Anda di halaman 1dari 11

MMM

Nnmjjn

Dddd

Xkozkdm

Xkxkkx

Kzksksmksmdmxmdk

Kskdkdks

Mzmzmmzmzmz

ZnNzxmmxmzmzmaaas
Sjsjjs

Sjsj

Cmmcm
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Terkait

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami
phhhhroses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam
organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada
komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan (Dokuchaev 1870). Tanah merupakan suatu benda
alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang
menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut:
horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari
suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau
berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alam (Soil Survey Staff,
1999) Tanah (soil) menurut teknik sipil dapat didefinisikan sebagai sisa atau produk yang dibawa dari
pelapukan batuan dalam proses geologi yang dapat digali tanpa peledakan dan dapat ditembus
dengan peralatan pengambilan contoh (sampling) pada saat pemboran. (Hendarsin, 2000) 7 Tanah
menurut Bowles (1991) adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh
jenis berikut : a) Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya lebih besar
dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm sampai 250 mm, fragmen batuan ini
disebut kerakal (cobbles). b) Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
c) Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar dari kasar (3-5 mm)
sampai halus (kurang dari 1 mm). d) Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai
0,074 mm. Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang disedimentasikan
ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara sungai. e) Lempung (clay), partikel mineral
berukuran lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada
tanah yang kohesif. f) Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih kecil dari
0,001 mm. Istilah tanah dalam bidang mekanika tanah dapat digunakan mencakup semua bahan
seperti lempung, pasir, kerikil dan batu-batu besar. Metode yang dipakai dalam teknik sipil untuk
membedakan dan menyatakan berbagai tanah, sebenarnya sangat berbeda dibandingkan dengan
metode yang dipakai dalam bidang geologi atau ilmu tanah. Sistem klasifikasi yang digunakan dalam
mekanika tanah dimaksudkan untuk memberikan keterangan mengenai sifat-sifat teknis dari bahan-
bahan itu dengan cara yang sama, seperti halnya 8 pernyatan-pernyataan secara geologis
dimaksudkan untuk memberi keterangan mengenai asal geologis dari tanah.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Asal Usul Tanah

Tanah yang lunak terbentuk dari batuan yang keras. Perjalanan terbentuknya tanah memakan waktu
yang sangat lama. Tidak akan terjadi dalam sehari dua hari. Tanah berasal dari bebatuan keras yang
mengalami pelapukan.Pelapukan adalah proses disintegrasi batuan. Sederhananya begini, pelapukan
akan menyebabkan batuan yang keras menjadi lunak. Batuan yang tadinya menyatu menjadi rapuh
dan akhirnya hancur menjadi tanah. Begitulah singkat ceritanya tentang proses pembentukan tanah.

3.2 Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda
tapi mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok-kelompok dan subkelompok-kelompok
berdasarkan pemakaian-pemakaiannya. Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah
dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana
seperti distribusi ukuran dan plastisitas.

3.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Tekstur

Dalam arti umum, yang dimaksud dengan tekstur tanah adalah keadaan permukaan tanah
yang bersangkutan. Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada didalam tanah.
Pada umumnya tanah asli merupakan campuran dari butir-butir yang mempunyai ukuran yang
berbeda-beda. Dalam sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur , tanah diberi nama atas dasar
komponen utama yang dikandungnya , misalnya lempung berpasir, lempung berlanau dan
seterusnya.

3.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Pemakaian

Klasifikasi berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana karena ia hanya didasarkan distribusi
ukuran tanah saja. Dalam kenyataannya , jumlah dan jenis dari mineral lempung yang terkandung
oleh tanah sangat mempengaruhi sifat fisis tanah yang bersangkutan. Oleh karena itu, kiranya perlu
untuk memperhitungkan sifat plastisitas tanah yang disebabkan adanya kandungan mineral lempung
, agar dapat menafsirkan ciri-ciri suatu tanah. Karena sistem klasifikasi berdasarkan tekstur tidak
memperhitungkan plastisitas tanah dan secara keseluruhan tidak menunjukkan sifat-sifat tanah yang
penting , maka sistem tersebut dianggap tidak memadai untuk sebagian besar dari keperluan teknik.
Pada saat sekarang ada dua sistem klasifikasi tanah yang selalu dipakai oleh para ahli teknik sipil.
Sistem-sistem tersebut adalah: Sistem klasifikasi AASHTO dan Sistem klasifikasi Unified.

Pada Sistem Klasifikasi AASHTO dikembangkan dalam tahun 1929 sebagai Plublic Road
Adminis tration Classification Sistem. Sistem ini sudah mengalami beberapa perbaiakan. Klasifikasi
ini didasarkan pada kriteria dibawah ini:

1) Ukuaran butir :

Kerikil: bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter 75 mm dan yang tertahan di ayakan
No.20 (2mm).

Pasir: bagian tanah yang lolos ayakan No 10 (2mm) dan yang tertahan pada ayakan No. 200
(0,075mm).

Lanau dan lempung: bagian tanah yang lolos ayakan No. 200.

2) Plastisitas:

Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempumyai indeks plastisitas
sebesar 10atau kurang. Nama berlempung dipakai bila mana bagian-bagian yang halus dari tanah
mempunyai indeks plastik sebesar 11 atau lebih.

3) Apabila batuan ( ukurannya lebih besar dari 75mm) ditemukan didalam contoh tanah yang
akan ditentukan klasifikasi tanahnya , maka batuan-batuan tersebut harus dikeluarkan terlebih
dahulu. Tetapi persentase dari batuan yang dikeluarkan tersebut harus dicatat.

Sistem Klasifikasi Unified diperkenalkan oleh Casagrande dalam tahun 1942 untuk digunakan pasa
pekerjakaan pemnuatan lapanagn terbang yang dilaksakan oleh The Army Corps of Engineering
selama perang dunia II. Dalam rangka kerja sama dengan United States Bureauof Reclamation tahun
1952, sistem ini disempurnakan.Sistem ini mengelompokkan tanah kedalam dua kelompok besar
yaitu:

1) Tanah berbutir kasr (coarse-grained-soil), yaitu: tanah kerikil dan pasir dimana kurang dari 50%
berat total contoh tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G
atau S. G adalah untuk kerikil (gravel)atau tanah berkerikil dan S adalah untuk pasir (sand) atau
tanah berpasir.

2) Tanah berbutir halus (fine-granied-soil), yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat total contoh
tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal M untuk lanau (silt)
anorganik, C untuk lempung (clay) anorganik, dan O untuk lanau-organikdan lempung-organik.

Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS:

W : Well Graded ( tanah dengan gradasi baik )

P : Poorly Graded ( tanah dengan gradasi buruk )

L : Low Plasticity ( plasticitas rendah ) (LL<50)

H : High Plasticity ( plasticitas tinggi ) (LL>50)

3.2.3 Perbandingan antara Sistem AASHTO dengan Sistem Unified

Kedua sistem klasifikasi, AASHTO dan Unified, adalah didasarkan pada tekstur dan plastisitas
tanah. Juga kedua sistem tersebut membagi tanah dalam dua kategori pokok, yaitu: berbutir kasar
(coarse-grained) dan berbutir halus ( fine-grained), yang dipisahkan oleh ayakan No. 200. Menurut
sistem AASHTO, suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus bilamana lebih dari 35% lolos
ayakan No. 200. Menurut sistem Unified, suatu tanah dianggap sebagai tanh berbutir halus apabila
lebih dari 50% lolos ayakan No. 200. Suatu tanah berbutir kasar yang megandung kira-kira 35%
butiran halus akan bersifat seperti material berbutir halus.

3.3 Susunan dan Struktur Tanah

Lapisan Tanah

Lapisan tanah terdiri dari lapisan-lapisan. Lapisan tanah berturut-turut dari atas ke bawah dan setiap
lapisan memiliki jenis tanah yang berbeda begitu juga dengan struktur tanah, batuan yang
terkandung dalam tanah, jenis kesuburan tanah dan lain sebagainya.

Tanah Lapisan Atas


Tanah lapisan atas memiliki warna cenderung gelap dan kehitam-hitaman, tebalnya antara 10 -
30cm. lapisan ini adalah lapisan tersubur, karena pada lapisan ini mengandung bunga tanah atau
humus. Lapisan tanah atas (top soil) adalah bagian yang optimum untuk kehidupan tumbuh-
tumbuhan. Segala komponen-komponen tanah terdapat pada lapisan ini, yaitu mineral 45%, bahan
organik 5%, air antara 20 - 30% dan udara dalam tanah antara 20 -30%.

Tanah lapisan bawah

Tanah lapisan bawah ini memiliki warna lebih cerah dan lebih padat di bandingkan dengan
tanah lapisan atas. Lapisan tanah ini tebalnya antara 50 – 60 cm, lebih tebal dari lapisan
tanah atas, lapisan ini sering di sebut tanah cadas atau tanah keras. Pada lapisan tanah ini
kegiatan jasad makhluk hidup mulai berkurang. Pada lapisan ini biasanya di tumbuhi
tanaman berumur panjang dan berakar tunggang dalam dan panjang agar mencapai
lapisan tanah.

Batuan induk tanah

Batuan induk ialah batuan asal dari tanah. Lapisan tanah ini umumnya memiliki warna
kemerah – merahan atau kelabu keputih – putihan. Lapisan ini dapat pecah dan diubah
dengan mudah, tetapi sukar ditembus akar. Biasanya lapisan ini terdapat pada lereng –
lereng gunung, lapisan itu sering terlihat jelas pada permukaan lereng gunung karena
lapisan atas nya telah hanyut oleh air hujan. Semakin ke dalam lapisan ini merupakan
batuan pejal yang belum mengalami proses pemecahan. Pada lapisan ini tumbuhan jarang
hidup.

Pengertian Tanah

Tanah yaitu bagian kerak bumi tersusun dari mineral dan bahan organic. Tanah sangat
berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena tanah membantu pertumbuhan
tumbuhan dengan menyediakan hara, air dan unsur – unsur yang di perlukan tumbuhan
untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang akar tanah juga menjadi habitat hidup bagi
makhluk mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi tempat hidup
dan bergerak. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan
air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat ter erosi. Komposisi tanah
berbeda beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian
dari tanah.

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki daratan luas dengan jenis tanah yang
berbeda – beda. Ini adalah macam – macam / jenis – jenis tanah yang ada di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Tanah humus
Tanah humus ialah tanah yang sangat subur dan tanah ini terbentuk dari lapukan daun
dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah pasir

Tanah pasir yaitu tanah yang sifat nya kurang bagus untuk pertanian, tanah pasir
terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran yang kasar dan
berkerikil.

3. Tanah alluvial / tanah endapan

Tanah alluvial terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di daratan rendah dan
tanah ini memiliki sifat yang subur dan cocok untuk lahan pertanian seperti ini sering kita
jumpai di pedesaan dan digunakan sebagai lahan sawah.

4. Tanah podzolit

Tanah podzolit yaitu tanah yang umumnya kita temukan di pegunungan dengan suhu
dan curah yang tinggi.

5. Tanah vulkanik / tanah gunung berapi

Tanah vulkanik yaitu tanah yang terbentuk oleh material letusan gunung berapi yang
memiliki tingkat kesuburan yang bagus dan mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah
vulkanik ini bisa kita jumpai di sekitar lereng gunung berapi.

6. Tanah laterit

Tanah laterit yaitu tanah tidak subur yang mula nya subur dan kaya akan unsur
hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut di bawa oleh air hujan yang tinggi.
Contoh : Kalimantan dan Lampung.

7. Tanah mediteran / tanah kapur

Tanah meditiran yaitu tanah yang sifatnya tidak subur dan terbentuk dari
pelapukan batuan kapur. Contoh : nusatenggara, Maluku, jawa tengah dan jawa timur.

8. Tanah gambut / tanah organosol

Tanah organosol yaitu jenis tanah yang kurang baik untuk bercocok tanam karena
tanah ini kurang begitu subur dan merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawah.
Contoh : rawah Kalimantan, papua dan sumatera.
Struktur tanah yaitu tanah yang terbentuk melalui agregasi berbagai partikel tanah dan
menghasilkan bentuk atau susunan tertentu pada tanah. Struktur tanah ini juga
menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi
pergerakan air, udara, akar tumbuhan, dan organisme tanah. Beberapa jenis struktur
tanah adalah remah, butir (granular), lempeng, balok, prismatic, dan tiang.

Pembagian jenis tanah yang di lakukan oleh para ilmuan ada berbagai macam. Berikut ini
adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA(United Statis Departement Of Agrikulture)
entisols, adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur dan
metamorf.

3.4 Kekuatan dan Deformasi Tanah

Deformasi merupakan perubahan bentuk, dimensi dan posisi dari suatu materi baik dari suatu
materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan ruang.
Deformasi dapat terjadi jika suatu benda atau materi dikenai gaya(Force).

Deformasi terbagi menjadi dua jenis yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis. Deformasi
elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang disebabkan oleh pemberian beban, dimana
apabila beban dihilangkan maka bentuk dan ukuran akan kembali kebentuk semula atau deformasi
yang terjadi akan hilang. Daerah deformasi elastis berlaku hukum hooke yaitu regangan akan
sebanding dengan tegangan sesuai dengan modulus elastisitas. Sedangkan Deformasi plastis adalah
perubahan bentuk yang merupakan kelanjutan dari deformasi elastis yang bersifat permanen
meskipun beban dihilangkan.

A. Pengujian tarik

Tujuan utama dari teori pembentukan ialah memperkirakan besarnya deformasi atau
perubahan bentuk dan gaya-gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan itu. kekuatan tarik
merupakan sifat mekanik material yang penting untuk diketahui. Kekuatan tarik suatu bahan dapat
diketahui dengan melakukan uji tarik dari material tersebut. Pengujian dilakukan dengan memberikan
beban axial sacara kontinu yang makin lama makin besar pada material. Perubahan panjang spesimen
terhadap besarnya beban oleh mesin tarik di plot menjadi diagram P - .

Kurva ini dapat diperoleh dari hasil uji tarik material, dimana dari hasil tersebut dapat diketahui
informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data penghubung dari spesifikasi suatu
material. Dari kurva ini juga dapat diketahui besar kekuatan luluh dan juga kekuatan tarik maximum
dari material. Kurva dibawah ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan
panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain yang memakai bahan tersebut.

Gambar 1. Gambaran uji tarik


Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam
menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut "Ultimate Tensile Strength" disingkat
dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum.

3.5 Uji Indeks Untuk Klasifikasi Geoteknik Tanah

Sifat-sifat indeks (index properties) menunjukkan sifat-sifat tanah yang mengindikasikan jenis dan
kondisi tanah, serta memberikan hubungan terhadap sifat-sifat mekanis (engineering properties)
seperti kekuatan dan pemampatan atau kecenderungan untuk mengembang, dan permeabilitas.
Pada umumnya, untuk tanah berbutir kasar (coarse-grained), sifat-sifat partikelnya dan derajat
kepadatan relatif adalah sifat-sifat yang paling penting. Sedangkan, untuk tanah berbutir halus (fine-
grained), konsistensi (keras atau lunak) dan plastisitas merupakan sifat-sifat yang paling
berpengaruh. Perlu pula diketahui bahwa dalam kajian dan analisis untuk proyek konstruksi
seringkali tidaklah begitu penting untuk mengetahui semua sifat-sifat indeks tanah. Data sifat-sifat
tanah yang diperlukan bergantung pada informasi seberapa banyak data tersebut benar-benar
dibutuhkan. Sebagai contohnya, analisis mineral lempung memerlukan alat khusus yang mana data
ini tidak diperlukan langsung untuk perancangan fondasi, kecuali pada kondisi yang tertentu. Untuk
tanah organik, kandungan bahan organic sangat penting untuk diketahui karena dapat
mempengaruhi kekuatan dan pemampatan. Untuk semua tanah pada umumnya, gambaran tentang
tanah hendaknya juga menyangkut warnanya. Warna ini dapat mengindikasikan komposisi mineral
dan juga sangat berguna untuk menentukan keseragaman (homogeneity) endapan tanah serta dapat
pula sebagai bantuan untuk identifikasi dan kaitannya selama konstruksi di lapangan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi kesimpulan yang kami dapat kami simpulkan Tanah adalah lapisan permukaan
bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena
perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam organisme baik yang
masih hidup maupun yang telah mati. Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun
dari padatan, cairan dan gas.

Maka Tanah berasal dari bebatuan keras yang mengalami pelapukan. Sistem
klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda.

4.2 SARAN

Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami fisiologi tumbuhan
lebih dalam lagi terutama mengenai tanah. Dan kami harap makalah ini dapat berguna bagi
yang membaca ataupun yang mempelajarinya.

Jika ada kritik atau saran yang membangun mohon disampaikan agar makalah ini dapat
menjadi lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai

  • CONTOH SURAT LAMARAN KEMENAGjytuyj
    CONTOH SURAT LAMARAN KEMENAGjytuyj
    Dokumen2 halaman
    CONTOH SURAT LAMARAN KEMENAGjytuyj
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • ADAKAH
    ADAKAH
    Dokumen7 halaman
    ADAKAH
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Contoh Surat Lamaran Kemenagjytuyj
    Contoh Surat Lamaran Kemenagjytuyj
    Dokumen4 halaman
    Contoh Surat Lamaran Kemenagjytuyj
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen13 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen13 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Adakah
    Dokumen Adakah
    Dokumen9 halaman
    Dokumen Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen12 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Bendungan
    Bendungan
    Dokumen5 halaman
    Bendungan
    zero
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen11 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen11 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen11 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen1 halaman
    Dokumen
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen1 halaman
    Dokumen
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Adakah
    Adakah
    Dokumen10 halaman
    Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Adakah
    Dokumen Adakah
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Adakah
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Konversi Dms Dec Dan Dec Dms
    Konversi Dms Dec Dan Dec Dms
    Dokumen3 halaman
    Konversi Dms Dec Dan Dec Dms
    Priyanto Uki
    Belum ada peringkat
  • Piu
    Piu
    Dokumen2 halaman
    Piu
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Meluhu
    Meluhu
    Dokumen2 halaman
    Meluhu
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal
    Contoh Proposal
    Dokumen2 halaman
    Contoh Proposal
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal
    Contoh Proposal
    Dokumen7 halaman
    Contoh Proposal
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal
    Contoh Proposal
    Dokumen7 halaman
    Contoh Proposal
    Fauzi Wiyono
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok Chapter 4
    Tugas Kelompok Chapter 4
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kelompok Chapter 4
    Saban
    Belum ada peringkat