Macam
Macam
A. PENDAHULUAN
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan
salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu
siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Dalam bab II ini Anda akan mempelajari konsep dasar bentuk-bentuk bahan ajar yang
berkenaan dengan pengertian, karakterisrik, dan prosedur penyusunan bentuk-bentuk bahan ajar
yang berupa bahan ajar cetak dan non cetak, Disamping itu juga mempelajari tentang sistematika
penyusunan bahan ajar cetak berupa menyusun sendiri, pengemasan kembali, dan penataan
kembali.
Pengetahuan tentang hal-hal di atas merupakan dasar yang harus diperoleh bagi Anda yang
mempelajari kuliah Pengembangan Bahan Ajar dan sebagai pencapaian kompetensi S1
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yaitu sebagai pengembang media pembelajaran dan bahan
ajar merupakan salah satu media pembelajaran. Dan pada bab berikutnya Anda akan
mempelajari materi yang berkenaan dengan pemilihan bahan ajar.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat:
1. Memahami konsep dasar bentuk-bentuk bahan ajar baik bahan ajar cetak maupun bahan ajar
noncetak, dan sistematika penyusunan bahan ajar cetak.
2. Memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing bahan ajar.
3. Menuliskan sebuah bahan ajar dengan salah satu teknik penulisan bahan ajar yang ada.
C. URAIAN MATERI
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (National Center for Vocational Education
Research,1998). Bahan ajar tersebut terdiri dari beberapa bentuk sebagai berikut:
b. LKS
1) Pengertian LKS
Menurut Dhari dan Haryono (1988) yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah
lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap
LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan
dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil
diskusi, dan latihan ulangan.
Jadi, Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang digunakan peserta
didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas yang dikerjakan oleh siswa
baik berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. Prinsipnya lembar kerja
siswa adalah tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang
berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
Mengandung permasalahan (problem solving) sehingga siswa dapat mengembangkan pola pikir
mereka dengan memecahkan permasalahan tersebut.
Lembar kerja siswa merupakan bahan pembelajaran cetak yang yang paling sederhana karena
komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada pengembangan soal-soalnya serta latihan.
LKS sangat baik dipergunakan dalam rangka strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam
strategi heuristik LKS dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi
ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan.. Selain itu LKS sebagai
penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil
belajar
Gambar 15 : lembar kerja siswa
2) Karakteristik LKS
LKS memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan bahan ajar lainnya, yakni sebagai
berikut:
a) LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan
atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.
b) Merupakan bahan ajar cetak.
c) Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi
sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.
d) Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dll.
3) Komponen-komponen LKS
Lembar Kerja Siswa atau yang biasa disebut dengan LKS tersusun dengan komponen-
komponen sebagai berikut:
a) Kata pengantar
b) Daftar isi
c) Pendahuluan ( berisi analisis / daftar dari tujuan pembelajaran dan indikator ketercapaian
berdasarkan hasil analisis dari GBPP)
d) Bab 1 berisi tentang ringkasan materi/penekanan materi dari pokok bahasan tersebut.
e) Lembar kerja : berisi berbagai soal ataupun penugasan yang akan dikerjakan oleh siswa
f) Bab 2 berisi tentang ringkasan materi/penekanan materi dari pokok bahasan tersebut.
g) Lembar kerja dst.
h) Daftar pustaka
2) Komponen-komponen Handout
Komponen handout terdiri dari:
a) Standar kompetensi. Adalah tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu pokok bahasan yang
berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang hal-hal yang dikuasai siswa.
b) Kompetensi dasar. Adalah tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti pelajaran untuk 1 kali
pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus pada siswa pada sub pokok bahasan yang sedang
dihadapi.
c) Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari bahan ajar yang akan
disampaikan atau diberikan pada siswa dan telah disusun secara sistematis. Fungsinya agar
memungkinkan siswa dapat mengetahui sistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus
memandu siswa dalam pengayaan diluar proses mengajar dikelas.
d) Soal-soal. Adalah permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah ia menerima atau
mempelajari materi pelajaran tersebut, penyelesaian soal itu dikumpul atau dinilai, kemudian
dibahas secara bersama-sama untuk membantu siswa dalam melatih memahami materi pelajaran
yang akan diberikan.
e) Sumber bacaan. Adalah buku atau bahan ajar apa saja yang akan digunakan atau menjadi
sumber dari materi pelajaran yang diberikan. Fungsinya untuk menelusuri lebih lanjut materi
pelajaran yang akan disampaikan
c) Pelaksanaan Produksi
Pada waktu rekaman yang telah ditentukan sutradara harus dating lebih awal dari para
pemainnya dan menyambut mereka dengan ramah. Setelah pemain lengkap sutradara segera
memipin latihan. Latihan dapat dilakukan dengan laithan kering yaitu latihan yang dilakukan
diluar studio rekaman tanpa music dan sound effect. Tiap pemain membaca bagian masing-
masing sesuai dengan urutan naskah.
Setelah latihan selesai pemain dipersilakan masuk ke studio dan mengikuti petunjuk tanda-
tanda yang digunakan yang diberikan oleh sutrdara. Kemudian megnadakan tes suara. Setiap
pemain diminta membaca di depan microphone secara bergantian. Tinggi rendahnya suara diatur
supaya tidak terlalu lemah dan tidak terlalu keras.
Setelah selesai semua pihak siap untuk melakukan latihan basah yaitu latihan di dalam
ruangan studio dengan menggunakan music dan sound effect. Setelah latihan berjalan dengan
baik rekaman dapat segera dilakukan.
Sedangkan menurut sudjana ( 2005 : 130 ) langkah – langkah yang harus dipersiapkan dalam
menggunakan media audio dalam pembelajaran meliputi tiga hal yaitu :
1) Langkah persiapan yang meliputi : persiapan dalam merencanakan, memberikan pengarahan
terhadap siswa mengenai ide – ide yang sulit, menentukan sasaran, periksa peralatan
2) Langkah penyajian yang meliputi : menyajikan waktu yang tepat, mengatur situasi ruangan,
berikan motivasi untuk siswa
3) Tindak lanjut.
c) Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau
diputar kembali.
d) Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya
e) Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan
bahasa.
a) Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat
b) Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada
d) Rekaman dapat digunakan sendiri oleh siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat
diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
Menurut Arsyad( 2003 : 46 ) media audio memiliki kekurangan antara lain adalah :
a) Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau
informasi tersebut berada di tengah – tengah pita, maka akan memakan waktu yang lama untuk
menemukannya, apalagi jika radio-tape tidak memiliki angka- angka penentuan putaran.
b) Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam menimbulkan kesulitan untuk
memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
Sedangkan enurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan media audio dalam dunia pengajaran
1) Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga
2) Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak,
3) Karena abstrak, tingkatan pengertinnya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan
4) Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai
5) Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalm bentuk suara harus
disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa
(mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-Indonesia, 1969:
926). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang
memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada
pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter Salim dalam The Contemporary English-Indonesian
Dictionary (1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan
pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua definisi tersebut, Smaldino (2008: 374)
mengartikannya dengan “the storage of visuals and their display on television-type screen”
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang
dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan
Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media
pandang-dengar (setyosari & Sihkabuden, 2005: 117). Media audio visual dapat dibagi menjadi
dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan
media audio-visual murni; dan kedua, media audio-visual tidak murni. Film bergerak (movie),
televisi, dan video termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide, opaque, OHP dan peralatan
visual lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua (Munadi, 2008: 113).
efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008: 127; Smaldino, 2008: 311-
312):
a) Mengatasi jarak dan waktu
g) Mengembangkan imajinasi
realistik
Secara umum karakteristik dari media video adalah : pertama, Menampilkan gambar dengan
gerak, serta suara secara bersamaan. Kedua, Mampu menampilkan benda yang sangat tidak
mungkin ke dalam kelas karenaterlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak
(bencana), terlalu rumit(proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
Ketiga, Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen. Dan
tahun atau satu jenjang. Media yang biasadigunakan yaitu media cetak, video, audio, presentasi,
Contoh PDKBM:
POLA DASAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR(PDKBM)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : 7 (1 SMP)
No Standar Kompetensi Indicator Media Pustaka
kompetensi dasar c v a m i
Siswa mampu Siswa mampu 1. Siswa mampu Penulis
mengemuka- mengemukakan berbicara didepan tahun, judul,
kan pendapat pendapatnya umum. penerbit,
dalam berbagai dalam berbagai
2. Siswa mampu kota.
kesempatan kesempatan menulis surat
secara lisan dalam bentuk
dantertulis lisan dan tulisan
oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah. Seseorang dianggap mampu menulis
naskah salah satu syaratnya yaitu pernah mengikuti pelatihan penulisan naskah video/televise
pembelajaran dan dinyatakan lulus, atau pernah menulis naskah video/televisi lain dan
diproduksi. Tahapan yang harus dilakukan untuk menulis naskah video/televisi pembelajaran
yaitu:
(b) Mencari buku referensi yang dianjurkan serta sumber lain yang barkaitan.
(c) Melakukan riset lapangan untuk menemukan aplikasi atau penerapan konsep yang dibahas,
(d) Menyusun identifikasi naskah, sinopsis, dan treatmen (urutan sajian naskah), kemudian
dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli media agarmen dapatkan masukan dari kebenaran
(e) Visualisasi ide: sinopsis dan treatmen yang sudah disetujui kemudian dikembangkan dalam
uraian visual dan audio menjadi sebuah naskah. Langkah awal penulisan naskah, sebaiknya
dimulai dari uraian visual dari detik awal hingga akhir dan sebisa mungkin juga sudah
digambarkan durasi dari visual tersebut. Setelah uraian visual lengkap kemudian dilengkapi
dengan audio. Dalam audio meliputi musik, narasi, sound efeks, direct sound, dan sebagainya
(f) Memilihformat penulisan Naskah. Format penulisan naskah secara umum ada dua macam yaitu
satu kolom dan dua kolom. Untuk program pembelajaran yang dianjurkan adalah format dua
kolom. Menentukan format sajian: format sajian secara umum ada banyak,misalnya:
dokumenter, feature, kuis, news, presenter, naratif, dsb. Pilihlahyang tepat sesuai materi dan
kemenarikan
(h) Pengemasan secara edutainmen: Hal lain yang harus diperhatikan di dalammenulis naskah
adalah kemenarikan program. Istilah umum untuk program pembelajaran penyajiannya yaitu ,
artinya mendidik danmenghibur (perlu dan menarik). Untuk membuat menarik ada beberapa
b) Produksi
Setelah naskah diterima oleh Sutradara, untuk melakukan kegiatan produksi, maka langkah-
langkah kegiatan yang dilakukan yaitu :
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari naskah, maka Sutradara meminta kepada
Produser untuk dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media.
Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga
apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi kesalahan yang fatal. Hasil dari rembuk naskah
adalah Sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan kemauan penulis, pengkaji
materi, media, dan bahasa. Dengan demikian Sutradara akan mengubah naskah menjadi bahasa
visual dan audio yang terintegrasi sehingga menjadi sebuah media pembelajaran yang enak
Setelah Sutradara memahami naskah dengan baik, langkah selanjutnya adalah membentuk
Tim Produksi. Tim produksi atau kru produksi, biasa juga disebut kerabat kerja merupakan
sekumpulan orang yang mempunyai profesi atau keahlian berbeda-beda tetapi setelah disatukan
menjadi sebuah tim yang kompak sehingga menghasilkan sebuah karya yang luar biasa.
(3) Membuat Shooting Script
Setelah tim produksi terbentuk dan masing-masing sudah mempelajari naskah, maka mereka
melakukan rapat untuk membuat Shooting Script/story board (naskah untuk pengambiln gambar)
di dalam naskah ini terdapat gambaran secara lengkap setiap adegan bahkan shot (gambara),
misalnya siapa yang muncul, bagaimana gerakan, dimana posisi obyek, dan melakukan apa,
kemudian di mana posisi kamera dan angle camera serta bagaimana cara pengambilan
gambarnya, apakah secara tilt up, tilt down,follow, atau yang lain, kemudian di mana lampu dan
bagaimana suasana yang ingin diciptakan, dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini dilakukan
(c) Lokasi : di studio, di luar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat
(h) Musik (buat sendiri atau beli hak cipta), dan lain sebagainya.
Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus dipilih sesuai dengan tuntutan
keberhasilan, memakai bintang atau tidak harus dipertimbangkan dengan matang, sebab ada
untung dan ruginya. Untungnya yaitu sajian lebih menarik dan orangsuka menonton bintang,
kerugiannya biayanya mahal. Bukan bintang harus dipertimbangkan bahwa mereka betul-betul
Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan
naskah. Kalau ingin mengubah lokasi syuting demi pertimbangan penghematan, perlu
dibicarakan ketika rembuk naskah, atau jika dimungkinkan karena adanya teknologi (chroma
key, virtual, dsb). Kalau sebab akan berakibat fatal dan ditokal ketika preview.Lokasi syuting
dapat dil luar atau di studio tergantung dari kemudahan dan efektifitasdari pengambilan gambar
dan tuntutan naskah. Sebab semua yang ada di naskah sudah dipertimbangkan efektifitas untuk
penyampaian pesan.
profesi menyampaikan persiapan yang sudah dan sedang dilakukan serta mencari solusi
permasalahan yang belum terselesaikan. Alat, bahan, dll sesuai dengan tugasnya.Di dalam
(b) Dana
(c) Lokasi
(d) Pemain
(e) Perizinan
(g) Kamera
(k) Keamanan
(l) Properties
penataan lokasi dan setting properti sesuai yang dibutuhkan dalam naskah.Prosedur ini berlaku
untuk perencanaan shoting baik di dalam maupun luar studio.Disamping itu pula penempatan
Setelah semua persiapan telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu produksi atau
pengambilan gambar. Kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide dalam bentuk
naskah ke bentuk gambar dan atau suara. Kegiatan Produksi harus mencari dan mendapatkan
gambar dan atau suara dengan kualitas prima sesuai yang diinginkan (sesuai Naskah, Shooting
Script, Story Board).Gambar yang kita saksikan di pesawat televisi, dihasilkan dari kerja
sebuahVideo Camera, tetapi jika yang kita saksikan hanya gambar saja, maka dapat dipastikan
tayangan itu tidak menarik, karena itu diperlukan Microphone dan peralatan audiolainnya untuk
melengkapi gambar tayangan dengan suara atau audio, selanjutnya gambar yang dihasilkan dari
Video camera dan Suara yang dihasilkan Microphone digabungkan dalam suatu media
c) Pascaproduksi
Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkahselanjutnya yaitu
tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik. Gambar dansuara tersebut kemudian
Editing adalah merangkai gambar dengan gambar, gambar dan suara dengan gambar,suara
dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis sehingga mampu menyampaikan pesan
sesuai dengan naskah, dan enak ditonton, menghibur. Kegiatan ini adalah gabungan antara seni
dan teknik dari bahan dasar berupa potongan gambar dan suara atau populer dengan nama clip,
yang dipadukan dan diolah sehingga mempunyai arti dan makna yang jelas.Proses seni dalam
video editing terdiri dari apa saja bagian yang diambil, dihapus atau digabungkan dari berbagai
sumber agar menjadi satu, masuk akal dan enak untuk dilihat.
Sementara proses teknik meliputi kemampuan untuk mewujudkan ide dari seni itusendiri,
bagaimana hasil seni itu bisa dinikmati oleh orang lain, bisa berupam Film,Casset Video maupun
piringan Cakram (Video CD DVD ).Pada dasarnya pengertian editing adalah menghubungkan
antara shot/visual atau suaradengan shot/visual atau suara yang lain dengan menggunakan bentuk
untuk : Perubahan waktu, Menyampaikan dua infonnasi dalam satu frame, Perubahan waktu
setempat secara perlahan, Flashback, bayangan pikiran, dan sebagainya. Dan ketiga, Fade. Fade
terbagi juga atas tiga yaitu: pertama Fade in ( From black screen to full image ). Dipergunakan
untuk: permulaan program, permulaan scene, perubahan waktu, perubahan lokasi, dan
sebagainya. Kedua,Fade out ( From full image to black screen ). Dipergunakan untuk: ending
Mixing merupakan kegiatan memadukan gambar dan suara agar menjadi satu
kesatuanprogram yang enak dilihat dan didengar. Dalam memadukan gambar dapat
memadukan2 atau lebih gambar agar dapat tampil dalam satu frame, di samping itu
jugamemadukan suara dengan suara agar menjadi satu kesatuan yang enak didengar.
(3) Preview
Setelah editing dan mixing selesai dilakukan, maka media video/televisi dinyatakan siap
dipreview. Preview melibatkan Sutradara, ahli materi, ahli media, dan penulis. Kegiatan preview
atau istilah di alam evaluasi disebut expert judment untuk melihat apakah mediayang dibuat
(4) Ujicoba
Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian diujicobakan kelapangan.
Uji coba sangat perlu, karena kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan para ahli belum tentu
sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini terutama yang berkaitan dengan pemilihan aplikasi
atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa. Kadang menurut kita bahasa sudah mudah
dipahami, tetapi ternyata dilapangan siswa tidak paham dengan apa yang kita makusd. Hasil dari
uji cobamerupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat dipakai untuk media
(5) Revisi
Setelah uij coba dilakukan, kalau ada masukan dari lapangan, maka harus direvisisesuai
masukan. Kadang masukannya sangat mendasar, dalam kondisi ini kalau perlu naskah ditulis
(6) Distribusi/Penyiaran
Setelah semua sudah sesuai dengan perencanaan dan cocok untuk dimanfaatkan dilapangan,
beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk menjelaskan isi video.
Beberapa DVD bahkan menawarkan kemampuan memperlihatkan suatu objek dari pelbagai
sudut pandang yang berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul,
Media video dapat memberikan dampak positif terhadap tiga ranah dalam pembelajaran yaitu:
(a) Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa
lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini
mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum
(b) Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan
penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional
impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung membetot sisi penyikapan
personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum)
karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu,
menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan
(c) Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana
membuat origami pada anak-anak TK, atau memasak pada pelajaran tataboga dan lain
sebagainya. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video
pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka
untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun
Namun media audio video juga memiliki kekurangan antara lain pertama Pembelajaran
dengan mengggunakan media video harus menggunakan sumber listrik. Kedua, Pita kaset mudah
Ketiga, Pengadaan videoumumnya memerlukan biaya yang lebih mahal dan waktu yang lebih
banyak. Keempat,Umumnya komunikasi hanya satu arah kecuali video yang kusus dipersiapkan
Video yang ada tidak selalu sesuia dengan kebutuhuan dan tujuan belajar yang diingnkan
keccuali video yang dirancang dan diproduksi sendiri. Dan keenam,Penanyangannya juga
terkait peralatan lainnya seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.
D. RANGKUMAN
Bahan ajar terdiri dari bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak. Bahan ajar cetak berupa
modul, LKS, Kompilasi, dan Handout. Modul adalah unit kerja yang terdiri dari komponen
kompponen yaitu (1)petunjuk guru dan siswa dalam mempelajari modul, (2)komponen uraian
yang lengkap dan bahasanya komunikatif,(3) adanya rangkuman, (4) tes formatif/soal yang
mengacu pada ketercapaian kompetensi (essay dan objektif) yang harus dibuat petunjuk
mengerjakan soal, soal dan bobot soal, dan total score, (5) lembaran jawaban (adanya kunci
jawaban baik objektif atau esaay), (6) umpan balik ( misalnya hasil tes masih rendah dan materi
kurang dipahami maka siswa disuruh membaca dan mengerjakan kembali modul tersebut, tapi
jika sudah paham boleh emlanjutkan ke modul berikutnya. Penggunaan modul akan efektif
digunakan pada siswa yang memiliki kemandirian yang tinggi, Kecerdasan dan kemampuan
siswa di atas rata-rata dan siswa yang mempunyai motivasi dan kesadaran belajar yang tinggi.
LKS menurut Dhari dan Haryono (1988) adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa
untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat
materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan –
Term Kompilasi diambil dari compilation (Inggris) atau compilatie (Belanda) yang diambil dari
peraturan yang tersebar berserakan di mana-mana. Istilah ini kemudian dipergunakan dalam
Dan Handout adalah bahan tertulis yang siapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik. Termasuk pada media ajar cetak (printed). Handout berasal dari
bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat lembaran. Handout termasuk media
cetakan yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan
informasi belajar. biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan
materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Dalam menulis bahan ajar cetak Secara umum ada tiga cara yang dapat dilakukan yaitu:
pertama, Menulis sendiri (Starting From Scratch). Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru
sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain
untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam
satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian
Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal (from
scratch), tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada untuk
dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang
baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses instruksional. Ketiga,
Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text). Selain menulis sendiri bahan ajar
juga dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal,
majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut pengembangan bahan ajar melalui penataan
informasi (kompilasi).
Kemudian bahan ajar noncetak berupa media audio dan media video. Media audio Menurut
Setyosari dan Sihkabuden,( 2005: 148; Yudhi Munadi, 2008) Media Audio (media dengar)
adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain,
media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara
semata. Dan media Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual
atau media pandang-dengar (setyosari & Sihkabuden, 2005: 117). Media audio visual dapat
dibagi menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit,
dinamakan media audio-visual murni; dan kedua, media audio-visual tidak murni. Film bergerak
(movie), televisi, dan video termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide, opaque, OHP dan
peralatan visual lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua (Munadi, 2008: 113).
E. LATIHAN
1. Jelaskan perbedaan antara modul dengan handout dari segi materi dan sistematika penyusunan
masing-masingnya!
2. Di dalam materi telah diuraikan mengenai cara menanggulangi kelemahan sebuah LKS,
pembelajaran agar tidak terjadi peristiwa dimana siswa mengisi LKS hanya dengan meniru hasil
LKS yang telah diisi oleh temanny sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai!
3. Ketika rekaman media audio, kesalahan dalam rekaman dapat terjadi walaupun telah dilakukan
latihan sebelum proses rekaman terjadi. Bagaimana caranya perbaikan yang dapat dilakukan oleh
sutradara?
F. DAFTAR BACAAN
Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo
Wahyu, Wibowo.2012. Menulis Buku Ajar Perguruan Tinggi. Jakarta: Bidik Phronesia
http://anakpba.blogspot.com/2012/03/bentuk-dan-jenis-bahan-ajar-kriteria.html
http://blog.um.ac.id/imelzzney/kuliahku/sumber-belajar/perbedaan-bahan-ajar-dan-sumber-
belajar/
http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/05/komponen-dan-jenis-bahan-ajar.html
http://blog.uin-malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar