Bab Ii KB Besse
Bab Ii KB Besse
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat
artinya hanya diberikan asi saja tanpa tambahan makanan dan minuman
terjadinya pembuahan.
g. Kontrasepsi Patch
Patch didesain dengan melepaskan 20 µg ethinyl estradiol dan
saluran telur agar sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi
mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi,
13
terbuat dari pelastik elastis yang dimasukkan dalam rahim. IUD atau
samapai wanita tersebut ingin agar alat tersebut dilepas. IUD harus
tersebut, kurang dari 2% wanita hamil. Satu tahun setelah IUD dilepas,
80 sampai 90% yang ingin hamil, bisa hamil. IUD yang dimasukan 1
wanita melepas IUD nya (lebih dari separuh wanita melepaskan IUD
(Nugroho, 2014).
sendiri.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine
pada tipe atau samapai wanita tersebut ingin agar alat tersebut
(Nugroho, 2014).
IUD merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang
2009).
2. Implan
a. Pengertian
17
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
2012).
2. Sosial Budaya
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi atau akal. Jadi, budaya
2002).
Masyarakat Indonesia dewasa ini umumnya telah menerima
2008).
Faktor sosial budaya yang berhubungan dengan alat kontrasepsi
C. AKSEPTOR KB
Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun, atau pasangan suami istri yang
istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih
dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan). PUS yang menjadi peserta
menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi modern pada tahun
tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara
adalah 15 sampai 44 tahun dan bukan 15–49 tahun. Hal ini tidak berarti
kelompok 45–49 bukan merupakan sasaran keluarga berencana lagi. Hal ini
umur 45–49 tahun, kemungkinan untuk melahirkan lagi sudah sangat kecil
yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan
(Mc Donald dalam Oemar H, 1992). Pengertian lain dari motivasi atau
21
oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu
bersumber dari dalam (motivasi intrinsik) dan dari luar individu (motivasi
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan seara sadar
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi atau akal. Jadi, budaya diartikan
Masyarakat percaya bahwa roh leluhur hanya bisa renkarnasi pada anak
(Erfand, 2008).
23
E. Kerangka Teoritis
Bagan 2.1
Kerangka teori
Faktor Predisposisi
1
a. Pengetahuan
b. Sikap 6 5
2
c. Kepercayaan (sosial budaya)
d. Keyakinan
Faktor Pemungkin
e. Nilai
f. Motivasi Perilaku Kesehatan
a. Tersedianya fasilitas atau sarana 4
kesehatan 3
b. Akses sarana kesehatan
Faktor Pendorong
c. Masyarakat atau pemerintah
a. Keluarga
b. Petugas kesehatan
Sumber: Lawrence
c. Tokoh Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010)
masyarakat
terjadinya tindakan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A.H. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
BKKBN. 2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011. Jakarta : Badan
dan Statistik
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta:
EGC
Jakarta
Medika.
25
Nugroho, T, dkk. 2014. Buku Ajar Askeb1 Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Utara.
Yogyakarta