjadinya mal nutrisi
5) Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas dari bau yang tidak
7) Berikan Glukosa intravena dan obat – obatan sesuai indikasi seperti glukokortikoid
R/ anemia dapat terjadi akibat defisit nutrisi / pengenceran yang terjadi akibat reterisi
53
2. Resiko terhadap penurunan curah jantung b.d menurunnya aliran darah vena/volume
elektrolit).
Intervensi :
1. Auskultasi TD.Bandingkan kedua tangan dan ukur dengan posisi tidur, duduk, dan
R/ Hipotensi ortostatik terjadi karena status cairan sedikit akibat defisiensi aldosteron
miokardia
R/ Frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan aktivitas sesuai dengan
kerusakan iskemik.
54
R/ Memberikan informasi sehubungan dengan kemajuan/perbaikan, keseimbangan
55
Daftar Pustaka
Camera, Ian. M. 2011. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical
Problems. Elsevier : Missouri
Internasional, Nanda. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Isselbacher, Kurt J. 2000. Harrison : Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC
Kumar, R, et al. 2007. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC
McPhee SJ. Disorders of the Adrenal Cortex. In: McPhee
S J , L i n g g a p a VR,Ganong WF.eds. Pathophisiology of Diseases. 4th Edition .New York:
McGraw-Hill; 2003 : 597-61
Monica Ester, Skp. 2009. Klien Gangguan Endokrin : Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC
56
57