Pocket Periodontal Pada Perokok
Pocket Periodontal Pada Perokok
ABSTRACT
Background. Periodontal disease is a disease of the tissues supporting the teeth. Clinical signs of
periodontitis is the presence of gingival inflammation, swelling interdental papillae, formation of pocket / gingival
pocket and gingival recession. The increase of periodontal disease prevalence in smokers caused by poor oral
hygiene and late diagnosis.Method. Reseach objective was to prove the factors that related to periodontal pocket.
Study design was cross-sectional. The study population were 85 labours of loading and unloading at the Port of
Tanjung Emas Semarang, the collection of data through interviews and clinical observations. Data were analyzed by
chi-square test with 95 % Confidence Interval and Prevalence Ratio were calculated. Results. The results showed all
respondents have periodontal pocket with an average depth of pocket were 1.4 mm. The proportion of periodontal
pocket depth more than 1.4 mm (50.6%) and less than 1.4 mm (49.4%) were almost comparable. Factors significantly
associated with periodontal pocket were the duration of smoking (p-value 0.04, 95% CI = 1.037 to 5.941; PR = 2.482),
oral hygiene (p-value 0.023, 95% CI = 1.143 - 13.311; PR = 3.9), and saliva buffer capacity (p-value 0.011, 95% CI =
1.283 to 7.984; PR = 3.2). Conclusion. Smoke have a greater risk of periodontal pocket, therefore smokers should be
given health education on dental and oral health maintenance in the form of brushing and regular dental plaque
cleaning (scaling). Smokers need to reduce the number of cigarettes that smoked or quit smoking.
67
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 2 2013: 67-70
mulut, lama waktu merokok, dan kapasitas lebih dari 1,4 mm dan kurang dari 1,4 mm
buffer saliva yang dihubungkan dengan hampir sebanding. Kedalaman pocket
kedalaman poket sebagai variabel terikat. periodontal dalam penelitian ini lebih tinggi
Higiene mulut dan pocket periodontal dinilai dibanding survey yang dilakukan Dye tentang
melalui observasi klinis, lama waktu merokok prevalensi penyakit periodontal pada usia 20
diidentifikasi melalui wawancara dan – 64 tahun pada tahun 1999-2004 yang
pengukuran kapasitas buffer saliva dilakukan menunjukkan nilai rata – rata kedalaman
dengan menggunakan buffer saliva check. pocket adalah 1,07 mm.
Data dianalisis dengan uji Chi Square dengan
Confidence Interval 95%. Untuk Tabel. 2 Distribusi Responden Menurut Pocket
mengidentifikasi faktor risiko, dihitung Periodontal
Prevalence Ratio sehingga dapat Pocket Periodontal f %
diperkirakan tingkat kemungkinan risiko > 1,4 mm 43 50,6
masing-masing variabel yang diteliti terhadap < 1,4 mm 42 49,4
status periodontal. Total 8 100,0
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Mean=1,438; Me=1,4 SD=0,398; Range=0,5-2,5
Karakteristik Responden
Tabel. 1 Distribusi Responden Menurut
Karakteristik Individu Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
No Karakteristik Individu f % Pocket Periodontal
1. Umur Dalam penelitian ini faktor-faktor
25-29 tahun 24 28,2 yang terbukti berhubungan secara bermakna
30-34 tahun 17 20,0 dengan pocket periodontal adalah lama
35-39 tahun 13 15,3 waktu merokok, higiene mulut dan kapasitas
40-44 tahun 31 36,5 buffer saliva. Lama waktu merokok
2 Penghasilan keluarga menunjukkan bahwa proporsi pocket
Minimal 300.000 periodontal yang lebih dalam (>1,4 mm) lebih
Maksimal 4.500.000 banyak terjadi pada responden yang lama
Rata-rata 1.168.235 merokoknya mencapai >17 tahun (61,4%)
dibanding responden dengan lama merokok
Berdasarkan karakteristik umur, rata- ≤ 17 tahun (39%). Merokok > 17 tahun memiliki
rata responden berumur 35 tahun dengan risiko 2,482 kali lebih besar memiliki pocket
range umur 25 – 44 tahun. Responden paling periodontal >1,4 mm dibanding yang
banyak berumur 40-44 tahun yaitu mencapai merokok ≤ 17 tahun. Penggunaan tembakau
36,5%, artinya responden penelitian ini terbukti berpengaruh terhadap kekambuhan
memiliki risiko mengalami kerusakan penyakit periodontal. Meningkatnya paparan
periodontal. Hasil penelitian ini sejalan tembakau dan jumlah rokok yang dihisap
dengan beberapa penelitian yang setiap hari, meningkatkan risiko periodontitis.
menunjukkan mayoritas terjadi pada populasi Tembakau berkaitan dengan resesi gingiva
orang dewasa yaitu usia > 35-40 tahun.7 Di dan kerusakan periodontal di lokasi gigi yang
Indonesia, penelitian di Medan menunjukkan bersentuhan langsung dengan tembakau.5
hal yang sama yaitu terjadi peningkatan Penelitian yang dilakukan oleh Razali M et a1,
menurut umur yaitu pada kelompok umur 25- pada tahun 2005 menegaskan bahwa
34 tahun prevalensi mencapai 93,88% dan perokok memiliki bukti lebih parah penyakit
pada kelompok umur 35-44 tahun mencapai periodontal daripada tidak pernah merokok.
94,64%.8 Perbedaan tersebut meningkat dengan
Pendapatan menunjukkan meningkatnya waktu paparan merokok.9
kemampuan akses terhadap pelayanan Menurut variabel higiene mulut,
kesehatan gigi dan mulut. Responden pocket periodontal yang lebih dalam (>1,4
penelitian ini menunjukkan penghasilan mm) lebih banyak terjadi pada responden
keluarga rata-rata Rp. 1.168.235, artinya dengan higiene mulut buruk (56,5%)
pendapatan ini masih dibawah UMR Kota dibanding higiene mulut sedang (25%).
Semarang tahun 2013 sebesar Rp 1.209.100. Higiene mulut buruk mempunyai risiko 3,9 kali
Individu dengan sosio ekonomi rendah lebih besar mengalami pocket periodontal
menunjukkan risiko lebih tinggi kehilangan yang lebih dalam (>1,4 mm) dibanding
jaringan pendukung gigi. Peningkatan risiko ini higiene mulut sedang. Higiene mulut
terjadi karena rendahnya pendapatan yang menunjukkan derajat kebersihan gigi dan
berkaitan dengan kurangnya akses ke mulut yang diukur berdasarkan debris dan
perawatan gigi.5 kalkulus yang menutupi permukaan gigi.
Debris adalah lapisan lunak yang terdapat di
Pocket Periodontal atas permukaan gigi yang terdiri atas bakteri
Berdasarkan pocket periodontal, dan sisa makanan. Kalkulus disebut juga
semua responden mempunyai pocket "tartar" merupakan endapan keras hasil
periodontal dengan kedalaman rata-rata 1,4 mineralisasi plak gigi, melekat erat
mm. Proporsi kedalaman pocket periodontal mengelilingi mahkota dan akar gigi.10
68
Poket periodontal pada buruh pabrik...... (Kriswiharsi dan Agus)
Studi menunjukkan bahwa lebih dari 1. Ada hubungan antara lama waktu
500 jenis mikroba yang berbeda dapat merokok dengan pocket periodontal (p-
ditemukan di plak gigi. Plak gigi yang matang value 0,04; 95%CI=1,037-5,941; PR =
terkait dengan penyakit periodontal, jumlah 2,482). Merokok > 17 tahun memiliki risiko
bakteri gram-negatif dan bakteri anaerob 2,482 kali lebih besar mengalami pocket
meningkat. Jumlah bakteri di atas gingiva periodontal >1,4 mm dibanding yang
(supragingiva) pada satu permukaan gigi merokok ≤ 17 tahun.
dapat melebihi 1x 109 bakteri. Di bawah 2. Ada hubungan antara higiene mulut
gingiva, jumlah bakteri berkisar dari 1x103 buruk dengan pocket periodontal (p-
pada celah yang sehat sampai lebih dari 1 x value 0,023; 95%CI=1,143-13,311; PR =
108 dalam pocket periodontal.6 Hasil 3,9). Higiene mulut buruk mempunyai
penelitian ini mendukung hasil penelitian di risiko 3,9 kali lebih besar mengalami
Arab Saudi yang menunjukkan hubungan pocket periodontal >1,4 mm dibanding
yang signifikan antara skor plak yang tinggi higiene mulut sedang.
dan kondisi periodontal yang buruk.11 3. Ada hubungan antara kapasitas buffer
Kapasitas buffer saliva adalah saliva dengan pocket periodontal (p-
larutan yang dapat mempertahankan pH value 0,011; 95%CI=1,283-7,984; PR=3,2).
saliva supaya tetap konstan. Pengukuran skor Kapasitas buffer saliva rendah-sedang
kemampuan bufer saliva dilakukan setelah memiliki risiko 3,2 kali lebih besar
dilakukan stimulasi dengan rangsangan mengalami pocket periodontal >1,4 mm
mekanis berupa pengunyahan permen karet daripada kapasitas buffer saliva tinggi.
tanpa gula. Nilai normal kapasitas buffer
saliva adalah pada kategori tinggi yaitu 10-12. SARAN
Pada penelitian ini, persentase pocket
periodontal yang lebih dalam (>1,4 mm) lebih Berdasarkan hasil tersebut, disarankan
banyak terjadi pada responden dengan bahwa :
buffer saliva rendah-sedang (61,5%) 1. Pocket periodontal menunjukkan tingkat
dibanding buffer saliva tinggi (50,6%). kerusakan periodontal. Bila pocket
Kapasitas buffer saliva rendah-sedang periodontal saat ini belum menunjukkan
memiliki risiko 3,2 kali lebih besar mengalami keparahan, kerusakan periodontal
pocket periodontal yang lebih dalam (>1,4 mempunyai sifat kerusakan kumulatif,
mm) dibanding kapasitas buffer saliva tinggi. sehingga perlu pendidikan kesehatan
Kapasitas buffer saliva merupakan faktor pada perokok tentang kesehatan gigi
penting yang memainkan peran dalam dan mulut mulai aspek pemeliharaan
pemeliharaan pH saliva, dan remineralisasi kesehatan gigi dan mulut sampai
gigi. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya kegiatan pembersihan plak gigi secara
tergantung pada konsentrasi bikarbonat .Hal teratur (skeling).
itu berkorelasi dengan laju aliran saliva, pada 2. Perokok perlu mengurangi jumlah rokok
saat laju aliran saliva menurun cenderung yang dihisap bahkan bila memungkinkan
untuk menurunkan kapasitas buffer dan melakukan upaya penghentian
meningkatkan risiko perkembangan karies kebiasaan merokok.
gigi.12 Telah diselidiki bahwa kapasitas buffer
saliva dapat menetralkan kurang lebih 90% DAFTAR PUSTAKA
asam dalam saliva dan plak gigi, walaupun 1. Seymour, G. J., Ford, P. J., Cullinan, M. P.,
demikian kemampuan menetralkan asam Leishman, S. & Yamazaki, K. (2007)
saliva tergantung dari konsentrasi gula, Relation between periodontal infections
frekuensi makan dan minum yang and systemic disease. Journal
mengandung karbohidrat dan ketebalan compilation European Society of Clinical
debris yang menempel di gigi.13 Microbiology and Infectious Disease, 13,
3-10
KESIMPULAN
2. Novak, M. J. (2002) Classification of
Berdasarkan hasil penelitian yang Diseases and Condition Affecting the
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : Periodontium. IN NEWMAN, M. G., TAKEI,
69
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 2 2013: 67-70
7070