Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI

WENNER ALPHA UNTUK PENENTUAN LITOLOGI BAWAH


PERMUKAAN

Muhammad Akbar Najib Hidayat


115.160.063
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
akbarnajib@gmail.com
JL. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta

ABSTRAK

Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi (Johnson, 1979). Metode resistivity adalah salah satu metode
aktif yang digunakan untuk mendeteksi jenis batuan dibawah permukaan bumi dengan
memahami sifat daya tahan batuan terhadap aliran listrik. Penelitian ini menggunakan
konfigurasi Wenner Alpha dengan bantuan software RES2DINV dalam memperkirakan
kondisi resistivitas batuan dibawah permukaan dengan bantuan. Tujuannya untuk
mengetahui litologi berdasarkan penampang resistivitas atau Resistivity Section untuk
dianalisa dan diinterpretasikan. Diinterpretasikan daerah penelitian merupakan satu
litologi yang sama dengan kandungan properti yang berbeda, pada kedalaman 135 m
untuk kontak dengan lapisan yang kedua. Pada lapisan pertama berupa litologi
batugamping memiliki ketebalan yang diperkirakan sebesar 25 meter dengan nilai
resistivitas 424 – 900 Ωm sebagai respon keadaan batugamping segar, mineral kalsit dan
semen karbonat. Lapisan keuda berlitologi batugamping dengan kedalaman mulai dari
135 m di bawah permukaan, memiliki resistivitas relatif lebih kecil yaitu 6,48 – 26,1 Ωm
pengaruh dari kehadiran kandungan air pada ruang pada tubuh batuan sebagai konduktor
mampu menyalurkan arus listrik melewatinya.

Kata Kunci : Litologi, Metode Geolistrik, Resistivitas, Wenner Alpha.

ABSTRACT

The geoelectric method is one the geophysical method that examines the nature
of power in the Earth (Johnson, 1979). Resistivity method is one method that is used to
detect the type of rocks under the Earth's surface by understanding the nature of the
durability of rocks against the flow of electricity. This research use the configuration
software with the help of Wenner Alpha RES2DINV in estimating the resistivity of rocks
under the condition of the surface with the help of. The goal is to get a cross-section
based of resistivity or Resistivity Section to be analyzed and interpreted. The research
area is interpreted is one litologi that is similar to the content of the different properties, at
a depth of 135 m for contact with the second layer. On the first layer in the form of
litologi limestone has a thickness that is estimated at 25 meters with a value of 900 Ωm-
resistivity 424 – in response to the State of the mineral calcite, limestone and carbonate

1
cement. Layer the second time berlitologi limestone with a depth ranging from 135 m
below the surface, has a relatively smaller resistivity i.e. 6.48 – 26.1 Ωm influence of
moisture content on the space presence on the body rocks as a conductor capable of
channeling the flow electricity is passed through it.

Keyword : Geoelectrical Method, Lithology, Mapping, Resistivity, Wenner Alpha.

1. PENDAHULUAN
Metode geolistrik merupakan salah kondisi resistivitas batuan dibawah
satu metode geofisika yang mempelajari permukaan dengan bantuan. Tujuannya
sifat aliran listrik di dalam bumi untuk mengetahui litologi berdasarkan
(Johnson, 1979). Prinsip kerja dari penampang resistivitas atau Resistivity
metode geolistrik adalah mengalirkan Section untuk dianalisa dan
arus listrik ke dalam bumi melalui dua diinterpretasikan.
elektroda arus, kemudian beda
potensialnya diukur melalui dua
elektroda potensial, sehingga dapat
menghitung nilai restivitas bawah 2. DASAR TEORI
permukaan.
Metode resistivity adalah salah satu 2.1. Geolistrik
metode aktif yang digunakan untuk Tujuan dari survei Geolistrik adalah
mendeteksi jenis batuan dibawah untuk menentukan distribusi resistivitas
permukaan bumi dengan memahami bawah permukaan dengan melakukan
sifat daya tahan batuan terhadap aliran pengukuran di permukaan tanah. Dari
listrik. Dimana semakin mudah sebuah pengukuran tersebut, resistivitas
benda dialiri arus listrik maka semakin sebenarnya di bawah permukaan bumi
kecil nilai resistivitasnya dan semakin dapat diperkirakan. Resistivitas tanah
susah sebuah benda dialiri arus listrik berkaitan dengan berbagai parameter
maka semakin besar nilai resistivitasnya. geologi seperti mineral dan konten
Penelitian ini menggunakan fluida, porositas dan derajat kejenuhan
konfigurasi Wenner Alpha yang baik air di batuan.
mengetahui variasi resistivitas secara
mapping dengan kedalaman tertentu. 2.2. Metode Resistivitas
Pengukuran dilakukan dengan sepasang Metode Resistivitas adalah salah
elektroda arus dan potensial yang satu dari metode geolistrik aktif yang
memiliki jarak spasi antar elektroda digunakan untuk menyelidiki struktur
sama, dengan urutan C2,C1, P1 dan bawah permukaan berdasarkan
kemudian P2. Sehingga dapat diperoleh perbedaan resistivitas batuan. Dasar dari
nilai resistivitas yang baik dalam metode resistivitas adalah hukum ohm
resolusi secara horizontal secara 2D. yaitu dengan cara mengalirkan arus
Kontras resistivitas yang timbul kedalam bumi melalui elektroda arus
merupakan penggambaran dari respon dan mengukur potensialnya di
objek terhadap rangsangan arus listrik permukaan bumi dengan menggunakan
yang diberikan. Hasil respon yang elektroda potensial (Telford dkk, 1990).
diberikan dapat bervariasi tergantung Metode resistivitas merupakan
faktor internal maupun eksternal dari salah satu metode geolistrik yang
objek tersebut. bersifat aktif dimana energi yang
Penelitian ini memiliki bermaksud dibutuhkan diperoleh dari penginjeksian
untuk mengetahui dan memahami arus ke dalam bumi terlebih dahulu.
metode Resistivitas konfigurasi Wenner Metode ini bertujuan untuk identifikasi
Alpha dengan bantuan software endapan mineral, panas bumi
RES2DINV dalam memperkirakan

2
(geothermal), batubara serta pencarian Gambar 2.1. Konfigurasi Wenner Alpha
akuifer air tanah. Jarak P1 dan P2 pada konfigurasi
Resistivitas atau tahanan jenis Wenner alpha selalu sepertiga (1/3) dari
suatu bahan adalah besaran atau jarak C1 dan C2. Bila jarak C1 dan C2
parameter yang menunjukan tingkat diperlebar, maka jarak P1 dan P2 juga
hambatannya terhadap arus listrik. harus diubah sehingga jarak P1 dan P2
Bahan yang mempunyai nilai tetap sepertiga jarak C1 dan C2.
resistivitas atau tahanan jenisnya Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini
makin besar, berarti semakin sukar adalah ketelitian pembacaan tegangan
untuk dilalui oleh arus listrik. pada elektroda P1 dan P2 lebih baik
Teori dasar dari metode dengan angka yang relatif besar karena
resistivitas adalah Hukum Ohm, yaitu elektroda P1 dan P2 yang relatif dekat
hubungan antara arus yang dialirkan dan dengan elektroda C1 dan C2. Disini bisa
beda potensial yang terukur. digunakan alat ukur multimeter dengan
Hubungannya adalah sebagai berikut impedansi yang relatif lebih kecil.
(Telford, 1990):
R : V/I (2.1)
Keterangan : 3. METODOLOGI PENELITIAN
R : tahanan (Ohm-meter)
V : tegangan (mV) Penelitian ini menggunakan Metode
I : kuat arus (mA) Resistivity Konfigurasi Wenner Alpha
dengan spasi 10 hingga 60 meter.

2.3. Konfigurasi Schlumberger


Konfigurasi wenner biasanya
digunakan untuk Horizontal Profiling
(Mapping) dengan hasil akhir hanya
diperoleh profil secara horizontal
(mendatar). Metode resistivity
konfigurasi wenner ini dibagi menjadi
beberapa konfigurasi yaitu wenner
alpha, wenner beta dan wenner gamma.
Dimana masing-masing memiliki
susunan elektroda yang berbeda, dan
juga masing-masing konfigurasi dari
wenner memiliki ciri khusus dalam
memetakan kondisi subsurface
berdasarkan nilai resistivity.
Konfigurasi Wenner Alpha
Konfigurasi wenner alpha disebut juga
wenner normal dengan susunan
elektroda seperti dalam susunan
konfigurasi schlumberger. Pada
konfigurasi ini, keempat buah
elektrodanya terletak dalam satu garis
dan simetris terhadap titik tengah.
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan
Pengolahan data yang dilakukan
terdiri dari beberapa proses yaitu:
1. Pengolahan data lapangan berupa
elektroda arus, elektroda potensial,
nilai kuat arus, tegangan dan R

3
dilakukan dengan bantuan 4. Melakukan interpretasi geofisika
software Microsoft Exel sehingga dan geologi penampang bawah
didapatkan ρ dan K. permukaan.
2. Melakukan pengolahan pada
software RES2DIVN dan
melakukan inversi dengan interasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
5 kali, untuk mendapatkan hasil
yang beresolusi tinggi. 4.1. Penampang Resistivitas
3. Hasil forward Modeling dengan Hasil forward Modeling dengan
bantuan software RES2DIVN yaitu bantuan software RES2DIVN didapatkan
penampang resistivitas semu, tiga penampang resistivitas (Resisitivity
penampang kalkulasi resisitivitas section ) dengan bentuk 2 dimensi
semu, dan resistivitas sebenarnya perahu. Sumbu X mewakili jarak
(True Resistivity). lintasan pengukuran (m), sumbu Y
merupakan kedalaman (m), dan skala
warna mewakili nilai resistivitas (Ωm).

Gambar 4.1. (a) Penampang Resistivitas Semu, (b) Penampang Kalkulasi Resisitivitas
Semu, dan (c) Penampang Resistivitas Sebenarnya
Penampang pertama merupakan keterdapatan dua nilai dominan yang
penampang resistivitas semu / yang berbeda yang diasumsikan sebagai dua
didapatkan langsung dari pengukuran lapisan atau litologi berbeda. Dengan
dilapangan sebelum dilakukan inversi. nilai sedang hingga tinggi mendominasi
Penampang ini memperlihatkan lapisan teratas dengan ρ 211 – 424 Ωm
kedalaman mulai dari kedalaman 6,12 – warna kuning-coklat dan di bawahnya
30.7 m dengan nilai resistivitas 6,48 – adalah litologi dengan nilai yang sedang
424 Ωm. Persebaran dari nilai rendah 26,1 – 105 Ωm diwakilkan skala
resistivitasnya secara lateral dan vertical warna hijau.
masih terlihat tidak beraturan dan Penampang ketiga merupakan
menunjukan keberadaan nilai ρ rendah permodelan dari nilai resistivitas
pada jarak 60 m dengan kedalaman 10,2 sebenarnya (true resistivity) hasil inversi
serta jarak 120 m dengan kedalaman dengan literasi 5 kali dan nilai error
20,5 m berkisar 6,48-26,1 Ωm. 53,3%. Pada model ini nilai resistivitas
Penampang kedua hasil dari yang didapatkan semakin jelas terlihat
interpolasi nilai resistivitas semu yang kontras nilai dari dua litologi yang
dominan di bawah permukaan. Dengan berbeda, yaitu litologi beresistivitas
model ini semakin jelas menggambarkan relatif tinggi mendominasi pada

4
kedalaman 2,5 – 18,5 m dengan ρ 424 – kedalaman 18,5 m dengan ρ 6,48 – 26,1
900 Ωm warna merah-ungu dan lihologi Ωm.
beresistivitas rendah mulai dari
Tabel 4.1 Nilai resistivitas material-material bumi (Telford,1990)
Material Resistivity (Ωm) Conductivity (Siemen/m)
Igneous and Metamorphic Rocks
Granite 5x10--3 - 106 10---6 – 2x 10-4
Basalt 10--3 – 106 10---6 – 10-3
Slate 6x10--2 – 4x107 2.5x10---8 – 1.7x10-3
Marble 10--2 – 2.5x108 4x10---9 – 10-2
Quartzite 10--2 – 2x108 5x10---9 – 10-2
Sedimentary Rocks
Sandstone 8 - 4x103 2.5x10---4 – 0.125
Shale 20 – 2x103 5x10---4 – 0.05
Limestone 50 - 4x106 2.5x10---3 – 0.02
Soils and Waters
Clay 1-100 0.01 -1
Alluvium 10-800 1.25x10-3 -0.1
Groundwater (fresh) 10-100 0.01 0.1
Sea water 0.2 5
Diinterpretasikan kondisi bawah 424 – 900 Ωm warna merah-ungu.
permukaan merupakan daerah karst. Komposisi batuan gamping tersebut
Diasumsikan bahwa litologi bawah merupkan mineral kalisit, kemudian
permukaan tersebut adalah semen dari karbonat. Sedangkan respon
batugamping. Perbedaan yang rendah adalah batugamping yang
digambarkan pada nilai resistivitas memiliki pori-pori kemudian
disebabkan oleh dominasi kandungan megandung air pada frakture sekunder
lain pada tubuh batuan, nilai tinggi di tubuhnya akibat air meteorik.
sebagai respon himpunan mineral kalsit
pada tubuh batugamping segar dengan ρ

4.2. Penampang Resistivitas dengan Topografi

Gambar 4.2. Penampang Resistivitas dengan Topografi


Penampang bawah permukaan hasil permukaan yang menyesuaikan dengan
inversi diinput data topografi daera data topografinya.
penelitian sehingga diperoleh model Pada profil bawah permukaan yang
penampang dua dimensi dengan bentuk diperoleh diinterpretasikan terdapat dua

5
litologi yang berbeda. Kedalaman batugamping tersebut. Zat air tanah
litologi yang dicapai dari pengolahan merupakan zat dengan ion bebas yang
metode ini sedalam 120 meter. berpasangan sehingga dalam perannya
Pada lapisan pertama berupa litologi sebagai konduktor mampu menyalurkan
batugamping memiliki ketebalan yang arus listrik melewati dirinya sebagai
diperkirakan sebesar 25 meter dengan medium perambatan arus.
nilai resistivitas 424 – 900 Ωm, menurut Bentuk permukaan yang berundulasi
tabel resistivitas (Telford, 1990) batuan pada penampang merupakan perwujud
sedimen batugamping memiliki rentan medan atau topografi sebenarnya dari
50 – 4x106 Ωm yang relatif disesuaikan data akuisisi, dengan bentuk topografi
dengan faktor fisik yang tersebut pada Gambar 4.2
mempengaruhinya, nilai resistivitas menggambarkan lingkungan geologi
tinggi yang membentuk spot pada yang bertopografi sesuai dengan bentuk
lapisan pertama diprediksi sebagai lingkungan suatu karst atau kelompok
kumpulan mineral silika beresistivitas batugamping yang terbentuk.
tinggi yaitu mineral CaCO3 atau kalsite.
Sifat silika yang buruk sebagai 5. KESIMPULAN
konduktor dan cenderung menghambat
arus memberikan respon nilai tinggi Dari hasil penelitian yang dilakukan
dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
yang kontras pada penampang. Spot -
1. Metode Geolistrik Resistivity
spot yang tidak beraturan pada tubuh dengan konfigurasi Wenner Alpha
batuan menjelaskan keterbentukan yang dilakukan menghasilkan
mineral yang tidak alami dan tidak penampang dua dimensi yaitu
beraturan mengisi tubuh batuan yang penampang resistivitas semu,
mengalami rekah atau rongga, karena penampang kalkulasi resisitivitas
sifat alami batugaping yang sering semu, resistivitas sebenarnya (True
Resistivity), serta penampang
memiliki rongga pada tubuh batuannya.
resistivitas dengean topografi.
Di bawah lapisan pertama 2. Diinterpretasikan daerah penelitian
diperkirakan memiliki litologi merupakan satu litologi yang sama
batugamping dengan kedalaman mulai dengan kandungan properti yang
dari 135 m di bawah permukaan, berbeda, pada kedalaman 135 m
memiliki resistivitas relatif lebih kecil untuk kontak dengan lapisan yang
yaitu 6,48 – 26,1 Ωm, nilai yang relatif kedua.
lebih rendah pada lapisan kedua dengan 3. Pada lapisan pertama berupa litologi
litologi yang sama diinterpretasikan batugamping memiliki ketebalan
merupakan pengaruh dari kehadiran yang diperkirakan sebesar 25 meter
kandungan air pada ruang pada tubuh dengan nilai resistivitas 424 – 900
batuan. Ruang yang terbentuk ini Ωm sebagai respon keadaan
disebabkan aktivitas eksternal selama batugamping segar, mineral kalsit
proses diagenesa sehingga terbentuk dan semen karbonat. Lapisan keuda
dalam wujud facture. Kehadiran fracture berlitologi batugamping dengan
dapat menjadi porositas sekunder pada kedalaman mulai dari 135 m di
tubuh batuan, sehingga air tanah diluar bawah permukaan, memiliki
formasi baik dari permukaan atau dari resistivitas relatif lebih kecil yaitu
formasi lain dapat bermigrasi mengisi 6,48 – 26,1 Ωm pengaruh dari
ruang-ruang kosong pada tubuh kehadiran kandungan air pada ruang

6
pada tubuh batuan sebagai Disarankan dalam pengolahan data lebih
konduktor mampu menyalurkan arus memperhatikan kondisi geologi daerah
listrik melewati dirinya sebagai penelitian atau mengetahui lapangan
sebenarnya. Persentse error pada
medium perambatan arus
pemodelan lebih diperhatikan agar
6. SARAN mengvisualisasikan kondisi bawah
permukaan dengan tepat.
yang lebih dari 5 iterasi.

DAFTAR PUSTAKA.

[1] Carlson, D.H. Plummer, C.C. and


Hammersley, L. 2009. Physical
Geology Earth Revealed Ninth
Edition. New York: McGraw-Hill.
[2] Johnson, R.W., Glaccum, R., and
Wojtasinske, R., 1979. Application
of ground penetrating radar to soil
survey. Proc. Soil Crop Sci. Soc.
Florida 39, 68– 72, 2–4 October
[3] Telford, W.M., Geldart, L.P., and
Sheriff, R.E., 1990. Applied
Geophysics, 2nd Melbourne Edition.
London: Cambridge University
Press

Anda mungkin juga menyukai

  • Modul GL 2018 PDF
    Modul GL 2018 PDF
    Dokumen74 halaman
    Modul GL 2018 PDF
    Safitri Novia Astiana Putri
    Belum ada peringkat
  • Paper Ip
    Paper Ip
    Dokumen9 halaman
    Paper Ip
    Safitri Novia Astiana Putri
    Belum ada peringkat
  • Konfigurasi Ws XXX
    Konfigurasi Ws XXX
    Dokumen8 halaman
    Konfigurasi Ws XXX
    Safitri Novia Astiana Putri
    Belum ada peringkat
  • Pole Dipole
    Pole Dipole
    Dokumen12 halaman
    Pole Dipole
    Safitri Novia Astiana Putri
    Belum ada peringkat