Mas Halimah1
Ayi Karyana2
Abstract
Keywords: musrenbangcam (the district depelopment planning meeting), the scale of development
priorities, musrenbang actors.
Abstrak
1
Dosen Kebijakan Publik Fisip Universitas Padjadjaran. Email : mas.halimah@unpad.ac.id
2
Email : ayi@ecampus.ut.ac.id
74
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 75
satunya dapat dilihat dalam pagu indikatif di adanya konsistensi antara program/kegiatan
Kecamatan Serpong tahun 2012 sebesar Rp Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPD/K) dan
18,340 milliar. Meningkat dari tahun 2011 yang Kecamatan serta kebutuhan riil masyarakat
jumlahnya Rp13,505 milliar. Dalam Reka- dengan alokasi anggaran pada masing-masing
pitulasi Format 1, jumlah usulan anggaran pada satuan kerja secara pasti.
Bidang infrastruktur sebesar Rp11.323.217.000, Sehubungan masalah tersebut, men-
bidang kesehatan mencapai Rp1.283.350.000 dorong peneliti untuk mengetahui pelak-sanaan
dan pendidikan Rp4.534.050.000, serta bidang musrenbangcam dari aspek pemahaman
kebersihan, keamanan dan ketertiban Rp musyawarah perencanaan pembangunan, pe-
746.600.000. Untuk bidang sarana dan prasarana nyusunan skala prioritas usulan perencanaan
Rp450.000.000 serta rehab total Kantor Keca- pembangunan, dan aktivitas aktor Musren-
matan Serpong membutuhkan anggaran sebesar bangcam di Kecamatan Pamulang Kota Tang-
Rp5.000.000.000. erang Selatan. Desain penelitian yang digunakan
Dalam Format 2, jumlah anggaran bahan desain penelitian tipe deskriptif analisis
masukan Kecamatan Serpong sebagai Satuan pendekatan kualitatif (Arikunto, 2002). Sumber
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka data dan informasi ditentukan secara purposive
RPTK, bidang infrastruktur membutuhkan sesuai kepentingan dan keperluan analisis
anggaran Rp2.575.350.000. Bidang Kesehatan penelitian dari informan utusan Kelurahan, pe-
Rp304.000.000, pendidikan Rp2.086.250.000, jabat Bappeda Kota Tangerang Selatan, Dewan
kebersihan keamanan dan ketertiban Rp Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), peserta yang
134.000.000, pada bidang sarana dan pra-sarana mewakili sektoral yang ada di Kecamatan
Rp176.000.000, ekonomi dan pertanian Pamulang, Tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga
Rp420.000.000, keagamaan kemasyarakatan Swadaya Masyarakat (LSM), dan peserta
kepe-mudaan dan olahraga Rp8.857.900.000 lainnya. Langkah-langkah dalam analisis data
serta bidang pembangunan sarana pemerintahan yaitu editing, klasifikasi data, tabulasi dan
sebesar Rp6.625.000.000. Jika dikalkulasikan interpretasi (Nazir, 2005).
jumlah keseluruhan mencapai Rp21.178.500.000
(http://tangerangselatankota.go.id/read/news/ha Musyawarah Perencanaan Pembangunan
sil-musrenbang, 16 April 2012). Kecamatan (Musrenbangcam) di Kecamatan
Masalah penelitian dalam Musren- Pamulang Kota Tangerang Selatan
bangcam menurut pengamatan peneliti adalah:
(1) dokumen perencanaan yang disusun para Untuk memahami nilai Musrenbang
aktor belum menekankan pada perencanaan secara mendalam dalam kajian ini perlu
berbasis kebutuhan pokok masyarakat setempat; dijelaskan secara etimologis pengertian dari
(2) dokumen perencanaan yang disusun musyawarah. Musyawarah berasal dari kata
cenderung masih berupa susunan usulan semata; Syawara (Bahasa Arab) yang berarti berunding,
(3) adanya ego sektoral/hegemoni kewenangan urun rembug, atau mengatakan dan mengajukan
pusat di daerah dan hegemoni kewenangan dinas sesuatu. Menurut istilah berarti perundingan
terkait/SKPD dalam bentuk kesulitan untuk antara dua orang atau lebih memutuskan suatu
melakukan koordinasi perencanaan; (4) per- masalah secara bersama-sama. Istilah lainnya
soalan perencanaan yang bersifat lintas sektor dalam tata negara Indonesia dan kehidupan
seringkali ditangani secara parsial; (5) data dan modern tentang musyawarah dikenal dengan
informasi yang berasal dari aktor masya- sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan
rakat/Rukun Warga dan Kelurahan tidak lengkap nagari” bahkan “demokrasi”. Dengan kata lain,
dan komprehensif; (6) program dan kegiatan musyawarah merupakan suatu upaya untuk
yang direncanakan masih belum disusun memecahkan persoalan dan mencari jalan keluar
berdasarkan pada ketersediaan anggaran pada guna mengambil keputusan bersama dalam
Pemerintah Kota; dan (7) sulit untuk memastikan penyelesaian atau pemecahan masalah yang
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 76
menyangkut urusan yang menjadi materi (APBD) Kabupaten/Kota. Disamping itu, Keca-
pembicaraan. (http://id.shvoong.com/social- matan membuat daftar kegiatan Prioritas yang
sciences/education/2092968-pengertian- akan diusulkan ke Kabupaten/Kota yang disusun
musyawarah/). menurut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kaitannya musyawarah dengan konsep dan atau gabungan SKPD untuk dibiayai melalui
pembangunan di Indonesia, Suadnya (2011) anggaran SKPD yang bersumber dari APBD
menguraikan pembangunan dalam hubungannya Kabupaten/Kota.
dengan perencanaan pembangunan yang spesifik Sembiring dalam Jurnal Sosial dan
di Indonesia adalah mulai diterapkannya people Pembangunan MIMBAR (2012) dari hasil
center orientation, yang bukan hanya mene- penelitiannya di Kecamatan Jatinangor Kabu-
kankan pada pembangunan ekonomi (economic) paten Sumedang mengemukakan belum terwujud
tetapi pembangunan kesejahteraan sosial (sosial keseimbangan antara hak dan kewajiban
well being) dan kualitas dari lingkungan fisik kecamatan seiring dengan kendala yang dihadapi
(physical environment). Alasan utamanya, ketika kecamatan yaitu kekurangan unsur 3P (Per-
manusia tidak menjadi pusat dari pembangunan, sonalia, Pembiayaan dan Prasara & Sarana)
maka tidak ada pembangunan yang berarti dan dalam merealisasikan tugas-tugasnya yang
berkesinambungan akan terlaksana. Begitu juga bersifat atribut dan tugas-tugas yang bersifat
dengan aktivitas para aktor yang terlibat dalam delegatif yang luas dan kompleks, kekurang
Musrenbangcam harus sudah mulai memikirkan jelasan kewenangan yang dilimpahkan oleh
program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Bupati kepada Camat dan kurangnya upaya
yang meningkatkan intensitas keterampilan dan pemberdayaan pemerintah kecamatan sebagai
keahlian. pusat pelayanan kepada masyarakat. Kaitannya
Musrenbangcam merupakan musyawarah dengan situasi dan kondisi unsure 3P tersebut di
tahunan di tingkat Kecamatan untuk men- wilayah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
dapatkan masukan, konfirmasi, klarifikasi, Selatan, memiliki kesamaan dengan Kecamatan
berbagai prioritas kegiatan berdasarkan hasil Jatinangor, terutama dari sisi kompetensi sumber
Musrenbang Desa/Kelurahan, program lintas daya manusia (SDM).
Desa/Kelurahan, serta program internal Keca- Teknis pelaksanaan Musrenbang, setiap
matan sebagai dasar bagi penyusunan Rencana tahunnya di mulai dari Januari hingga Maret.
Program Kerja Kecamatan (RPTK). Kecamatan Dalam waktu tiga bulan tersebut, Musrenbang
sebagai salah satu perangkat daerah kabu- tingkat kelurahan hingga tingkat kota harus
paten/kota memiliki kedudukan dan fungsi selesai. Musrenbang di 54 kelurahan yang ada di
strategis. Dijelaskan oleh Wasistiono (2009) Kota Tangerang Selatan dilakukan Januari.
bahwa Kecamatan merupakan salah satu entitas Musrenbang di 7 (tujuh) kecamatan yang ada,
pemerintahan yang memberikan pelayanan dilaksanakan Februari. Hasil dari Musrenbang
langsung maupun tidak langsung kepada tingkat kelurahan dan kecamatan tersebut
masyarakat. Sebagai sub sistem pemerintahan di disatupadukan dan disinergikan pada Maret di
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tingkat Forum SKPD atau Gabungan SKPD.
Kecamatan memainkan peran fungsional dalam Pada akhir Maret dilakukan Musrenbang tingkat
pelayanan dan administrasi pemerintahan, pem- kota yang hasilnya dibawa ke tingkat Provinsi
bangunan serta kemasyarakatan. Untuk ke- dan Pusat.
perluan memberikan pelayanan sendiri, Keca- Dalam praktek di lapangan seperti
matan dalam setiap tahun anggaran mengusulkan ditemukan dalam penelitian, penyelenggaraan
daftar kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pemerintahan, program, kegiatan pembangunan
sendiri oleh Kecamatan dan menjadi Rencana dan pelayanan publik oleh pemerintah atau
Kerja (Renja) Kecamatan yang akan dibiayai perangkat pemerintah kabupaten/kota, ternyata
melalui Anggaran Kecamatan yang bersumber masih didasarkan pada paradigma pendekatan
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah legalitas. Pada saat merumuskan, menyusun dan
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 77
prioritas kecamatan dan dibiayai dari APBD, dari lain seperti: jaringan jalan; jaringan saluran
mana dana anggarannya, bagaimana cara pembuangan air limbah; jaringan saluran pem-
menindak lanjutinya, siapa yang memverifikasi buangan air hujan (drainase); dan tempat
kegiatan tersebut. Informasi yang diperlukan pembuangan sampah yang diakomodir dalam
tersebut tidak sampai kepada masyarakat. program dan usulan kegiatan SKPD terkait pada
Peristiwa nyata dilapangan dialami oleh tahun anggaran selanjutnya. Sedangkan dari
warga Kelurahan Pondok Cabe Ilir. Diantara kacamata kalangan bisnis/niaga lokal sebagai
mereka masih mempertanyakan mengenai ajang pendekatan resmi untuk kepentingan
fungsi Musrenbangcam, karena usulan dari kelancaran bisnis/niaga di wilayah tempat
mereka seringkali tidak diwujudkan, sedang- mereka melakukan kegiatan bisnis/niaga. Ketika
kan proyek/kegiatan yang dibangun/dilak- ditanyakan kepada aktor dari Kantor Kecamatan
sanakan adalah kegiatan yang tidak diusulkan (18 Oktober 2012), terkait kasus yang dihadapi
oleh warga. Dalam Musrenbangcam, warga warga Kelurahan Pondok Cabe Ilir, jawabannya
Kelurahan Pondok Cabe Ilir mengusulkan 22 adalah sebagai berikut:
usulan kegiatan yang dibawa oleh 5 (lima) utusan
mereka, masing-masing 1 (satu) perwakilan dari Masalahnya, masih banyak infrastruktur
Badan Peberdayaan Masyarakat (BPM), 1 (satu) penting dan strategis yang belum kita penuhi,
Ketua Forum RW, 1 (satu) orang perwakilan dari Ibu Walikota mengutamakan infrastruktur
Tokoh Pemuda dan 2 (dua) orang perwakilan dari untuk jalan karena akan mendahulukan
pelebaran jalan dulu agar kemacetan yang
Tokoh Masyarakat.
ada di kota Tanggerang Selatan ini teratasi,
ya itu pertamanya, dan yang kedua ibu wali
Saya ingin memberikan tanggapan bahwa
kota sudah merencanakan pembangunan
konsep bottom up sebenarnya sudah
gedung walikota Tangerang Selatan tapi
dilaksanakan dalam pelaksanaan Musren-
masih ditunda karena untuk merapikan dulu
bang Kecamatan di Kecamatan Pamulang
jalan, agar kemacetan di Pamulang
ini. dan saya tahu usulan dibawa kedalam
khususnya dan jalan di kota Tanggerang
musrenbang kabupaten. hanya saja
Selatan seluruhnya dapat teratasi dengan
kemudian, usulan dari kelurahan dan
baik, karena infrastruktur itulah yang saat ini
masyarakat rukun warga, ketika sampai di
perlu didahulukan. Tujuannya untuk
kabupaten, saya dapat informasi habis
pembangunan inprastruktur segala macam
dipangkas oleh anggota DPRD. dan berubah
apa kebutuhan masyarakat. Mana
menjadi proyek pembangunan aspirasi
infrastruktur yang penting dulu yang di-
anggota dewan. kendala yang lain katanya
perlukan masyarakat, itu dahulu di-
keterbatasan APBD, jadi tidak dapat
dahulukan, kebutuhan-kebutuhan masya-
menampung seluruh usulan warga (Warga,
rakat kita ajukan semuanya, dapat terjadi di
06 November 2012).
tingkat atas kadang-kadang tidak diako-
modasi dan akhirnya usulan warga tidak
Dari kacamata instansi, Musrenbangcam muncul.
merupakan prasarana pembahasan usulan-usulan
kegiatan yang diajukan, juga merupakan Berkaitan dengan ragam program dan
prasarana untuk melakukan koordinasi antara kegiatan yang menjadi agenda Musrenbangcam,
Kecamatan dengan SKPD yang terkait untuk aktor Kantor Kecamatan (18 Oktober, 2012)
sinkronisasi terhadap usulan-usulan kegiatan menjelaskan sebagai berikut.
yang ada dalam pembangunan Prasarana
Pelaksanaan program ada tiga jalur,
Perkotaan. Prasarana oleh Pemerintah Kota nominal yang terbesar dari Musren-
Tangerang Selatan diartikan sebagai keleng- bang Kabupaten, Musrenbang Kecamatan
kapan dasar fisik lingkungan yang memun- dan Musrenbang Kelurahan. Program
gkinkan lingkungan perumahan dan permukiman musrenbang ini merupakan modal awal di
dapat berfungsi sebagaimana mestinya, antara dalam mengusulkan program-program tahun
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 79
mendatang. Selain itu ada juga top down banyak makna sesuai dengan pandangan masing-
planning, semacam bantuan dari pusat yang masing ahli dan berbagai kepentingan pemilik
memang diusulkan serta diupayakan kepada kebijakan. Menurut Rusmartini (2011) dalam
Pemerintah Pusat. Program tersebut dalam tulisannya yang disponsori Provincial Gover-
bentuk program yang ada di semua
nance Strengthening Programme (PGSP),
kementerian, misal infra struktur, baik jalan
terutama jalan nasional dan negara,
Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri men-
pekerjaan umum, kesehatan masyarakat, jelaskan, perencanaan adalah proses yang
koperasi dan lainnya. Itu memang program melibatkan berbagai pilihan misi dan tujuan serta
pusat dan daerah tinggal melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.
sesuai dengan petunjuk teknis yang ada. Ada Sebagai proses, perencanaan adalah netral secara
juga program serap jaring aspirasi dari ideologi dan dapat diterapkan pada tingkat
DPRD, itu juga merupakan acuan dalam perorangan, rumah tangga, perusahaan, pe-
menentukan prosentase program dari bawah. merintah daerah maupun nasional. Dapat di-
katakan, perencanaan adalah proses penetapan
Binsar (2010) menyatakan, kegagalan langkah-langkah program dan kegiatan untuk
proses penyusunan perencanaan dapat terjadi jangka waktu yang telah ditetapkan dengan
karena aparat pelaksana yang tidak siap atau memperhitungkan Sumber Daya Manusia (SDM)
tidak kompeten, tidak memiliki kemampuan yang diperlukan dalam upaya mewujudkan
sehingga perencanaan mungkin baik, tetapi pencapaian tujuan organisasi. Perencanaan
pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. Salah merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
satu penyebabnya adalah karena planning suatu proses penetapan komitmen organisasi
without facts artinya banyak perencana yang dalam melakukan serangkaian tindakan tertentu
tidak paham akan masalah yang direncanakannya secara sistematis sesuai dengan visi dan misi
(planning in the dark). Untuk menghasilkan yang telah ditetapkan.
perencanaan program/kegiatan/urusan yang tepat
sasaran, para pengusul kegiatan/urusan harus Skala Prioritas Pembangunan dan Partisipasi
mengerti prosedur, tahapan perencanaan, Aktor Musrenbangcam di Kecamatan Pamu-
langkah-langkah kegiatan, dan cara berko- lang Kota Tangerang Selatan
munikasi dalam perencanaan pembangunan. Di
sisi lain aktor pengusul harus paham substantif Pertimbangan membuat keputusan
perencanaannya (ekonomi, fisik, sosial & menentukan pilihan usulan program dan kegiatan
lingkungan). Pengusul kegiatan harus kreatif yang dipilih didasarkan kepada skala prioritas.
dalam memahami prosedur dan substantif Kurniasih (2005) menegaskan, skala prioritas
perencanaan, dan harus terus berlatih dan selalu sebuah proyek pembangunan dapat dinilai dari
meng-update informasi dan data agar dapat urgensitasnya, segi kemanfaatan, aspek peme-
memenuhi berbagai kebutuhan heterogen liharaan, cakupan masyarakat yang mendapatkan
masyarakat. Aktor yang terlibat dalam mus- manfaat dari proyek pembangunan itu, dan
renbang harus paham berkomunikasi, harus kemampuan sumber daya yang ada. Skala
paham berpolitik, harus paham bernegosiasi, dan prioritas pembangunan adalah proses memilih
bertransaksi. Kemampuan lainnya, harus paham dari berbagai program dan kegiatan yang
berkolaborasi & bekerja sama. Hasil penelitian diusulkan aktor-aktor yang terlibat dalam
menunjukkan bahwa dalam menyusun usulan perencanaan pembangunan dalam sebuah daftar
tidak hanya sekedar usulan, akan tetapi banyak usulan untuk mencapai efektivitas kerja yang
faktor yang mengitarinya, sehingga setiap aktor tinggi sesuai dengan tujuan perencanaan
yang berpartisipasi memiliki bekal pengetahuan pembangunan di daerah. Daftar Skala Prioritas
yang cukup terkait dengan materi yang (DSP) adalah instrumen yang dipergunakan
diusulkan. untuk menilai, melakukan evaluasi dan memandu
Secara konsep, perencanaan memiliki agar usulan program dan kegiatan/urusan yang
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 80
berasal dari hasil Musyawarah Rukun Warga, bahwa kapasitas masyarakat dalam mengikuti
Musrenbang Kelurahan dan Musrenbangcam proses perencanaan pembangunan masih lemah.
menjadi fokus atau lebih menukik untuk Kelemahan ini di sebabkan model partisipasi
mengatasi secara efektif berbagai isu dan masyarakat yang hanya menekankan model
permasalahan pembangunan Kecamatan. politis dan administratif, di samping perangkat
Dalam pandangan teori seperti dike- hukum belum memberikan kerangka dan
mukakan oleh Eko (2008), pada skala mikro mekanisme bagaimana partisipasi masyarakat itu
perencanaan adalah langkah awal yang disiapkan berlangsung. Oleh karena itu perlu mengem-
untuk memulai kegiatan. Namun dalam konteks bangkan model partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan proses perencanaan pembangunan dan atau
dan keuangan negara, perencanaan merupakan mengimplementasikan model partisipasi alter-
sebuah agenda yang sangat kompleks. Ia menjadi natif seperti model pemberdayaan masyarakat
kompleks karena banyaknya kepentingan dalam serta setiap perangkat hukum harus memuat
masyarakat di tengah-tèngah kelangkaan proses dan mekanisme partisipasi masyarakat
(scarcity) sumberdaya. Para perencana, dan ter- dalam kegiatan yang diatur tersebut.
utama pengambil kebijakan, akan menghadapi Partisipasi aktor dalam perencanaan
kesulitan dalam perencanaan mengingat jumlah pembangunan seharusnya menjadi jaminan dan
orang yang terlibat terlalu banyak sementara sarana pemberdayaan warga Kecamatan. Dalam
jumlah sumberdaya (dana) sangat sedikit. kenyataannya, posisi aktor warga dalam Mus-
Kelangkaan itulah yang membuat perencanaan renbangcam cenderung menduduki posisi lebih
sangat dibutuhkan, terutama untuk menentukan lemah dibandingkan dengan negara dan
pilihan prioritas yang tepat dari sekian banyak swasta/kalangan bisnis, untuk itu aktor warga
kepentingan dan pilihan. Perencanaan di tingkat sudah menjadi keharusan diberi kesempatan
Kecamatan tidak luput dari berbagai kepentingan untuk mengemukakan usulannya dan mendapat
tersebut. Perencanaan pembangunan di tingkat kesempatan untuk berperan aktif dalam proses
Kecamatan agar berhasil harus mempelajari dan pengambilan keputusan. Manfaat dalam jangka
melihat dan didasarkan pada berbagai dokumen panjang keterlibatan partisipasi aktif aktor warga
perencanaan terkait yang pernah ada pada tahun adalah peningkatan keterampilan politik warga,
sebelumnya, baik komponen vertikal maupun karena sudah terbiasa bernegosiasi, melakukan
horizontal yang berada dalam ruang lingkup kompromi, dan menyepakati berbagai hal
Kecamatan. Komponen vertikal berasal dari kepentingan publik (termasuk kepentingan dan
supra sistem dan sektoral. kebutuhan) warganya.
Akadun dalam Jurnal Sosial dan
Pembangunan MIMBAR (2011) menemukan Memang selama ini sih kita kan mendapat
bahwa partisipasi masyarakat dalam proses dari sana ya dari pemerintah kota, jadi
perencanaan pembangunan masih terdapat pemkot yang melaksanakan proyek, kita
banyak kelemahan terutama melalui jalur Mus- tinggal mengikuti apa yang dilaksanakan,
renbang. Penyebabnya adalah usulan program/ kita hanya mengusulkan, melalui kelu-
rahan mengusulkan ke Kecamatan ke
proyek masyarakat melalui musrenbang tidak walikota terus dari walikota turun dan
memiliki kepastian akan menjadi dokumen dilaksanakan (Rukun Warga, 06 Novem-
perencanaan pembangunan daerah setelah ber 2012).
melewati proses legislasi antara Pemerintah
Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Partisipasi dari elemen paling bawah di
Daerah (DPRD). Realitas menunjukkan telah Kelurahan yaitu Rukun Warga (RW) patut
terjadi kebohongan publik dan pelanggaran etika diberdayakan, karena data masalah sebenarnya
berdemokrasi dalam forum musrenbang sebagai terdapat di tingkat RW. Aktor yang mewakili
wadah partisipasi masyarakat dalam penentuan RW (06 November 2012) mengatakan.
kebijakan publik. Secara detail dijelaskannya
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 81
Musyawarah Rukun Warga sangat penting dari peserta musrenbang Kelurahan yang
karena dari situlah muncul gagasan atau dihadiri oleh 32 peserta, masih didominasi
masukan di tingkat bawah yang perlu oleh ketua rukun warga dan rukun tetangga,
ditampung baik yang menyangkut kebutuhan sedangkan elemen lainnya berhalangan
warga, masalah riil yang ada di Rukun hadir (Sekretaris Kel.Pd. Cabe Ilir - 06
Warga yang bersangkutan, jadi sebenarnya November 2012).
usulan yang ada di kelurahan maupun
kecamatan….ya datangnya dari RW-RW Hasil analisis dokumen format 1 Daftar
tersebut. Usulan Kecamatan Pamulang tahun 2011,
berbagai urusan/kegiatan yang diusulkan lebih
Komentar salah satu aktor yang mewakili terkait dengan infrastruktur, untuk kategori
tokoh masyarakat (06 November 2012) daftar usulan kegiatan Kecamatan terdiri dari 233
berkomentar tentang partisipasi warga dalam urusan/kegiatan; sedangkan daftar usulan ke-
musrenbang. giatan musrenbang RKPD terdapat 144 ren-cana
tindak. Urusan/kegiatan yang berkaitan dengan
Terkadang, bahkan sering terjadi pada saat urusan pemberdayaan masyarakat hampir tidak
serap aspirasi tidak melibatkan berbagai
ada. Informan dari Kantor Kecamatan (25
elemen masyarakat, di kecamatan Pamulang
ini kan sangat heterogen sekali elemen Oktober 2012) menjelaskan.
masyarakatnya, dari itu warga berharap,
libatkan semua tokoh-tokoh yang ada, jangan Hal yang berkaitan dengan urusan pe-
hanya Lurah dan Ketua RW saja yang mberdayaan memang akan kita mulai dan
datang, tapi elemen-elemen lainnya Kepala dilaksanakan tahun 2013, tahun sebelumnya
Sekolah, Ulama, Pengusaha dan lainnya tidak direncanakan, maklum kota yang baru
yang berkontribusi terhadap gerak laju dan dimekarkan, jadi lebih ke pembenahan
motor pembangunan di Kecamatan Pa- infrastruktur, pemerintah kota mulai tahun
mulang ini. Kalau memang tokoh-tokoh 2013 merencanakan untuk mengentaskan
masyarakat, atau yang mewakili di un- kemiskinan dengan pelatihan-pelatihan
dang dalam serap aspirasi maupun dalam seperti security, sopir, pemberdayaan
musrenbang kecamatan maupun kelurahan masyarakat, akan kita laksanakan. Sopir,
maka apa yang diharapkan oleh masyarakat komputer, kecantikan, semuanya sudah kita
dan tokoh-tokoh masyarakat akan terwujud. rencanakan. Identifikasi kelompok yang
Jadi tidak akan terjadi usulan tumpangan. berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat
di Kecamatan Pamulang sudah kita
Pernyataan dari aktor Musrenbangcam identifikasi dan kita inventarisir, ini adalah
kelompok pengrajin cenderamata. Contoh-
dari Kelurahan Pondok Cabe Ilir (06 November) nya di Kelurahan Benda itu dari anggrek,
patut menjadi perhatian. terus juga sudah ada kelompok batik dari
Kelurahan Benda juga ya lumayan banyak
Melalui musrenbang diharapkan adanya juga sih.
partisipasi masyarakat untuk meMusya-
warahkan sesuatu dan berakhir pada Kusrini (2007) menjelaskan langkah-
pengambilan kesepakatan atau pengambilan langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun
keputusan bersama. Seperti tahun-tahun daftar skala prioritas adalah: (a) studi
sebelumnya, warga masih mengajukan kelayakan/intelligence, pada langkah ini,
proyek fisik seperti perbaikan saluran air,
sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian
gorong-gorong, dan jalan lingkungan. Se-
dangkan untuk program non-fisik belum
prosedur, pengumpulan data, identifikasi
tersentuh oleh warga. Seharusnya, masalah, identifikasi kepemilikan masalah, kla-
masyarakat yang mengikuti proses musren- sifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk
bang memiliki akses dan kontrol terhadap sebuah pernyataan masalah; (b) peran-
pembuatan keputusan dan mendapat manfaat cangan/design, pada tahapan ini diformulasikan
dari pelaksanaan keputusan tersebut. Diakui model yang akan digunakan dan kriterian-
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 82
kriteria yang ditentukan, kemudian dicari beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
alternatif model yang dapat dikembangkan untuk : (1) perencanaan program harus berdasarkan
menyelesaikan masalah, selanjutnya mem- fakta dan kenyataan di masyarakat, (2) Program
prediksi keluaran yang mungkin dan menentukan harus memperhitungkan kemampuan masyarakat
variabel-variabel model; (c) pemilihan/choice, dari segi teknik, ekonomi dan sosialnya, (3)
menentukan berbagai alternatif model berserta Program harus memperhatikan unsur kepen-
variabel-variabelnya serta pemilihan modelnya, tingan kelompok dalam masyarakat, (4)
termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan program (5) Pelibatan sejauh mungkin orga-
mengganti beberapa variabel yang tidak relevan; nisasi-organisasi yang ada (6) Program hen-
dan (d) Membuat daftar skala prioritas yang daknya memuat program jangka pendek dan
benar-benar dibutuhkan masyarakat, terkait jangka panjang, (7) Memberi kemudahan untuk
dengan perbaikan infrastruktur maupun dengan evaluasi, (8) Program harus memperhitungkan
kegiatan pemberdayaan masyarakat. kondisi, uang, waktu, alat dan tenaga (KUWAT)
Menurut Saaty (1995), untuk mengatasi yang tersedia.
berbagai persoalan yang dihadapi terkait dengan
menyusun skala prioritas, penentuan skala 1 Aktivitas aktor Musrenbangcam di Keca-
sampai 9 adalah skala terbaik untuk meng- matan Pamulang Kota Tangerang Selatan
ekspresikan pendapat. Ragam usulan yang
dikemukakan oleh aktor peserta Musrenbangcam Hasil analisis tentang penggunaan
dapat diatasi dengan model skala perbandingan paradigma pendekatan legalitas yang cenderung
Saaty seperti digambarkan dalam tabel 2 nilai mengedepankan prosedur, hak, kewenangan dan
skala perbandingan berpasangan. kepentingan atas urusan yang melekat lebih
mendominasi dan jika diamati lebih dalam,
Tabel 2. Nilai Skala Perbandingan Berpasangan ternyata kurang memperhatikan prosesnya.
Artinya, dalam proses
merumuskan, menyusun
Intensitas Keterangan dan menetapkan kebijakan,
Kepentingan kurang optimal melibatkan
1 Kedua elemen sama pentingnya
aktivitas stakeholders atau
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada
aktor yang hadir dalam
elemenyang lainnya Musrenbangcam, tetapi
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya cenderung dikendalikan
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen
melalui pendekatan politis
9 lainnya
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya oleh kekuatan yang me-
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan maksa dan dipaksakan
Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan untuk ditetapkan. Aktor
denganaktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya yang hadir hanya sekedar
dibandingkan dengan i mendengarkan program
dan kegiatan, tidak me-
lakukan proses aktivasi
Cahyono (2006), mengemukan pen- perencanaan yang sebenarnya. Misalnya dengan
dapatnya bahwa proses perencanaan pem- usulan aktor dari pihak Pemerintah Kota yang
bangunan berdasarkan partisipasi masyarakat yakin akan didanai, aktor dari kantor Kecamatan
harus memperhatikan adanya kepentingan rakyat (18 Oktober 2012) memberikan pendapatnya:
yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, untuk itu dalam proses Program-program yang berkaitan dengan
perencanaan pembangunan partisipasi ada fisik semuanya menjadi tanggungjawab
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 83
satuan kerja perangkat daerah, satuan- canaan oligarkhis adalah perencanaan yang
satuan kerja itulah yang menangani bidang- dirumuskan oleh segelintir orang terutama pihak
bidang kegiatan sesuai tupoksinya. Jadi pemerintah kota, dalam hal ini Bappeda Kota
kantor kecamatan dalam musrenbangcam Tangerang Selatan dan DPRD. Secara aturan,
hanya sebagai fasilitator.
kedua institusi ini memiliki legalitas/
kewenangan formal dan absah untuk membuat
Dalam Musrenbangcam, aktivitas keputusan, termasuk keputusan dalam memilih
Bappeda adalah merangkum program dan prioritas kegiatan yang akan mendapat biaya dari
kegiatan/urusan sesuai dengan agenda prioritas Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah
Pemerintah Kota. Terkait dengan tahapan (APBD). Namun, secara teori, perencanaan
Musrenbang, aktor dari Bappeda (12 Desember, model oligarkhis ini umumnya tidak elitis, tidak
2012) menuturkan sebagai berikut: demokratis dan sentralistik.
Aktor lainnya dalam Musrenbangcam
Musrenbang terdiri dari beberapa tahapan.
Dimulai dari tingkat kelurahan, selanjutnya
berasal dari anggota DPRD dari wilayah
tingkat kecamatan, naik ke tingkat kota, pemilihan Kecamatan/kelurahan yang bersang-
berlanjut ke tingkat provinsi hingga tingkat kutan. Musyawarah ini bagi anggota DPRD,
pusat. Dilakukan dari tingkat kelurahan dijadikan forum untuk menjaring aspirasi
sebagai bagian dari pelaksanaan pem- masyarakat (jaring asmara). Informan dari
bangunan yang menganut asas bottom up anggota DPRD (12 Desember 2012) mengemu-
planning. Hasil musrenbang itupun akan kakan pendapatnya.
disepadankan dengan RTRW, RPJPD dan
RPJMD yang sudah disusun sebelumnya Musrenbang kecamatan merupakan wahana
atau asas top down planning, termasuk perencanaan pembangunan partisipatif
masukan dari anggota dewan. Dengan begitu seluruh masyarakat. Dengan demikian
tidak ada tumpang tindih dan tentunya tidak diharapkan menelurkan program peren-
berbenturan dengan aturan dan keinginan canaan yang benar-benar super prioritas,
warga soal pembangunan dapat direali- realistis dan berkualitas berdasarkan ke-
sasikan. butuhan masyarakat. Oleh karena itu ke-
giatan musrenbang vang hendaknya
Pihak Pemerintah Kota Tangsel yang dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar
diwakili oleh Bappeda sebagai narasumber berdaya guna dan berhasil guna dengan
Musrenbangcam yang sekaligus mewakili sasaran akhir terwujudnya peningkatan
Walikota memberi arahan dan mengingatkan kesejahteraan masyarakat.
bahwa setiap program dan kegiatan di Keca-
matan harus diselaraskan dengan kebijakan yang Pendapatnya tentang kualitas hasil
telah dikeluarkan yaitu harus sesuai dengan Musrenbangcam, aktor dari DPRD (12 Desember
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana 2012) mengatakan.
Pembangunan Jangka Pendek Daerah RPJPD), Kualitas hasil Musrenbang Kecamatan
hingga Rencana Pembangunan Jangka Mene- seringkali rendah karena kurangnya
ngah Daerah (RPJMD). fasilitator musrenbang yang berkualitas.
Hasil wawancara dalam penelitian ini Fasilitasi proses perencanaan tingkat kelu-
menunjukkan masih betapa kentalnya pengaruh rahan yang diamanahkan untuk dilak-
legalitas dan pendekatan politis dalam proses sanakan oleh pemerintah kota, dapat melalui
jalur Kecamatan seringkali tidak berjalan.
penyusunan perencanaan pembangunan. Dikaji Proses fasilitasi hanya diberikan dalam
dari model perencanaan, hasil wawancara bentuk surat edaran agar kelurahan
tersebut dapat dimaknai musrenbangcam yang melakukan musrenbang, dan jarang dalam
diikuti oleh para aktor Kecamatan Pamulang bentuk bimbingan fasilitasi di lapangan. Itu
yang diundang termasuk pada kategori model kenyataan yang tidak terbantahkan sampai
perencanaan oligarkhis (A, Abe, 2005). Peren- saat ini. Ke depan perlu direformasi.
Skala Prioritas Perencanaan Pembangunan Dalam Musrenbang Kecamatan 84
Aktor peserta dari Kecamatan dan kepentingan kelembagaan dari aktor–aktor yang
kelurahan, ketika dikonfirmasi tentang pendapat mewakili pemerintah kota (unsur Bappeda) dan
dari aktor anggota DPRD (12 November 2012), Dinas-dinas Kota. Daftar usulan hasil
memberikan tanggapan berikut. Musrenbang Kelurahan dalam Musrenbangcam
dipatahkan oleh kepentingan Pemerintah Kota
Intervensi hak budget DPRD terlalu kuat dengan alasan keterbatasan anggaran dan
dimana anggota DPRD sering mengusulkan prioritas pem-bangunan untuk mewujudkan visi,
kegiatan-kegiatan yang menyimpang jauh misi Pemerintah Kota/kepentingan politis.
dari usulan masyarakat yang dihasilkan Penye-lenggaraan Musrenbang Kecamatan
dalam Musrenbang. Jadwal reses DPRD
terkesan hanya sekedar formalitas untuk
dengan proses Musrenbang yang tidak match
misalnya Musrenbang sudah dilakukan, baru
memenuhi mekanisme perencanaan
DPRD reses mengakibatkan banyak usulan pembangunan. Aktor-aktor dari elemen
DPRD yang kemudian muncul dan merubah masyarakat tidak berdaya untuk memperkuat
hasil Musrenbang. usulannya yang sebenarnya usulan tersebut
merupakan kebutuhan riil masyarakat setempat.
Dengan pencermatan (scanning) ter- Menurut Adisasmita (2011), seharusnya,
hadap hasil analisis aktivitas interaksi aktor-aktor Pemerintah berfungsi menciptakan lingkungan
yang terlibat dalam Musrenbangcam di Ke- politik dan hukum yang kondusif. Pihak swasta
camatan Pamulang dapat diidentifikasi kekuat- menyediakan lapangan pekerjaan dan men-
an, kelemahan, peluang dan ancaman dalam ciptakan pendapatan, sedangkan masyarakat
kegiatan Musrenbangcam seperti tersaji dalam berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi,
tabel 1. dan politik, termasuk mengajak kelompok-
1. Jumlah aktor yang bermusyawarah memadai (50 1. Kualitas aktor peserta musrenbangcam kurang
peserta) 2. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
2. Sebagai SKPD tersendiri yang memiliki sebagian menengah (RPJM) Kelurahan umumnya tidak
kewenangan Walikota dibuat/tidak ada
3. Uraian tugas musyawarah jelas 3. Daftar prioritas dari RW umumnya belum ada.
4. Adanya pedoman dan juknis musrenbangcam 4. Belum semua kelompok perwakilan di
5. Kesadaran seluruh aktor untuk berpartisipasi kecamatan hadir dalam musrenbangcam
6. Memiliki 8 (delapan) Kelurahan, 781 RT, 152 RW 5. Musrenbang di RW dan kelompok masyarakat
7. Adanya penguatan informasi dari Media Massa belum dilaksanakan dan masyarakat kecamatan
6. Tidak ada evaluasi dari
musrenbangcam/kelurahan tahun sebelumnya
7. Pemberian informasi dari kecamatan dan kota
belum dilaksanakan
8. Pengumuman terbuka dan pendaftaran terbuka
penyelenggaraan musrenbangcam belum
dilaksanakan
PELUANG (Opportunities): ANCAMAN (Threats):
A. Buku & Jurnal/Hasil Penelitian Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia, Gunung Agung.
Abe, Alexander. (2005). Perencanaan Daerah
Partisipatif. Yogyakarta: Pokja Pemba- Rusmartini, Arum. (2011). Pokok-pokok Pikiran
haruan. dalam Rangka Penyempurnaan Peny-
elenggaraan Musyawarah Pere-
Adisasmita, Rahardjo.(2011). Manajemen Peme- ncanaan Pembangunan (Musrenbang).
rintah Daerah. Yogyakarta: Graha Policy Issues Paper. Jakarta: Provincial
Ilmu. Governance Strengthening Programme.
Akadun, A. (2012). Revitalisasi Forum Musren- Wasistiono, Sadu, dkk. (2009). Perkembangan
bang Sebagai Wahana Partisipasi Organises Kecamatan dari Masa ke
Masyarakat dalam Perencanaan Pem- Masa. Bandung: Fokusmedia.
bangunan Daerah. MIMBAR,27(2), 183-
192. Saaty, T. L. (1995). Decision Making for
Leaders: The Analytical Hierarchy
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (suatu Process for Decisions in a Complex
pendekatan praktek). Jakarta: Rineka World, Rev. ed. Pittsburgh: RWS
Cipta. Publishers.
B. Peraturan Perundang-Undangan
http://id.shvoong.com/sosial-
sciences/education/2092968-pengertian
musyawarah/#ixzz1oIWJKOMt, 07
Maret 2012.
http://tangerangselatankota.go.id/read/news/hasi
l-musrenbang, 16 April 2012.